maka dalam peristiwa korosi selalu melibatkan unsur kimia dan listrik yang
berupa aliran elektron dari voltase rendah ke voltase tinggi. Dalam banyak hal
korosi menyebabkan penurunan daya guna dari suatu bagian komponen mesin
komponen tersebut terjadi hubungan satu sama lain yang dapat menyebabkan
dilihat dalam suatu rangkaian sel korosi basah sederhana pada gambar dibawah
ini.
Kawat Penghubung
1
2
3
Anoda Katoda
Elektrolit
4
Keterangan : 1. Anoda
2. Katoda
3. Elektrolit
4. Kawat Penghubung
Dari gambar II.1 dapat dilihat bahwa antar anoda dan katoda
dihubungkan oleh sebuah kawat yang dapat menghantarkan arus listrik yang
terjadi di dalam larutan elektrolit, hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi
pada anoda jika antara anoda dan katoda terdapat selisih potensial atau selisih
energi bebas.
2.1 Anoda
Anoda adalah logam atau bagian dari logam yang potensial listrinya
lebih negatif dari logam lainnya. Pada anoda biasanya terjadi korosi dimana
logam terurai menjadi ion dan melepaskan sejumlah elektron dari atom logam
netral yang besarnya sama dengan jumlah valensi dari logam yang terurai,
peristiwa ini dikenal dengan reaksi oksidasi (reaksi anodik). Contoh rekasi
Zn Zn2+ + 2e-
2.2 Katoda
Katoda adalah logam atau bagian dari logam yang potensial listriknya
lebih positip dibandingkan dengan logam atau bagian dari logam lainnya. Pada
katoda biasanya tidak mengalami peristiwa korosi karena disini terjadi reaksi
pemakaian elektron. Berkaitan dengan hal tersebut dikenal suatu derajat keasaman
(pH), dimana jika derajat keasamannya lebih kecil dari tujuh (pH < 7) maka
lingkungan tersebut disebut asam, sebaliknya jika derajat keasaman lebih besar
dari tujuh (pH > 7) maka lingkungan tersebut disebut basa. Contoh reaksi dari
masing-masing derajat keasaman tersebut dapat dilihat pada reaksi dibawah ini.
a) Lingkungan tanah
Zat utama yang ada dalam tanah adalah SiO 2, Al2O3, CaO, MgO, dan
beberapa garam dalam air. Garam-garam yang dapat menimbulkan korosi adalah
garam sulfat, klorida florida, silikat, dan karbonat (HCO 3) dan kationnya adalah
Al3+, K+, Na+, dan Ca+. Akibat humus tanah dan organik dalam tanah, maka tanah
akan mempunyai pH yang rendah. Bakteri aerobik pembentuk garam sulfat dan
sulfat juga dapat menurunkan pH menjadi rendah. Dalam tanah rawa atau tanah
yang dalam, oleh bakteri anaerobik dapat mengubah senyawa belerang menjadi
Dengan alasan diatas, korosi dalam tanah antara suatu titik dengan titik
lainnya akan sangat berbeda. Oleh karena itu ion Fe3+ dapat bereaksi dengan
silikat, terutama dalam tanah yang memiliki unsur perusak, maka akan terbentuk
lapisan tanah yang terdiri dari karat dan tanah. Pada temperatur yang lebih tinggi
korosi merata maupun pada korosi sumur dan korosi tegangan. Humus dan hasil
proses pembusukan dari daun-daun akan membuat tanah menjadi lebih asam yang
b) Lingkungan Air
Kita ketahui bahwa air di alam ada bermacam-macam, antara lain seperti :
Air tanah dangkal (air sumur) dan air tanah dalam (air artesis)
Air laut
Semua air ini adalah dapat menjadi penyebab korosi karena air dapat
terjadinya korosi pada logam. Tapi, korosivitas dari masing-masing air ini akan
Air yang paling bersih adalah air suling yang bebas dari kation dan anion,
yang masih baru dan terisolir dari udara maka akan bebas dari mikroba.
Air alam yang paling bersih adalah air hujan dan salju karena merupakan air
sulingan alam, tetapi walaupun demikian masih tercampur dengan CO2 dari
udara yang akan membentuk H2CO3 dan air menjadi bersifat sedikit asam dan
Dilihat dari konsentrasi garam yang begitu tinggi jelas sekali agresevitasnya
ditempati atau tempat tergenangnya. Tetapi pada umumnya zat yang terlarut
jauh lebih rendah dari air laut. Biasanya air permukaan mengandung Ca 2+, Mg
2+
, NH+4, Cl- dan SO4-, agresevitas korosinya lebih rendah dibanding air laut.
Air tanah dangkal, seperti air sumur, komposisi zat terlarutnya sangat
tergantung pada tanah, dimana sumur itu dibuat. Bila tanahnya banyak
mengandung kapur maka akan terbentuk endapan, air jenis ini masih
mengandung mikroba karena tidak mendapatkan saringan alam secara
Air tanah dalam, pada umumnya bebas dari mikroba karena mendapat proses
pengendapan yang lama sekali. Hanya kelemahannya jumlah ion yang terlarut
akan cukup banyak, karena kontak langsung antara air dengan tempat didalam
Air tanah mengandung beberapa zat dalam jumlah yang bervariasi terdiri
dari CO3-, HCO3-, Cl-, SO4-, dan SiO2 sedangkan kationnya Ca2+, Na+, K+ dan
sedikit sekali Mg2+, dan Al3+. Pada temperatur tinggi zat-zat diatas akan
membentuk endapan pada dinding logam yang panas. Endapan yang utama adalah
CaCO3, CaSO4, dan didapat juga Na2SO4. Endapan inilah yang memulai
timbulnya korosi.
terdapat unsur-unsur yang agresif yang akan memfasilitasi reaksi pada anoda dan
katoda.
Efek oxidizer terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar grafik berikut.
Gambar II.2. Konsentrasi Oxidizer Terhadap Laju Korosi
Keterangan :
Fenomena ini dapat dilihat pada reaksi tembaga dalam H2SO4 + O2.
Pada daerah nomor 2 laju korosi menurun drastis dan cenderung bertahan
pada laju yang sama walaupun kadar oksigen dalam larutan ditingkatkan.
Fenomena ini dapat dilihat pada reaksi baja dalam H2SO4 + Fe3+.
Pada daerah nomor 3 laju korosi meningkat pada konsentrasi oxidizer tertentu.
Fenomena ini dapat dilihat pada reaksi baja staeinless dalam H2SO4 + HNO3
pekat. Namun secara umum laju korosi meningkat seiring meningkatnya
b. Efek kecepatan
Efek kecepatan larutan terhadap laju korosi bersifat kompleks dan tergantung
pada karakteristik logam pada saat ia dicelupkan. Hal ini dapat dilihat dalam
Keterangan :
Kurva A. Jika proses korosi dikontrol oleh difusi katodik. Hal ini terjadi pada
media dengan jumlah oksidiser yang sangat kecil, seperti O 2 terlarut dalam air
atau asam.
Kurva B. Jika proses korosi dikontrol oleh aktifasi polarisasi. Di sini
kecepatan alir atau agitasi tidak punya pengaruh terhadap laju korosi.
Kurva C. Jika pembentukan film protektif berupa massa yang tidak menempel
sekuat film pasif. Jika kecepatan alir sangat tinggi, maka film dapat rusak
secara mekanis atau lepas dari logam. Hal ini disebut korosi erosi. Diiyakini
film massa yang tidak larut, tetapi akan rusak oleh kecepatan tinggi.Hal ini
c. Efek temperatur
makin cepat laju korosi. Gambar berikut ini menunjukkan beberapa kasus
Dari gambar II.4 diatas dapat dilihat bahwa pada posisi A laju korosi
tertentu (x).
d. Konsentrasi unsur-unsur korosif
Pada gambar II.5 berikut ini akan diperlihatkan efek konsentrasi unsur-unsur
korosif dalam larutan terhadap laju korosi. Disini diperlihatkan pada posisi A
konsisten, dimana pada saat awal laju korosi meningkat seiring peningkatan
1 2
Keterangan :
Ta dalam HCl
Fe dalam H2SO4
Kurva A.1. adalah bahan yang terpasifasi dan hanya sedikit dipengaruhi oleh
konsentrasi media.
