Anda di halaman 1dari 9

PENGENDALIAN KOROSI

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang dilakukan terhadap logam

untuk melindunginya dari korosi, diantara hal yang dapat dilakukan untuk melindungi

logam tersebut adalah pelapisan logam, proteksi anodik dan proteksi katodik.

1. Pelapisan logam

Banyak benda disekitar kita yang diberi sentuhan akhir berupa lapisan logam

baik untuk melindungi maupun untuk memperindah logam dibaliknya yang

menyediakan kekuatan, kekakuan, dan sifat yang dibentuk. Secara teknis sifat-sifat

tersebut dapat diklasifikasikan bertujuan untuk :

- Memperbaiki tampilan luar permukaan

- Mengisolasi permukaan logam dari interaksi dengan lingkungan

- Memberikan sifat-sifat khusus pada permukaan logam, antara lain sifat

keras, sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi.

Pelapisan logam juga dapat dikategorikan dengan melihat material yang

dominan melapisi logam tersebut, hal tersebut terdiri dari tiga jenis pelapisan yaitu :

- Pelapisan Organik, adalah pelapisan dengan bahan-bahan organik seperti

pelapisan dengan cat, lacquer dan vernis.

- Pelapisan Inorganik adalah pelapisan yang dilakukan dengan bahan-

bahan inorganik seperti gelas, porselen dan enamel.

- Pelapisan Metalik, merupakan suatu proses pelapisan logam terhadap

logam lain yang dilakukan secara sengaja untuk suatu tujuan


Secara teknis, pelapisan logam dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara

lain dengan cara-cara berikut :

1. Pelapisan dengan Celup Panas (Hot Dipping).

2. Pelapisan dengan Penyemprotan (Metal Spraying).

3. Cladding.

4. Conversion Coating.

2. Proteksi Anodik

Proteksi anodik hanya dapat diterapkan pada logam-logam yang memiliki

sifat pasif dalam interval potensial yang cukup memadai. Misalnya baja stainlees.

Pengendalian korosi dengan proteksi anodik merupakan kebalikan dari

pengendalian korosi dengan proteksi katodik, dimana objek yang akan dilindungi

diposisikan potensial antarmukanya pada potensial pasifnya.

Proteksi anodik tidak dapat dipakai dalam lingkungan yang mengandung

konsentrasi unsur agresif dalam jumlah besar, seperti dalam larutan khlorida.

3. Proteksi Katodik

Metode proteksi katodik pertama kali dilakukan oleh Humprey Davy pada

tahun 1874. Dalam suatu sel korosi yang akan mengalami korosi adalah bagian

anodanya, sedangkan bagian katodanya tidak terkorosi. Berdasarkan kenyataan ini

proteksi katodik dapat didefinisikan sebagai suatu metode pengendalian terhadap

korosi dengan mengkatodikkan logam yang mengalami korosi. Metode ini dilakukan
dengan menerapkan teknik elektrik untuk mengaktifkan potensial sehingga reaksinya

mempercepat pengkatodikkan logam yang mengalami korosi.

Proteksi katodik dapat dicapai jika penyuplaian elektron ke struktur logam

yang akan diproteksi berlangsung secara terus menerus sehingga logam tersebut akan

terlindungi. Logam yang anodik, bila terus menerus disuplai atau diberi elektron,

maka logam yang anodik ini akan menyebabkan potensial permukaan logam tersebut

akan turun dan ini menyebabkan potensialnya lebih negativ dan berada pada posisi

immun. Salah satu kelemahan dari potensial katodik adalah bila terjadi kelebihan

potensial proteksi (over potensial) atau V melampaui -850 mV, maka dapat

menyebabkan perapuhan dan juga dapat menimbulkan arus yang besar yang

menyebabkan tingginya konsentrasi ion hidroksil yang dapat merusak lapisan-lapisan

penghalang seperti cat dan pelapis lain pada permukaan logam. Jadi potensial

permukaan logam harus tetap konstan agar sistem proteksi dapat memuaskan.

Metode pengendalian korosi dengan proteksi katodik ini dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu metode anoda korban (sacrificial anode) dan metode arus

tanding (impressed current method).

