Anda di halaman 1dari 17

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

II.10
PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN GALIAN DAERAH PERTAMBAN-
GAN RAKYAT KABUPATEN NABIRE, PROVINSI PAPUA

Suhandi, Heri Susanto, Yuman Pertamana

Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah Jarang

SARI

Lokasi penelitian merupakan wilayah pertambangan emas rakyat, yang tersebar di beberapa lokasi antara lain :
Blok Siriwo, Blok Senriko, Blok Wanggar, Blok Musiro dan Blok Sanoba .

Blok Siriwo, potensi emas aluvial di sebesar 0,13 kg dan mineral ikutan lainnya untuk magnetit 3.089,24 kg; ilmenit
42,55 kg; ampibol 8,49 kg, sedangkan mineral lainnya relatif kecil, kurang dari 1%. Blok Senriko, potensi bahan
galian emas sebesar 56,54 kg. Blok Wanggar, potensi emas relatif lebih kecil, untuk logam dasar (Cu, Pb dan Zn)
tidak ada yang menonjol, kecuali untuk Ni 2284 ppm dan Cr 5389 pmm. Blok Musiro, hasil analisis conto tidak
terdektesi adanya emas, kecuali untuk mineral epidot relatif besar (81,70 %), untuk mineral magnetit (7,737 %),
amfibol (8,77 %) dan mineral lainnya relatif kecil (<1 %). Blok Sanoba, merupakan wilayah tambang batupasir,
analisis conto menunjukkan kandungan unsur logam 1616 ppb Au, 4126 ppm Cr dan 1943 ppm Mn, sedangkan
untuk unsur logam Cu, Pb dan Zn kecil (<1 %).

Potensi bahan galian emas di daerah penelitian relatif kecil sehingga tidak cocok diusahakan oleh pertambangan
skala besar. Secara umum penambangan emas yang dilakukan oleh rakyat di daerah penelitian tidak dilakukan den-
gan optimal baik dari segi penambangan dan pengolahan maupun aspek lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya
pembinaan, pengawasan, pengelolaan bahan galian lain/mineral lain dan mineral ikutan terutama untuk mineral-
mineral yang mempunyai kandungan/kadar tinggi seperti magnesit, ilmenit, nikel, garnet, epidot, amfibol dan besi
(Fe) sehingga dapat dimanfaatkan karena bernilai ekonomis.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk


PENDAHULUAN
memperoleh data dan informasi potensi bahan
galian termasuk bahan galian lain/mineral
Latar Belakang
ikutan di wilayah tersebut. Tujuannya untuk
memberikan rekomendasi yang dapat dipergu-
Pertambangan rakyat dapat dijumpai di berbagai
nakan sebagai salah satu dasar pengembangan
wilayah di Indonesia, umumnya kegiatan penam-
dan pengelolaan bahan galian yang masih mem-
bangan dan pengolahan bahan galian yang
punyai prospek untuk dimanfaatkan.
dilakukan cenderung memperlihatkan kondisi
yang memprihatinkan. Hal ini tercermin dari
Lokasi Penelitian
kondisi pemanfaatan sumber daya mineral yang
kurang terencana dalam melakukan produksi
Kabupaten Nabire memiliki luas wilayah 15.350
bahan galian tanpa adanya tahapan kegiatan
km 2 berada diantara 13435-13640BT dan
eksplorasi yang benar untuk mengetahui sumber
225- 415LS, terletak di kawasan Teluk Cend-
daya dan cadangan serta kurang memperhatikan
erawasih bagian tengah Provinsi Papua.
dampak terhadap lingkungan sekitarnya.

Kabupaten ini memiliki posisi yang sangat strate-


Kegiatan pertambangan rakyat berpotensi meny-
gis bagi lalu lintas perdagangan dan transportasi
isakan bahan galian pada saat penambangan
baik lewat laut maupun lewat udara, antar pulau
dan pengolahannya, oleh karena itu bahan galian
dan antar kabupaten yang ada di wilayah Provinsi
yang tertinggal/tersisa pada wilayah pertam-
Papua (Gambar.1).
bangan rakyat perlu dilakukan penelitian dalam
upaya untuk mengetahui kemungkinan peluang
pemanfaatannya. Bahan galian tersebut dapat
berupa bahan galian utama, bahan galian lain
GEOLOGI
dan mineral ikutannya. Hal ini sejalan dengan
amanah yang terdapat di dalam Pasal 33 ayat 3
Berdasarkan peta geologi lembar Enarotali
UUD 1945, dimana bumi, air dan kekayaan alam
(D.M.Dow, dkk, 1990), kondisi geologi di daerah
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
kegiatan memberikan bukti akan evolusi dalam
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat, dalam
kawasan tektonostratigrafi yang saling berlawa-
Kepmen ESDM Nomor: 1453.K/29/MEM/2000,
nan; di selatan dan jauh di barat, batuan klastika
bahwa bahan galian harus diambil/ditambang
Mesozoikum dan karbonat Tersier menjadi saksi
secara terencana, teratur, bertanggung jawab
akan pengendapan di lingkungan nir-laut dan
dan berkelanjutan untuk kepentingan dan kes-
laut dangkal yang disebut sebagai pelataran Irian
ejahteraan penduduk Indonesia.
Jaya. Makin jauh ke utara dan timur, kecender-
ungan lajur dari batuan malihan tingkat rendah
kira-kira mengarah dari timur tercampuri oleh
batolit diorit dan terdorong kebagian selatan di
Maksud dan Tujuan
bagian barat singkapannya yang mungkin men-

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

unjukkan padanan landaian benua dari Pelataran Satuan Gunungapi Tobo (Tlt), terdiri dari aglom-
Irian Jaya, dan berhubungan dengan jalur per- erat basa hingga menengah sangat terubah, tufa,
alihan. Pada bagian Utara ditempati oleh batuan lava dan batuan gunungapi tela berlapis (batu-
ultramafik yang berhubungan dengan kerak pasir tufaan, grewake dan batulanau) diterobos
samudera menempati jalur ofiolit yang seba- oleh retas gabro mikro terubah, umur satuan ini
gian tertutup oleh batuan endapan laut dangkal diperkirakan Paleogen.
hingga daratan lebih muda dan batuan gunun-
gapi. Satuan Gunungapi Nabire (Tmpn) terdiri dari
aglomerat dan berselingan dengan tufa basal
Litologi yang menyusun daerah kegiatan ter- alkali hingga andesit, konglomerat gunungapi
diri dari : Batuan Ultramafik tak bernama (Mu) dan sedikit tufa, batupasir tufaan, batupasir
berupa serpentinit hitam dan hijau tua dan gampingan berforaminifera, basal spilit teru-
piroksenit terserpentinitkan, peridotit dan sedikit bah (lava) dan andesit hornblende porfir atau
dunit, umumnya menyatu dengan pita amfibolit, atuan terobosan diorit mikro di bagian selatan,
dolerit dan sekis klorit dan talkum. Setempat umurnya antara Miosen Akhir Pliosen Awal.
kromit menyebar luas, pirit dan pirhotit terpu-
satkan di sepanjang beberapa lajur rabakan Konglomerat Karado berupa konglomerat aneka
dan jarang menyebar. Litologi ini berkaitan bahan, sedikit batupasir kerikilan, batulumpur
dengan amfibolit tak-bernama yang berbukit dan lapisan dan lensa tufa yang berumur Plio-
rendah membulat pejal menempati jalur sesar sen.
melengkung antara hulu S.Waumi di barat dan
pertengahan aliran Sungai Tobo di tengah utara, Anggota Batugamping Legare terdiri dari
di Siriwo pada ujung utara Pegunungan Weyland, batugamping berwarna krem hingga putih, coklat
antara Sungai Warenai dan ujung timur Lembar dan merah bila lapuk, biokalkarenit, kalsirudit
di timur laut. dan setempat mikrit, umumnya berongga atau
bergerohong. Satuan ini berumur Pliosen Akhir
Amfibolit tak bernama (Ktpa) berupa amfibolit, Pliosen.
sedikit sekis serisit kuarsa karbonan, sekis klorit
dan sekis biotit karbonan di timur (kemungkinan Batulumpur Bumi tersusun dari batulumpur
malihan retrograd dampak dari penerobosan pasiran dan lanauan dengan selipan batunapal,
Diorit Utawa), setempat gabro teruraikan. batupasir dan batulanau; setempat lensa tebal
dari konglomerat dan lapisan tipis kokuina. Sat-
Satuan Batugamping Nanamajiro (Ton) terdiri uan ini berumur Pliosen Akhir Plistosen Awal.
dari batugamping (kalsirudit, koral, ganggang,
kalkarenit dan kalsilutit), berselang seling den- Batuan Gunungapi Wanggar terdiri dari lava basal
gan lapisan atau lensa tak teratur konglomerat olivin, terdiri dari fenokris euhedral (20-30%)
kerikilan lempungan. Satuan Batuan ini selaras augit, olivin dan sedikit biotit dan horenblenda
di bawah Batuan Gunungapi Tobo yang berumur pada masadasar gelas yang terdevitrifikasi,
Oligosen Awal. mengandung jarum plagioklas (membentuk tek-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

stur trakit) augit dan oksida besi, satuan batuan asi sebagai berikut :
ini berumur Plistosen Awal.
Blok Siriwo
Aluvium berupa bongkah, kerakal dan lensa dari
batupasir kasar bersilang siur. Sebaran endapan Di daerah ini terdapat dua lokasi pengama-
aluvium di daerah kegiatan terdapat di sekitar tan yang letaknya berdekatan antara conto satu
Topo, Distrik Uwapa, sepanjang dataran sungai dengan lainnya, pengambilan conto (NB/S.03)
disekitar Kilo 62 hingga ke bagian hilir, di Cen- dilakukan pada aliran sungai aktif pada Sun-
trico, Sungai Siriwini dan Daerah Aliran Sungai gai Kali Bambu dengan lebar 30 meter, terdiri
Musairo. dari fragmen batuan sedimen dan batuan beku
(ultramafik 20 %), berukuran pasir, sampai bong-
kah, sedangkan satu lokasi terletak pada teras
sungai (NB/C.04).
PEMBAHASAN
Contoh tersebut tersusun oleh batupasir lem-
Potensi Sumber Daya Daerah Penelitian pungan, berwarna abu kekuningan, agak lapuk,
ukuran butir pasir halus sampai sedang dengan
Kegiatan lapangan dipusatkan terhadap arah perlapisan batuan N2200E/520.
lokasilokasi yang memberikan arti penting
bagi penambangan sekala kecil terutama pada Hasil analisis mineral butir pada conto NB/C.04
daerah-daerah pertambangan rakyat (PETI) yang mengandung/kadar emas 1VFC, dari volume 10
menghidupkan perekonomian bagi masyarakat liter sebanding dengan 0,026 miligram atau 2,60
sekitarnya. Untuk menunjang hasil kegiatan mg/m. Luas singkapan tersebut, berukuran 50
tersebut dilakukan penelitian terhadap kegiatan m x 500 m dengan ketebalan 2 m, maka sumber
tambang rakyat dan lokasi-lokasi contoh batuan daya hipotetik emas aluvial sebesar 0,13 Kg.
diantaranya adalah litologi, ciriciri ubahan, dan
mineralisasi sehingga dapat diperoleh hasil Untuk mineral ikutan di daerah tersebut antara
yang dapat dianggap prospek untuk penamban- lain magnetit 77.231%, ilmenit 17.020%, kuarsa
gan sekala kecil. Sejumlah contoh batuan yang 0.318%, zirkon 1.119%, amfibol 3.394% dan epi-
diambil dari lubang tambang tradisional, aluvial, dot 0.905%.
aluvial tua dan singkapan-singkapan batuan
terubah/termineralisasi yang bisa digunakan Blok Senriko
sebagai dasar penentuan pada lokasi mana yang
dapat diusahakan oleh para penambang dan Mineralisasi yang terdapat di blok Senriko pada
diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan secara batuan beku terlihat adanya pirit dan min-
optimal. eral opak tersebar, dominan batuan tersebut
diselimuti oleh oksida besi, berwarna coklat
Beberapa lokasi yang mempunyai prospek kekuningan. Hasil analisis petrografi batuan
bahan galian dan mineral ikutan untuk dievalu- tersebut adalah diabas disusun oleh plagioklas,

