Anda di halaman 1dari 2

Hukum Islam dan Keadilan Sosial

Oleh: Ade Nur Cahya


Beberapa tahun belakangan ini isu tentang hukum Islam di indonesia sedang banyak menjadi
pembicaraan hangat, di satu sisi ada pihak-pihak yang berpendapat bahwa penerapan hukum Islam
adalah keharusan membuat sistem politik Islam, di sisi lain banyak pula pihak-pihak yang berusaha
mendikotomikan hukum Islam dengan perangkat-perangkat negara seperti pancasila, Undang-
undang dasar dan bhineka tunggal ika. Dan pemerintah mencoba membubarkan ormas-ormas yang
di lihatnya di nilai bertentanga dengan pancasila dan bhineka tunggal ika, dengan mencoba
memahami aspek-aspek hukum Islam secara meyeluruh kita akan bisa melihat hubungan hukum
islam dengan keadilan sosial.
Sebelum kita berbicara tentang hukum Islam terlebih dahulu kita harus memahami makna Islam
(sebagai agama) yang menjadi induk atau sumber hukum Islam itu sendiri. Sebabnya adalah karena
berbeda dengan hukum eropa yang memisahkan iman atau agama dari hukum, hukum dari
kesusilaan, dalam sistem hukum Islam pemisahan yang demikian itu tidak mungkin dilakukan
karena selain dari hukum Islam itu bersumber dari agama Islam, juga dalambsistem ajaran Islam,
hukum adalah bagian yang tidak dapat di pisahkan dari Iman atau agama dalambarti sempit seperti
di pahami orang eropa. Dalam sistem hukum Islam, selain dari dengan agama atau iman hukum
juga tidak boleh di cerai pisahkan oleh kesusilaan atau akhlaq. ( Mohammad Daud Ali. Hukum
Islam. Hal, 18)
Islam adalah agama yang berbeda dari agama lain, segala hal yang berkaitan dengan hubungan
dengan Tuhan (Ibadah) dan hubungan antar manusia dengan manusia ( muamalah) sudah di atur
dalam koridornya sendiri, tapi dengan itu Islam adalah agama yang universal yang ajarannya tidak
bertemtangan dengan perkembangan-perkembangan zaman dan Ilmu pengetahuan, akan tetapi
Islam sendiri karena ajarannya dapat memberi sumbangsing besar terhadap Ilmu pengetahuan,
landasan hukum kenegaraan dan tata cara hidup yang paripurna.
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari Islam. Menurut Mohammad
Daud Ali ( Guru besar fakultas hukum UI) sistem hukum Islam mempunyai istilah kunci yang perlu di
jelaskan terlebih dahulu, istilah-istilah itu adalah (1) Hukum, ( 2) hukm dan ahkam, (3) Syari'ah atau
Syariat, (4) fikih atau fiqh.
1. Hukum
Hukum adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia
dalam suatu masyarakat, dalam konsepsi hukum Islam dasar dan kerangkanya di tetapkan oleh
Allah.
2. Hukm dan Ahkam
Artinya norma atau kaidah yakni ukuran tolak ukur, patokan, yang di pergunakan untuk menilai
tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. Dalam sistem hukum Islam ada 5 hukm atau
kaidah yang di pergunakan sebagai patokan mengukur perbuatan manusia baik di bidang Ibadah
atau di lapangan muamalah. Kelima jenis kaidah tersebut, di sebut al-ahkam al-khamsah atau
penggolongan hukum yang lima yaitu jaiz, sunnah, makruh, wajib, dan haram.
3.syari'at
Syariat memuat ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan Rasulnya, baik berupa perintah ataupun
larangan, ia meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.
4. Fiqih
Ilmu fiqih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan
ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad yang
terekam dalam kitab-kitab hadist.
(Ibid)
Dalam memperbaiki keadaan suatu negara hal yang paling utama harus benahi adalah laku
manusia itu sendiri, bukan berarti sistem dalam suatu negara itu tidak penting, Jika manusianya
sudah baik akan menciptakan sistem kenegaraan yang baik, ketika Rasulullah di utus sebagai
manusia pilihan penyebar dakwah Islam yang pertama kali Beliau lakukan adalah memperbaiki
kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat Quraisy yag sedang dalam masa jahiliyah, Ia mengajari dan
menjadi contoh bagaimana menjadi manusia yang beradab meninggalkan kebiasaan-kebiasaan
biadab pada massa jahiliyah itu.Perangkat kenegaraan itu memang penting sebagai sebagai
kendaraan dakwah Islam itu. Tapi penting kiranyanya perangkat negara itu mengarah ke tujuan
hukum Islam. Abu Ishaq al Shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam yaitu memelihara agama,
Jiwa, akal, keturunan, dan harta dan ini sama dengan tujuan di bentuknya undang-undang untuk
mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk Negara.
Perangkat-perangkat kenegaraan seperti undang-undang dasar, pancasila, bhineka tunggal ika
adalah refleksi dari ajaran-ajaran yang tuangkan dalam hukum Islam dan demokrasi adalah
kesepakatan yang bisa kita gunakan sebagai ikhtiar kita menerapkan prinsip-prinsip islam dan
keadilan sosial, tetapi semua itu akan menjadi khayalan belaka kalau manusianya nir-adab.
Buya Hamka ulama kita asal minang dahulu sudah memberi nasehat kepada kita, Hamka berkata:
"Sebelum mendirikan suatu pemerintahan, selama tiga belas tahun nabi Muhammad mematangkan
ideologi di mekkah. Hal ini menjadi kesan bahwa pendirian masyarakat atau negara dimulai dari
dalam , dari jiwa, dari dhamir yang bersih sehingga kesadaran bernegara bukan hanya di cat dan
disemir dari luar, tetapi bermasyarakat dan bernegara timbul dari dalam."
(Hamka, Keadilan sosial dalam Islam, hal-2)
Penerapan Hukum Islam jika termanifestasi dalam bernegara oleh ummat Islam akan menciptakan
keadilan sosial bagi suatu negara, bentuk-bentuk pemerintahan Islam yang mengajarkan tentang
musyawarah, siasat kehakiman, siasat dalam pengelolahan harta sampai sikap-sikap kepada kaum
minoritas dan agama di luar Islam akan menjadi penyempuran perangkat-perangkat negara yang
sudah mapan.
Wallahu a'lam

Anda mungkin juga menyukai