Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI KEBERLANJUTAN

Disusun oleh :

Kalista Karoli 023152165

Kezia Krisna 023152166

Lidya Marselina 023152167

UNIVERSITAS TRISAKTI

2017
A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)


adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (perusahaan) memiliki berbagai bentuk
tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bidang
implementasi CSR dibagi menjadi tiga yaitu sosial, lingkungan, dan ekonomi. Berikut contoh
pelaksanaan CSR yang telah dilakukan oleh berbagai perusahaan di tiga bidang tersebut.

1. Bidang Sosial
Bantuan CSR Mandiri ke SMP Kalam Kudus Solo
Program CSR di bidang sosial mencakup serangkaian kegiatan yang
berdampak positif terhadap peningkatan kualitas kehidupan berbagai aspek
kehidupan masyarakat, yaitu pendidikan, kesehatan, seni budaya, olahraga dan
keagamaan.
Bank Mandiri telah melakukan kegiatan CSR tersebut khususnya di bidang
pendidikan. Kepala Kantor Cabang Bank Mandiri Solo, Dul Taufik, menyerahkan
bantuan program Corporate Social Responsibility kepada Kepala Sekolah SMP
Kalam Kudus Solo, Riana Setiadi, di SMP Kalam Kudus Gajahan, Solo, Kamis
(3/5/2012). Bantuan tersebut berupa uang senilai Rp 37.000.000, 5 unit Komputer,
1 unit Printer dan 1 unit hard disk eksternal yang berisi modul pembelajaran dari
Diknas
2. Bidang Lingkungan

PT Aqua Golden Mississippi Bekasi Ajak Warga Peduli Lingkungan

Program CSR bidang lingkungan mencakup kegiatan-kegiatan yang


berdampak pada peningkatan kenyamanan dan kelestarian lingkungan.
PT Aqua sebagai salah satu perusahaan air minum Indonesia ikut ambil
bagian dalam program CSR di bidang lingkungan. PT Aqua Golden Mississippi
Bekasi bersama Badan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, pelajar dan
sejumlah kelompok masyarakat berpartisipasi dalam acara Pawai Budaya 2016
dengan mengusung tema Kepedulian Kita Terhadap Lingkungan. Program ini
bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat, lembaga, dan pelaku usaha
untuk peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan di wilayah masing-
masing.

3. Bidang Ekonomi

Pertamina Salurkan Bantuan kepada Para Petani dan Peternak

Program CSR di bidang ekonomi mencakup kegiatan-kegiatan yang


berdampak pada peningkatan peluang kerja dan peluang usaha, peningkatan
pendapatan dan penurunan kemiskinan di masyarakat.
Contoh nyata yang telah dilaksanakan oleh Pertamina adalah
memberikan bantuan senilai Rp 202 juta khususnya kepada peternak dan petani di
Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur. Bantuan yang diberikan
berupa bantuan ternak ikan lele dan usaha jamur tiram putih. Bantuan bibit ikan
dan pertanian ini merupakan wujud kepeduliaan terhadap masyarakat yang berada
di lingkungan operasi kilang minyak Perusahaan milik negara dan sekitarnya.

B. KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

Pencemaran lingkungan merupakan suatu perubahan pada lingkungan yang tidak


dikehendaki karena bisa mempengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan makhluk hidup.
Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang disebut dengan polutan. Suatu
zat bisa dikatakan sebagai polutan jika bahan atau zat asing tersebut melebihi jumlah normal,
berada pada tempat yang tidak semestinya dan berada pada waktu yang tidak tepat.

Lingkungan yang tercemar, akan mengakibatkan keadaan ekosistemnya tidak


seimbang akibat masuknya polutan ke dalam lingkungan tersebut. Sedangkan pada
lingkungan alami mempunyai ekosistem yang seimbang. Berikut beberapa contoh kasus
pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan di Indonesia.

1. Limbah Minyak PT.Gold Water Cemari Lingkungan

Berbagai kasus pencemaran limbah berbahaya dan beracun (B3) dari kegiatan
penambangan minyak bumi yang terjadi di Indonesia memerlukan perhatian yang lebih
serius. Eksplorasi dan eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan juga aspek kegiatan yang
beresiko menumpahkan minyak.

Kebocoran pipa milik PT. Gold Water (Tanjung Miring Timur, Sumatera Selatan)
tersebut berada sekitar 1 km sebelum Stasiun Pengumpul (SP) I desa Tangai Ogan Ilir.
Tumpahan minyak mengalir ke saluran air tepi jalan yang bermuara langsung ke danau kecil
dekat pipa bocor tersebut. Namun sudah seminggu lebih kebocoran pipa masih belum
dilakukan perbaikan oleh pihak perusahaan.
Tanah yang terkontaminasi minyak tersebut dapat merusak lingkungan serta
menurunkan estetika. Lebih dari itu tanah yang terkontaminasi limbah minyak dikategorikan
sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan Kep. MenLH 128 Tahun
2003. Tindakan yang dilakukan oleh PT Gold Water dalam menangani pencemaran
lingkungan sangat lambat dan mendapatkan rapor merah dari Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan. Oleh karena itu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan mengancam mencabut izin
usaha PT. Gold Water.

C. PELANGGARAN HAK KONSUMEN

Hak konsumen merupakan hak yang harus dilindungi oleh perusahaan. Hak
konsumen meliputi hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa, hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan,
hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa, hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan
dan lain sebagainya. Namun, perusahaan seringkali mengabaikan hak tesebut untuk
memperoleh keuntungan pribadi. Berikut adalah salah satu contoh nyata pelanggaran hak
konsumen yang dilakukan oleh Perusahaan Indofood.

Indomie memiliki dua jenis label Indomie untuk ekspor dan domestik. Pada 8 Oktober
2010 tiba-tiba mendengar pengumuman di media Taiwan dan Hongkong di kecap Indomie
terdapat pengawet yang tidak sesuai. Indomie ditarik karena mengandung Methyl P-
Hydroxybenzoate yang dilarang di Taiwan. Atas laporan inilah kemudian pihak Indofood
mencari fakta di Taiwan untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Pada kesempatan itu
Mendag RI meminta Taiwan untuk memberikan klarifikasi terutama tentang adanya dua
standar yang berbeda tetapi kedua-duanya diakui secara internasional dan produk yang
memenuhi standar tersebut aman untuk konsumen.Selain itu produk yang masuk melalui jalur
distribusi Indofood sudah memenuhi standar Taiwan.

Pihaknya juga meminta kerja sama otoritas Taiwan untuk memperlakukan isu tersebut
sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam perdagangan internasional dan melakukan
komunikasi dengan otoritas yang berkompeten untuk bidang itu.Berdasarkan rilis Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, produk Indomie aman dikonsumsi dan sesuai
dengan standar CODEX Alimentarius Commission (CAC) yang diakui secara internasional.

Sementara itu, Taiwan bukanlah anggota CAC sehingga menerapkan standar yang
berbeda dengan standar internasional itu, sehingga ada perbedaan standar walaupun kedua
standar itu diakui sebagai standar internasional dan aman untuk konsumen. Sekretaris
Jenderal Kemendag, Ardiansyah Parman, pada kesempatan yang sama mengatakan, pada
prinsipnya pemerintah mempunyai komitmen tinggi untuk melindungi keamanan konsumsi
pangan.

Tindakan pencegahan untuk masa mendatang : Untuk menyikapi hal tersebut PT


Indofood sukses makmur harusnya mencantumkan segala bahan dan juga campuran yang
dugunakan dalam bumbu produk indomie tersebut sehinnga masyarakat/ atau konsumen di
Taiwan tidak rancu dengan berita yang dimuat di beberapa pers di Taiwan

D. PELANGGARAN HAM OLEH PERUSAHAAN

Lumpur Lapindo Sebabkan Pelanggaran HAM

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyimpulkan beberapa


pelanggaran HAM yang diakibatkan oleh lumpur Lapindo di Porong-Sidoarjo, Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim dalam keterangan pers.

Beberapa pelanggaran HAM tersebut antara lain hak untuk hidup. Berdasarkan
temuan Komnas HAM, pemerintah gagal untuk memenuhi hak atas standar dan lingkungan
hidup yang layak. Pada tanggal 3 Desember 2008, satu pengungsi bernama Ibu Jumik
meninggal karena sakit dan tanpa bantuan, baik dari pemerintah maupun perusahaan Lapindo
Brantas, Inc, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Pelanggaran lainnya adalah dalam hal hak atas informasi. Hal ini ditekankan pada
informasi yang tidak sampai kepada masyarakat terkait proyek pengeboran yang dilakukan,
kemudian hak atas rasa aman terhadap ancaman jebolnya tanggul penahan lumpur yang
sewaktu-waktu dapat menenggelamkan rumah-rumah penduduk. Pemerintah juga tidak
membuat sistem peringatan dini (early warning system) ditambah lagi dengan munculnya
gelembung-gelembung gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

Tidak hanya itu, bencana lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo tersebut juga
menghilangkan hak pengembangan diri, hak atas perumahan, hak atas pangan, hak atas
kesehatan, hak atas pekerjaan, juga hak pendidikan. Bencana lumpur tersebut, tercatat 2.288
orang berhenti bekerja akibat pabrik-pabrik tempat mereka bekerja sudah tidak beroperasi.
Kemudian ada 1.774 siswa SD, SMP, SMA, dan pondok pesantren kehilangan tempat belajar
karena sekolah mereka tergenang lumpur.

Komnas HAM juga mencatat, akibat bencana lumpur tersebut, para korban
kehilangan hak kesejahteraan (hak milik) atas aset-aset mereka yang hilang direnggut lumpur.
Hal ini juga berimplikasi terhadap hilangnya hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.
Komnas HAM juga menyebutkan bahwa dalam konteks bencana lumpur di Porong Sidoarjo
itu, pemerintah ataupun pihak yang bertanggung jawab juga telah melanggar hak-hak
kelompok rentan seperti kaum disabilitas, kelompok lanjut usia, anak-anak, dan perempuan.
Terbukti di lapangan, tidak ada perlakuan khusus untuk ibu hamil serta tidak ada jaminan
keamanan terhadap anak-anak perempuan dari tindak kekerasan ataupun pelecehan seksual
karena tidak ada pemisahan khusus antara pria dan wanita.
E. TINDAK KORUPSI DALAM PERUSAHAAN

Kasus Korupsi Bank Century

Kasus Bank Century membuktikan bahwa kasus korupsi juga ada di kalangan swasta,
bahkan korupsi di kalangan swasta itu lebih berbahaya karena berdampak pada kehidupan
politik dan ekonomi masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Korupsi di kalangan
swasta dapat terjadi pada perusahaan milik keluarga dan perusahaan yang dikelola secara
profesional. Century yang bangkrut dan akhirnya mengalami bail out adalah salah satu
buktinya. Bukti lainnya adalah krisis global yang menerpa Amerika Serikat yang merupakan
akibat adanya korupsi di kalangan swasta.

Krisis global itu membuktikan dampak korupsi di kalangan swasta yang lebih
berbahaya jika dibandingkan korupsi di kalangan pemerintahan. Apabila di kalangan
pemerintah korupsi dilakukan pejabat publik, korupsi di kalangan swasta dilakukan manajer,
pemilik perusahaan, dan bagian keuangan. Masalahnya, ada-tidaknya korupsi di kalangan
swasta sulit terdeteksi, apalagi jika merupakan perusahaan keluarga. Namun, ada tiga
indikator untuk mengetahui korupsi di kalangan swasta, yakni apabila pertumbuhan bisnis
tinggi, tetapi kas keuangan rendah; apabila pertumbuhan bisnis menurun, tetapi kas keuangan
tinggi; dan apabila pertumbuhan dan keuangan sama-sama tinggi.

F. IDENTIFIKASI BIAYA SOSIAL DAN LINGKUNGAN PADA LAPORAN


KEUANGAN/KEBERLANJUTAN

Biaya Sosial pada Laporan Keuangan


Biaya sosial yang telah dikeluarkan lebih didasarkan pada kesadaran perusahaan
sebagai bagian dari masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kualitas
hidup masyarakat sekitar perusahaan, pegawai perusahaan, lingkungan sekitar perusahaan
dan pemerintah.

Adapun biaya- biaya sosial yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan


pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Biaya daur ulang limbah


Biaya daur ulang limbah adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
melakukan daur ulang terhadap limbah pabrik
2. Biaya Analis
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya bahan kimia pengolahan limbah dan
termasuk biaya alat-alat laboratorium yang digunakan untk melakukan uji coba
limbah
3. Biaya Station limbah
Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan mesin instalasi pengolahan limbah,
termasuk biaya pemeliharaan kolam limbah.