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

piroksen dan sedikit mineral opak yang tersebar. emas aluvial tua pada tambang tersebut sebesar
Tampak plagioklas terubah lemah ke aktinolit- 10,9 Kg.
lempung, piroksen terubah kuat ke aktinolit dan
sedikit ke epidot-opak. Hasil analisis ICP pada conto NB/C.06 yang
merupakan conto konsentrat dulang dari tailing,
Secara umum endapan aluvial tua yang terdapat hasil analisis unsur tanah jarang terdapat kadar
di blok Sentriko, pada kedalaman 0 1,5 m terdiri Ce 23 ppm, Y 27 ppm dan La 16 ppm.
dari batulempung, coklat kekuningan dan abu
kehitaman, menyerpih, setempat terdapat mika, Tambang Pensen, Kilo 80
pada kedalaman 1,5 2 m terdapat konglomerat
alas, bersifat lepas, terdiri dari fragmen kuarsa Conto konsentrat dulang pada lubang sumuran
(10% - 50%), batuan sedimen dan batuan beku tambang pada endapan aluvial tua berupa bat-
(50%), ukuran butir pasir kerikil sampai kerakal, ulempung, berwarna abu kekuningan dan sedikit
bad rock pada endapan aluvial tua, batulempung, kerikil, hasil uji coba pendulangan di lapangan
berwarna abu-abu, kenyal dan terdapat mika terlihat adanya emas berwarna kuning metalik
(1%) tersebar merata. dan pada lokasi tersebut terdapat singkapan
batuan beku.

Tambang Lakonius, Sungai Adai (Kilo 86) Hasil analisis mineral butir pada conto kon-
sentrat dulang NB/C.07 pada lubang sumuran
Tambang Lakonius berlokasi disekitar Sungai lapisan bagian atas dengan kandungan/ kadar
Adai termasuk ke dalam Blok Senriko di sebe- emas 1VCC dari volume 10 liter, sebanding den-
lah timur dari Desa Siriwo, penduduk setempat gan 3,52 miligram atau 352,00 mg/m. Luas
maupun pendatang umumnya melakukan endapan aluvial tua di daerah tambang Pensen
penambangan pada sedimen sungai aktif dan dengan luas panjang 200 m, lebar 50 m dan ket-
endapan aluvial tua (teras sungai) dengan cara ebalan 2 m, maka didapat sumber daya hipotetik
pembuatan lubang sumuran. Pada lokasi tam- emas aluvial tua sebesar 0,50 Kg.
bang Lakonus dilakukan pengambilan conto
pada endapan aluvial tua dan tailing sebanyak Untuk mineral ikutan pada conto tersebut men-
dua conto (NB/C.05 dan NB/C.06). gandung komposisi mineral (%) antara lain
magnetit 4,984, ilminit 70,984 dan epidot 23,674,
Hasil analisis mineral butir dengan conto untuk mineral kuarsa, oksida besi, serisit dan
NB/C.05, diperoleh kandungan/kadar emas rutil relatif kecil < 1 %.
sebanyak 1FC, 1MC dan 1CC dari volume 10 liter
sebanding dengan 2,7325 miligram atau 273,25 Conto konsentrat dulang pada bagian bawah
mg/m (asumsi 1VFC 0,026 mgr, 1MC 0,3125 mgr NB/C.08 (konglomerat dasar), mengandung buti-
dan 1CC 2,36 mgr). Luas endapan aluvial tua = ran emas sebanyak 13VFC, 11FC, 6MC, 2CC dari
100 m (lebar) x 200 m (panjang) dengan keteba- volume 10 liter, sebanding dengan 7,5930 mgr
lan 2 m, sehingga didapat sumber daya hipotetik atau 759,30 gram/m, luas 10.000 m, tebal 1 m,

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

maka sumber daya hipotetik sebesar 7,59 Kg Conto tailing terdiri dari batupasir dan batulem-
pung, bersifat lepas, ukuran butir pasir sampai
Untuk mineral ikutan pada conto NB/C.08 men- kerikil (NB/C19). Hasil analisis mempunyai kand-
gandung komposisi mineral (%) antara lain ungan/kadar emas sebesar 4VFC dari volume 10
magnetit 4,667 dan ilmenit 94,264, sedangkan liter sebanding dengan 0,104 miligram atau 10,40
untuk mineral kuarsa, oksida besi, serisit, epidot mg/m. Luas daerah tailing 20.000 m, tebal 1 m,
dan rutil relatif kecil < 1 % maka sumber daya hipotetik sebesar 0,21 Kg.

