Anda di halaman 1dari 4

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai

hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.[1] Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi
atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati
dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa
yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat
diamati dan diukur.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Penjelasan Definisi
2 Lihat pula
3 Referensi
4 Prana Luar

[sunting] Penjelasan Definisi


Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah
kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan
saja.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat
kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang
segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam
potensi seseorang untuk berperilaku.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan
perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran
yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan
perilaku tersebut.
perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil
dari pengalaman.[1] Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat
perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.[1] Konsep tersebut adalah teoretis, dan
dengan demikian tidak secara langsung dapat diobservasi:

Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku dalam
cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari Anda (bahkan saya rasa
mayoritas dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup Anda. Dengan
perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang
individu berperilaku, bereaksi, dan merespons sebagai hasil dari pengalaman dengan satu
cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya[2].

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Pembelajaran dalam dunia pendidikan


2 Teori pembelajaran
o 2.1 Pengondisian klasik
o 2.2 Pengondisian operant
o 2.3 Pembelajaran sosial
3 Metode pembentukan perilaku
4 Lihat pula
5 Referensi

[sunting] Pembelajaran dalam dunia pendidikan


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

[sunting] Teori pembelajaran


Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola
perilaku, yaitu teori pengondisian klasik, pengondisian operant, dan pembelajaran sosial.[1]

[sunting] Pengondisian klasik

Ivan Pavlov, ahli fisiolog dari Rusi yang memperkenalkan Teori Pengondisian Klasik

Pengondisian klasik adalah jenis pengondisian di mana individu merespons beberapa


stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru.[1] Teori ini tumbuh berdasarkan
eksperimen untuk mengajari anjing mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap bel yang
berdering, dilakukan pada awal tahun 1900-an oleh seorang ahli fisolog Rusia bernama Ivan
Pavlov[3].

[sunting] Pengondisian operant

Pengondisian operant adalah jenis pengondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan
menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman.[1] Kecenderungan untuk
mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari
konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku.[1] Dengan demikian, penegasan akan
memperkuat sebuah perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi.[1]

Apa yang dilakukan Pavlov untuk pengondisian klasik, oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner,
dilakukan pengondisian operant[4]. Skinner mengemukakan bahwa menciptakan konsekuensi
yang menyenangkan untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi
perilaku tersebut[4].

[sunting] Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui pengamatan
dan pengalaman langsung.[5] Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari
pengondisian operant -teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi dari
konsekuensi- teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan
pentingnya persepsi dalam pembelajaran.[5]

[sunting] Metode pembentukan perilaku


Ketika seseorang mencoba untuk membentuk individu dengan membimbingnya selama
pembelajaran yang dilakukan secara bertahap, orang tersebut sedang melakukan
pembentukan perilaku.[1] Pembentukan perilaku adalah secara sistematis menegaskan setiap
urutan langkah yang menggerakkan seorang individu lebih dekat terhadap respons yang
diharapkan.[1] Terdapat empat cara pembentukan perilaku: melalui penegasan positif,
penegasan negatif, hukuman, dan peniadaan.[1]

[sunting] Lihat pula


Pendidikan
Sekolah

[sunting] Referensi
1. ^ a b c d e f g h i j Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat,
hal. 69-79.
2. ^ McGehee, W. (en)"Are We Using All We Know About Training? Learning Theory and
Training," Personnel Psychology, Spring 1958, hal. 2.
3. ^ Pavlov, I. P. (en)The Work of the Digestive Glands, London: Charles Griffin, 1902, hal. 23-
33
4. ^ a b Skinner, B. F. Contingencies of Reinforcement, East Norwalk, CT: Appleton, 1971, hal.
100.
5. ^ a b Bandura, A. (en)Social Learning Theory, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1977,
hal. 37-38

Anda mungkin juga menyukai