Biaya Sosial yang Terkait dengan Karyawan

Biaya sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyangkut kesejahteraan karyawan
terdiri dari macam-macam biaya antara lain :

1. Gaji Karyawan
2. Tunjangan Kesejahteraan
Tunjangan kesejahteraan merupakan tunjangan yang diberikan perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai bentuk ungkapan penghargaan
terhadap karyawan atas kontribusi yang telah diberikan bagi kemajuan perusahaan.
Tunjangan kesejahteraan yang diberikan diantaranya tunjangan olahraga, tunjangan
penggosongan rumah, biaya penghargaan dan pensiun, santunan hari tua, kerohanian
dan tunjangan bagian pengangkutan.
3. Tunjangan Sosial Karyawan
Tunjangan sosial yang diberikan meliputi perawatan kesehatan, uang cuti, Pakaian
dinas, pendidikan latihan, insentif, tunjangan kematian, asuransi personil, tunjangan
pemondokan anak dan lain-lain.
4. Tunjangan Pelaksanaan Tugas
Untuk memperlancar tugas-tugas karyawan, perusahaan memberikan tunjangan
pelaksanaan tugas yang meliputi biaya perjalanan dinas, biaya angkutan dan biaya
pindah.
5. Biaya Perumahan Karyawan

Biaya Sosial yang Terkait dengan Masyarakat

Biaya sosial terkait dengan masyarakat adalah semua pengeluarkan perusahaan yang
digunakan untuk melaksanakan/mensponsori kegiatan-kegiatan, membangun dan memelihara
sarana-sarana sosial dan memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat seperti biaya
pemeliharaan jalan, jembatan dan saluran air, biaya pemeliharaan bangunan sosial dan
poliklinik, sumbangan untuk masyarakat dan biaya keamanan dan hansip/wanra.

Biaya Sosial yang terkait dengan Pemerintah

Semua pengeluaran perusahaan yang ditujukan untuk menjalin kerjasama dan hubungan baik
dengan pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam biaya sosial yang terkait dengan
pemerintah seperti pembayaran pajak dan sumbangan untuk pemerintah.

Biaya Lingkungan pada Laporan Keuangan

Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan
yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya
lingkungan juga diartikan sebagai dampak, baik moneter atau non-moneter yang terjadi oleh
hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Biaya lingkungan juga
merupakan pengorbanan untuk menjaga kelestarian perusahaan.

Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat kategori:

1. Biaya Pencegahan Lingkungan (environmental prevention costs), adalah biaya-


biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan/atau sampah yang dapat merusak lingkungan.
Contoh: Evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk
mengendalikan polusi, desain proses dan produk untuk mengurangi dan menghapus
limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak lingkungan, audit risiko lingkungan,
daur ulang produk, pemerolehan sertifikasi ISO 14001.3

1. Biaya Deteksi Lingkungan (environmental detection costs), adalah biaya-biaya untuk


aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk, proses, dan aktivitas lain
di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku atau tidak.
Contoh: Audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan proses, pengembangan
ukuran kinerja lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja
lingkungan dari pemasok, serta pengukuran tingkat pencemaran.

2. Biaya Kegagalan Internal Lingkungan (environmental internal failure costs), adalah


biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan
sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.
Contoh: Pengoperasian peralatan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi,
pengolahan dan pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi
fasilitas untuk memproduksi limbah, serta daur ulang sisa bahan.

3. Biaya Kegagalan Eksternal Lingkungan (environmental external failure), adalah


biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan serta melepas limbah atau sampah ke
dalam lingkungan. Biaya ini terbagi menjadi dua yaitu Biaya kegagalan eksternal
yang direalisasi (realized external failure costs) adalah biaya yang dialami dan
dibayar oleh perusahaan. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan
(unrealized external failure costs) atau biaya sosial disebabkan oleh perusahaan,
tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di luar perusahaan.
Contoh biaya kegagalan eksernal yang direalisasi adalah: pembersihan danau yang
tercemar, pembersihan minyak yang tumpah, pembersihan tanah yang tercemar,
penggunaan bahan baku dan energi secara tidak efisien, penyelesaian klaim
kecelakaan pribadi dari praktik kerja yang tidak ramah lingkungan, dll. Contoh biaya
sosial adalah: mencakup perawatan medis karena udara yang terpolusi (kesejahteraan
individu), hilangnya kegunaan danau sebagai tempat rekreasi karena pencemaran
(degradasi), hilangnya lapangan pekerjaan karena pencemaran (kesejahteraan
individual), dan rusaknya ekosistem karena pembuangan sampah padat (degradasi).
Jenis Biaya
Biaya Pencegahan :
- Pelatihan
- Desain produk
- Pemilihan peralatan
Biaya Pemeriksaan :
- Pemeriksaan proses
- Pemeriksaan bahan
Biaya gagal internal :
- Biaya produk rusak atau cacat
- Biaya pemeliharaan peralatan
Biaya gagal eksternal :
- Biaya lingkungan alam (polusi udara, air)
- Biaya lingkungan ekonomi ( kerugian valas)
- Biaya lingkungan social (huru-hara, pemogokan)
- Biaya lingkungan politik (pungutan liar)
- Biaya lingkungan budaya (narkoba)
- Biaya kebersihan
- Biaya penataan lahan
- Biaya klaim kerusakan

Sementara, Menurut International Federation of Accountants (IFAC), biaya


lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori (2005:38):
1. Biaya Material dari Output Produk (Materials Costs of Product
Outputs)
Termasuk biaya penyediaan sumber daya seperti air dan biaya
pembelian bahan lainnya yang akan diproduksi menjadi suatu
output produk.
2. Biaya Material dari Output Non-Produk (Materials Costs of
Non-Product Outputs)
Termasuk biaya pembelian dan pengolahan sumber daya dan
bahan lainnya yang menjadi output non-produk (limbah dan
emisi).
3. Biaya Kontrol Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control
Costs)
Termasuk biaya untuk penanganan, pengolahan dan
pembuangan limbah dan emisi; biaya perbaikan dan kompensasi
yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, dan setiap biaya
yang timbul karena kepatuhan terhadap peraturan pemerintah
yang berlaku.

4. Biaya Pencegahan dan Pengelolaan Lingkungan (Prevention and


other Environmental Management Costs)
Termasuk biaya yang timbul karena adanya kegiatan
pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif. Termasuk juga
biaya pengelolaan lingkungan lainnya seperti perencanaan
perbaikan lingkungan, pengukuran kualitas lingkungan,
komunikasi dengan masyarakat dan kegiatan-kegiatan lain yang
relevan.
5. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development Costs)
Termasuk biaya yang timbul karena adanya proyek-proyek
penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan isu-isu
lingkungan.
6. Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Costs)
Termasuk biaya internal dan eksternal yang tak berwujud.
Contohnya adalah biaya yang timbul karena adanya kewajiban
untuk mematuhi peraturan pemerintah agar di masa depan tidak
muncul masalah lingkungan, biaya yang timbul untuk menjaga
citra perusahaan, biaya yang timbul karena menjaga hubungan
dengan stakeholder dan eksternalitas.

Pengelompokan Biaya Lingkungan

Biaya material dari output produk Biaya bahan bakar


Biaya material dari output non- Biaya pembelian bahan kimia untuk
produk proses pemasakan dan
pengelantangan
Biaya pembelian bahan kimia untuk
mesin pulp
Air

Biaya kontrol limbah dan emisi Biaya pengolahan limbah


Biaya pencegahan dan pengelolaan Biaya pemantauan lingkungan
lingkungan Biaya penghijauan
Biaya penelitian dan pengembangan Biaya pelatihan karyawan
Biaya penyuluhan masyarakat
Biaya tak berwujud Biaya sertifikasi lingkungan
(contoh: AMDAL, ISO, dan lain-
lain)

G. BENTUK NYATA BIAYA SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI PERUSAHAAN

Biaya-Biaya Sosial PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero)

UBS Banyuasin

2008 2009 2010


Jenis Biaya
(Rp) (Rp) (Rp)

Gaji karyawan

- Gaji pegawai staf 1.811.578.908 2.057.098.458 2.404.537.057

- Gaji/upah karyawan lainnya 200.673.853 366.213.351 415.518.180

Total Gaji Karyawan 2.012.252.761 2.423.311.809 2.820.055.237

Tunjangan Kesejahteraan

- Tunjangan Olahraga 25.098.906 8.921.643 -

- Tunjangan Penggosongan - 23.213.126 25.281.404


Rumah
2.463.028.922 2.692.108.370 3.164.263.732
- Biaya Penghargaan dan
Pensiun/Pesangon