Analisis petrografi batuan beku pada contoh Pada contoh konsentrat dulang dari endapan
NB/R.09 adalah batuan diabas yang teridenti- sungai aktif (NB/C.20) yang merupakan cam-
fikasi adanya pirit yang tersebar tidak merata puran dari hasil pengolahan tambang emas
dalam fragmen batuan, sebagian telah men- aluvial dan endapan sungai mengandug/kadar
galami oksidasi menjadi hydrous iron oxides, emas sebesar 17VFC dari volume 10 liter.
batuan tersebut mengalami ubahan yang cukup
kuat terlihat pada mineral piroksen ke aktinolit Hasil analisis dengan metoda AAS pada conto
dan sedikit ke epidot-opak, sedangkan plagiok- tanah lapukan (NB/C.18) untuk logam Au relatif
las terubah lemah ke aktinolit-lempung. kecil (4 ppb), sedangkan pada mineral ikutan
tidak ada yang menonjol (< 1 %).
Tambang Martin, Sungai Buaya (Kilo 67)
Tambang Demire, Kilo 64
Sungai Buaya merupakan wilayah tambang
emas aluvial, penduduk setempat umumnya Pada lokasi tambang Demire, terdiri dari bat-
melakukan penambangan pada tanah lapukan ulempug, berwarna coklat kemerahan, kenyal,
dan sungai aktif dengan cara pendulangan. Dari pengambilan conto dilakukan secara vertikal
hasil pendulangan tanah lapukan pada dind- pada batulempung sebanyak dua buah dan satu
ing/teras sungai menghasilkan butiran-butiran conto pada tailing.
emas halus, berwarna kuning metalik khas
warna emas, bentuk pipih (NB/C.17). Analisis mineral butir pada batulempung
NB/C.10 mengandung kadar emas 110VFC, 13FC,
Hasil analisis mineral butir dari conto NB/C.17 3MC, 1VC dari volume 10 liter sebanding dengan
menghasilkan kandungan/kadar emas seban- 4,9375 miligram atau 493,75 mg/m. Luas bat-
yak 29VFC, 2FC, 1MC, 3CC, 1VCC dari volume 10 ulempung di daerah tersebut 1 Ha (10.000 m)
liter sebanding dengan 11,7965 miligram atau dan ketebalan rata-rata 3 m, sehingga dida-
1179,65 mg/m. Luas sebaran endapan bat- pat sumber daya hipotetik emas pada tambang
ulempung di lokasi tersebut mempunyai luas Damire sebesar 14,81 Kg
5.000 m, ketebalan rata-rata 2,5 m, maka dida-
pat sumber daya hipotetik emas pada tambang Conto konsentrat dulang NB/C.11 (tailing) men-
Martin sebesar 8,85 Kg. gandung butiran emas sebanyak 5VFC, 17FC,
4MC, 4CC dari volume 10 liter, sebanding den-

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

gan 10,9220 mgr atau 1.092,9 gram/m dengan Hasil analisis mineral butir pada konsentrat
volume 1000 m, sumber daya hipotetik sebesar dulang (NB/C.26) diambil pada konglomerat
1,10 Kg dasar (aluvial tua) menunjukkan kandungan/
kadar emas sebanyak 4VFC, 1FC, 1MC dan 1CC
Jalan Pemerintah, Kilo 63 dari volume 10 liter sebanding dengan 2,8365
miligram atau 283,65 mg/m. Luas sebaran enda-
Pada lokasi tersebut dilakukan pencontohan ter- pan konglomerat di lokasi tersebut diperkirakan
hadap batuan fresh (NB/R.16) dan batulempung 5.000 m, ketebalan rata-rata 0,5 m, sehingga
secara vertikal dengan interval 2 meter seban- didapat sumber daya hipotetik emas pada tam-
yak tiga conto (NB/S.13, NB/S.14 dan NB/S.15) bang Damire sebesar 0,71 Kg.

Analisis petrografi pada conto NB/.16 adalah Analisis AAS (Atomic Absorption Spectrometry)
batuan serpentinit terdiri dari serpentin (75%), terhadap conto batulempung (NB/S.24 dan
olivin (10%), mikrokristalin karbonat (8%) dan NB/S.25) untuk kadar emas relatip kecil antara 5
mineral opak (7%). Dalam sayatan tipis batuan ppb sampai 9 ppb, sedangkan untuk logam berat
ini telah mengalami ubahan kuat, menunjukkan (Cu, Pb, Zn) berdasarkan klasifikasi Levinson,
struktur bastite. 1974 (Tabel 4.3.) terhadap conto batulempung
(NB/S.24 dan NB/S.25) tidak ada kelimpahan
Hasil analisis kimia AAS terhadap ke tiga conto kandungan/kadar, begitu juga untuk kadar Ni
tersebut di atas menunjukkan kadar logam sebesar antara 404 ppm 441 ppm, Co 64 ppm
dasar dengan komposisi mineral berkisar untuk 77 ppm, Cr 456 ppm 537 ppm dan Mn 502 ppm
Cu (134 ppm 143 ppm), Pb (29 ppm 31 ppm) 539 ppm.
dan Zn (59 ppm 83 ppm) dan emas dengan
kadar antara 40 ppb 105 ppb, sedangkan untuk Analisis ICP terhadap conto konsentrat (NB/C.23)
mineral lain relatif kecil. menunjukkan unsur tanah jarang untuk Ce 19
ppm, Y 30 ppm dan La 18 ppm.
Lokasi kilo 62
Lokasi Kilo 61
Pada lokasi kilo 62 dilakukan pemerconto-
han konsentrat dulang terhadap sungai aktif Batuan ultramafik, berwarna abu-abu kehitaman
(NB/C.23) dan aluvial tua sebanyak tiga conto dan hijau tua, banyak rekahan, terdapat mineral
(NB/S.24, NB/S.24, NB/C.24 ). pirit dan sebagian batuan beku ultramafik diseli-
muti oleh oksida besi. (NB/R22).
Analisis mineral butir pada conto konsentrat
dulang (NB/C.23A), tidak terdeteksi adanya Hasil analisis AAS terhadap batuan ultranafik
kandungan/kadar emas, untuk mineral ilminit (NB/R22) menunjukkan kadar emas sangat kecil
(70,03%) dan magnetit (20,42%) cukup besar, < 2 ppb, untuk logam berat dengan kadar Cu 12
epidot (1,60%) dan garnet (7,96%), untuk mineral ppm, Pb 21 ppm dan Zn 42 ppm, sedangkan untuk
ikutan lainnya tidak menonjol. kadar Ni 2039 ppm, Co 105 ppm, Cr 910 ppm, Mn

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

560 ppm dan Fe 6,25 %. Pada lokasi yang sama gan 11,8190 miligram atau 1181,90 mg/m. Luas
terhadap batulempung (NB/S.21) menunjukkan endapan batulempung 0,5 Ha, tebal 2 m, maka
hasil analisis perbedaan yang sangat menyolok sumber daya hipotetik sebesar 11,82 Kg.
terhadap batuan ultramafik terutama pada min-
eral logam berat dengan kadar Cu 60 ppm, Pb Pada conto konsentrat dulang dari aluvial sun-
36 ppm dan Zn 171 ppm, begitu juga untuk min- gai (NB/C.29) yang merupakan campuran sisa
eral Ni 2734 ppm, Co 399 ppm, Cr 5725 ppm dan pengolahan emas atau berupa tailing dengan
Mn 2066 ppm dan Fe 22,46 %, sedangkan untuk endapan sungai mengandung butiran emas
kadar emas relatif sama < 2 ppb. sebanyak 22VFC, 9FC, 4MC, 5CC dan dari volume
10 liter sebanding dengan 13,5370 miligram atau
Pada conto tanah NB/S.21 relatif lebih besar jika 1353,70 mg/m. Panjang 200 m, lebar 40 m dan
dibandingkan dengan conto batuan NB/R.22. ketebalan rata-rata 0,5 m.
Kondisi ini dimungkinkan disebabkan oleh
adanya proses mineral karena pengaruh gravitasi Untuk conto batulempung kerikilan keraka-
yang mengakibatkan adanya proses remobilitasi lan, menyudut tanggung-membulat tanggung
mineral di dalam tanah. (NB/S.30). Hasil analisis AAS (Atomic Absorption
Spectrometry) dengan kandungan/kadar emas
Lokasi Sungai Cemara dan Kali Bumi sebesar 40066 ppb, kondisi ini menunjukkan
kandungan emas relatif besar, kemungkinan
Lokasi Sungai Cemara merupakan endapan adanya proses pengkayaan karena adanya pen-
sungai aktif dari conto pendulangan (NB/C.27) garuh gravitasi yang menyebabkan terjadinya
terdapat beberapa butiran emas, analisis butir proses remobilitasi di dalam batulempung terse-
menunjukkan kandungan/kadar emas sebanyak but.
4VCC, 4FC, 3MC dan 1VCC dari volume 10 liter
sebanding dengan 4,8035 miligram atau 480,35 Desa Urumusu, Kilo 30
mg/m. Panjang 200 m, lebar 75 m dan ketebalan
rata-rata 0,5 m, sehingga didapat sumber daya Lokasi Desa Urumusu menempati morfologi
hipotetik emas sebesar 3,60 Kg. perbukitan bergelombang, pada lokasi tersebut
pemercontoan sebanyak dua buah (NB/R.01 dan
Lokasi Kali Bumi adalah wilayah baru penam- NB/R.02), terdiri dari batupasir kuarsa dan bat-
bangan emas aluvial dan aluvial tua, terdiri dari uan beku, abu kehijauan, sedikit lapuk.
batulempung, kerikilan sampai kerakalan dan
pengambilan conto sebanyak 3 buah (NB/C.28, Analisis AAS pada conto NB/R.02 menunjukkan
NB/C.29 dan NB/C.30). komposisi mineral dengan kandungan/kadar
untuk Cu 77 ppm, Pb 58 ppm, Zn 68, Co 129, Ni
Conto konsentrat dulang dari aluvial tua berupa 2525, Mn 814, Ag 1, Cr 261 dan Fe 7.40 %, sedan-
batulempung kerikilan (NB/C.28) mengandung gkan kadar emas relatif kecil <2 ppb.
butiran emas sebanyak 9VFC, 6FC, 2MC, 3CC
dan 1VCC dari volume 10 liter sebanding den- Mengacu pada klasifikasi kandungan rata-rata

