Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Judul


Pendidikan di Indonesia, semakin banyak dan beragam, tidak hanya
sekolah formal, sekolah nonformal namun juga sekolah informal1. Sekolah
merupakan sumber yang utama dan memiliki peran paling besar dalam
menyediakan dan memberikan pengetahuan. Semua itu dibuat dengan tujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang semakin tinggi.
Menurut Amri (2013:1), pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu
perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu
ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih
baik (improvement oriented).
Menurut Bedjo (2007), peranan persekolahan di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang mengagumkan, setidaknya dalam kurun waktu beberapa
dekade terakhir untuk meningkatkan daya tampung siswa yang ingin bersekolah.
Perkembangan sekolah dirasakan pula dikota Palangka Raya. Berdasarkan
data dari Dinas Pendidikan tahun 2013, jumlah sekolah negeri dan swasta dari
jenjang TK sampai dengan SMU/SMK di kota Palangka Raya sebanyak 140 unit
sekolah. Berdasarkan data tersebut dapat diperkirakan bahwa jumlah sekolah

1
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal,
nonformal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan disekolah-sekolah pada
umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendididkan
menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
(radityapenton.blogspot.com2012/11/pendidikan-formal-informal-dan-nonformal.html?m=1 ; 15 September 2015).

1
ditahun selanjutnya pasti lebih banyak lagi, dengan demikian orang tua pastinya
menghadapi kesulitan dalam memilih dan menentukan sekolah mana yang baik
dan tepat bagi anak-anaknya. Hal ini berakibat munculnya persaingan global yang
kuat dalam dunia pendidikan, sehingga sekarang ini muncul sekolah alternatif
yang berbeda dengan sekolah formal pada umumnya.
Menurut Djuwita(2007), sekolah alternatif yang menginginkan perubahan
dalam dunia pendidikan yang diciptakan untuk menjembatani masalah belajar
yang dialami anak. Bagi sejumlah anak yang memiliki kecenderungan perilaku
yang cukup aktif, sulit untuk tidak menggerakan gerak tubuh, banyak ingin tahu,
suka menciptakan hal-hal baru, dan mudah bosan atau kurang suka belajar yang
monoton. Ada banyak bentuk sekolah alternatif, salah satu bentuk sekolah
alternatif yang ditawarkan dan sedang banyak dipilih oleh orang tua untuk
menyekolahkan anak-anaknya adalah Green School bisa dikenal dengan Sekolah
Alam2. Diungkapkan Sudirnan (1991:111) bahwa sistem pendidikan sekolah ini
berbeda dari berbeda dari sekolah formal umumnya. Sistem pendidikan dan
pembelajaran disekolah ini memadukan teori dan penerapannya, masing-masing
memiliki kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya, maka metode satu dan
yang lainnya saling melengkapi3.
Lendo Novo sang penggagas sekolah alam selayaknya menjadi tokoh
pertama yang akan kita kenal. Dari Lendo Novo pertama kali muncul ide sekolah
alam yang memberi pencerahan dalam kusutnya pendidikan dengan konsep
sekolah alam. Konsep ini bahkan bukan saja berimbas pada pendidikan namun
kemudian menjadi berkembang dalam lingkup lingkungan hidup dan
Enterpreneurships4.

2
Menurut Djuwita (2007) mengungkapkan bahwa sekolah alam lahir dengan harapan dapat mengembalikan nilai-nilai
esensial manusia dalam menyatu dengan alam. Dari hal tersebut sekolah alam memiliki sebuah filosofi hidup yaitu apa
yang dipelajari dari alam akan dikembalikan lagi untuk kemajuan dan kelestarian alam. Visi dari sekolah alam dan
mempunyai komitmen secara sosial atau terhadap sesama. Sedangkan misinya menciptakan peserta didik yang
berakhlak baik, menguasai ilmu pengetahuan, serta memiliki jiwa.
(http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ ; 25 September2015).
3
Sudirman. Ilmu Pendidikan. 1991. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
4
Minggu, 09 januari 2011 (www.sekolahalam-palembang.blogspot.com/201 ; 25 September 2015).

2
Lendo Novo menyatakan ide membangun sekolah alam adalah agar bisa
membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena
sebagian besar rakyat Indonesia miskin. Sedangkan paradigma pendidikan adalah
sekolah berkualitas selalu mahal. Dari situ mencoba mengembangkan konsep-
konsep sekolah alam. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena
infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-
lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur.
Konstribusi infrasturtur terhadap kualitas pendidikan kualitas pendidikan tidak
lebih dari 10%. Sedangkan 90% konstribusi kualitas pendidikan berasal dari
kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu
pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya
sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi5.
Lendo menghendaki agar setiap sekolah alam berbasis pada potensi
daerah. Sekolah alam di Rembang misalnya, pasti ikut melestarikan hutan
Rembang dan mengembangkanukirannya. Sekolah alam di Kalimantan piawai
dalam masalah kehutanan. Sekolah alam Cianjur, berbasis pada pertanian beras
dan bunga potong, dan seterusnya6.Lebih lanjut Lendo Novo mengutarakan7:
melalui sekolah alam dia berharap akan terlahir generasi yang
memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan. "Kalau dari
kecil anak sudah terbiasa hidup di alam hijau dan ditanamkan semangat
mencintai lingkungan, maka begitu besar ia tidak akan melakukan
penebangan pohon".

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang luar


biasa indahnya dan beraneka ragam tersebar luasdari Sabang sampai Merauke.

5
Wimar Witiolar (2009/13/2007), Sekolah alam (Online) Tersedia
http://www.perspektifbaru.com/wawancaradenganLendoNovo/695edisi69(16 Oktober 2014) ; 25 September 2015.
6
Dari berbagai sumber, Jumat 06 Maret 2015 (www.sekolahalamsanca.blogspot.com/2015_03 ; 25 September 2015).
7
Penggagas sekolah alam di Indonesia, Lendo Novo, merintis berdirinya sekolah alam sejak 20 tahun silam. Puncak dari
pergulatan panjang Lendo dalam mengembangkan konsep sekolah di alam terbuka terjadi pada tahun 1997, saat ia dan
rekan-rekannya mendirikan Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan.
(Ridwan. Skripsi :Implimentasi Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-Ridho Semarang dalam Tinjauan
Pendidikan Islam (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm 28).

3
Keistimewaan alam itu berupa gunung, bukit, laut, pantai, sawah, sungai, dan
keanekaragaman hayati lainnya yang tak ternilai harganya.Selain itu, Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas.
Kota Palangka Raya sebagai salah satu kota di Indonesia yang dikenal
sebagai Kota Cantik merupakan kota berkembang yang memilikiketersediaan
potensi akan sumber daya alam yang cukup berlimpah, salah satunya hutan.
Namunseiring dengan berjalannya waktu, alam telah mengalami sebuah
perubahan dimana keberadaan hutan dan kepedulian akan alam semakin hari
semakin berkurang. Isu lingkungan atau kerusakan hutan telah menjadi isu
populer dan aktual dalam satu dekade terakhir ini8. Masalah alam ini marak
terjadi, hal ini wajar terjadi karena dimana-mana sering kita lihat fenomena
penebangan dan penggundulan hutan, kebakaran hutan, pencemaran baik
pencemaran air, udara, dan suara semakin mencemaskan, serta eksploitasi sumber
daya alam yang tanpa memperhatikan keadaan lingkungan pun sudah sering
dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi atau
kelompok.Manusia hanya dapat memanfaatkan alam tanpa adanya tindakan untuk
menjaga dan melestarikan alam. Maka terjadilah sebuah degradasialam yang
lambat laun akan berdampak pada generasi yang akan datang bila tidak dilakukan
sebuah usaha untuk menjaganya.
Melihat begitu kompleksnya, masalah lingkungan yang terjadi cara apa
yang harus dilakukan agar masalah lingkungan ini bisa diatasi atau ditanggulangi
bersama dengan sumber daya manusia, ini semua terkaitdengan peranan
pendidikan dalam menanggulanginya, seperti peran sekolah/edukasi, objek
observasi, dan lain sebagainya9.

8
Dari data Badan Planologi Departemen Kehutanan tahun 2000, diketahui kerusakan hutan di Kalimantan Tengah
semakin memprihatinkan akibat tidak terkendalinya kegiatan penebangan pohon dan maraknya konversi fungsi lahan di
hutan. Luas lahan kritis hutan produksi di Kalimantan tengah kini mencapai sekitar 37,11 persen dari total luas hutan.
Penyebab kerusakan hutan di Kal-Teng antara lain disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pembalakan liar,
maraknya konversi fungsi lahan hutan, kebakaran hutan dan konsumsi kayu oleh masyarakat. (Senin, 6 November 2006,
Dian Ardiyanti, News Reporter, www.atn-center.org/read_corner.asp? ;25 September 2015).
9
Langkah nyata yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah antara lain dengan surat yang dikeluarkan
Gubernur Kalimantan Tengah bernomor 525/1804/Ek tanggal 31 Oktober 2006 perihal pengamanan areal Konsensi
Perkebunan Besar Terhadap Bahaya Kebakaran, pelaksanaan Gerakan Rehabilitasi lahan dan Hutan secara
berkesinambungan merupakan langkah yang patut mendapatkan apresiasi yang tinggi. (Senin, 6 November 2006, Dian
Ardiyanti, News Reporter, www.atn-center.org/read_corner.asp? ; 25 September 2015).

4
Kota Palangka Raya memiliki berbagai objek yang dijadikan wadah
observasi bagi masyarakat sekitar dan masyarakat pendatangdisamping
pembelajaran disekolah formal seperti Arboretum Nyaru Menteng, Taman Wisata
Alam Bukit Tangkiling, dan lain sebagainya. Umumnya, peserta didik maupun
masyarakat banyak yang belum mengetahui akan manfaat dari lingkungan/alam.
Padahal sebenarnya wadah observasi tersebut merupakan tempat yang tidak hanya
sekedar berjalan-jalan atau berwisata, tetapi dapat memberikan manfaat eduaksi
bagi pengunjungnya. Berdasarkan hal ini, pemerintah mengadakan wadah
edukasi/sekolah berbasis alam, dimana alam sebagai media pembelajaran.
Terdapat dua sekolah alam di Palangka Raya yaitu SDIT Sahabat Alam
dan Sekolah Alam IKM Al Muhajirin. Kedua sekolah alam ini berlokasi di kota
Palangka Raya yang tidak jauh dari keramaian kota. Namun, kedua sekolah alam
ini belum menjadi tempat tujuan utama pesertadidik maupun masyarakat disekitar
kota Palangka Raya untuk wadahedukasi. Keberadaan SDIT Sahabat Alam dan
Sekolah Alam IKM Al Muhajirin belum memiliki keistimewaan atau kekhasan
dari objek-objek yang ditonjolkan. Misalkan, pada konfigurasi massa yang kurang
dinamis, bentukan massa yang kaku, lingkungan yang kurang kondusif dan
rekreatif, fasilitas yang kurang bersinergi, dan lain sebagainya.Selain itu, kedua
sekolah ini belum terdapat upaya menyikapi persoalan utama yaitu fenomena
lingkungan/hutan. Sekolah alam yang memiliki peran besar sebagai tempat
beredukasi seharusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat sekitar dalam
pembelajaran. Salah satu daya tarik sebuah sekolah alam adalah apa yang menarik
sehingga harus mendatangi tempat tersebut.
Atas dasar isu-isu tersebut, menghadirkan kembali sekolah alamdi
Palangka Rayamerupakan sebuah upaya menanggapi persoalan dalam kerusakan
lingkungan berakibat pemanasan global, pencemaran, dan lain sebagainya,
yangmerupakan bentuk keprihatinan akan kondisi pengetahuan dan wawasan
anak-anak maupun masyarakat mengenai alam, yang seolah-olah asing dengan
lingkungan alamnya sendiri. Hal ini diharapkan menjadi sebuah gerakan

5
perbaikan lingkungan/alam selanjutnyauntuk membangkitkan kembali kesadaran
dan kepedulian terhadap lingkungan/alam itu berdiri.
Sekolah Alamdi Palangka Raya ini bertujuan sebagai wadah/sarana
edukasi/pendidikan, sebagai wadah observasidalammemberikan/menyampaikan
informasimelalui pengenalan dan pelajaran langsung mengenaialam,sehingga
mengajarkan untuk menghargai dan menghormati lingkungan/alam sekitarguna
membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki kecintaan terhadap
lingkungan/alam.
Wadah observasi10terdiri dari yaituwadah perkembangan zaman dan
wadah kelestarian alam.Wadah perkembangan zaman merupakan wadah yang
menyajikan keadaan dalam perkembangan zaman, dimana manusia merubah
segalanya. Sedangkan wadah pelestarian alam merupakan wadahmenyajikan
keadaan alam nusantara dahulu, dimana terbentang keasrian dan pesona alam
serta manusia masih hidup bersama.
Selain sebagai wadahedukasidan wadah observasi, jugasebagai wadah
action learning11 (praktik nyata)atau wadah perbaikan alam/lingkungan. Wadah
ini merupakan langkah berkonstribusi melakukan perbaikandengan
memperlihatkan alam secara langsung.Langkah tersebut beruparuang workshop
edukasi (keragaman kreativitas dan aktivitas sosial) serta ruang green life
(kegiatan penghijauan/apotek hidup), sehingga alam sebagianberalih fungsi
sebagai landscape juga sebagai media pendidikan dan kreativitas12, namun masih
menjadi kesatuan.Disimpulkan bahwa upaya perbaikan alam selanjutnya ini
karena alam yang mendidikdengan langkah/metode-metodetersebut. Tujuan
bagaimana alam menjadi wadah yang lebih fungsional sebagai sarana pendidikan
melalui desain.

10
Obervasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Appoli-Surabaya).
11
Action Learning merupakan strategi pendekatan pembelajaran pada aksi nyata. Penerapan proses dalam pembelajaran
pada anak didik ini menjadi bekal berkelanjutan karena pengalaman pembelajaran akan membekas dan menjadi penentu
penghargaan terhadap lingkungan. (Ridwan. Implimentasi Model Sekolah Alam di Pendidikan Anak Usia Dini Ar-Ridho
Semarang dalam Tinjauan Pendidikan Islam (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm 28).
12
Diungkapkan Agus Bing (2009, dalam Santoso, 2010) secara tegas menyatakan bahwa alam adalah media pendidikan
dan kreativitas yang tak pernah habis digali.

6
Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan memberikan ruang
untuk mengembangkan kemampuan dan penerapan sistem deteksi dini, sosialisasi
informasi secara dini terhadap ancaman kerawanan kerusakan lingkungan/alam
sekitar/hutan13.Sekolah formal berbasis alamini diperuntukan bagi peserta didik
jenjang SD (berusia 6-12 tahun) merupakan fase-fase remaja tahap awal,
SMP(berusia 13-15 tahun) tahap peretengahan dan SMA (berusia 15-17
tahun)merupakan tahap peremajaan akhir.Dimana pada tahap-tahap peremajaan
ini, mereka menumbuhkankemandirian, senang bereksperimen, senang
bereksplorasi, serta kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan
kegiatan berkelompok. Pada tahap-tahap tersebut sebagaidasar pengembangan
wawasandalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alamguna menyediakan
pengalaman belajar untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya,
diharapkan dapat diwujudkan peserta didik dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, serta mengembangkankreativitas. Selain itu, harus dapat memberi
pengetahuan bagi masyarakat awam atau publik untuk mengenal lebih pentingnya
akan lingkungan/alam tersebut.
Oleh karena itu, dalam menanggapi hal-hal tersebut yang melatarbelakangi
judul ini, Palangka Rayamembutuhkan hadirnya sekolah alam belajar bersama
alamsebagaimana yang telah dipaparkan tujuanyang dicapai. Dengan adanya
Sekolah Alam di Palangka Raya ini sebagai wajah baru/contoh sehinggamenjadi
salah satubentuk apresiasi dalam maupun luar daerah Palangka Raya.

1.2. Latar Belakang Permasalahan


Sekolah alam itu bukan cara berekspresi atau penampilan yang pilih, juga
bukan dengan siapa untuk bersama. Sekolah alam itu adalah apa yang dirasa.
Antusias terhadap sekolah alam masih dianak-tirikan oleh generasi muda

13
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, bahwa hutan sebagai
modal pembangunan nasional memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik
manfaat ekologi, sosial budaya, maupun ekonomi secara seimbang dan dinamis. Untuk itu hutan harus dikelola,
dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesimbungan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik generasi sekarang
maupun yang akan datang.
(vera915080223.blogspot.com/2012/12/selamatkan-paru--paru-dunia-kita.html?m=1 ; 25 September 2015).

7
khususnya untuk mengemban pengetahuan berwawasan lingkungan/alam dimana
alam telah dipandang sebagai sesuatu yang harus dinikmatisemaksimal mungkin.
Sekolah alam seharusnya mampu berupaya akan pengolahan dan
penggabungan dalam keterikatan sinergi antara bangunan/massa dan
landscape14atau lingkungan/alam mampu terintegrasi dalam suatu aktivitas
bersama15.Sehingga dalammerancang sebuah kawasan sekolah alam mampu
mengoptimalkan potensi site/tapak. Hubungan ini merupakan hakiki dalam
arsitektur16. Untuk itulah, sekolah alam itu bukan mengenal alam melainkan
memanfaatkan alam secara keseluruhan termasuk menggauli alam tersebut artinya
tanpa batas bagian ruangnya17. Sebagaimana yang diungkapkan Mc Harg dalam
bukunya Design with Nature (1969 dalam Laurie (1986:57):
meminta agar kitamemandang perubahan-perubahan yang dibuat
manusia terhadaplahannya dari segi kreativitas. Ia mengemukaan, bahwa
manusia sebagai bagian dari alam perlu menjadi kreatif didalam proses
evolusionernya dan bahwa perubahan-perubahan harus dinilai ditinjau
dari segi hukum-hukum alam dan evolusi. Sistem yang dibuat Mac Harg
pada perencanaan kawasan lahan didasarkan atas dalil bahwa alam
adalah proses dan memperlihatkan nilai baik kesempatan-kesempatan
maupun kendala-kendala untuk kegunaan untuk penggunaan manusia.

Dalam menentukan site yang sesuai untuk pengadaan rancangan yang


mengoptimalkan potensial ini membutuhkan pertimbangan pemilihan
lokasisite/tapakmenjadi poin penting sebagai dasar rancangan.Pertimbanganini

14
Menurut Forman dan Godron, lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari
sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang
dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama. (https://rahmanmu.wordpress.com/2011/10/12hello-word ; 25
September 2015).
15
Diungkapkan White (1985:25) bahwa manusia (bangunan) berada dalam keselarasan dengan alam (memberi beban pada
lahan secara minimal)
16
Menurut Walter Gropious (1923, dalam Siregar, 2005:7) mengatakan hubungan yang tepat antara massa bangunan dan
ruang kosong yang dilingkupi adalah merupakan hakiki dalam arsitektur.
17
Norberg-Schultz, seorang arsitek dari Norwegia (dalam Siregar, 2005:5) mengatakan suatu karya arsitektur tidak hanya
selalu dihubungkan dengan suatu kondisi tertentu yang spesifik, tetapi karya arsitektur tersebut juga harus mengubah
situasi membuatnya menjadi tampak sebagai suatu bagian dari sebuah hal yang menyeluruh, suatu totalitas yang
bermakna.

8
berkaitan erat dengan perencanaan site/tapakdalam pengembangan dan perubahan.
Diungkapkan Laurie (1986:74) bahwa:
Pada perencanaan tapak kita dilibatkan kemudian dengan perhubungan-
perhubungan-perhubnungan dragmatis antara bangunan-
bangunandengan ruang luar dan dengan pengaturan elemen-elemen dan
penyebaran daerah-daerah untuk suatu kebutuhan dan fungsi ruang yang
beraneka ragam, semuanya dalam batas-bata dari sebuah tapak tunggal
yang luas bersama program-programnya untuk pengembanganatau
perubahan

Pertimbanganpertimbangan/parameter dalam pemilihan lokasi


site/tapaktersebut antara lain berdasarkan kondisi/suasana/keistimewaan alamiah,
jarak, kesesuaian peruntukkan, tautan lingkungan, dan sebagainya. Umumnya,
sekolah alam berlokasi pada daerah tepian kota atau agak jauh dari keramaian
kota yang kondisi dan suasananya masih asri dan masih mudah dijangkau oleh
peserta didik. Dalam pemilihan lokasi site/tapak perlu diperhatikan kondisi lahan
seperti topogrfi/kelandaian, tanah, vegetasi, mikroiklim, kualitas dan perhubungan
visual, dan lain sebagainya sehubungan dengan berbagai kegiatan.
Pengolahan sinergi antara bangunan dan landscape/alamini berfokus pada
pembagian massa yaitu wadahedukasi/pendidikan, wadahobservasi, serta
wadahaction learning/wadah perbaikan alam.Pengalaman ruang yang beragam
dengan berorientasi terhadap ruang luar sehingga mengajak peserta didik dan
bersahabat terhadap alam. Secara visual, pembagian-pembagian massa tersebut
berhubungan dengan penataan ruang, tata cara penyajian alam, serta pengolahan
alur pergerakan dan sirkulasi harus dapattersusun secara runtut18.
Indonesia merupakan negara beriklim tropis lembab terkhusus kota
Palangka Raya. Iklim tropis merupakan kaya akan sinar matahari, kaya akan
angin, kaya akan hujan. Cahaya, angin, dan hujan dianggap penting sebagai

18
Menurut Heidegger, dalam Leach, Neil, 1997:104-124 (dalam Siregar, 2005:43) mengatakan bahwa hakikat dalam
arsitektur bangunan adalah bagaimana cara menghuninya dan bagaimana berkegiatan didalamnya dengan aliran kegiatan
yang fungsional terjadi dengan runtut pada susunan penataan ruang.

