seperti sprinklerdan tetes diterapkan maka seluruh faktor pendukung harus mengikutinya, seperti jenis, waktu, kondisi pola tanam, jumlah, kesinambungan produksi dan lain-lain harus disesuaikan. Dengan demikian pengetahuan, pengalaman terhadap penentuan desain, pelaksanaan, permintaan pasar mutlak dibutuhkan. Sementara itu pengetahuan, sikap dan keterampilan petani di sentra produksi tentang pengelolaan air irigasi bertekanan relatif masih rendah karena hal ini merupakan hal baru bagi mereka, sehingga untuk tahap awal diperlukan model percontohan pengembangan irigasi bertekanan menunjang tanaman hortikultura dan perkebunan dengan bimbingan secara berkesinambungan (Gatot, 2006). Biasanya, dalam pelaksanaan di lapangan dibuat suatu pedoman pembuatan irigasi bertekanan yang dimaksudkan untuk memberikan panduan (manual rancangan) bagi pelaksana lapangan, agar dengan mudah dapat menyusun rancangan irigasi bertekanan baik sprinkle maupun tetes (khususnya pada lahan petani), untuk menunjang pengembangan komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan. , memberikan pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-masing mempunyai beberapa mata pencurah (sprinkler) (Prastowo, 1995). Sistem irigasi curah dibagi menjadi dua yaitu set system (alat pencurah memiliki posisi yang tepat), serta continius system (alat pencurah dapat dipindah- pindahkan). Pada set system termasuk ; hand move, wheel line lateral, perforated pipe, sprinkle untuk tanaman buah-buahan dan gun sprinkle