Anda di halaman 1dari 11

Topik: Epilepsi

Tanggal (kasus) : 16 September 2016 Persenter : dr. Handy EkaBayu


Tanggal (presentasi) : Pendamping : dr. Herlina
Pembimbing : dr. Edward, sp.PD
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil


Neonatus Bayi

Deskripsi : Seorang laki-laki, 53 tahun, dengan keluhan utama Kejang.

Tujuan:
Mampu mendiagnosis kasus Kejang dengan cepat
Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus Kejang
Mampu melakukan pertimbangan terhadap pilihan terapi pada pasien Kejang
Tahu indikasi pemberian terapi kejang pada kasus kejang
Tahu kapan harus melakukan rujukan

Tinjauan
Bahan bahasan: Riset Kasus Audit
Pustaka

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos


Data pasien: Nama: Tn. S Nomor Registrasi:
Nama RS :
Telp: (-) Terdaftar sejak:
RSUD Melawi
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Anamnesis/Gambaran Klinis : (anamnesis secara autoanamnesis dan aloanamnesis)
A. Keluhan Utama : Kejang
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Melawi dengan keluhan kejang 1 jam SMRS, saat kejang pasien
mengalami penurunan kesadaran, keluarga pasien tidak ada yang tahu pasien kejang berapa
lama. Selain kejang pasien tidak mengeluhkan sakit yang lain
2. Riwayat penyakit dahulu:

1
Pasien pernah mengalami kejang sebelumnya, terakhir kejang 1 tahun yang lalu namun tak pernah
muncul kembali.
Riwayat tekanan darah tinggi (+), Riwayat pengobatan TB (+) namun putus berobat.
3. Riwayat Pengobatan:
Saat sakit sebelumnya pasien lupa obat apa yang diminum.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama, Penyakit Jantung (-), Tekanan darah
tinggi (+). Riwayat alergi (-), asma (-), diabetes mellitus (-).
5. Riwayat pekerjaan: Pasien adalah seorang pekerja swasta, tingkat aktivitas ringan.
6. Lain-lain:
Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang: tidak jelas.
Riwayat kebiasaan sosial: pasien juga jarang sekali berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
I. STATUS PRESENT
- Keadaan Umum : Tidak sadar
- Kesadaran : E1 M1 V1
- Tekanan Darah : 133/77 mmHg
- Nadi : 94 x/menit, regular, isi dan tekanan cukup
- Frekuensi Nafas : 24x/menit, reguler SpO2 = 97%
- Temperatur : 36,6o C
II. STATUS GENERAL
I. Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Kembali cepat
Ikterus : (-)
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Odema : (+) pada kedua extremitas inferior
Kelembaban : Lembab
II. Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut
Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), konj. Palp inf pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

2
Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)
III. Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi geligi : Karies (-)
Lidah : Tremor (-)
Mukosa : Basah (+)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
IV. Leher
Bentuk : Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)
JVP : Normal
V. Axilla : Pembesaran KGB (-)
VI. Thorax
VII. Thoraks depan
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi diafragma (+) intercostalis (+)
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.

Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler

3
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

VIII. Thoraks Belakang


Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris.
Palpasi
Stem premitus Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap.Paru bawah Normal Normal

Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Parutengah Sonor Sonor
Lap.Paru bawah Sonor Sonor

Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler

Suara tambahan Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)

IX. Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

4
- Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan : Linea parasternalis kanan
Batas Kiri : ICS V 2 cm lateral lnea midclavicula
sinistra
- Auskultasi : HR : 94 x/menit, reguler, bising (-). , S1-2 normal, bising (-)

X. Abdomen
- Inspeksi : Kesan simetris, cembung, distensi (-)
- Palpasi : Supel, distensi abdomen (-), nyeri tekan (-),
Lien tidak teraba, hepar tidak teraba
- Perkusi : Tympani (+), Shifting Dullness (-)
- Auskultasi : peristaltik usus 3-4x/m
XI. Genetalia : Udem scrotum (-)
XII. Anus : tidak dilakukan
XIII. Ekstremitas : akral hangat, udem kedua tungkai bawah (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Haemoglobin 14,2 gr/dl


Leukosit 6,8 x 103 /ul
Trombosit 332 x 103 / ul
Hematokrit 39,2 %
GDS 109 mg/dl

IV. RINGKASAN PEMERIKSAAN


XIV. Subyektif
o Kejang tidak sadarkan diri.
o Muncul tiba-tiba.
o Tidak disertai gejala lain.
o Pernah mengeluhkan keluhan serupa sebelumnya.
XV. Obyektif
o KU : Tidak sadar
Kesadaran : E1 M1 V1

5
Tekanan darah : 133/77 mmHg
o Status Generalis
Mulut : pucat (-) Sianosis (-)
Pulmo Inspeksi : Pengembangan dinding dada kanan=kiri, retraksi (-)
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultas : Suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Kesan jantung tidak melebar
Auskultasi : S1>S2 murni, irama regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, bising usus dbn, timpani, cembung , nyeri tekan
(-), hepar dan lien dbn, shifting dullness (-)