9
variabel desain/faktor penting dalam perancangan19.Angin mempunyai segi
positif yaitu membawa/menghantarkan suara juga mempunyai segi negatif yaitu
dapat membawa/memantulkan suara apabila salah pergerakan sirkulasi, posisi
massa-massa tersebut, dan lain sebagainya. Faktor cahaya/sinar matahari memiliki
efek positif dimana sinarnya dimasukan dan efek negatif (panas) dipantulkan.
Berarti yang diperlukan adalah penaungan dan tidak memerlukan selubung.
Faktor hujan pun memiliki efek positif dan negatif memerlukan penaungan berupa
pelindung atas.
Penaungan dimaksud disini adalah tidak memerlukan ruang tertutup dan
sebagian tertutup (tertutup secara keseluruhan)dimanaruang-ruang tersebut cocok
dengan iklim bahwa seharusnya tidak mengurung diri dengan sebuah dinding.
Kalaupun perlunya selubung adalah digunakan untuk privasi yang diolah
seoptimalkan mungkin. Penaungan dan selubung tersebut diharapkan dapat
menanggapi dan berupaya persoalan tersebut. Pelaku dalam berkegiatan pada
lingkungan/alam tersebut tentunya harus terlindungi tanpa diganggu oleh iklim
setempat, seperti panas, hujan, dan angin, juga terhindar dari bahaya seperti
gangguan-gangguan binatang, dan sebagainya. Dalam bentuk komunal, perilaku
kolektif dari sekelompok manusia secara bersama-sama merespon hukum alam
tersebut diartikan sebagai kebudayaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Maslow
(1978;18), bahwa iklim dan lingkungan menjadi faktor penting yang
mempengaruhi perilaku manusia.
Penaungan dan selubung ini pula dititikberatkan dalam satu hal persoalan
penting yang dirasakan masyarakat setempat yaitu kabut asap/asap tebal dimana
merupakan menjadi khas pencemaran udara Palangka Raya dan sekitarnya.
Fenomena ini hampir tiap tahun berlangsung kira-kira bulan Agustus-November
melanda kota Palangka Raya dan sekitarnya. Namun hal ini tidak bisa dipungkiri
masyarakat tetap melakukan aktivitas/kegiatan sebagaimana mestinya. Kabut asap
19 Laurie (1986:7) mengungkapkan bahwa angin, matahari, dan hujan merupakan faktor-faktor penting dalam perancangan,
dimana pembangunan wilayah-wilayah yang nayaman untuk aktivitas manusia, ataupun untuk pertumbuhan vegetasi,
merupakan tujuan utama. Menurut Laurie (1986:72), Setiap tapak memliki suatu iklim umum yang tergabung didalam
wilayahnya. Lanjut ungkap Laurie (1986:103), iklim ideal bagi kenyamanan manusia telah dirumuskan sebagai berikut:
udara yang bersih, suhu antara 50 sampai 80 derajat (Fahrenheit), kelembabab antara 40 sampai 75 persen, udara tidak
terperangkap dan tidak berupa angin kencang, dan keterlindungan terhadap hujan.

10
yang berakibat karena pembakaran lahan/hutan ini dapat mengakibatkan
terganggunya kesehatan dan terhambatnya keberlangsungan aktivitas/kegiatan.
Lingkungan yang kondusif dan kreatif. Tidak hanya bangunan yang dibuat
semenarik mungkin tetapi juga lingkungannya. Ruang-ruang terbuka dan alami
sangat diperlukan dalam sekolah alam. Dalam lingkungan tersebutlah peserta
didik mengembangkan minat dan bakat secara ekspresif pada fasilitas yang
bersinergi berupa ruang workshop edukasi (keragaman kreativitas dan aktivitas
sosial) serta ruang green life (kegiatan penghijauan/apotek hidup), fasilitas
olahraga, dan lain sebagainya.
Disamping pengolahan sinergi, penggabungan sinergi ikut berperan. Hal
ini sehubungan dengan konfigurasi bangunan/massa atau penataan bangunan
terhadap alam dengan kebutuhan program ruang menjadi
pertimbangan.Konfigurasi massa sederhana namun dinamis, tidak tunggal dan
formal dirasa paling cocok untuk diterapkan sekolah alam. Bentukan massa yang
atraktif dapat menarik perhatian peserta didik karena selain atraktif secara visual
juga dapat atraktif secara fungsional. Peserta didik dapat memanfaatkan setiap
sudut bangunan sebagai kegiatan dan media belajar.
Konfigurasi ruang seharusnya memungkinkan resource sharing atau
seinteraktif mungkin, dimana ruang privasi dan ruang publik mampu
berkomunikasi secara visual sehingga memungkinkan pergerakan manusia dari
satu ruang ke ruang lainnya20. Seluruh ruang bersifat fleksibel dan dapat
digunakan secara efisien. Setiap ruang memungkinkan komunikasi antar
pengguna. Ruang- ruang yang bersifat privasi dapat dipisahkan oleh ruang publik
dan zonasi yang tertata.ruang yang memiliki ruang privasi tinggi seharusnya tidak
hanya sekedar ruang tertutup/terselubung. Tetapi dengan adanya alam, privasi
dengan turun naiknya tapak sehingga privasi itu bisa didapat dengan pengolahan
kontur. Ruang semi terbuka dimaksudkan agar menjadi interaksi optimal dan
memungkinkan memasukan alam kedalam ruangan.

20
Menurut Laurens (2004:26), arsitektur adalah ruang fisik untuk aktivitas manusia, yang memungkinkan pergerakan
manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan tekanan antara ruang dalam bangunan dan ruang luar.

11
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan tersebut,
berkaitan erat denganisu-isu fenomena lingkungan/alam. Keterkaitan erat tersebut
diharapkan memberi keseimbangan sehingga tercipta suatu kawasan dan massa
yang berkualitas serta ramah lingkungan secara optimalsebagaimana hakikat pada
rancangan21. Hal ini penting untuk mewujudkan sebuah bangunan/massa yang
mempunyai kesadaran akan lingkungan.
Untuk mewujudkan bangunan/massa yang ramah lingkungan/berwawasan
lingkungandan memperlihatkan esensi dari tujuan rancangan Sekolah Alam di
kota Palangka Raya, dapat dilakukan melalui arsitektur berkelanjutan (sustainable
architecture),cara ini setidaknya membantu melahirkan sebuah pemikiran
rancangan desain. Sekolah Alam di Palangka Raya dengan metode pembelajaran
berbasis alam guna melahirkan rancangan yang ramah lingkungan untuk
meminimalisasi kerusakan lingkungan melalui prinsip-prinsip sustainable
architecture.
Diungkapkan Steele (1997:234), arsitektur berkelanjutan (suistainable
architecture) adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa
membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain,
dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh
masyarakat terkait.
Arsitektur berkelanjutan (Suistainable Architecture) merupakan sebuah
resep yang dapat mengurangi persoalan lingkungan bila diterapkan secara
bersamaan dalam perencanaan bangunan, merupakan rangka kepedulian serta
meminimalkan dampak pemanasan global, polusi udara dan kerusakan lingkungan
lain menjadi indikator kerusakan bumi yang dirasakan langsung oleh manusia
karena penggunaan secara berlebihan membuat hutan semakin menipis sehingga
hal ini menimbulkan efek rumah kaca. Pertimbangan-pertimbangan ini diambil
sebagai bentuk respon untuk memberikan sebuah solusi pemenuhan standar sehat,

21
Hakikat pada Sekolah Alam di Palangka Raya adalah untuk melakukan kegiatan beredukasi, observasi serta action
learning yang menciptakan sebuah konsep ramah lingkungan sehigga terjadi kesinergian antara bangunan antar
bangunan/massa dan landscape sekitar.

12
tidak hanya bagi pengguna bangunan tetapi juga pada lingkungan.Peran
sustainable architectureini menyangkut persoalan teknologi-material antara lain
melalui efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi
penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen
limbah.
Kurangnya pendekatan sadar lingkungan terhadap pemanasan global.
Membangun bangunan ramah lingkungan adalah bagian dari setiap kebijakan
lingkungan yang patut diperhitungkan. Oleh karena itu cukup beralasan bahwa
jika benar-benar serius dalam kepedulian dengan memperhatikan dan melindungi
lingkungan dengan cara membangun bangunan ramah lingkungan untuk masa
depan yang lebih hijau.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraianlatar belakang judul dan latar belakang masalahyang
telah dipaparkan dapat disimpulkan:
Bagaimana wujud rancanganSekolah Alam diPalangka Raya yang ramah
lingkungan melalui pengolahan, penggabungan, dan sinergi antara
bangunan/massa dan landscapedenganprinsip-prinsipSustainableArchitecture?

1.4. Tujuan dan Sasaran


Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1.4.1. Tujuan
Merancang Sekolah Alam di Palangka Raya yang ramah lingkungan
melalui pengolahan, penggabungan, dan sinergi antara bangunan/massa
dan landscapedengan prinsip-prinsip Sustainable Architecturesehingga
sekolah formal dengan metode pembelajaran berbasis alam lebih
fungsional sebagai sarana pendidikandengan prinsip-prinsip Sustainable
Architecture.
1.4.2. Sasaran
Menjelaskan mengenai Sekolah Alam.

13
Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengolahan dan
penggabungan keterikatan sinergi antara bangunan dan landscape.
Menjelaskan hal-hal mengenai Sustainable Architecture.
Menjelaskan konsep Sustainable Architecture pada rancangan tata
ruang dalam dan luar Sekolah Alam.

1.5. Lingkup Pembahasan


Guna mewujudkan rancangan yang optimal, perlu dibahas hal-hal yang
berkaitan dengan sekolah alam ditinjau dari konsep-konsep arsitektur/ilmu
arsitektur kemudian ditekankan pada aspek-aspek perancangan Sekolah Alam.
Perancangan Sekolah Alamini hanya terbatas pada pengolahan, penggabungan,
dan sinergi antara bangunan/massa dan landscapeberlandaskan Sustainable
Architecture untuk menghadirkan ekspresi bangunan rancangan bangunan ramah
lingkungan.

1.6. Metodologi
1.6.1. Metode Penulisan
Metode penulisanyang akan digunakan berupapengamatan dan
pengumpulan dataguna penyusunan landasan konseptual rancangan Sekolah Alam
di Palangka Raya.
1. Pengumpulan Data
a. DataPrimer
Untuk memperoleh data secara langsung dan sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Pengumpulan data-data dengan metode ini dilakukan dengan
cara:
Observasi Langsung
Pada observasi atau pengamatan langsung yang sesuai dengan judul.
Observasi langsung ini juga dilengkapi dengan dokumentasi/foto-foto
serta sketsa guna melengkapi laporan yang disusun.

