Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah yang sangat substansial,
mengingat pola kejadian sangat menentukan status kesehatan di suatu daerah dan
juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu negara. Secara global WHO
(World Health Organization) memperkirakan PTM menyebabkan sekitar 60%
kematian dan 43%kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat
dari agraris ke industridan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi
masyarakat diduga sebagaihal yang melatarbelakangi prevalensi Penyakit Tidak
Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam
transisi epidemiologi. Diabetes Mellitus(DM) merupakan salah satu penyakit tidak
menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Padila, 2012) Diabetes
mellitus adalah penyakit multifaktorial yang membutuhkan perawatan jangka panjang
karena melibatkan perubahan besar di kedua dimensi fisik dan psikososial dari setiap
pasien. edukasi diabetes adalah elemen penting dari perawatan yang meningkatkan
hasil pasien. (Marina K et al,. 2012). Menurut Riskesdas 2007, Diabetes Mellitus
menduduki peringkat ke 6 pola kematian semua umur di Indonesia dengan persentase
sebesar 5,7%. Sedangkan menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati
urutan ke-4 dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus terbesar di dunia setelah
India,Cina dan Amerika Serikat.
Diabetes mellitus tipe 2 dan pendidikan sangat berkaitan dalam beberapa tahun
terahir ini, peran pendidikan diabetes militus telah dibutikan dalam banyak study
secara global, melalui pendidikan, pasien dapat mengoptimalkan kontrol metabolik
termasuk mengontrol diri sendiri atau mengontrol urine glukosa, dan juga merupakan
pembelajaran diet bagi pasien, sehingga dapat meringankan gejala penyakit, dan
mendapatkan sikap yang lebih positif terhadap penyakit, (Marina K. 2013)
Diabetes mellitus khususnya tipe 2 merupakan penyakit kronis yang membutuhkan
manajemen husus seumur hidup. Perawat memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi pasien yang menderita diabetes mellitus, mengkaji keterampilan
perawatan diri, memeberikan pendidikan dasar, mendukung untuk memberikan
penyuluhan untuk menjalani perawatan tindak lanjut (Brunner & Suddarth 2013 )
Salah satu tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mendorong penderita untuk
mematuhi program terapiutik. Istilah kepatuhan sering di gunakan untuk
menggambarkan perilaku ini yang menunjukkan bahwa pasien akan merubah
prilakunya atau patuh karena mereka telah diminta untuk itu (Brunner & Suddarth
2001).
Peran penting pendidikan tentang manajemen diri diabetes mellitus telah
dibuktikan oleh banyak study. Sangat besar pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pasien diabetes mellitus, terutama pada kalangan dengan pendidikan rendah, pada
masyarakat dengan mayoritas pendidikan dibawah SMA (sekolah menengah) yang
hubungannya berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit DM, meliputi
penanganan, dan terapi yang dapat di ambil dalam menangani masalah DM,
Pendidikan kesehatan besar pengaruhnya pada pengetahuan terapy seperti diet yang di
anjurkan pada diabetes mellitus, yang berdampak dengan kepatuhan dan ketaatan
masyarakat dalam pelaksanaan diet diabetes mellitus
Menurut penelitian Luis E et al, 2013 individu dengan riwayat diabetes harus
diikuti dengan gaya hidup sehat, dan kepatuhan terhadap perbaikan diet. Menurut
definisi Hentinen et al.,2014 kepatuhan adalah proses yang bertanggung jawab atas
perawatan, di mana individu berusaha untuk menjaga kesehatannya dalam kerja sama
erat dengan tenaga kesehatan. Marston et al,.2014 menekankan bahwa perawat harus
memiliki pandangan keseluruhan tentang kepatuhan dan masih harus banyak belajar
tentang cara membantu orang untuk menjaga kesehatan mereka ketika mereka tidak
berada di bawah pengawasan langsung dari dokter atau perawat.
Ketaatan terhadap program terapiutik dan pendidikan, mengharuskan individu
untuk membuat satu atau lebih perubahan gaya hidup untuk menjalankan aktivitas
spesifik seperti meminum obat, mempertahankan diet, membatasi aktivitas,
pemantauan mandiri terhadap tanda gejala penyakit, melakukan tindakan higine
spesifik, melakukan evaluasi kesehatan secara periodik dan ambil bagian sebagai
pelaksana tindakan pencegahan lain. Fakta bahwa banyak orang yang tidak menaati
program yang diharuskan tidak dapat di abaikan atau diminimalkan, angka ketaatan
umumnya sangat rendah, apalagi dalam jangka waktu yang lama.
Pada keluarga binaan Tn.S menderita Dm sejak tahun 2005. Dari hasil
pengkajian didapatkan bahwa Tn.S tidak patuh terhadap manajemen kesehatan bagi
penderita DM yang dibuktikan dengan Tn.S tidak pernah kontrol gula darah, tidak
pernah melakukan aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sesuai dengan manajemen
diit DM. Oleh karena itu, intervensi mengenai pendidikan kesehatan mengenai
manajemen DM meliputi diit DM dan latihan senam kaki diabetes dapat menjadi salah
satu penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada keluarga Tn.S dan diharapkan dapat
melakukan manajemen kesehatan secara mandiri untuk menstabilkan kadar glukosa
darah.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan keluarga serta
mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga guna meningkatkan
pengetahuan keluarga khususnya tentang manajemen kesehatan mandiri bagi
penderita DM yaitu diit DM dan senam kaki diabetes.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu berkomunikasi efektif dengan keluarga untuk proses
keperawatan.
b. Mahasiswa mampu mengkaji data keluarga yang terkait dengan kesehatan
keluarga.
c. Mahasiswa mampu menganalisa dan menetapkan masalah kesehatan
berdasarkan hasil pengkajian.
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga.
e. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan dan melakukan
evaluasi.

1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada keluarga tentang kesehatan
khususnya terkait penyakit diabetes mellitus
b. Meningkatkan cara mengenali masalah kesehatan dan menentukan langkah
penyelesaiannya.
c. Meningkatkan komunikasi, kerjasama dan koordinasi dengan keluarga
binaan untuk penyelesaian masalah.

1.3.2 Bagi Keluarga Binaan


a. Keluarga binaan memahami terkait penatalaksanaan DM meliputi diit DM
dan senam kaki diabetes
b. Keluarga dapat menerapkan program diit DM secara berkelanjutan
c. Keluarga dapat melakukan latihan senam kaki diabetes secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai