Anda di halaman 1dari 3

=========-----------HL

Rp400 Miliar, Bangun Jembatan Layang Batumerah-Belso

Pemerintah Provinsi Maluku mengusulkan sebanyak Rp400 miliar, untuk alokasi


pembangunan jembatan layang (flyover) yang menghubungkan kawasan Batumerah dengan
Belakang Soya (Belso). Dari total anggaran tersebut, Rp55 miliar dikhususkan untuk
biaya pembebasan lahan. Karena, usulan pembangunan jembatan, masih terkendala lahan
sampai sekarang, sehingga menghambat proses pembuatannya.
Rencana pembangunan jembatan layang ini sendiri, kerap disampaikan oleh
Gubernur Maluku dan Walikota Ambon, dalam rangka mengatasi masalah kemacetan di
Kota Ambon. Selebihnya, selain untuk mengatasi kemacetan, diperkirakan, pembangunan
jembatan ini akan menjadi salah satu destinasi kawasan wisata di Kota Ambon.
"Memang ada masalah non teknis terkait masalah lahan, untuk itu kita akan
koordinasikan hal ini dengan Pemerintah Kota Ambon supaya berjalan dengan baik.
Sehingga pembangunan flyover bisa segera dilaksanakan." Demikian disampaikan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku, Ismail Usemahu, kepada wartawan, Jumat, 4
Agustus.
Menurut dia, anggaran yang diperuntukan untuk pembangunan jembatan layang ini
mencapai Rp400 miliar, berasal dari APBN. Mengingat rencana pembangunan fly over
telah disetujui oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian PUPR. "Jika masalah
relokasi pemukiman selesai, mudah-mudahan dalam beberapa waktu kedepan sudah bisa
terlaksana, sehingga dua sampai tiga tahun kedepan sudah bisa selesai dikerjakan."
Dijelaskan, untuk perencanaan fisibility studi dalam hal ini Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) telah selesai dilaksanakan. Bagi dia, rumah yang
disediakan pemerintah untuk relokasi jauh lebih bagus dari kondisi rumah terkena
dampak pembangunan fly over. (YAS)