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

setiap unsur pada batuan beku (ultramafik) Lev- Pada cono NB/S.33 berupa batupasir lempungan
inson, 1974, (Tabel 4.2.) terhadap conto batuan terdiri dari fragmen batuan beku dan sedimen,
NB/R.02 di daerah tersebut adanya kelimpahan ukuran butir yang tertinggi berdiameter 10 cm.
kandungan untuk unsur logam dasar tetapi tidak Hasil analisis conto dengan metoda AAS untuk
signifikan unsur emas relatif kecil, sedangkan untuk unsur
logam dasar (Cu, Pb, Zn) tidak ada yang menon-
Hasil analisis XRD terhadap conto batupasir jol, kecuali untuk unsur Ni 2284 ppm dan Cr 5389
kuarsa terdiri dari mineral quartz, albite, kao- ppm.
line, illite dan sepiolite. Luas sebaran batupasir
kuarsa, panjang 500 m, lebar 50 m dam tebal 5 Blok Musairo - Legare
m, maka sumber daya hipotetik sebesar 125.000
m atau sebanding dengan 331.250 ton.(asumsi Sungai Musairo dan Kali Jernih
berat jenis pasir kuarsa 2,65).
Sepanjang Sungai Musairo dan Kali Jernih
Blok Wanggar merupakan lokasi bekas penambangan emas
aluvial, penambangan emas tersebut dilakukan
Pemercontoan di lokasi Sungai Wanggar dilaku- oleh penduduk setempat dengan mendulangan
kan pada sungai aktif dan endapan batulempung pada endapan sungai dan aluvial dan Kali Jernih
sebanyak 3 conto, dua conto pada sungai aktif merupakan cabang kanan hilir Sungai Musairo
(NB/C.31 dan NB/C.32) dan satu conto pada terdiri dari tufa, granit dan batu kuarsa
endapan aluvial NB/S.33 berupa batulempung
(untuk conto NB/C.31A dari conto NB/C.31 di Hasil petrografi pada conto batuan NB/R.40 dan
bagi menjadi dua). NB/R.41 di lokasi Kali Jernih terdiri dari tufa litik
disusun oleh fragmen batuan andesit dan frag-
Hasil analisis mineral butir pada cono konsen- men mineral plagioklas, piroksen dan mineral
trat dulang (NB/C.31A) mempunyai kandungan/ opak dan batuan granit (NB/R.41) yang disusun
kadar emas 1VFC dari volume 10 liter, sebanding oleh plagioklas, ortoklas, kuarsa, muskopit/ser-
dengan 0,026 mg atau 2,60 mg/m. dengan pan- isit dan mineral opak.
jang sungai diperkirakan 1 km dan lebar sungai
25 m Conto konsentrat dulang dilakukan pada cabang
Sungai Musairo berupa pasir sungai. Hasil ana-
Conto konsentrat dulang pada sungai aktif lisis mineral butir pada endapan sungai aktif
NB/C.32, terdiri dari batupasir sungai, ukuran (NB/C.36) tidak terdeteksi adanya kandungan/
pasir sampai kerakal. Hasil analisis mineral butir kadar emas, sedangkan untuk mineral epidot
menunjukkan kandungan/kadar sebesar 2VFC dengan komposisis mineral sangat besar (81,700
dan 2FC. Adanya kandungan/kadar emas dari %), untuk mineral magnetit (7,737 %) dan amfibol
conto sungai aktif dimungkinkan karena pada (8,769 %), sedangkan mineral ikutan lainnya <
lokasi di bagian hulu adanya kegiatan penmban- 10%.
gan emas aluvial.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Conto konsentrat dulang sungai aktif (NB/C.38). dengan alat berat, dalam 1 hari penambangan
Hasil analisis mineral butir tidak terdeteksinya pasir rata-rata 30 truk (1 truk = 2,5 m), dengan
adanya kandungan/kadar emas, sedangkan harga 1 truk pasir = Rp. 100.000,-(harga setem-
untuk kandungan/kadar magnetit cukup tinggi pat), lebar sungai 15 meter, tebal 4 meter dan
sebesar 85 %. panjang 3 km.

Hasil analisis AAS pada conto tailing (NB/C.37), Sungai Sanoba disusun oleh fragment batugamp-
mempunyai kandungan/kadar sebesar 4580 ppb, ing terumbu, berongga berwarna coklat muda,
mineral yang cukup tinggi adalah Cr 10651 ppm batupasir berwana abu-abu, ukuran butir pasir
dan Mn 1833 ppm, sedangkan untuk logam dasar kasar sampai kerikil, lebar sungai 15 meter,
Cu, Pb, Zn tidak ada yang menonjol. Kandungan/ tebal antara 3-5 meter dan panjang 3 km.
kadar emas cukup tinggi dari tailing disebabkan
daerah tersebut bekas adanya kegiatan pertam-
bangan emas aluvial. Aspek Geologi dan Pertambangan

PT Kristalin merupakan wilayah pertambangan Secara umum geologi daerah penyelidikan


emas sekala kecil, pemercontohan dilakukan ditempati oleh batuan ultramafik, diabas, granit,
sebanyak 4 conto, terdiri dari batulempung dan tufa, aluvial dan aluvial tua. Batuan ultramafik
batulumpur (NB/S.43, NB/S.44, NB/S.45 dan tersebut sebagian besar telah mengalami uba-
NB/C.45A) han dan mineralisasi.

Conto konsentrat dulang (NB/C.45A) dilakukan Ditemukannya emas pada beberapa lokasi
analisis mineral butir mengandung butiran emas penambangan seperti yang ditafsirkan dis-
sebanyak 5VFC, 4FC, 3MC, 1CC dan 2VCC dari ebabkan oleh adanya aktivitas hidrotermal pada
volume 10 liter sebanding dengan 9,3875 mili- kurun waktu geologi yang lampau, hal tersebut
gram atau 938,75 mg/m. Luas batulempung 5 dibuktikan antara lain :
Ha dan tebal 2 m, maka sumber daya hipotetik
sebesar 93,88 Kg. 1. Adanya Singkapan batuan beku dan bongkah-
bongkah batuan yang mengalami ubahan
Hasil analisis AAS pada conto batulumpur propilitisasi dan pengersikan di beberapa
NB/S.45 mengandung kadar emas 18 ppb, untuk tempat.
logam dasar Cu 73 ppm, Pb 31 ppm, Zn 69 ppm
dan Co 68 ppm, Ni 308 ppm, Mn 609 ppm tidak 2. Kerikil-kerakal kuarsa pada endapan aluvial
ada yang menonjol. tua, endapan sungai.

Blok Sanoba 3. Hasil analisis petrografi dari batuan lapuk


NB/R.09 (diabas) mengandung mineral min-
Sungai Sanoba merupakan lokasi penambangan eral aktinolit dan epidot dimana piroksen
pasir sungai, dilakukan oleh penduduk setempat terubah kuat ke aktinolit, epidot dan mineral

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

lempung pada batuan diabas terubah. masalah lingkungan, antara lain : terjadinya
perubahan fisik dan kimia pada tanah, terjadinya
4. Hasil analisis ICP dari 7 conto, nilai kelimpa- erosi, terbentuknya sedimentasi, peruba-
han tertinggi untuk unsur tanah jarang han debit sungai dan rusaknya struktur dan
sebesar Ce 381 ppm, Y 64 ppm dan La 251 keanekaragaman vegetasi.
ppm terdapat pada conto NB/31 B, sedang-
kan untuk conto lainnya berkisar antara Ce Upaya untuk meminimalisasi resiko tersebut
6 48 ppm, Y 5 30 ppm dan La 8 43 ppm. dapat dilakukan dengan menerapkan penam-
bangan yang berwawasan lingkungan antara
Mineral-mineral ikutan lainnya yang ada dalam lain melakukan penambangan dengan cara back
konsentrat dulang antara lain : magnetit, ilmenit, filling yaitu mengembalikan kembali material
piroksen, epidot, garnet, kuarsa/felspar, sepen- sisa atau tailing yang ada ke lokasi lubang tam-
tinit dan rutil yang mengindikasikan batuan asal bang yang disemprot, hal tersebut menghindari
pembawa endapan emas aluvial tersebut. terjadinya lahan terbuka yang luas, mengaman-
kan atau memelihara tanah yang mengandung
Sistem Penambangan humus untuk nantinya digunakan sebagai media
tumbuh pada kegiatan revegetasi pasca penam-
Metode penambangan emas aluvial di lokasi bangan.
kegiatan dilakukan dengan cara mendulang
endapan-endapan sungai aktif (aluvial muda), Tailing hasil penambangan dan pencucian
pada tanah residual dan aluvial tua dan menggu- umumnya dibiarkan mengalir ke lokasi yang
nakan sistem tambang semprot pada aluvial tua lebih rendah yang selanjutnya mengendap dan
dan tanah yang selanjutnya dilewatkan ke dalam sebagian masuk ke dalam badan air. Hal ini dapat
sluice box kemudian didulang untuk memper- menyebabkan sedimentasi dan menurunkan
oleh bijih emasnya. Butiran emas yang diperoleh kualitas sungai seperti terjadinya pendangkalan
umumnya dijual secara langsung tanpa melalui dan kekeruhan pada air sungai.
pengolahan terlebih dahulu, sedangkan min-
eral-mineral berat lainnya tidak dimanfaatkan. Metode penambangan emas yang dilakukan
Kandungan mineral-mineral berat di daerah ini saat ini berupa pendulangan, tambang gali
perlu penelitian lebih detail karena diharapkan berupa sumuran dan sistem tambang semprot
masih memiliki potensi untuk dimanfaatkan merupakan metode yang masih dapat dilakukan
sehingga kegiatan penambangan ini efisien di daerah Nabire, hal ini sesuai dengan potensi
dalam memanfaatkan bahan galian yang ada. sumberdaya hipotetik dan kondisi sebaran ceba-
kan emas aluvial yang berdimensi kecil dan
Metode tambang semprot pada beberapa lokasi terbatas sehingga penambangan skala kecil
dilakukan untuk meningkatkan produksi karena relatif lebih ekonomis untuk diterapkan.
material yang terbongkar relatif lebih banyak.
Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
produksi emas namun menyebabkan beberapa

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

sebesar 0,21 Kg. sumber daya hipotetik mineral


ikutan untuk magnetit 45,91 Kg; ilmenit 1.184,34
Kg. Tambang Lakonius untuk magnetit 3.089,24
Kg; ilmenit 2398,44 Kg; Sumber daya hipotetik
mineral ikutan untuk mineral ampibol 14,6 Kg;
KESIMPULAN DAN SARAN
epidot 80,37 Kg; garnet 2,35 Kg. Tambang Demire
dari aluvial (tanah lapukan) mempunyai sumber
Kesimpulan
daya hipotetik emas 14,81 Kg. Tailing mempun-
yai sumber daya hipotetik 1,10 Kg. sumber daya
Kegiatan penelitian Optimalisasi bahan galian
hipotetik mineral ikutan untuk magnetit 230,10
daerah pertambangan Kabupaten Nabire, dilaku-
Kg dan ilmenit 2.670,54 Kg, sedangkan mineral
kan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
lainnya < 1 %. Lokasi Kilo 62 mempunyai sum-
mana potensi bahan galian lain/mineral lain
ber daya hipotetik sebesar 0,71 Kg. sumber daya
dan mineral ikutan yang ada di pertambangan
hipotetik mineral ikutan untuk magnetit 11,97 Kg
dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkes-
dan ilmenit 220,92 Kg, untuk mineral lainnya <
inambungan dengan tidak mengabaikan sumber
1 %. Lokasi Sungai Cemara dan Kali Bumi pada
daya/cadangan bahan galian lain/mineral ikutan
konsentrat dulang (aluvial tua) mempunyai sum-
oleh para pelaku usaha pertambangan. Dari keg-
ber daya hipotetik emas sebesar 11,82 Kg.
iatan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut
:
3. Blok Wanggar

1. Blok Siriwo
Sungai Wanggar terdapat kandungan/kadar
emas sebesar 2VFC dan 2FC, sedangkan untuk
Sumber daya hipotetik emas aluvial di Blok
aluvial (NB/C.31) relatif lebih kecil, ini dimung-
Siriwo sebesar 0,13 Kg dan mineral ikutan lain-
kinka karena pada bagian hulu daerah tersebut
nya untuk magnetit 3.089,24 Kg; ilmenit 42,55
adanya kegiatan penambangan emas. Analisis
Kg; ampibol 8,49 Kg, sedangkan mineral lainnya
AAS untuk kadar emas relatif kecil, untuk logam
relatif kecil < 1 %.
dasar (Cu, Pb dan Zn) tidak ada yang menonjol,
kecuali untuk Ni 2284 ppm dan Cr 5389 pmm.
2. Blok Senriko

4. Blok Musiro
Tambang Lakonius sumber daya hipotetik aluvial
tua sebesar 10,90 Kg. Tambang Pensen sumber
Analisis mineral butir pada konsentrat dulang
daya hipotetik emas pada lapisan endapan alu-
NB/C.36 tidak terdektesi adanya kadar emas,
vial tua bagian atas sebesar 0,50 Kg, sedangkan
kecuali untuk mineral epidot relatif besar (81,70
lapisan aluvial bawahnya sumber daya hipotetik
%), untuk mineral magnetit (7,737 %), amfibol
emas 8,85 Kg, maka sumber daya hipotetik Tam-
(8,77 %) dan mineral lainnya relatif kecil (<1 %).
bang Pensen sebesar 9,40 Kg. Tambang Martin
pada aluvial tua sumber daya hipotetik emas
5. Blok Sanoba
7,59 Kg, pada tailing sumber daya hipotetik emas