- Santunan Hari Tua - 25.998.796 20.518.180

- Kerohanian 2.673.853 5.243.126 6.776.470

- Tunjangan Kesejahteraan 78.406.477 56.262.500 160.646.971


Bagian Pengangkutan

Total Tunjangan Kesejahteraan


2.579.208.158 2.811.747.561 3.377.486.757
Tunjangan Sosial Karyawan

- Perawatan Kesehatan 80.023.243 350.229.825 720.338.033

- Uang Cuti 95.254.317 105.730.000 118.227.058

- Pakaian Dinas 68.320.545 110431.487 105.818.182

- Pendidikan dan latihan 55.303.127 3.645.274 100.285.744

- Insentif 1.040.621.695 1.190.250.535 1.374.333.497

- Tunjangan Kematian 8.285.739 2.780.714 7.056.690

- Asuransi personil 2.221.123 10.720.343 5.891.929

- Tunjangan Pemondokan Anak 20.114.192 97.332.767 45.152.181

- Lain-lain 29.868.278 14.550.183 8.162.725

Total Tunjangan Sosial Karyawan 1,520.012.259 1. 975.670.588 2.555.266.039

Tunjangan Pelaksanaan Tugas

- Biaya Pejalanan Dinas 55.035.815 210.151.264 438.987.050

- Biaya angkutan 44.317.514 50.655.392 1.118.630

- Biaya pindah 30.958.165 25.168.604 72.150.000

Total Tunjangan atas Tugas 130.311.494 285.975.260 562.255.680

Pemeliharaan jalan,jembatan dan


saluran air 4.765.235.175 3.128.750.682 3.550.175.452

Perumahan karyawan 295.461.664 347.543.362 185.220.168

Rumah sakit/poliklinik 36.158.218 24.655.165 16.332.218

Bangunan sosial 65.968.560 80.165.260 220.558.122

Biaya limbah (Amdal)

- Biaya daur ulang limbah 25.718.921 18.165.550 68.166.507

- Biaya analisa 47,851.166 30.387.997 13.078.048

- Biaya station limbah 28.944.260 8.150.875 42.655.850

Total biaya limbah (Amdal) 102.514.347 56.704.422 123.900.405

Sumbangan untuk masyarakat

- Bantuan untuk pembinaan 1.132.951.309 938.843.044 201.337.067


masyarakat/biaya plasma

- Bantuan untuk desa 950.224 1.250.161 4.119.250

- Bantuan untuk kecamatan 400.250 - -


Talang sawit

- Bantuan untuk kegiatan 260.117 260.168 400.250


imunisasi

- Bantuan untuk kegiatan 340.219 428.185 216.335


posyandu

- Bantuan untuk yatim piatu 275.180 550.725 -

- Bantuan untuk penderita cacat 500.000 - -

- Bantuan untuk bangunan 2.650.775 1.681.250 3.657.450


masjid

- Bantuan untuk pondok 750.266 4.675.270 -


pesantren

- Bantuan untuk wartawan 500.000 150.000 -

- Bantuan untuk kegiatan 1.250.650 - 4.500.675


keagamaan

Total sumbangan untuk 1.140.828.990 947.453.803 214.231.027


masyarakat

Biaya keamanan 210.256.936 108.285.460 299.267.679

Biaya hansip/wanra 2.907.190 4.832.160 -

Sumbangan untuk pemerintah

- Bantuan pengecatan di kodim - - 3.500.000

- Bantuan untuk disnaker 1.000.000 525.440 675.385

- Bantuan untuk pemda 5.000.000 - -

- Bantuan untuk Polres OKI 600.750 3.250.870 -

- Bantuan untuk Dinas 2.800.000 - 3.225.671


Kesehatan OKI

Total sumbangan untuk 9.400.750 3.776.310 7.401.056


pemerintah

Pajak perusahaan 136.978.135 246.066.950 166.689.965

Total biaya-biaya sosial 13.098.494.637 12.198.871.842 14.098.839.805

Sumber : Laporan Tahunan PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) UBS Banyuasin 2008,2009,2010
Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2012
(dalam jutaan Rupiah)

Biaya lingkungan Persentase


dari biaya
produksi
Biaya material dari output produk
Biaya bahan bakar 11.433.360 0,54%
11.433.360
Biaya material dari output non-produk

Biaya pemakaian bahan kimia untuk


22.518.800
proses pemasakan dan pengelantangan

Biaya pemakaian bahan kimia untuk 372.040


mesin pulp
Air 202.280
23.093.120 1,13%
Biaya control limbah dan emisi
Biaya pengolahan limbah 92.774.360
92.774.360 4,54%
Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan
850.200
Biaya pemantauan lingkungan
Biaya penghijauan 1.500
851.700 0,041%
Biaya penelitian dan pengembangan
70.000
Biaya pelatihan karyawan
-
Biaya penyuluhan masyarakat
70.000 0,003%
Biaya tak berwujud
- - -
Biaya sertifikasi lingkungan
TOTAL 128.222.540 6,254%

Anda mungkin juga menyukai