Kurva A.1-2 adalah bahan yang lapisan pelindungnya rusak oleh konsentrasi
yang sangat tinggi, seperti Pb dalam H2SO4. Diyakini bahwa PbSO4 terbentuk
Kurva B adalah kurva yang dihasilkan oleh media asam yang larut pada semua
konsentrasi
Antara anoda dan katoda harus terdapat kontak listrik agar arus dalam
sel korosi dapat mengalir, tetapi hal ini tidaklah mutlak karena di dalam struktur
mikro dari suatu logam telah terdapat potensi yang dapat menyebabkan logam itu
beda potensial.
3 Bentuk-bentuk Korosi
Berikut ini akan kita bicarakan mengenai bentuk-bentuk korosi yang
terjadi pada logam. Ada beberapa bentuk korosi yang terjadi pada logam yang
diantaranya yaitu :
1. Korosi Merata
Korosi ini disebut korosi merata karena korosi yang terjadi hampir sama
(Corrosion allowance).
2. Korosi Galvanik
Korosi galvanik adalah korosi yang tejadi antara dua logam tak sejenis
galvanik. Prinsip terjadinya sel galvanis adalah dua lempengan logam tak
sejenis yang masing-masing sebagai anoda dan katoda bila benda pada
lingkungan elektrolit dan adanya kontak arus listrik pada kedua logam tersebut
maka logam yang anodik akan teroksidasi dan membentuk produk korosi.
antara dua logam tersebut, diberi isolator sehingga mencegah aliran elektron.
3. Korosi Selektif
lebih anodik dari unsur paduan lain dari suatu logam paduan, contohnya, pada
lingkungan korosif.
4. Korosi Celah
ini :
b. Karena oksigen sulit masuk kebagian dalam celah, maka klorida (Cl) yang
akibatnya terjadilah korosi yang lebih buruk pada bagian dalam celah
tersebut.
logam.
5. Korosi Erosi
Korosi erosi terjadi karena adanya aliran fluida yang bersifat korosif
pada permukaan logam. Aliran ini biasanya sangat cepat seperti aliran fluida
dalam pipa sehingga dapat menimbulkan keausan mekanik atau abrasif.
1. Secara mekanik, pada tahap design ukuran pipa diperbesar agar laju arus
menurun.
6. Korosi Tegangan
Korosi tegangan adalah korosi yang terjadi akibat adanya aksi gabungan
antara lingkungan korosif dan tegangan lokal yang melampaui batas elastis
yang digunakan.
7. Korosi Sumuran
b. Segregasi
d. Batas butir
Korosi ini merupakan korosi lokal yang secara selektif menyerang
b. Karena lintasan oksigen yang ditengah lebih panjang, maka bagian ini
Korosi antar butir adalah korosi yang terjadi akibat terbentuknya deposit
pada permukaan butiran. Ini umumnya terjadi pada baja steinless yang
butiran ke batas butir dan membentuk endapan Cr23C6. Endapan (Cr23C6) ini
sangat mulia, sehingga yang terkorosi adalah logam yang ada dikiri kanannya.
Untuk mengatasi korosi antar butir ini dapat dilakukan dengan beberapa
1. Solution Quenching
0 0
Baja tahan karat dipanaskan pada temperatur 1050 C 1150 C,
kemudian di dinginkan secara cepat. Dengan cara ini karbida khrom akan
larut kembali kedalam butiran baja sehingga akan didapat baja tahan karat
dengan struktur yang lebih homogen. Sehingga korosi antar butir dapat
diatasi.
Kadar karbon didalam baja tahan karat diturunkan sampai dibawah 0,03%
dimana kandungan karbon seperti tersebut diatas karbida khrom tidak akan
terbentuk.