14
- Observasi Studi Banding
Melakukan pengamatan dan peninjauan/penelusuran secara
langsung objek yang sudah adasebagai studi perbandingan.
Sehingga penulis dapat merasakan secara visual dari sekolah alam
itu. Objek observasi studi banding ini adalah Sekolah Alam Cikeas
dan Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
- Observasi Lokasi
Melakukan pengamatan dan menganalisa lokasi site sebagai
rencana lokasi pada rancangan yang berlokasi di kota Palangka
Raya. Berdasarkan kriteria dan dasar pertimbangan, lokasi terpilih
yaitu berada di Kelurahan Menteng.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan dialog langsung baik pelaku aktivitas
maupun pengelola Sekolah Alam Cikeas dan Sekolah Alam Kandank
Jurank Doank. Hal ini dilakukan untuk menggali atau memperoleh
data mengenai berbagai hal untuk mengetahui segala aktivitas dan
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rancangan Sekolah Alam
di Palangka Raya.
b. Data Sekunder
Untuk memperoleh teori dan informasi pendukung yang diperlukan dalam
penyusunan Landasan Teori dan Program (LTP) ini dengan cara:
Literatur/Studi Pustaka
Mencari data dari literatur-literaturyang mendukung pada pelaksanaan
perancangan. Literatur dapat diperoleh melalui berbagai media baik
media cetak, buku, jurnal ilmiah maupun media elektronik guna
mendukung hal-hal yang berkaitan dengan judul dan pendekatan
rancangan. Salah satu literatur atau kajian pustaka yaitu buku dengan
judul Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak?!; dan buku dengan
judul Sustainable Architecture.
Pengamatan Tidak Langsung

15
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari
berbagai sumber dan preseden arsitektur guna mencari dan
menjabarkan tentang contoh dan wujud bangunan Sekolah Alam dan
bangunan mengaplikasikan Sustainable Architecture.
2. Analisa
Analisa berdasarkan data dan informasi yang dicatat selama pengamatan dan
ditunjang dengan foto-foto yang ada. Serta analisa berdasarkan data dan
informasi berupa studi literatur. Pada tahap analisa ini memuat tentang analisis
fungsi bangunan dan analisis terhadap kondisi lingkungan.
3. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data perencanaan dan
perancangan serta cara menganalisa yang telah dilakukan sebelumnya.
Kesimpulan akan menghasilkan suatu konsep perancangan pada bangunan
Sekolah Alam yang dirancang.

1.6.2. Metode Perancangan


Metode perancangan yang digunakan pada Landasan Teori dan Program
(LTP) iniadalah Perancangan Tiga Langkah yaitu Rekognisi, Fase Kreatif dan
Implementasi(Jones,1992):
1. Rekognisi (Proses Awal)
Rekognisi adalah tahap pengenalan terhadap hal yang akan dirancang dan
mengenal aliran yang akan digunakan, kemudian mengenali kawasan dan area
site yang akan dibangun, lalu mengenal proses pembentukan bangunan.
Pada proses ini merupakan proses dalam penelusuran latar belakang dan
permasalahan sehingga didapat tujuan rancangan dengan didukungdata kajian
pustakayang berhubungan dengan sekolah alam dan dataobservasi/data
lapangan (data ruang, fasilitas, aktivitas, dan civitas), serta data dari kasus-
kasus lain yang hampir sama dan dengan masukan dari pengalaman diri
sendiri sebagai input desain Sekolah Alam di Palangka Raya.

16
2. Fase Kreatif
Fase kreatif adalah proses kedua pada metode ini. Fase kreatif adalah proses
berpikir menemukan bentuk, memecahkan permasalahan yang ada di dalam
site dan menemukan berbagai alternatif ide kreatif yang akan diterapkan
kepada site dan bangunan.
Setelah data input didapat kemudian data dianalisa berdasarkan data literatur
dan parameter untuk menghasilkan sintesa. Pada analisa ini memuat tentang
analisis fungsi bangunan dan analisis terhadap kondisi lingkungan.

3. Implementasi
Implementasi adalah proses terakhir pada metode ini. Implementasi adalah
proses penerapan ide kreatif pada bangunan yang direncanakan, dan pada
penerapan tidak jarang ditemukan kesalahan-kesalahan kecil. Pada tahap ini
jugalah terjadi perbaikan penyesuaian desain pada desain bangunan.
Data yang sudah di analisa dan sintesa akan muncul kesimpulan
sementaraberupa gagasan desain yang memuat proses perancangan awal
berupa gambar kasar dimulai dari konsep dasar, rencana tapak, rencana fungsi
bangunan utamadan fungsi bangunan pendukung serta penyelesaian ruang luar
dan sistem utilitasnya baik bangunan maupun tapaknya. Dengan munculnya
gagasan desain, kemudian di evaluasi untuk mewujudkan desain (dalam suatu
draft rencana desain) yang mampu menyelasaikan permasalahan sebagai
output desain Sekolah Alam di Palangka Raya.

Penjelasan metode perancangan diatas disimpulkan dalam bentuk diagram:

INPUT PROSES OUTPUT


PERMASALAHAN

Data Kajian Pustaka Kesimpulan EVALUASI DESAIN


Data Observasi/Lapangan ANALISA SINTESA Sementara Sekolah Alam di
(Gagasan Desain) Palangk Raya

Skema 1.1 Skema/Diagram Metode Perancangan


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

17
JUDUL
SEKOLAH ALAM DI PALANGKA RAYA

Kriteria Sustainable Site


TUJUAN YANG DICAPAI

Penataan Ruang Luar


- Erosion & sedimention
LATAR BELAKANG

Pengolahan,
Penggabungan control
Sustainable - Site selection
Sinergi Architecture - Development density
- Brownfield development
Data Kajian Pustaka Kesimpulan EVALUASI SEKOLAH - Alternative transportation DESAIN
Data Observasi/Lapangan ANALISA SINTESA Sementara ALAM - Reduced site distribance Sekolah Alam di
(Gagasan Desain) - Stormwater management
Hirarki Palangk Raya
- Heat island effect
Proporsi Sustainable
- Light pollution reduction
Irama Architecture
Kompleksitas
Penataan Ruang Dalam
Kriteria Sekolah Alam
- Eksploration
- Interaction
- Wonder
- Beauty
- Sustainable

Feed back

PENGAMATAN LOKASI DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISA SITE Observasi Langsung Preseden Sekolah Sustainable


- Lokasi (Studi Banding) Arsitektural Alam Architecture
- Aksesibilitas (SE, ME)
- Matahari 18
- Angin
- Analisa Karakteristik Pelaku Analisa krieria dan
- Kebisingan
- Analisa Kebutuhan Ruang prinsip desain
- View
- Analisa Penataan Massa Sustainable Architecture
- Utilitas
- Analisa Penataan Ruang Luar Analisa pendekatan
- Zonning
- Analisa Penerapan Material desain
- Analisa Lokasi/Site
- Analisa Utilitas
Keterangan Garis Alur:
Garis Utama
Garis pembagi bagian
Garis feedback
Garis Penghubung

Skema 1.2 Skema Proses Desain Penulis


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

PROSES OUTPUT

19
1.7. Kerangka Pikir

SEKOLAH ALAM DI PALANGKA RAYA

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana wujud rancangan Sekolah Alam di
Palangka Raya yang ramah lingkungan
melalui pengolahan, penggabungan, dan
sinergi antara bangunan/massa dan
landscapedengan prinsip-prinsip Sustainable
Architecture?
prinsip Sustainable Architecture sehingga
sekolah formal dengan metode pembelajaran
berbasis alam lebih fungsional sebagai sarana
pendidikan dengan prinsip-prinsip Sustainable
Architecture. TUJUAN
Merancang Sekolah Alam di Palangka Raya
yang ramah lingkungan melalui pengolahan,
penggabungan, dan sinergi antara
bangunan/massa dan landscape dengan
DATA PUSTAKA prinsip-prinsip Sustainable Architecture DATA LAPANGAN
Data Sekolah Alam sehingga sekolah formal dengan metode 1. Data Observasi
Data Kekhususan Desain pembelajaran berbasis alam lebih fungsional Studi Banding
(Sustainable Architecture) sebagai sarana pendidikan dengan prinsip- Objek dan Preseden
prinsip Sustainable Architecture. 2. Observasi Lokasi

Perancangan Tapak

Feed back
Penataan Massa Bangunan Hirarki
Penataan Ruang Luar Proporsi
Orientasi Bangunan Irama
Kebutuhan Ruang Kompleksitas
Penerapan Material

Fungsi Bangunan Prinsip dan Kriteria 1. Fungsi Bangunan dan 2. Karakter


dan Konsep Sekolah Sustainable Architecture Lingkungan serta Site/Lokasi
Alam Kriteria

Prinsip-Prinsip dan Kriteria-


Kriteria Desain
Kekhususan Desain Sekolah Alam
di Palangka Raya
Feed back
ANALISA

SINTESA

KESIMPULAN SEMENTARA
(Gagasan Desain)

KONSEP DASAR DESAIN

DESAIN
Rancangan Sekolah Alam di Palangka Raya

Skema 1.3Skema Kerangka Pikir Penulis


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

20
1.8. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan Landasan Teori dan Program
(LTP) yang akan disusun adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang judul Sekolah Alam di Palangka
Raya, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai, lingkup pembahasan, metode penulisan,
metode perancangan, sistematika penulisan yang nantinya akan
diuraikan satu persatu, kerangka pikir serta bagan tata langkah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori-teori berkaitan dengan judul LTP yaitu Sekolah Alam di
Palangka Raya, yang diperoleh dari berbagai sumber buku
sepertiSekolah Alternatif, Mengapa Tidak?!;Sustainable Architecture;
Buku Pedoman KonsepSebuah Kosakata Bentuk-Bentuk
Arsitektural;buku karangan Francis D.K. Ching (2008),dan lain
sebagainya.
BAB III STUDI BANDING DAN RENCANA LOKASI
Berisi data terkait dengan judul meliputi data studi perbandingan sekolah
alam yang sudah. Adapun sekolah alam terkenal di Indonesia yang
dijadikan studi banding penulis yaitu Sekolah Alam Kandank Jurank
Doank dan Sekolah Alam Cikeas.
BAB IV ANALISIS DAN PROGRAM
Pada bab ini berisi mengenai berbagai analisis antara lain analisa pelaku
yang berkegiatan didalam tapak, analisis program ruang, analisa besaran
ruang, analisa sirkulasi, analisa site, analisa sistem struktur, analisa
sistem utilitas dan analisa penekanan studi.
BAB V LAPORAN PERANCANGAN
Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan Sekolah Alam di
Palangka Raya yang merupakan hasil akhir dari proses analisis untuk
kemudian ditransformasikan dalam wujud bentuk desain fisik.

21
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemahaman Judul


Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Sekolah Alam di
Palangka Raya. Penjelasan istilah dalam judul sebgai berikut :
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:
Appolo-Surabaya).
Alam adalah segala yang ada dilangit dan dibumi-dunia, tempat kehidupan-
lingkungan kehidupan;wilayah, negeri, kerajaan-yang bukan bautan manusia
(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Appolo-Surabaya).
Alam merupakan sumber terbaik untuk analogi-analogi fungsional dan formal
didalam perancangan bangunan (White, 1985:15).
Sekolah Alam merupakan salah satu bentuk pendidikan alternatif yang
menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa
didiknya. (http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/; 25 September 2015).
Palangka Raya Kota Cantik merupakan ibukota Kalimantan Tengah
memiliki ketersediaan potensi akan sumber daya alam yang cukup berlimpah.
Sekolah Alam22 di Palangka Raya merupakan suatu wadah pendidikan yang
berada dikota Palangka Raya dengan metode pembelajaran berbasis alam yang
diperuntukkan bagi peserta didik jenjang SD, SMP dan SMA yang bertujuan
untuk mewujudkan gerakan perbaikan kondisi kerusakan lingkungan yang
terjadi selama ini.

22
Santoso, Satmoko Budi. Sekolah Alternatif, mengapa Tidak?!.2010. Jogjakarta:DIVA Press (Anggota 1 KAPI).
disebutkan bahwa pendidikan berbasis alam itu yang dikenal sekolah alam dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang
mampu membangkitkan semangat murid dengan wujud kecintaan atas nilai-nilai kearifan lokal. Sekolah alam diartikan
sebagai pendidikan nilai yang cenderung membebaskan keinginan kreatif anak dengan metodologi action learning.

22
2.2. Tinjauan Sekolah Alam
2.2.1. Pengertian Sekolah Alam
Sekolah alam memiliki pemahaman pengertian yang beragam. Namun
disini penulis memiliki pemahaman sendiri bahwa sekolah alam merupakan
suatukoneksi dan kolaborasi, kesadaran, dan eksplorasi, dimana wadah dimana
generasi muda mempersiapkan masa depannya. Peran generasi muda disini
melindungi sumber daya untuk masa depanmenghargai duniadan sumber daya itu
sendiri sangatlah penting untuk mengizinkan mereka melihat, bereksperimen dan
bangga dengan komunitas lokal mereka. Selain itu, mengerti dan
mengapresiasikan dunia mereka akan membuat mereka lebih bertanggung jawab
dengan lingkungan. Di satu sisimengizinkan anak anak untuk23.

Gambar 2.1 Salah Satu Sekolah Alam (Green School di Bali)


(Sumber : architecturelab.net/the-green-school-bali-pt-bambu/,November 15,2010 ; 3 September 2015)

Menurut Efriyani Djuwita, M.Si seorang psikolog perkembangan Anak


dan staf pengajar Psikologi UI (2007)24, sekolah alam adalah salah satu bentuk
pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai
pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak
menggunakan metode belajar mengajar didalam kelas, para siswa belajar lebih

23
Menurut Djuwita (2007), Sekolah alam lahir dengan harapan dapat mengembalikan nilainilai esensial manusia dalam
menyatu dengan alam. Dari hal tersebut sekolah alam memiliki sebuah filosofi hidup yaitu apa yang dipelajari dari alam
akan dikembalikan lagi untuk kemajuan dan kelestarian alam. Visi dari sekolah alam adalah menghasilkan insan
manusia yang cerdas, mandiri, berbudi pekerti baik dan mempunyai komitmen secara sosial atau terhadap sesama.
Sedangkan misinya menciptakan siswa yang berakhlak baik, menguasai ilmu pengetahuan serta memiliki jiwa
kepemimpinan. (http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ ; 25 September 2015).
24
http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ ; 25 September 2015

23
banyak dialam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak
menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman.
Dengan mengalami langsung anak atau siswa diharapkan belajar dengan lebih
bersemangat, tidak bosan, dan lebih aktif. Penggunaan alam sebagai media belajar
diharapkan agar kelak anak atau siswa jadi aware dengan lingkungannya dan tahu
aplikasi dari pengetahuan yang dipelajari. Tidak hanya sebatas teori saja.
Penuturan skripsi ini menyajikan model atau proses berpikir tentang masa
depan, hak dan keajaiban anak-anak dan kualitas lingkungan yang mendukung
pembelajaran abad ke-21. Ini mengekspos berbagai filosofi, iklan kekhawatiran
ide-ide menarik yang dapat memberikan titik dasar bagi masyarakat dan dewan
sekolah untuk terlibat dalam upaya untuk merancang dan membangun sekolah
sesuai dengan praktek yang lebih berkelanjutan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
tidak dapat satu model tunggal untuk desain ruang belajar dan mengajar.

2.2.2. Ciri Khas Sekolah Alam


Adapun ciri-ciri sekolah alam sebagai berikut25:
Para murid lebih banyak belajar di alam terbuka
Metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode action
learning/konsep learning to do.
Alam adalah roh dalam pembelajaran
Pemanfaaatan alam sebagai media belajar bertujuan agar murid lebih peduli
dengan lingkungan dan bisa menerapkan pengetahuan yang dipelajari
dikemudian hari.
Tanpa sarana dan fasilitas IT aktivitas pembelajaran tetap berjalan.
Ciri-ciri sekolah alam yang telah paparkan tersebut, penulis juga memiliki
pemahaman sendiri mengenai ciri-ciri sekolah alam. Ciri-ciri tersebut antara lain
sebagai berikut:
1.) Membuat sekolah menjadi ekspresionis, dalam arti kata menginspirasikan dan mengajarkan generasi muda tenteng nilai sebuah lingkungan yang natural.

25
http://www.putusutrisna.blogspot.com/2014/02/sekolahalam ; 25 September 2015.

24
2.) A n a k a n a k m e r e n c a n a k a n d e n g a n p o l a b e r f i k i r .
3.) M e n y e d i a k a n r u a n g y a n g p e n u h m a k n a d a n m e n y e n a n g k a n .
4.) Membuat permainan yang berbasis lingkungan alami yang aman dan bisa menstimulasi dan memperkuat indera.

Dari ciri-ciri sekolah alam tersebut, penulis jugamemahami karakteristik


dari sekolah alam dalam konteks arsitektur adalah sebagai berikut:
a. Berlokasi didaerah pinggiran kota, jauh dari keramaian dan alami;
b. Konfigurasi massa bangunan yang non formal;
c. Menggunakan material alam;
d. Bentukan bangunan terkadang organik;
e. Menyesuaikan kontur alam/kontekstual;
f. Terdiri atas ruang-ruang semi tertutup;
g. Resource sharing;
h. Flexible class;

2.2.3. Konsep Sekolah Alam


Adapun identifikasi konseptual program sekolah alam berdasarkan
persoalan-persoalan yang telah dipahami penulis antara lain sebagai berikut:
1) LEARN (Belajar) mempelajari lingkungan; ruang kelas.
2) PROTECT (Melindungi) area penerima dan ruang pengelola.
3) ENGAGE (Mengajak) area yang digunakan sekolah dan masyarakat, seperti
olahraga, kantin, perpustakaan, luar ruangan.
4) EXPLORE (Menjelajahi) belajar umum: ruang dimana semua siswa datang
bersama-sama untuk mengeksplorasi dan terlibat dalam pengalamanbelajar.
5) NATURE (Alam) kegiatan luar ruangan yang terlindungi menyediakan
lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk belajar, mengeksplorasi dan
bermain.

25
INDOORS OUTDOORS

STRUCTURED UNSTRUCTURED

FORMAL INFORMAL

STRUCTURED

CREATE SPECIALED LEARN

ARTS
CLASSROOM

LEARNING COMMONS
MUSIC
INFORMAL

FORMAL
SPORT
LIBRARY/
CAFETORIUM/ MEDIA
CANTIN CENTER

COMMON
HAVE FUN AREAS EXPLORE

GARDEN

UNSTRUCTURED

Gambar2.2Pola atau Konsep Sekolah Alam Penulis


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

Dengan asumsi bahwa ruang memang penting, tujuan pertama tugas akhir
ini adalah kembali membayangkan bagaimana ruang kelas dan ruang sekolah
dapat memenuhi tujuan pada bagian pedagogis baru ini. Sekolah alam yang
diusulkan menjadi bagian penting dari kurikulum sekolah. Berbeda dari literatur
pendidikan tradisional, dimana istilah lingkungan belajar mengacu
terutamapada yayasan dan metodologi dari proses interaksi antara guru dan siswa
dalam konteks kurikulum dan hasil belajar, dalam skripsi ini lingkungan belajar
adalah berbagai ruang dimana anak-anak dapat mengeksplorasi, belajar dan
bermain dengan bebas dan aman26.

26
Djuwita (2007) juga mengatakan bahwa bisa dibilang konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan
dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar. Jika dibilang sekolah alam mengacu pada pendidikan
montesorri mungkin tidak bisa dibilang mengacu 100%. Namun ada beberapa dasar-dasar pendidikan montesorri yang
menurutnya, juga diterapkan dalam sekolah alam. Baik montesorri dan sekolah alam berusaha menciptakan suasana
belajar mengajar yang menyenangkan, dimana atmosfer belajar tidak menegangkan, komunikasi antara guru dan siswa
tidak berfokus pada buku-buku pelajaran saja tapi mengalami langsung apa yang mereka pelajari, bisa lewat percobaan,
observasi dan lain sebagainya. Hanya sekolah alam lebih memanfaatkan alam sebagai media untuk siswa belajar
langsung, sementara dalam pendidikan montesorri, material yang digunakan bisa tidak disediakan di alam, namun bisa
berupa material yang memang didesain khusus untuk membantu siswa belajar.

26
2.2.4. Kelebihan Sekolah Alam
Kelebihan-kelebihan pada sekolah alam yang bisa dibuktikan adalah
sebagai berikut (Santoso, 2013:13-17)27:
a. Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak sehingga anak
akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan berlebihan yang dimilikinya;
b. Konsep pembelajaran dengan cara sambil bermain cenderung menjadikan
pemahaman. Orientasinya lebih pada memfokuskan kelebihan yang dimiliki
anak dengan metode pencarian yang tak baku dan relatif menyenangkan
diterima anak lewat bentuk-bentuk permainan tertentu;
c. Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada
pencapaian logika berpikir dan inivasi yang baik dalam bentuk action learning
(praktik nyata). Bentuk kurikulumnya bisa saja 40 dan 60. Artinya, 40 %
adalah teori dan 60 % adalah praktik. Hal tersebut diasah melalui bentuk
interaksi dan dalam praktik yang bisa berupa pengenalan (menciptakan atau
membuat sesuatu yang baru dari bahan-bahan yang tersedia dialam raya, baik
dari segi pepohonan, tumbuhan, buah, atau apa saja).
d. Yang menarik disekolah alam, tidak hanya siswa yang belajar. Pengertian
belajar tentu saja tidak hanya berada dikelas atau mempelajari satu pelajaran
tertentu. Belajar dalam konteks toleransi sosial juga penting serta yang penting
adalah memahami seberapa jauh proses belajar tersebut dapat dinikmati dan
diterapkan dengan baik. Metode penyampaian pembelajaran dengan cara
bermain maupun action learning mampu memberikan output berupa kualitas
daya ingat yang tak hanya berjangka pendek, tetapi juga berjangka panjang.
e. Memaksimalisasi atas bentuk sosialisasi model pembelajaran seperti ini juga
merupakan wujud kecintaan atas nilai-nilai kearifan lokal.
Menurut Djuwita (2007) juga mengungkapkan kelebihan sekolah alam
dibandingkan sekolah biasa yaitu sekolah alam membuat anak tidak terpaku hanya
pada teori saja. Namun mereka dapat mengalami langsung pengetahuan yang
mereka pelajari dialam. Karena diakui saat ini sekolah-sekolah biasa lebih banyak

27
Santoso, Satmoko Budi. Sekolah Alternatif, mengapa Tidak?!.2010.Jogjakarta:DIVA Press (Anggota 1 KAPI).

27
menggunakan sistem belajar konvensional dimana menerangkan, siswa hanya
mendapat pengetahuan dengan mengandalkan buku panduan saja, dan siswa
jarang diberikan kesempatan untuk mengalami langsung atau melihat langsung
bentuk pengetahuan yang mereka pelajari28. Sekolah alam hanyalah salah satu
upaya dari kita manusia untuk memberikan yang terbaik bagi peradaban
manusia29.

Gambar 2.3 Suasana Sekolah Alam Ciganjur, Indonesia


(Sumber : library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2008-2-00171-DS%20bab%201.pdf ; 3 September 2015)

2.2.5. Kurikulum Berbasis Kompetensi/Depdinas


Perdana, dkk (2005:35)30 mengatakan bahwa pemerintah agaknya mulai
menyadari bahwa kelemahan mendasar ini. Ada perkembangan menarik yang
menunjukkan hal itu. Tahun 2003 dijadikan tahun sosialisasi untuk kurikulum
baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang resmi akan dipakai
menggantikan kurikulum 1994 pada tahun ajaran 2004/2005. Inti dari kurikulum
ini adalah pengakuan pemerintah untuk mengembangkan/menumbuhkan
kompetensi dari setiap peserta didik. Betapa pemerintah telah menyadari bahwa
banyak yang hilang dari peserta didik dengan penggunaan kurikulum yang lalu
antara lain hilangnya kreativitas, karakter, dan kecakapan hidup dari peserta didik.

28
http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ ; 25 September 2015.
29
Perdana, Teguh Iman, dkk. Menemukan Sekolah yang Membebaskan:Perjalanan menggapai Sekolah yang Mendidik
Anak Menjadi Manusia Berkarakter. 2005. Jakarta:Kawan Pustaka.
30
Santoso, Satmoko Budi. Sekolah Alternati , mengapa Tidak?!.2010.Jogjakarta:DIVA Press (Anggota 1 KAPI).

28
2.2.6. Kurikulum Sekolah Alam
Diungkapkan Santoso (2010)31, pada dasarnya, sekolah alam juga
mendasarkan kurikulumnya pada kurikulum umum yang ada disekolah formal
maupun sekolah swasta lainnya. Secara global, kurikulum tersebut mencakup:
1) Penciptaan akhlak yang baik;
2) Penguasaan ilmu pengetahuan;
3) Penciptaan pemahaman kepemimpinan yang memadai(Leadership).
Konteks kepemimpinan disini tidak hanya mampu memimpin secara sosial
(kelompok- formal), namun juga memimpin dirinya sendiri (nonformal), yakni
segala tingkah laku yang positif, bertanggung jawab, dan kesatria.

Gambar 2.4Landasan Utama Kurikulum Sekolah Alam


(Sumber: http://www.sekolahalamindonesia.org/konsep-pendidikan/kurikulum/; 20September 2015)

2.2.7. Filosofi Sekolah Alam Bandung (Contoh)32


Sekolah Alam Bandung sendiri berbeda dengan sekolah formal pada
umumnya. Beberapa hal yang membedakan adalah pada konsep pembelajaran,
metodologi pembelajaran, materipembelajaran dan masih terdapat beberapa hal
lain yang membedakan seperti bentuk bangunan sekolahnya dan tim pengajar
didalam kelas.
Bila dilihat dari metodologi pembelajarannyasekolah alam Bandung
cenderung mengarah pada pencapaian logika berpikir daninovasi yang baik dalam

32
http://abudira.wordpress.com/2009/03/17/apa-itu-sekolah-alam/ ; 25 September 2015.

29
bentuk action learning melalui kegiatan sepertipengenalan teori, ceramah, diskusi,
atau pemecahan masalah yang terstruktur, dandalam praktiknya bisa dalam bentuk
pengenalan studi kasus maupun presentasi.Kurikulum yang diterapkan adalah
40% teori dan 60% praktik. Dalam belajarpun sekolah alamBandung lebih
menyarankan untuk melakukan kegiatan belajar diluar ruangandibandingkan
belajar di dalam saung. Untuk mengukur hasil belajar siswanyamaka sekali dalam
satu semester biasanya akan diadakan evaluasi berupa pameranhasil belajar
mereka, contohnya evaluasi pasca penanaman benih jagung.
Kurikulum pendidikan disekolah alam memang berbeda. Tujuan dari
kurikulum sekolah alam adalah A heightened social consciousness, a sense of
responsibility, spirituality & morality, earth awareness with a commitment to save
it,collaboration, social entrepreneurship, creative thinking, compassion &
openmindedness (meningkatkan kesadaran sosial, rasa tanggung jawab, keagaman
danmoralitas, kesadaran terhadap dunia dengan komitmen untuk
menjaganya,kolaborasi, hubungan sosial, berpikir kreatif, belas kasih dan pikiran
terbuka).Kurikulum tersebut diterapkan oleh sekolah alam Bandung dengan
konsep belajarsambil bermain yang bebas dan bertanggung jawab, membuka
kesempatan bagisetiap siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan diri dalam
mempelajari halbaru dari lingkungannya.
Kurikulum sekolah alam terdiri dari 3 (tiga) bidang utama, yaitu Akhlak,
Ilmu Pengetahuan, dan Leadership. Bidang akhlak meliputi keimanan, ibadah, Al-
qur'an, sikap hidup dan interaksi dengan alam. Bidang sikap ilmiah dan falsafah
ilmu pengetahuan meliputi bahasa, sains, daya pikir, daya kreasi, dan seni. Bidang
leadership meliputi outward bound, pendidikan jasmani, kewirausahaan, dan
sosial kemasyarakatan.

2.2.8. Kriteria Desain Sekolah Alam


Untuk membuat sekolah yang mengangkat standar dari lingkungan satu set
baru belajar kriteria ditambahkan dengan kriteria program tradisional kendala
pendidikan:

30
Programmatic Contrains Inspirational Criteria
Schedue Exploration
Access Interaction
Code Wonder
Budget Beauty
Program Sustainable

Traditional Space Types for Proposed Additional Spaces


Schools for a Now Set of Value

Administrative offices Community area


Art facility Recycling edible gardens
Cafeteria/cantin Rain garden
Classrooms Water treatment weatlands
Common areas/courtyards Outdoor classroom
Sport Sculpture playground
Health services Learning commons
Multipurpose rooms Green roof
Music educations
Restrooms

Gambar2.5Diagram Kriteria Desain Sekolah Alam Penulis


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

Mengusulkan desain sekolah inovatif yang mengaburkan(obscure)


perbedaan antara didalam dan diluar ruangan, mengubah sistem bangunan dan
desain ekologis menjadi manifestasi untuk belajar. Sebuah sekolah dengan
berbagai jenis ruang yang memungkinkan para guru untuk mengajar anak-anak
beberapa gaya, memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi diri mereka
sendiri, dan memberikan siswa keterampilan yang mereka butuhkan, lulusan
dalam lingkungan ekonomi baru. Sebuah desain memperkuat pergeseran dari
sistem pengiriman pendidikan berpusat pada guru menjadi cara konseptual
intensif, fleksibel, kolaboratif, dan berkelanjutan belajar mengajar. Sebuah
sekolah yang mendorong partisipasi peserta didik, dimana pembelajaran menjadi

31
tidak mode pasif perilaku, seperti dalam pendekatan guru berpusat, tetapi aktif
dan kreatif.
2.3. Tinjauan Arsitektur
2.3.1. TabelUrutan Penjelasan Arsitektural
S U S T A I N A B L E A R C H I T E C T U R E
Aspek/KriteriaSustainable Architecture: K r i t e r i a L E E D f o r S c h o o l s :
S u s t a i n a b l e d e s i g n S u s t a i n a b l e S i t e s ( S S )
S u s t a i n a b l e i n e n e r g y W a t e r E f f i c i e n c y ( W E )
Social sustainablity in architectur e Energy and Atmosphere (EA)
Materials and Resources (MR)
Sustainable building materials
Indoor Environmental Quality (IEQ )
B u i l d i n g p l a c e m e n t
Innovation in Operations (IO)
W a t e r m a n a g e m e n t
W a s t e m a n a g e m e n t
S U S T A I N A B L E S C H O O L
S u s t a i n a b l e S i t e s
Prinsip-Prinsip Sustainable Site: Krite ria LEED Susta inab le Si te :
A p a k a h a d a k e r u g i a -n E r o s i o n & s e d i m e n t i o n c o n t r o l
P r i n s i p k e h a t i - h a t i a -n S i t e s e l e c t i o n
D e s a i n d e n g a n a l a m d a n b u d a y -a D e v e l o p m e n t d e n s i t y
Gunakan hirarki pengambilan keputusan pelestarian, konservasi, dan regenaration- B r o w n f i e l d d e v e l o p m e n t
Memberikan sistem regenatif sebagai sistem intergeneratif sebagai keadilan antargenerasi- A l t e r n a t i v e t r a n s p o r t a t i o n
M e n d u k u n g p r o s e s h i d u -p R e d u c e d s i t e d i s t r i b a n c e
Gunakan pendekatan kolaboratif dan ethucal- S t o r m w a t e r m a n a g e m e n t
- H e a t i s l a n d e f f e c t
Menjaga integritas dalam kepemimpinan dan penelitian
- Light pollution reduction
Kepedulian terhadap lingkungan Foster(Sumber . : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008))
(Sumber : Guidelines and Performance Benchmark (2008:7)).

T E O R I P E N D U K U N G
B e n t u k d a n r u a n Penyusunan
g dan Pengukuran dalam Arsitektur:
O r g a n i s a s i r u a n g H i r a r k i
S i r k u l a s i r u a n g K o m p l e k s i t a s
O r i e n t a s i r u a n g P r o p o r s i
I r a m a

Tabel 2.1Urutan Penjelasan Arsitektural


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

2.3.2. Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture)

32
1. Pengertian Sustainable Architecture
Arsitektur sebagai seni atau ilmu membangun, the art or science of
building or constructing edifies of any kind for human use33. Menurut
pemahaman penulis, pengertian arsitektur adalah suatu bangunan atau karya cipta
dari kealamiah-an dan perasaan/ungkapan serta emosional, yang diwujudkan
dalam kenyataan perjalanan seni dan pemanfaatan kebutuhan yang berkualitas.