1. Metode Anoda Korban ( Sacrificial Anode Method )

Pengendalian korosi dengan anoda korban secara sederhana dapat dijelaskan

dengan menggunakan prinsip sel korosi dwilogam yang bersifat galvanik.

Komponen yang akan dilindungi menjadi katoda dan sebagai anodanya dapat

dipilih dari bahan lain yang bila digandengkan akan menjadi anoda. Untuk memilih
bahan anodanya dapat memanfaatkan pengentahuan tentang deret galvanik, karena

bahan yang sering membutuhkan perlindungan adalah besi dan baja maka semua

logam yang potensialnya lebih aktif dibandingkan besi dan baja dapat digunakan

sebagai anoda.

Media Tanah

Arus

Elektron

Pipa Anoda

Gambar 2.11. Proteksi Katodik Dengan Anoda Korban

Pipa yang akan diproteksi dihubungkan ke anoda korban, kemudian pipa

tersebut akan mengkonsumsi elektron yang diberikan oleh anoda korban tersebut.

Akibat aliran elektron ini, maka struktur pipa akan menjadi katodik karena

potensialnya turun. Elektron yang diberikan tersebut mengalir berlawanan arah

dengan arah arus yang dihasilkan pada sistem proteksi seperti pada gambar 2.11.

Pemasangan anoda korban pada proteksi ini banyak dilakukan di lingkungan

air laut seperti pada kapal, dermaga, anjungan minyak lepas pantai, rambu suar,

instalasi pipa dalam air, dan sebagainya. Juga dilakukan pada lingkungan tanah

seperti jaringan pipa gas, pipa air minum, dan sebagainya.

Seng (Zn)
Seng mempunyai kombinasi sifat-sifat yang ideal yang diantaranya adalah

polarisasi yang rendah dan efisiensi yang tinggi. Seng dapat digunakan untuk

melindungi instalasi peralatan dalam air, dimana sekitar 99,99 persen seng murni

sangat cocok untuk perlindungan tersebut.

Sifat-sifat Seng dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini :

Tabel 2.2. Sifat-sifat Seng

Sifat-sifat seng Nilai ketetapan


Berat atom 65,4 sma
Valensi 2
Massa relatif 7,1 gr/cm3
Titik cair 420C
Ah/lb secara teoritis 372

Magnesium (Mg)

Magnesium mempunyai potensial korosi yang sangat aktif dan polarisasi

rendah. Paduan Magnesium biasanya tidak cocok untuk air laut karena over

proteksi, tidak efisien dan umur anoda yang rendah. Tetapi unsur-unsur paduan

untuk megnesium agak aktif digunakan dalam lingkungan resitivity rendah. Sifat-

sifat magnesium dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3. Sifat-sifat Magnesium

Sifat-sifat magnesium Nilai ketetapan


Berat atom 24,3 sma
Valensi 2 atau 1
Massa relatif 1,74 gr/cm3
Titik cair 650C
Ah/lb pada valensi 2 1000

Aluminium (Al)

Aluminium adalah logam yang sangat aktif. Kalau berada pada lingkungan

yang menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi untuk membentuk selaput tipis

oksida yang transparan di seluruh permukaan yang terbuka. Selaput inilah yang

mengendalikan laju korosi dan melindungi logam yang di bawahnya.

Dalam keadaan normal, aluminium mengalami korosi sumuran dalam air

laut diakibatkan oleh lapisan oksida yang bersifat katodik yang selalu membungkus

logam itu ketika masih berada di udara bebas. Sifat tidak dapat diramalkan yang

dimiliki oleh bentuk korosi ini membuat aluminium murni sangat tidak andal untuk

digunakan sebagai anoda korban. Karena itu, unsur paduan yang ditambahkan

adalah yang dapat mencegah terbentuknya selaput oksida yang merata, melekat

erat dan protektif sehingga kegiatan galvanik terus berlangsung. Dengan tujuan

inilah maka dikembangkan paduan aluminium yang mengandung seng dan air

raksa atau seng dan indium. Sifat-sifat aluminium dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Sifat-sifat Aluminium

Sifat-sifat Aluminium Nilai ketetapan


Berat atom 27,0 sma
Valensi 3,0
Massa relatif 2,7 gr/cm3
Titik cair1 660C
Ah/lb secara teoritis 1350
Di bawah ini diperlihatkan sifat dan jenis anoda korban yang sering

digunakan dalam proses proteksi katodik.

Tabel 2.5. Bahan-bahan anoda korban dan sifat masing-masing

Sifat-sifat Paduan seng Paduan Paduan


(C sentry) aluminium magnesium
(Galvalum) (Galvomag)
Komposisi Al :0,4-0,6 Al : sisa Al : <0.01
(%) Cd : 0,075- Cu : < 0,006 Cu : 0,02
0,125 Fe : <0,1 Fe : < 0,03
Cu : < 0,005 Hg : 0,02-0,05 Mg : rem
Fe : <0,0014 Si : 0,11-0,21 Mn : 0,5-1,3
Pb : <0,015 Zn : 0,3-0,5 Ni : 0,001
Si : <0,125 Lain-lain Pb : < 0,01
Zn : rem Sn : < 0,01
Zn : < 0,01
-3 -3
Kerapatan 7060 kg m 2695 kg m 1765 kg m-3
Kapasitas 780 Ah kg-1 2640 Ah kg-1 1232 Ah kg-1
Pengausan (Berat) 10.7 kg Ay-1 3.2 kg Ay-1 4.1 kg Ay-1
Pengausan(volume) 1518 ml Ay-1 1180 ml Ay-1 2296 ml Ay-1
Keluaran 6.5 A m-2 6.5 A m-2 10.8 A m-2
Ekorr (SSC) -1050 mV 1050 mV -1700 mV

2. Metode Arus Tanding ( Impressed Current Method )

Pada metode arus tanding (impressed current), sebenarnya sama dengan

prinsip anoda korban. Hanya saja pada metode arus tanding dipasang alat pencatu

daya (transformer rectifier) yang memungkinkan untuk mengendalikan dan

mengatur tegangan arus listrik, juga digunakan untuk mengubah catu arus searah
yang tersedia secara lokal menjadi arus searah dengan tegangan yang dibutuhkan

sehingga dapat mendistribusikan potensial dengan lebih baik sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan pada sistem proteksi. Arus yang dihasilkan pada sistem

proteksi ini mengalir berlawanan arah dengan arah elektron. Sumber arus ini dapat

berupa baterai, penyedia arus searah dan akhir-akhir ini digunakan sel surya. Untuk

lebih jelasnya dapat kita perhatikan gambar jaringan pipa di dalam tanah yang

diproteksi katodik dengan arus tanding berikut ini.

Gambar 2.12. Proteksi Katodik Arus Tanding

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jaringan pipa bawah tanah yang

akan diproteksi secara katodik dihubungkan dengan pencatu daya yang akan

mengalirkan arus yang diteruskan ke anoda, sehingga elektron yang ada pada

backfill mengalir menuju pipa tersebut sehingga akan terjadi proteksi katodik yang

diinginkan.
Perbedaan lainnya dengan metode anoda korban adalah bahwa anoda pada

metode arus tanding harus diisolasi untuk melindungi logam dari kerapatan arus

yang berlebihan.

Pada tabel dibawah ini akan diperlihatkan konsumsi bahan anoda arus

tanding dan penggunaan yang disarankan.

Tabel 2.6. Bahan Anoda Arus Tanding

Bahan Konsumsi Penggunaan yang disarankan


(kg A per tahun)
Platinum dan 8 x 10-6 Lingkungan air laut dan zat cair dengan
logam lapis kemurnian tinggi
0,25 1,0
platinum Sistem air minum dan pipa bawah tanah
Besi silikon tinggi dengan urugan tanah atau bahan karbon
6,8 9,1
Lingkungan laut dan urugan bahan
Baja karbon
+- 9,5
Lingkungan laut dan urugan bahan
Besi karbon
4,5 6,8
Lingkungan laut dan urugan bahan
Besi tuang karbon
0,09
Lingkungan laut
0,09
Timbal-platinum Lingkungan laut
0,1 1,0
Timbal-perak Lingkungan laut, sistem air minum dan
Grafit urugan bahan karbon

Anda mungkin juga menyukai