XVI. Pemeriksaan penunjang laboratorium darah


Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Haemoglobin 14,2 gr/dl


Leukosit 6,8 x 103 /ul
Trombosit 332 x 103 / ul
Hematokrit 39,2 %
GDS 109 mg/dl

V. DIAGNOSA KERJA
Status Epilepsi

VI. PENATALAKSANAAN
UMUM
- ABC
KHUSUS
FARMAKOTERAPI
Konsul dr.Spesialis Penyakit Dalam
- Kanul O2 4 liter/menit
- IVFD RL 20 tpm
- Diazepam 10 mg iv
- Cibital dalam NS 500 cc 20 tpm

6
VII. NON FARMAKOTERAPI
- Menerangkan pada keluarga pasien tentang kondisi dan penyakit pasien
- Edukasi mengenai komplikasi penyakit pasien
- Edukasi mengenai faktor resiko yang dapat di ubah
- Edukasi mengenai rencana penanganan selanjutnya

VIII. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam

IX. KONDISI PASIEN


Pasien setelah masuk ruangan mengalami kejang 1 kali, setelah 1 x 24 jam pasien bebas kejang,
pasien boleh pulang dan kontrol ulang 1 bulan kemudian.

7
Diagnosa Kerja
Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran
lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut. Epilepsi grand mal
ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron diseluruh area otak-di korteks,
dibagian dalam serebrum dan bahkan di batang otak dan thalamus, kejang grand mal berlangsung selama 3
atau 4 menit.3,4

Diagnosa Banding
A. Epilepsi Umum
Epilepsi Petit Mal
Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang
menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal
melakukan aktivitas semula. Serangan singkat sekali antara beberapa detik sampai setengah menit dengan
penurunan kesadaran ringan tanpa kejang-kejang. Keadaan termangu-mangu (pikiran kososng, kehilangan
kesadaran dan respons sasaat), muka pucat, pembicaraan terpotong-potong atau mendadak berhenti bergerak
terutama anak - anak. Setelah serangan anak kemudian melanjutkan aktivitasnya seolah - olah tidak terjadi
apa apa. Serangan petit mal pada anak dapat berkembang menjadi gran mal pada usia pubertas.4
Epilepsi Myoklonik Juvenil
Epilepsi myoklonik Juvenil adalah epilepsi yang mengakibatkan terjadinya kontraksi singkat pada satu atau
beberapa otot mulai dari yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh tiba-tiba,
melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya.
B. Epilepsi Parsial (Sebagian)
1. Epilepsi Parsial Sederhana
Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang,
rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.4,5
2. Epilepsi Parsial Kompleks
Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala
parsialis sederhana namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong
pikiran, dan lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari tanpa tujuan,
berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang. Penderita memperlihatkan kelakuan otomatis tertentu seperti
gerakan mengunyam dan / menelan dan berjalan dalam lingkaran.4,5
Penyebab lain kejang
Sinkope ialah keadaan kehilangan kesadaran sepintas akibat kekurangan alirandarah ke dalam otak dan anoksia.
Sebabnya adalah tensi darah yang menurun mendadak,biasanya ketika penderita sedang berdiri. Pada fase
8
permulaan, penderita menjadigelisah, tampak pucat, berkeringat, merasa pusing, pandangan mengelam.
Kesadaranmenurun secara berangsur, nadi melemah, tekanan darah rendah. Dengan dibaringkanhorizontal
penderita segera membaik.
Gangguan jantungGangguan fungsi dan irama jantung dapat timbul dalam serangan-serangan yangmungkin
timbul dalam serangan-serangan yang mungkin pula mengakibatkan pingsan.Keadaan ini biasanya terjadi
pada penderita-penderita jantung.
Gangguan sepintas peredaran darah otak Gangguan sepintas peredaran darah dalam batang otak dengan
macam-macamsebab dapat mengakibatkan timbulnya serangan pingsan. Pada keadaan ini dijumpaikelainan-
kelainan neurologis seperti diplopia, disartria, ataksia dan lain-lain.
Hipoglikemia didahului rasa lapar, berkeringat, palpitasi, tremor, mulut kering.Kesadaran dapat menurun
perlahan-lahan.
KeracunanKeracunan alcohol, obat tidur, penenang, menyebabkan kesadaran menurun.Pada keadaan ini
penurunan kesadaran berlangsung lama yang mungkin pula didapatipada epilepsi.
Serangan hetang dan sianotik (Breath holding spells)Serangan hetang atau somoron ada dua bentuk yaitu
bentuk sianotik dan bentuk palida.Bentuk sianotik disebabkan oleh henti sementara pernafasan dan bentuk
palida oleh hentijantung sementara.
Histeria. Kejang fungsional atau psikologis sering terdapat pada wanita 7-15 tahun. Seranganbiasanya terjadi
di hadapan orang-orang yang hadir karena ingin menarik perhatian.Jarang terjadi luka-luka akibat jatuh,
mengompol, atau perubahan pasca serangan sepertiterdapat pada epilepsy. Gerakan-gerakan yang terjadi tidak
menyerupai kejang tonik klonik, tetapi bias menyerupai sindroma hiperventilasi. Timbulnya serangan sering
berhubungan dengan stress.3
Narkolepsi. Pada narkolepsi terjadi serangan-serangan perasaan mengantuk yang tidak dapat dikendalikan.
Pavor nokturnus, lindur, kekauPavor noktornus merupakan gangguan tidur yang paroksismal, yang terjadi
bilaterbangun pada tidur tingkat empat. Anak marah-marah, menangis, ketakutan, dankadang-kadang disertai
halusinasi visual atau auditoris yang berlangsung cepat disertai meningkatnya frekeuensi jantung dan
pernafasan. Setelah itu ia tidur lagi dan keesokan harinya ia tidak ingat sama sekali apa yang terjadi semalam..
EEG biasanya normal.
Paralisis tidur. Biasanya terjadi menjelang tiduratau bangun dan sering didahului halusinasi visual danauditoris.
Serangan ini sering menakutkan penderita karena ia dapat bernafas,menggerakan mata, namun tidak dapat
bergerak. Sentuhan ringan atau rangsanganauditoris dapat mengakhiri paralisi tersebut yang biasanya
berlangsung hanya beberapa detik.
Migren. Pada migren gejala-gejala juga timbul mendadak dalam serangan-serangan. Pada fasevasokontriksi
dapat timbul nausea, muntah, mulas, gangguan penglihatan, atau gejala-gejala neurologis sesisi. Biasanya
gejala-gejala ini reversible, tetapi pada anak pulihnyaagak lambat

