Akuntansi Keberlanjutan
Akuntansi Keberlanjutan
Disusun oleh :
UNIVERSITAS TRISAKTI
2017
A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
1. Bidang Sosial
Bantuan CSR Mandiri ke SMP Kalam Kudus Solo
Program CSR di bidang sosial mencakup serangkaian kegiatan yang
berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kehidupan berbagai aspek
kehidupan masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, seni budaya, olahraga dan
keagamaan.
Bank Mandiri telah melakukan kegiatan CSR tersebut khususnya di bidang
pendidikan. Kepala Kantor Cabang Bank Mandiri Solo, Dul Taufik, menyerahkan
bantuan program Corporate Social Responsibility kepada Kepala Sekolah SMP
Kalam Kudus Solo, Riana Setiadi, di SMP Kalam Kudus Gajahan, Solo, Kamis
(3/5/2012). Bantuan tersebut berupa uang senilai Rp 37.000.000, 5 unit Komputer,
1 unit Printer dan 1 unit hard disk eksternal yang berisi modul pembelajaran dari
Diknas
2. Bidang Lingkungan
3. Bidang Ekonomi
Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan
penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih
serius. Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek kegiatan yang
beresiko menumpahkan minyak.
Kebocoran pipa milik PT. Gold Water (Tanjung Miring Timur, Sumatera Selatan)
tersebut berada sekitar 1 km sebelum Stasiun Pengumpul (SP) I desa Tangai Ogan Ilir.
Tumpahan minyak mengalir ke saluran air tepi jalan yang bermuara langsung ke danau kecil
dekat pipa bocor tersebut. Namun sudah seminggu lebih kebocoran pipa masih belum
dilakukan perbaikan oleh pihak perusahaan.
Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan serta
menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak dikategorikan
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun
2003. Tindakan yang dilakukan oleh PT Gold Water dalam menangani pencemaran
lingkungan sangat lambat dan mendapatkan rapor merah dari Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan. Oleh karena itu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan mengancam mencabut izin
usaha PT. Gold Water.
Hak konsumen merupakan hak yang harus dilindungi oleh perusahaan. Hak
konsumen meliputi hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa, hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan,
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan
dan lain sebagainya. Namun, perusahaan seringkali mengabaikan hak tesebut untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Berikut adalah salah satu contoh nyata pelanggaran hak
konsumen yang dilakukan oleh Perusahaan Indofood.
Indomie memiliki dua jenis label Indomie untuk ekspor dan domestik. Pada 8 Oktober
2010 tiba-tiba mendengar pengumuman di media Taiwan dan Hongkong di kecap Indomie
terdapat pengawet yang tidak sesuai. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-
Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Atas laporan inilah kemudian pihak Indofood
mencari fakta di Taiwan untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Pada kesempatan itu
Mendag RI meminta Taiwan untuk memberikan klarifikasi terutama tentang adanya dua
standar yang berbeda tetapi kedua-duanya diakui secara internasional dan produk yang
memenuhi standar tersebut aman untuk konsumen.Selain itu produk yang masuk melalui jalur
distribusi Indofood sudah memenuhi standar Taiwan.
Pihaknya juga meminta kerja sama otoritas Taiwan untuk memperlakukan isu tersebut
sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam perdagangan internasional dan melakukan
komunikasi dengan otoritas yang berkompeten untuk bidang itu.Berdasarkan rilis Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, produk Indomie aman dikonsumsi dan sesuai
dengan standar CODEX Alimentarius Commission (CAC) yang diakui secara internasional.
Sementara itu, Taiwan bukanlah anggota CAC sehingga menerapkan standar yang
berbeda dengan standar internasional itu, sehingga ada perbedaan standar walaupun kedua
standar itu diakui sebagai standar internasional dan aman untuk konsumen. Sekretaris
Jenderal Kemendag, Ardiansyah Parman, pada kesempatan yang sama mengatakan, pada
prinsipnya pemerintah mempunyai komitmen tinggi untuk melindungi keamanan konsumsi
pangan.
Beberapa pelanggaran HAM tersebut antara lain hak untuk hidup. Berdasarkan
temuan Komnas HAM, pemerintah gagal untuk memenuhi hak atas standar dan lingkungan
hidup yang layak. Pada tanggal 3 Desember 2008, satu pengungsi bernama Ibu Jumik
meninggal karena sakit dan tanpa bantuan, baik dari pemerintah maupun perusahaan Lapindo
Brantas, Inc, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Pelanggaran lainnya adalah dalam hal hak atas informasi. Hal ini ditekankan pada
informasi yang tidak sampai kepada masyarakat terkait proyek pengeboran yang dilakukan,
kemudian hak atas rasa aman terhadap ancaman jebolnya tanggul penahan lumpur yang
sewaktu-waktu dapat menenggelamkan rumah-rumah penduduk. Pemerintah juga tidak
membuat sistem peringatan dini (early warning system) ditambah lagi dengan munculnya
gelembung-gelembung gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran.
Tidak hanya itu, bencana lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo tersebut juga
menghilangkan hak pengembangan diri, hak atas perumahan, hak atas pangan, hak atas
kesehatan, hak atas pekerjaan, juga hak pendidikan. Bencana lumpur tersebut, tercatat 2.288
orang berhenti bekerja akibat pabrik-pabrik tempat mereka bekerja sudah tidak beroperasi.
Kemudian ada 1.774 siswa SD, SMP, SMA, dan pondok pesantren kehilangan tempat belajar
karena sekolah mereka tergenang lumpur.
Komnas HAM juga mencatat, akibat bencana lumpur tersebut, para korban
kehilangan hak kesejahteraan (hak milik) atas aset-aset mereka yang hilang direnggut lumpur.
Hal ini juga berimplikasi terhadap hilangnya hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.
Komnas HAM juga menyebutkan bahwa dalam konteks bencana lumpur di Porong Sidoarjo
itu, pemerintah ataupun pihak yang bertanggung jawab juga telah melanggar hak-hak
kelompok rentan seperti kaum disabilitas, kelompok lanjut usia, anak-anak, dan perempuan.
Terbukti di lapangan, tidak ada perlakuan khusus untuk ibu hamil serta tidak ada jaminan
keamanan terhadap anak-anak perempuan dari tindak kekerasan ataupun pelecehan seksual
karena tidak ada pemisahan khusus antara pria dan wanita.
E. TINDAK KORUPSI DALAM PERUSAHAAN
Kasus Bank Century membuktikan bahwa kasus korupsi juga ada di kalangan swasta,
bahkan korupsi di kalangan swasta itu lebih berbahaya karena berdampak pada kehidupan
politik dan ekonomi masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Korupsi di kalangan
swasta dapat terjadi pada perusahaan milik keluarga dan perusahaan yang dikelola secara
profesional. Century yang bangkrut dan akhirnya mengalami bail out adalah salah satu
buktinya. Bukti lainnya adalah krisis global yang menerpa Amerika Serikat yang merupakan
akibat adanya korupsi di kalangan swasta.
Krisis global itu membuktikan dampak korupsi di kalangan swasta yang lebih
berbahaya jika dibandingkan korupsi di kalangan pemerintahan. Apabila di kalangan
pemerintah korupsi dilakukan pejabat publik, korupsi di kalangan swasta dilakukan manajer,
pemilik perusahaan, dan bagian keuangan. Masalahnya, ada-tidaknya korupsi di kalangan
swasta sulit terdeteksi, apalagi jika merupakan perusahaan keluarga. Namun, ada tiga
indikator untuk mengetahui korupsi di kalangan swasta, yakni apabila pertumbuhan bisnis
tinggi, tetapi kas keuangan rendah; apabila pertumbuhan bisnis menurun, tetapi kas keuangan
tinggi; dan apabila pertumbuhan dan keuangan sama-sama tinggi.
Biaya sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyangkut kesejahteraan karyawan
terdiri dari macam-macam biaya antara lain :
1. Gaji Karyawan
2. Tunjangan Kesejahteraan
Tunjangan kesejahteraan merupakan tunjangan yang diberikan perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai bentuk ungkapan penghargaan
terhadap karyawan atas kontribusi yang telah diberikan bagi kemajuan perusahaan.
Tunjangan kesejahteraan yang diberikan diantaranya tunjangan olahraga, tunjangan
penggosongan rumah, biaya penghargaan dan pensiun, santunan hari tua, kerohanian
dan tunjangan bagian pengangkutan.
3. Tunjangan Sosial Karyawan
Tunjangan sosial yang diberikan meliputi perawatan kesehatan, uang cuti, Pakaian
dinas, pendidikan latihan, insentif, tunjangan kematian, asuransi personil, tunjangan
pemondokan anak dan lain-lain.
4. Tunjangan Pelaksanaan Tugas
Untuk memperlancar tugas-tugas karyawan, perusahaan memberikan tunjangan
pelaksanaan tugas yang meliputi biaya perjalanan dinas, biaya angkutan dan biaya
pindah.
5. Biaya Perumahan Karyawan
Biaya sosial terkait dengan masyarakat adalah semua pengeluarkan perusahaan yang
digunakan untuk melaksanakan/mensponsori kegiatan-kegiatan, membangun dan memelihara
sarana-sarana sosial dan memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat seperti biaya
pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air, biaya pemeliharaan bangunan sosial dan
poliklinik, sumbangan untuk masyarakat dan biaya keamanan dan hansip/wanra.
Semua pengeluaran perusahaan yang ditujukan untuk menjalin kerjasama dan hubungan baik
dengan pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam biaya sosial yang terkait dengan
pemerintah seperti pembayaran pajak dan sumbangan untuk pemerintah.
Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan
yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya
lingkungan juga diartikan sebagai dampak, baik moneter atau non-moneter yang terjadi oleh
hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Biaya lingkungan juga
merupakan pengorbanan untuk menjaga kelestarian perusahaan.
UBS Banyuasin
Gaji karyawan
Tunjangan Kesejahteraan
Sumber : Laporan Tahunan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) UBS Banyuasin 2008,2009,2010
Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2012
(dalam jutaan Rupiah)