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Blok Sanoba merupakan wilayah tambang batu- risasi Potensi Bahan Galian pada Wilayah PETI di
pasir, dari analisis AAS pada conto NB/S.46 Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.
mengandung unsur logam relatif besar adalah
Au 1616 ppb, Cr 4126 ppm dan Mn 1943 ppm, Dow,D.B, Harahap.B.H, Hakim.S.A, 1990, Geologi
sedangkan untuk unsur logam Cu, Pb dan Zn Lembar Enarotali, Irian Jaya, Pusat Penelitian
kecil (<1 %). Pengembangan Geologi, Bandung.

Saran Macdonald Eoin H, 1983, Alluvial Mining, The


Geology, technology and economics of placers,
Perlu adanya pembinaan, pengawasan, pengelo- Chapman and Hall, London.
laan bahan galian lain/mineral lain dan mineral
ikutan terutama untuk mineral-mineral yang Pusat Sumber Daya Geologi, 2004, Konsep
mempunyai kandungan/kadar tinggi seperti Pedoman Teknis Penentuan Bahan Galian Lain dan
magnesit, ilminit, nikel, garnet, epidot, amfibol Mineral Ikutan Pada Pertambangan Emas Aluvial,
dan besi (Fe) sehingga dapat dimanfaatkan Bandung.
karena bernilai ekonomis.
Website Resmi Pemerintahan Provinsi Papua.

DAFTAR PUSTAKA

Denni Widhiyatna, Sabtanto J.S, 2006., Inventa-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2: BIDANG MINERAL

Tabel 1. Klasifikasi Unsur Tanah Jarang, Arthur W. Rose Herbert E. Hawkes (1979)
Jenis Hasil Analisis Mineral Jarang
Umaf : RE, 32; Y,5; La 4; Ce 9; Umaf : RE182; Y 25; La 27; Ce
Ignous rocks (av)
66 Gran : RE 226; Y, 41; La 55; Ce 57 (2)
Ls : RE 24; Y 4; La 4; Ce 8; Ss: RE 52; Y, 10; La 7; Ce 15 Sh :
Sedimentary
: RE228; Y,35; La, 39; Ce 76 (2).(RE includes y, La, Ce, Pr, Nd,
rocks (av) Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, ho, Er, Tm, Yb and Lu.
Soil (med) Y 27, La 33 (3)
Plannt ash (med) Y, 5, La 38; Ce, 0,06 ppb (3)
Lannt water (av) Y 0,07 ppm, La 0,2 ppb (2)
Sumber : Geochemistry in mineral Explotation Arthur W. Rose Herbert E. Hawkes (1979).

Mengacu Klasifikasi Unsur Tanah Jarang, Arthur W. Rose Herbert E. Hawkes (1979) dengan hasil anali-
sis tailing pada conto NB/C.06 unsur tanah jarang pada batuan sedimen walaupun adanya kelimpahan
tetapi tidak menonjol.

Tabel 2. Kandungan Rata-Rata Setiap Unsur Pada Kerak Bumi Untuk Penyelidikan Geokimia
Regional (Levinson, 1974)
Kerak Ultra Grano-
Unsur Basal Granit Batugamping
Bumi Mafik diorit
Ag 0,07 0,06 0,1 0,07 0,04 1
Co 25 150 50 10 1 4
Cr 100 2000 200 20 4 10
Cu 55 10 100 30 10 15
Pb 12.5 0.1 5 15 20 8
Zn 70 50 100 60 40 25
Fe 56300 - 86000 - 27000 -
Ni 75 2000 150 20 0,5 12
*) Satuan dalam ppm, kecuali air dalam ppb

Mengacu pada klasifikasi kandungan rata-rata setiap unsur pada batuan ultramafik Levinson, 1974,
(Tabel 4.2.) dengan hasil analisis kimia dengan metoda AAS (Atomic Absorption Spectrometry)
terhadap conto batuan ultramafik di daerah penelitian adanya kelimpahan kandungan unsur logam
berat tetapi tidak begitu besar.

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 3. Kelimpahan Beberapa Unsur Logam Berat (Levinson, 1974)


Kelimpahan (dalam pbb)
Unsur
Tanah Air Sedimen Sungai
Au < 10 - 50 0.002 -
Ag < 0.1 - 1 0.01 0.7 -
Hg < 10 - 30 0.01 0.05 < 10 - 100
As 1000 - 50000 1 30 1000 50000
Cu 5000 100000 8 5000 80000
Pb 5000 50000 3 5000 80000
Zn 10000 300000 1 20 10000 - 200000
Cd < 1000 - 1000 0.2 -

*) Satuan dalam ppb

Berdasarkan klasifikasi Levinson, 1974 (Tabel 4.3.) terhadap hasil analisis pada conto batulem-
pung (tanah) di atas untuk logam dasar dan emas adanya kelimpahan kandungan/kadar tetapi tidak
menonjol, sehingga tidak potensi untuk di usahakan.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10
BUKU 2: BIDANG MINERAL

Lokasi
Kegiatan
Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Daerah Nabire, Provinsi Papua

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Nabire dan Sekitarnya


(Sumber : Peta Geologi Lembar Enarotali, D.B.Dow dkk)

II.10 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Conto di Daerah Kabupaten Nabire


dan sekitarnya

Gambar 4. Peta Lokasi Wilayah PETI Emas Aluvial di Kabupaten Nabire,


Provinsi Papua

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.10

Anda mungkin juga menyukai