Gejala Klinik
9
Grand mal atau serangan tonis klonis generalized
Ciri-cirinya :
Kejang kaku bersamaan dengan kejutan kejutan ritmis dari anggota badan.
Hilangnya untuk sementara kesadaran dan tonus. Pada umunya serangan diawali suat perasaan khusus (aura).
Hilangnya tonus menyebabkan penderita terjatuh, kejang hebat dan ototnya menjadi kaku. Fase tonis
berlangsung kira-kira 1 menit disusul oleh fase klonis dengan kejang-kejang dari kaki tangan, rahang dan
muka.
Penderita kadang mengigit lidahnya sendiri dan juga dapat terjadi inkontinensia urin atau feces.
Gerakan ritmis dari kaki tanga secara tak sadar, sering kali dengan jeritan, mulut berbusa, mata membelalak.
Lamanya serangan berkisar antara 1 dan 2 menit disusul dengan keadaan pingsan selama beberapa menit dan
sadar kembali dengan perasaan kacau serta depresi.
Serangan myoclonis yaitu kontraksi otot-otot simetris dan sinkron yang tak ritmis dari bahu dan tangan (tidak
dari muka), berlangsung berurutan dengan jangka waktu singkat kurang dari 1 detik.
Status epileptikus serangan yang bertahan lebih dari 30 menit berlangsung beruntun dengan cepat tanpa
diselingi keadaan sadar. Situasi ini bisa fatal karena kesulitan pernafasan dan kekurangna oksigen di otak.
Umunya disebabkan ketidakpatuhan penderita minum obat, menghentikan pengobatan secara tiba-tiba atau
timbulnya demam.3,5

Komplikasi
Komplikasi pada masa kehamilan. Bangkitan epilepsi selama masa kehamilan dapat membahayakan ibu
dan anak. Beberapa jenis obat epilepsi juga meningkatan resiko cacat pada janin. Umumnya wanita dapat
hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Perlu berhati-hati dalam memonitor keadaan selama masa kehamilan
dan mengatur pengobatan. Perencanaan yang benar dengan dokter anda mutlak diperlukan.Kondisi-kondisi
lain yang dapat membahayakan jiwa jarang terjadi, tetapi tetap mungkin terjadi.6

Etiologi
Idiopatik
Factor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai bangkitan kejang seperti sklerosis
tuberose, neurofibromatosis, angiomatosis ensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme,
hipoglikemia.
Factor genetik; pada kejang demem dan breath holding spells
Kelainan congenital otak; atropi, porensefali, agenesis korpus kalosum
Gangguan metabolik; hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia
Infeksi; radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak danselaputnya,toxoplasmosis
Trauma; kontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural
Neoplasma otak dan selaputnya
Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen

10
Keracunan; timbale (Pb), kapur barus, fenotiazin,air
Lain-lain; penyakit darah,gangguan keseimbangan hormone, degenerasi serebral,dan lain-lain.6
Faktor Pencetus
kurang tidur
stress emosionalc.
Infeksi
obat-obat tertentu
alcohol
perubahan hormonal
terlalu lelahh
fotosensitif. 6
3. Levitt LP,Weiner HL. Buku saku neurologi. 2001. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Bradley J,Wayne D,Rubenstein D. Kedokteran klinis. Edisi Keenam. 2008. Jakarta : Penerbit Erlangga.
5. Fakultas kedokteran Indonesia. Kapita selekta kedokteran jilid I.2005. Edisi VII. Jakarta : Media Aesculapics.
6. Price SA,Wilson L.M. Patofisiologi. Edisi Keenam. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai