SALPINGITIS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING
SUPERVISOR
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Radiologi fakultas
kedokteran Universitas Hasanuddin.
( ) () ()
Mengetahui
2
SALPINGITIS
I. PENDAHULUAN
Salpingitis adalah infeksi dan peradangan di saluran tuba. Hal ini sering
digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul (PID), meskipun PID
tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit pada
saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis, ooforitis, myometritis,
parametritis dan infeksi pada panggul peritoneum. Sebaliknya, salpingitis hanya
merujuk infeksi dan peradangan di saluran tuba.(1)
Ketika peradangan terjadi, ekstra cairan sekresi atau nanah terkumpul di dalam
tabung tuba. Infeksi dari salah satu tabung tuba biasanya menyebabkan infeksi lain.
Hal ini terjadi karena bakteri bermigrasi melalui pembuluh getah bening di dekatnya.
Salpingitis adalah salah satu penyebab paling umum infertilitas wanita. Jika
salpingitis tidak segera diobati, infeksi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
tuba falopi sehingga telur dilepaskan setiap siklus mestruasi tidak bisa bertemu
dengan sperma.(2,3)
II. INSIDEN
3
Organisasi Kesehatan Dunia telah menerbitkan data tentang jumlah kasus tentang
gonore dan klamidia di seluruh dunia tahun 1995. Pada tahun itu, sekitar 31 juta
kasus infeksi Gonore dan 22,5 juta kasus infeksi Chlamydia, merupakan organisme
penyebab utama salpingitis dan terjadi pada wanita di seluruh dunia. Secara
geografis, sebagian besar kasus ini berada di negara berkembang. Prevalensi tertinggi
berada di sub-Sahara Afrika dan Asia Tenggara, dengan terendah di Asia Timur dan
Pasifik. Selain itu, komplikasi penyakit menular seksual, termasuk salpingitis, lebih
umum di negara-negara dengan sumber daya yang lebih miskin.(4)
III. EPIDEMIOLOGI
Lebih dari satu juta kasus salpingitis dilaporkan setiap tahunnya di AS, namun
jumlah insiden ini diperkirakan jauh lebih besar, ini disebabkan ketidak tahuan
penderita dan bahkan banyak kasus dilaporkan ketika penyakit telah kronis. Pada
wanita usia 16-25 tahun, salpingitis adalah infeksi yang paling berbahaya. Salpingitis
mempengaruhi sekitar 11% dari perempuan pada usia subur.
IV. ETIOLOGI
4
Salpingitis merupakan sinonim dari penyakit radang panggul (PID). PID terjadi
karena infeksi polimikrobakterial pada sistem genitalia wanita ( uterus, tuba fallopi
dan ovarium ) yang menyebabkan peningkatan infeksi pada daerah vagina atau
servikx.(5)
Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause
maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual,
tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan
(misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).
Tuberkulosis.
Klamidia
Mycoplasma
Staphylococcus
Streptococcus.(1,2)
V. ANATOMI
5
Organ organ utama dari traktus reproduksi wanita, yang pling penting diantaranya
adalah tuba fallopi, ovarium, uterus dan vagina.(6)
a. Tuba Fallopii
terdiri atas :
1. Pars intersisialis (diameter 3-6 cm), bagian yang terdapat pada dinding uterus.
2. Pars isthmika (diameter 2-3 cm), bagian medial tuba yang seluruhnya sempit.
6
3. Pars ampularis (diameter 4-10 cm), bagian yang berbentuk saluran agak lebar,
tempat konsepsi terjadi.
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. (7,8)
b. Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan
uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah ke ovarium melalui
ligamentum suspensorium ovarii.
c. Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang
sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7 7,5 cm, lebar di tempat yang
paling lebar 5,25 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3 bagian atas) dan serviks
uteri (1/3 bagian bawah).
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, disitu tuba fallopii kanan dan kiri masuk
ke uterus. Dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang merupakan otot
polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler,
yang antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhhannya
dapat berkontraksi dan berrelaksasi.
7
d. Vagina
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan belakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira
kira sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke promontorium.(8)
VI. PATOFISIOLOGI
Faktor faktor ini juga dapat memfasilitasi peningkatan bakteri patogen, seperti
neisseria gonorrhoeae atau chlamdia trachomatis. Intercourse juga dapat berkontribusi
untuk peningkatan infeksi dengan kontraksi rahim secara mekanis membujuk
organisme untuk meningkat. Selainitu sperma dapat membawa organisme ke saluran
kelamin bagin atas pada saat hubungan seksual.(4)
8
VII. DIAGNOSIS
A. Gambaran klinis
Salpingitis akut
9
Salpingitis kronis biasanya mengikuti suatu serangan akut. Infeksi ini
lebih ringan, lebih tahan lama dan mungkin tidak menghasilkan banyak
terlihat gejala.(2)
Dalam kasus ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Ini berarti
saluran tuba bisa menjadi rusak tanpa wanita bahkan menyadari bahwa ia
memiliki infeksi. Gejala salpingitis dapat mencakup:
10
Sakit saat ovulasi
Demam
B. Gambaran Radiologis
1. USG
11
Di ambil dari kepustakaan 11 :
2. HSG
12
Dikutip dari kepustakaan 12 :
13
ADNEKSA TUBA FALLOPII
Tumor ganas primer di tuba sangat jarang, lebih sering yang sekunder barasal dari
tumor ganas ovarium, uterus, kolorektal, lambung dan payudara.
Pada awalnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala. Diagnosis sering terlambat
di buat karena letaknya yang sangat tersembunyi. Biasanya dibuat secara tak terduga
saat laparotomi dan pemeriksaan histologik atas spesimen yang dikirim. Kalau sudah
ada keluhan biasanya sudah terlambat. Deteksi dini tumor ganas tubafalloppii sukar
diupayakan. Perlu dapat perhatian khusus bila wanita berusia (45-55 tahun),
ditemukan tumor adneksa disertai nyeri dan adanya getah vagina yang semula
kekuning kuningan kemudian bercampur darah, dicurigai kemungkinan akan
adanya tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
14
Diambil dari kepustakaan 14 :
IX. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengelolaan secara efisien salpingitis adalah untuk mengobati infeksi akut,
sehingga menjaga kesuburan dan mencegah kehamilan ektopik, serta mengurangi
risiko jangka panjang inflamasi sequelae.(4)
Wanita dengan PID atau salpingitis dapat berobat jalan maupun di rawat inap.
Menurut Pelvic Inflammatory Disease Evaluation and Clinical Health (PEACH) trial,
831 wanita dengan gejala PID ringan biasanya menerima pasien rawat inap dengan
pengobatan melalui intravena (IV) : cefoxitin dan doxycycline, sedangkan untuk
pesien rawat jalan diberi intramuskular (IM) cefoxitin dan pemberian peroral untuk
doxycycline.(15)
15
Jika tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu dilakukan
pembedahan.
X. KOMPLIKASI
infeksi dapat menyebar ke struktur terdekat, seperti indung telur atau rahim.
wanita pasangan atau mitra dapat kontrak bakteri dan terinfeksi juga.
Tubo-ovarium abses
Kehamilan ektopik
Tabung tuba yang diblokir mencegah telur yang telah dibuahi memasuki
rahim, sehingga embrio kemudian tumbuh diluar tabung tuba. Resiko
kehamilan ektopik untuk wanita dengan salpingitis atau penyakit radang
panggul (PID) adalah sekitar 1 20 persen. (2,3)
Infertility
16
Tabung tuba cacat atau terdapat luka sehingga telur dan sperma tidak dapat
bertemu. Setelah seseorang terkena salpingitis atau PID, seorang wanita
memiliki resiko infertilitas sekitar 15 persen. Pada infertility terjadi
inflaminasi, sebagian besar terjadi akibat dari infeksi gonococcal, akibat dari
pengobatan modern.(17)
XI. PROGNOSIS
Prognosis untuk salpingitis sangat bagus jika penyakit ini didiagnosis dan
diobati dini, meskipun sebagian kecil pasien akan menjadi tidak subur
meskipun perawatan dini.
17