=========-------

RSUD Kudamati Tak Layak Dikembangkan


*** RSUP Siap Jadi Pengganti

Pemerintah Provinsi Maluku rupanya sudah siap menggantikan posisi Rumah Sakit Umum
Daerah (RUSD) dr Halulussy, yang terletak di Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota
Ambon. Pasalnya, keberadaan RSUD tersebut sudah tidak dapat untuk dikembangkan
menjadi lebih baik dari yang ada. Apalagi, lokasi yang digunakan oleh RSUD sudah
sangat sempit, dan menempati kawasan pemukiman warga. Sehingga, untuk
pengembangannya sudah tidak dapat dilakukan. Hal inilah yang menjadi alasan
Pemerintah Provinsi Maluku, untuk memperjuangan rencana pembangunan Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP), yang terletak kawasan Wailela, Kota Ambon.
Faktanya, kondisi RSUD Kudamati sudah tidak layak dijadikan sebagai RSU
provinsi. Demikian diakui Sekjen Kementerian Kesehatan RI, Untung Suseno Sutarjo,
saat menginjakkan kakinya di RUSD Kudamati Ambon.
Melihat kondisi RUSD Kudamati yang tidak mengalami perubahan, baik pelayanan
maupun pembangunan sarana dan prasarana, Untung, lantas mengkritisi kondisi RSUD
tersebut, sekaligus kelalaian Pemprov Maluku, yang kurang perhatian terhadap RUSD
itu. Namun, bagi Gubernur, kondisi RSUD tersebutlah, yang meniscayakan Pemerintah
Provinsi Maluku mengusulkan untuk dibangun RSU baru, yang lebih baik dan unggul
baik di bidang pelayanan, maupun kesiapan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
"Dibilang ke Sekjen kenapa Gubernur minta pembangunan RSUP yang baru." Karena, kata
Gubernur, kondisi RSUD sudah tidak layak untuk dikemangkan. "Rehap juga sangat
susa," pungkas Gubernur Maluku, Said Assagaff, yang disampaikan kepada wartawan
kemarin.
Menurut dia, proyek pembangunan RSUP di Wailela bakal ditender dalam dua
sampai tiga bulan ke depan. Nantinya, jika RSUP di Wailela sudah selesai proses
pembangunannya, masih kata Gubernur, RSUD Dr. Haulussy akan diserahkan ke
Pemerintah Kota Ambon. "Kalau sudah selesai pembangunan nanti kita atur untuk
serahkan ke Kota Ambon." Sebebelumnya, banyak kekurangan ditemukan di RSUD dr M.
Haulussy, Ambon. Pelayanan maupun sarana prasarana di rumah sakit milik Pemerintah
Provinsi Maluku itu masih jauh dari kata sempurna. Hal itu terungkap setelah
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Untung Suseno Sutarjo, meninjau rumah
sakit terbesar di Maluku itu.
Dalam kunjungan ke RSUD Haulussy, Useno didampingi Dirjen Pelayanan Kesehatan
Kemenkes Bambang Wibowo. Ikut dalam kunjungan itu, Kepala Dinas Kesehatan Maluku M.
Pontoh dan Direktur RSUD M.Haulussy Ambon Justini Pawa. Dalam kunjungan tersebut,
Useno meninjau ruangan CT-Scan, instalasi radiologi, dan Instalasi Gawat Darurat
(IGD).
Melihat berbagai kekurangan, Untung, menginginkan agar manajemen RSUD
Haulussy harus lebih kuat. "Kalau dilihat agak berat. Saya sih lihatnya masih
banyak yang harus diperbaiki salah satunya alat CT-Scan yang tidak dapat
difungsikan lagi. Untuk itu manajemennya harus kuat kalau tidak bisa dipakai ya
harus cari jalan keluar, bukan dibiarkan begitu saja," kata Useno saat meninjau
langsung RSUD Haulussy di kawasan Kudamati, Ambon, Selasa 1 Agustus lalu.
Ruangan CT scan berada, plafon bangunan telah bocor. Melihat kondisi ruangan
CT scan, Useno menegaskan seharusnya ruangan itu tidak boleh dibiarkan bocor karena
CT scan merupakan peralatan medis yang harganya mahal, seharusnya dirawat dengan
baik. Ke depannya kata dia, Kemenkes akan melakukan pembinaan agar pelayanan yang
diberikan RSUD kepada masyarakat bisa diterapkan dengan baik. "Saya sih lihatnya
harus banyak yang diperbaiki. Bocor beberapa tempat. Dan manajemen-nya harus kuat
donk, kan itu alatnya mahal harusnya alat-alat tersebut dirawat dengan baik,"
ujarnya dengan raut wajah kecewa.
Useno dibuat bingung melihat keberadaan apotek di samping kanan pintu masuk
RSUD Haulussy. Seharusnya tidak boleh ada apotek di dalam rumah sakit. Rumah sakit
cukup miliki instalasi farmasi yang obatnya sudah harus lengkap. "Sebenarnya di
rumah sakit ini sudah ada instalasi farmasi, seharusnya tidak boleh ada apotek
lagi. Tadi ada apotek pelengkap itu untuk apa, kalau sudah punya rumah sakit tidak
usah punya apotek, cukup punya instalasi farmasi. Dan itu sudah harus dilengkapi
obat untuk masyarakat," sindir Useno.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Bambang Wibowo menegaskan, sebagai rumah
sakit rujukan provinsi, RSUD M. Haulussy harus terus meningkatkan kompetensi maupun
mutu. "Untuk itu, mutu rumah sakit kita dorong agar segera terakreditasi, dan semua
hal menyangkut hal tersebut harus dipersiapkan oleh manajemen RS," tegas Bambang
mengingatkan. Melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), RSUD M. Haullussy akan diberikan
bantuan alat kesehatan. "Untuk itu, dengan adanya bantuan ini sumber daya manusia
(dokter) harus dapat meningkatkan kompetensi pelayanan kepada masyarakat dan yang
paling penting bantuan tersebut dapat dirawat dengan baik," katanya. (YAS)

==========----SECON

Pemkot Ambon Jumpa Berlian Di Lima Titik Sungai

Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, melaksanakan kegiatan Jumpa Berlian pada lima titik
sungai yang ada di Kota Ambon, Jumat, 4 Agustus.
Jumpa berlian ini mencakup, kerja bakti membersihkan lima titik lokasi sungai
yang tergolong besar di pusat Kota Ambon, dan kerap mengancam pemukiman warga kota
Ambon saat musim hujan.
Kegiatan Jumpa Berlian atau dengan kata lain membersihkan berbagai sampah
yang menumpuk dilima titik lokasi tersebut dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun
(HUT) Hut kota Ambon ke 442 yang jatuh pada September mendatang. Dalam kegiatan
tersebut, seluruh aparatur sipil negara (ASN) lingkup pemerintah kota (Pemkot)
Ambon dilibatkan untuk turun langsung membersihkan lima titik sungai di kota Ambon.
Diantaranya, Sungai Wairuhu, Wai Batu Merah, Wai Batu Gantung, Wai Skip dan Wai
Batu Gajah.
Pembersihan sampah di lima titik sungai itu dilakukan dengan harapan bisa
memotivasi masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, dalam kegiatan tersebut mengatakan,
pencanangan HUT Kota Ambon yang dilaksanakan saat ini berbeda dengan pencanangan
sebelumnya, karena melakukan pembersihan pada lima sungai di Kota Ambon. "Kita
lakukan pencanangan dalam bentuk bersih sungai padalima sungai di Kota Ambon,''
ujar Louhenapesi disela-sela pencanangan yang berlangsung di bawah Jembatan Merah
Putih (JMP), kemarin.
Kata Louhenapessy, dari sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku, hampir
seluruh Kabupaten dan Kota memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjanjikan yang
dapat diolah untuk percepatan masyarakat. "Kota Ambon tidak miliki SDM yang cukup
tapi, ada beberapa sektor yang dapat memberikan keuntungan diantaranya, sektor
jasa, perikanan dan pariwisata,'' terangnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kota Ambon itu mengatakan, saat
ini Jembatan Merah Putih (JMP) menjadi ikon terbaru bagi masyarakat Kota Ambon,
meskipun ada yang menyatakan Kalimantan meiliki jembatan yang bagus dan Sumatera
memiliki jembatan yang indah, akan tetapi baginya JMP merupakan jembatan terbaik di
Maluku dan Kota Ambon secara khusus. "JMP merupakan ikon karena, terdapat dalam
teluk yang indah dan dapat dijadikan aset masyarakat Kota Ambon,''katanya.
Ia meminta masyarakat untuk terus menjaga keindahan ikon JMP, karena
keindahan JMP akan terlihat saat masyarakat menjaga kebersihan Kota Ambon. "Saya
harap dengan adanya jembatan yang bagus dan teluk yang indah, kita harus menjaga
kebersihan di lokasi JMP, agar JMP dapat dijadikan sektor pariwisata yang memiliki
ciri khas tertentu,'' katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Ambon, Max Pattiapon yang dikonfirmasi
wartawan menilai, pembersihan lima sungai yang telah dilakukan aparatur sipil
negara (ASN) lingkup Pemkot Ambon sangat luar biasa. Namun, kegiatan tersebut harus
dilakukan bukan hanya pada momentum-momentum tertentu saja alias tiba masa tiba
akal, seperti menjelang Hut kota atau Hut Kemerdekaan Indonesia dan lain
sebagainya. Melainkan harus diagendakan satu bulan sekali. "Ini sudah luar biasa,
tetapi pemerintah kota Ambon harus mengagendakan untuk dilakukan setiap bulan
sekali. Bukan menunggu momentum penting baru dilaksanakan. Sehingga bisa membudaya
dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan juga pemerintah provinsi. Karena
bukan saja darat, tetapi laut kita masih banyak dipenuhi sampah, terang Pattiapon.

Dia berharap, proses pembersihan bukan saja harus difokuskan di darat. Tetapi
harus dilakukan secara menyeluruh, baik di darat maupun juga di laut kota Ambon
yang hingga kini masih terlihat kotor. Karena masih banyak kawasan pesisir pantai
dan laut kota Ambon yang penuh dengan sampah.
Ketua Fraksi Golkar kota Ambon ini berharap, kedepannya Pemkot bisa
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi serta melibatkan TNI/Polri untuk bisa
bersama-sama membersihkan kota Ambon dari segala sampah. Sehingga dari Adipura yang
diterima, bisa menjadi motivasi bagi seluruh lapisan untuk menjaga kota Ambon tetap
bersih dan nyaman. "Persoalan kebersihan ini harus membudaya. Intinya seluruh
pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun stakeholder terkait mesti diikutsertakan.
Dan bukan saja darat yang difokuskan tetapi laut juga harus menjadi fokus
pemerintah. Sehingga dengan penghargaan Adipura yang diperoleh bisa memotivasi kita
untuk tetap setia menjaga kota Ambon lebih baik dan nyaman bagi kita maupun para
pengunjung yang datang ke Kota Ambon," singkat dia. (R1)

Anda mungkin juga menyukai