Gambar 2.6The Triple Bottom Line


(Sumber : www.sustainableschools.org; 25 September 2015)

Banyak pemahaman-pemahanan mengenai pengertian sustainable.


architecture. Namun penulis memahami sustainable architectureadalah istilah
umum yang menggambarkan teknik desain sadar lingkungan dibidang arsitektur.
Arsitektur berkelanjutan dibingkai oleh pembahasan yang lebih besar dari
keberlanjutan dan isu-isu ekonomi dan politik dunia. Desain yang baik berarti
desain yang cocok untuk tujuan, berkelanjutan, efisien, koheren, fleksibel, dan
responsif terhadap konteks, tampan dengan ekspresi yang jelas tentang
persyaratan singkat, penelitian ini berusaha untuk mempelajari bagaimana desain
yang baik dapat dicapai, dan bagaimana bangunan yang efisien.
Sustainable architecture sebagai sebuah konsep yang lebih luas, yang
melihat arsitektur bukan sebagai tren, tetapi sebagai sebuah berkelanjutan yang
terus mengiringi perjalanan hidup manusia34.Kata sustainable(dalam bahasa
Inggris) diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya berkelanjutan. Dari Kamus

33
Richard L. Crowther. Ecologic Architecture. 1992. London: Butterworth Architecture.
34
Steele, James. Sustainable Architecture. 1997. McGraw-Hill.

33
Lengkap Bahasa Indonesia kata berkelanjutan diartikan berlangsung terus-
menerus, berkesinambungan35.
Diungkapkan penulis lagi bahwa sustainable architectureadalah suatu
interpretasi darirespon perkembangan lingkungan dan alam. Istilah ini sebagai
pelampiasan insprasi untuk mempresentasikan model karya arsitekturnya yang
tanggap terhadap kondisi alam dan bumi saat ini (berinteritas dalam situasi
kondisi lingkungan sekitarnya) guna mengendalikan keseimbangan antara
lingkungan/alam dengan bangunan/fungsional (memperkecil dampak lingkungan
dari struktur). Upaya atau gerakan kepedulian atas tanggapan tersebut merupakan
wujud proses bertanggung jawab terhadap lingkungan dan memberi kesempatan
generasi masa depan.

Manassas Park Elementary School, Virgini a T h e B r i d g e , C h i n a

Gambar 2.7Salah Satu Contoh Sustainable Architecture 1


(Sumber : webecoist.momtastic.com/2011/06/17/sustainable-school-14-smart-green-learning-facilities/ ; 25 September 2015)

Penjelasan-penjelasan diatas memiliki kesamaan dengan Steele


(1997:234)36, mengatakan pula bahwa arsitektur berkelanjutan (suistainable
architecture) adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa
membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan
mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain,

35
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Appolo-Surabaya.
36
Steele, James. Sustainable Architecture. 1997. McGraw-Hill.

34
dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh
masyarakat terkait.

Umea University Architecture, Sidwell Friends Middle School,


A c a d e m y , S w e d a n W a s h i n g t o n , D C

Gambar 2.8Salah Satu Contoh Sustainable Architecture 2


(Sumber : webecoist.momtastic.com/2011/06/17/sustainable-school-14-smart-green-learning-facilities/ ; 25 September 2015)

Konsep dasar dalam sustainable architecture menurut Kremers (dalam


Irsal (2008:16)) : a respons and expression of celebration of our exixtence and
respect for the world around us. Kata sustainable juga sering dipadankan dengan
kata lain yang mengacu pada beberapa disiplin ilmu lain, seperti sustainable
agriculture, sustainable business, sustainable tourism, dan lain-lain, yang
menandakan bahwa konsep kata ini sangat luas pengertiannya. Menurut Haggard
(dalam Irsal (2008:16), istilah ini penting karena menggambarkan perubahan
sosial dan kebudayaan dalam tatanan dunia, pola dan gaya hidup37.

2. The Leadership in Energy and Environmental Design (LEED)38


The Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) merupakan
sistem ranting yang dikeluarkan oleh U.S. Green Building Council (USGBC)
untuk membuat standar nasional yang dapat mengkategorikan green building atau

37
http://www.slosustainability.com/personal%20page?kenbio_ra.html
38
Irsal, Ridho Maskuri. Skripsi:Perancangan Bangunan dengan Mempertimbangkan Aspek Energidan Lingkungan (Studi
Kasus: Pengamatan Beberapa Bangunan di Jakarta dan Surabaya dengan Menggunakan LEED-NC2.1.2008. Depok:
FT UI.

35
sustainable building melalui rancangan, konstruksi, dan operasional. Tujuan dari
sistem ini adalah membuat pedoman desain yang dapat menunjang kenyamanan
manusia didalamnya, menjaga kestabilan kualitas lingkungan, dan juga
mengurangi biaya operasional dengan atau tanpa menggunakan teknologi.
LEED diciptakan untuk beberapa tujuan, antara lain: mendefinisikan
sustainable building dengan standar yang telah ditetapkan, mengembangkan
integrasi pada praktek desain bangunan, memperhatikan lingkungan pada industry
bangunan, merangsang tumbuhnya kesadaran untuk menerapkan prinsip-prinsip
sustainable building, membuat konsumen sadar akan keuntungan dari sustainable
building. Sistem ranting ini dapat dibagi dalam enam aspek utama:
Sustainable site;
Water efficiency;
Energy and atmosphere;
Materials and resources;
Indoor environmental quality;
Inovasi and design prosess.
Keuntungan dengan menerapkan sistem LEED ini pada bangunan:
Menciptakan lingkungan kerja dan hunian yang sehat, yang mempengaruhi
produktivitas serta menjaga kesehatan dan kenyamanan penghuninya.
Memperbaiki kualitas udara dan air dengan tidal melepaskan polutan-polutan
berbahaya.
Mengurangi biaya operasional bangunan.

Menurut Sassi (2006, dalam Agustina Rachman (2011))39, enam aspek


utama arsitektur berkelanjutan:
1) SustainableLand-Use
Lahan (land) merupakan sumber daya alam yang paling berharga, karena
lahan tidak hanya menyediakan tempat untuk manusia bertenpat tinggal, lebih

39
Agustina Rachman, Siti Nur Ayu. Skripsi:Strategi Berkelanjutan pada Bangunan, Kajian Strategi Berkelanjutan Non-
Kualifikasi Sistem Rating GREENSHIP. 2011. Depok: FT UI (lib.ui.ac.id/file=digital/2024902-R051101.pdf).

36
dari itu, pada lahan terkandung sumber daya alam yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan manusia. Perkembangan populasi dan pola aktivitas manusia,
seperti membuka lahan untuk pertanian, tambang, perkebunan, dan urbanisasi,
memberikan pengaruh cukup besar terhadap perubahan kulaitas daya dukung
lahan. Oleh sebab itu mempertimbangkan dampak bangunan terhadap lahan
sekitar merupakan strategi paling utama dalam mewujudkan arsitektur
berkelanjutan.
2) SustainableEnergy
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang memicu berbagai gerakan
peduli lingkungan termasuk lahirnya konsep green building. Pemanasan
global merupakan kondisi peningkatan suhu ekstrim yang melanda dunia
diakibatkan oleh peningkatan polusi emisi gas karbon yang menyebabkan
tingginya kadar gas rumah kaca secara tidak wajar pada atmosfer bumi. Gas
ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan
bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan dipermukaan bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga tersimpan dipermukaan bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.
3) SustainableWater
Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup, tanpa air tidak mungkin ada
kehidupan dimuka bumi ini. Namun seiring bertambahnya populasi manusia,
kualitas daya dukung alam sebagai sumber pemasok air mengalami penurunan
disaat bersamaan kebutuhan akan air bersih meningkat. Keadaan semakin
diperparah dengan adanya isu peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim.
Sebagai contoh saat musim hujan, intensitas curah hujan semakin bertambah
besar sedangkan area respan air hujan semakin berkurang, akibatnya air yang
turun tidak dapat diserap dengan baik, sehingga selain bencana banjir, pasokan
air tanah akan berkurang secara drastis karena tidak ada air hujan yang diserap
dan pada saat musim panas dapat dipastikan kondisi semakin memburuk.
4) SustainableMaterial

37
Berdasarkan jangka waktu pemulihannya, sumber daya alam sebgai menjadi
dua: dapat diperbaruhi (membutuhkan puluhan tahun dan kurang untuk
pemulihan) dan tidak dapat diperbaharui (membutuhkan hitungan ratusan,
ribuan bahka jutaan tahun untuk pemulihan). Diperkirakan sumber daya alam
tidak diperbaharui, seperti minyak akan habis dalam jangka waktu 40 sampai
60 tahun mendatang tergantung tingkat pemakaian.
5) SustainableHealth and Well-Being
Sick Building Syndrome merupakan fenomena menurunya kondisi kesehatan
penghuni bangunan akibat pengaruh elemen yang terdapat pada bangunann;
seperti kualitas udara, pencahayaan, utilitas dan control bangunan, furniture
dan lain-lain. Sick Building Syndrome biasanya terjadi pada bangunan kantor,
namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada tipe bangunan lain.
Air Conditioning merupakan salah satu penyebab Sick Building Syndrome,
adapun penyebab lainnya seperti radiasi cahaya fluorescent dan minimnya
pencahayaan alami; polusi yang berasal dari mesin perlengkapan kantor, cat
atau finishing dinding, peralatan dan perabot yang mengandung bahan kimia
berbahaya; udara kotor akibat minimnya pertukaran udara; minim
pemandangan luar; dan ketidakmampuan penghuni untuk mengontrol
temperatur kelembaban dan pencahayaan dengan baik. Merancang bangunan
sehat (Healthy Building) adalah solusinya.
6) SustainableCommunity
Keberlanjutan lahan sangat penting karena pada lahan terkandung segala
aspek lingkungan. Dengan menjaga keberlanjutan lahan maka segala sesuatu
yang terkandung didalam, dipermukaannya maupun diatas lahan dapat
terjamin pula keberlanjutannya. Namun penting untuk digaris bawahi bahwa
berkelanjutan tidak hanya seputar stratis arsitektural atau solusi dalam bentuk
pembangunan, juga tidak hanya terkait proses dan sistem manajemen
lingkungan. Keberlanjutan berhubungan erat dengan cara kita hidup, berempat
tinggal, dan beraktivitas.

38
Sustainable Energy

Sustainable Water
Sustainable Sustainable
Community Land
Sustainable Material

Sustainable Health and Well Being

Gambar 2.9 Hubungan Antar Ke Enam Strategi Berkelanjutan


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

Pada intinya, kelima strategi arsitektur berkelanjutan diatas dipastikan tidak


akan berkelanjutan jika manusia yang bertempat didalam objek pembangunan
tidak memilki kesadaran akan pentingnya menjaga berkelanjutan. Seperti yang
Nampak pada gambar diatas sudah seharusnya peran sustainable community
menempati posisi paling vital dalam praktek pembangunan berkelanjutan.
Salah satu upaya membentuk keadaran tersebut memlaui promosi konsep
berkelanjutan (promoting sustainability) terhadap masyarakat luas dengan
memanfaatkan potensi lingkungan alami dan buatan (built environment)
sebagai media efektif promosi, karena umumnya ketidakpedulian muncul
akibat ketidakpahaman aatau ketidaktahuan. Perlu diingat bahwa praktek
berkelanjutan tidak dapat dipukul rata karena erat kaitannya dengan perbedaan
kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan setiap wilayah, oleh karena itu sangat
penting untuk menganalisi kondisi serta kebutuhan lokal suatu wilayah agar
praktek berkelanjutan tepat sasaran.

a. Klasifikasi LEED40
Sertifikasi LEED didapatkan setelah mengumpulkann dokumen aplikasi yang
berisi daftar persyaratan sistem ranting. Setelah itu Green Building Council
yang akan mengeluarkan sertifikasinya. Tingkatan sertifikasi ini dapat dibagi
menjadi empat tingkat: certified, silver, gold, dan platinum. Jangkauan angka

40
Irsal, Ridho Maskuri. Skripsi:Perancangan Bangunan dengan Mempertimbangkan Aspek Energidan Lingkungan (Studi
Kasus: Pengamatan Beberapa Bangunan di Jakarta dan Surabaya dengan Menggunakan LEED-NC2.1.2008. Depok:
FT UI.

39
dari tiap tingkatan sertifikasi tergantung dari versi-versi LEED yang
digunakan. Adapun beberapa versi LEED yang sudah dapat digunakan sebagai
berikut:
LEED for New Construction; dapat digunakan untuk konstruksi baru dan
renovasi (sistem yang paling sering digunakan).
LEED for Existing Building; digunakan untuk mensertifikasi bangunan
yang sudah berdiri.
LEED for Commersial Interiors; biasanya pada bangunan yang disewakan,
dan penyewa yang melengkapi sendiri interiornya.
LEED for Core and Shell
LEED for Homes
LEED for Neighborhood Development
LEED for School
LEED for Retail.

Green School, Bali, Indonesia School of Art, Design and Media at Nanyang Tecnological University, Singapore

Martinet Primary School, Barcelona, Spai n


Hawaii Preparatory Academy, Hawai i

Gambar 2.10Salah Satu Contoh Sustainable Architecture 3


(Sumber : webecoist.momtastic.com/2011/06/17/sustainable-school-14-smart-green-learning-facilities/ ; 25 September 2015)

40
b. Penjelasan Poin-Poin LEED
Penjabaran salah satu versi dari LEED dapat memahami dengan kriteria dari enam aspek utama penilaian:
1) Sustainable Site
KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
Erosion & sedimention control (Alat/teknologi) Prasyarat - Mencegah terkikisnya tanah selama masa kontruksi oleh pengaliran air hujan dan angin.
Menggunakan perencanaan kontrol erosi dan sendimen selama masa konstruksi seperti mulching, earth dikes, silt fencing, sediment traps, dan sediment basins.
- Mencegah pengendapan dari saluran air kotor atau air cucuran .
- Mencegah pencemaran udara dari debu dan polutan tertentu .
Site selection (Perencanaan) 1 poin Tidak mendirikan bangunan, jalanan, are parkir pada lahan yang memiliki kriteria sebagai berikut: Pengaturan program bangunan, area parkir bawah tanah, dan berbagi fasilitas dengan lingkungan sekitar.
Lahan pertanian yang produktif, lahan dengan ketinggian 5 kaki lebih rendah dari ketinggian 100-year flood, lahan yang berfungsi sebagai habitat beberapa jenis spesies yang hampir punah, daerah rawa, lahan yang diperuntukan bagi area publik seperti taman.
Development density (Perencanaan) 1 poin Pembangunan saluran ke daerah perkotaan dengan sarana infrastruktur yang sudah ada, menjaga habitat dan sumber daya alam. Meningkatkan lokalitas density untuk disesuaikan dengan menggunakan lahan yang berada pada existing minimum development density of 60 kakai/acre.
Brownfield development (Alat/teknologi) 1 poin Membangun pada lahan yang terkontaminasi atau pada lahan rusak yang sebelumnya sudah pernah dibangun. Dalam proses pemilihan lahan, berikan pilahan utama pada lahan brownfield. Terapkan perencanaan perbaikan lahan dengan strategi seperti pump-and-treat, bioreactors, dan penggarapan lahan.
Alternative transportation 4 p o i n 1. Lokasi proyek mil dari stasiun kereta api dan subway atau mil dari stasiun bus1.. Lakukan survey dan perkiraan kebutuhan penghuni bangunan terhadap kebutuhan transportasi. Pilih lokasi dekat dengan tempat pemberhentian transportasi.
1. P e r e n c a n a a n 2. Untuk bangunan komersil dan institusi, menyediakan fasilitas tepat parkir/penyimpanan sepeda dan ruang ganti untuk 15% atau lebih penghuni.2. Membuat desain bangunan yang dilengkapi dengan tempat penyimpanan sepeda dan ruang ganti (dilengkapi shower).
2. P e r a n c a n g a n 3. Menyediakan kendaraan dengan bahan bakar ramah lingkungan untuk 3% penghuni bangunan dan juga memasang stasiun bahan bakar untuk 3% dari total kapasitas parkir kendaraan.3. Pertimbangan menjalin kerja sama dengan bangunan sekitar untuk stasiun bahan bakar alternative.
3. P e r e n c a n a a n 4. Kapasitas parkir tidak melebihi batas minimal, untuk 5% pengguna bangunan. Atau tidak menyediakan parkir sama sekali.4. Menimalkan kapasitas parkir dan mempertimbangkan berbagi fasilitas parkir dengan bangunan yang berbatasan langsung.
4. p e r a n c a n g a n
Reduced site distribance 2 poin 1. Membatasi intervasi terhadap daerah hijau dengan ketentuan 40 kaki dariparameter bangunan, 5 kaki dari parameter jalan, dan menggantikan 25 kaki dari area kontruksi dengan lapisan permukaan yang dapat dilalui air. Menggantikan minimal 50% area dengan tanaman Lakukan
asli. survey untuk menidentifikasi elemen-elemen yang terdapat pada lahan sebelum dibangun. Strategi lainnya seperti parkir bawah tanah dan berbagi fasilitas dengan bangunan sekitar.
2. Mengurangi development footprint untuk memperluas area open space (ketentuan 25% dari luas total lahan).
Stormwater management (Perancangan) 2 poin 1. M e n e r a p k a n k o n t r o l p e n g e l o l a a n a i r h u j a n p a d a l a h a n ya n g k e d a p a i r1.
. Garden roof, paving, dan menggunakan kembali air hujan untuk keperluan yang tidak memerlukan air matang seperti mengairi lahan dan tanaman dan flush pada toilet.
2. Menggunakan sistem pengolahan air hujan untuk mengurangi 80% total suspended solid dan 40% total phosphorus.2. Constructed, wetlands, vegetated filter strips, dan biowales.
Heat island effect (Perancangan) 2 poin 1. Menggunakan material dengan light-colored/high-albedo, menempatkan 50% kapasitas parkir dibawah tanah, gunakan open-grid pavement untuk minimal 50% area parkir.1. Tanami lahan disekitar bangunan dengan vegetasi alami sehinggamenciptakan daerah bayangan. Pertimbangkan menggunakan garden roof, open-grid pavement dan material yang high-albedo untuk mengurangi penyerapan panas.
2. Menggunakan material atap dengan tingkat emisi tinggi ().() untuk minimal 75% permukaan, menggunakan green roof untuk minimal 50% permukaan atap, dan kombinasi atap dengan material high-albedo dan vegetasi untuk luasan atap 75%.2. Pertimbangkan memasang atap dengan material high-albedo dan vegetasi untuk mengurangi penyerapan panas.
Light pollution reduction (Alat/teknologi) 1 poin Menggunakan lampu-lampu yang disesuaikan dengan Iluminating Engineering Socienty of North America (IESNA). Kurangi pencahayaan pada lahan dan gunakan teknlogi seperti full cutoff luminaries, low-reflectance surfaces, dan low angle spotlights.
Total Poin 14 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istilah

Tabel 2.2LEED-NC 2.1 Sustainable Site


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008) ;September 2015)
2) Water Efficiency

41
KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
WE Landscaping 2 p o n 1. Menggunakan teknologi efisiensi pengairan, menampung air hujan, dan menggunakan air daur ulang untuk mengurangi penggunaan air matang hingga 50%.Menggunakan analisa terhadap jenis tanah dn iklim untuk menentukan jenis tanaman yang disesuaikan dengan kebutuhan pengairan. Terapkan sistem irigasi dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan pertimbangan penggunaan air hujan.
1. Alat/ teknologi 2. Hanya menggunakan air tampungan hujan untuk keperluan pengairan atau tidak menggunakan sistem irigasi yang permanen.
2. P e r a n c a n g a n
Innovative wastewater tech (Alat/teknologi) 1 poin Melakukan pengolahan terhadap air sisa pakai sebanyak 100% . Menggunakan peralatan kamar mandi seperti toilet dan urinal yang mempunyai tingkat efisiensi tinggi. Pertimbangkan menggunakan air hujan dan melakukan pengolahan air baik secara mekanik ataupun natural.
Water use reduction (Alat/teknologi) 2 p i n 1. P engurangan pemakaian air bersih hingga 2 0 % Perki.rakan jumlah kebutuhan yang menggunkan air bersih/matang dengan yang tidak. Gunkan peralatan kamar mandi seperti toilet dan urinal dengan tingkat efisiensi tinggi.
2. P engurangan pemakaian air bersih hingga 3 0 % Pertimbangkan
. menggunakan air hujan untuk peralatan yang tidak memerlukan air bersih seperti urinal dan sistem mekanik.
Total Poin 5 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istilah

Tabel 2.3LEED-NC 2.1 Water Efficiency


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008) ;September 2015)

3) Energy and Atmosphere


KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
Fundamental building System comunissing (Perencanaan) Prasyarat Menggunakan tim yang tidak bertanggung jawab langsung pada desain dan kontruksi proyek, melakukan pemeriksaan pada maksud rancangan, menggabungkan persyaratan tim pada dokumen konstruksi, menggunakan perencanaan tim, partikan dokumentasi pemasangan, fungsi , operasi, dan perawatan, lengkapi laporan perancangan. M e n ga d a ka n a t ur a n d a n p er e n c a n a a n ti m .
Minimum energy performance (Perancangan) Prasyarat Menggunakan rancngan bangunan yang mengikuti peraturan lokal mengenai energi. Rancang kulit bangunan untuk memaksimalkan performa energi bangunan. Gunakan simulasi computer untuk memperkirakan penggunaan energi pada operasional bangunan.
CFC reduction in HVAC &Requipment Prasyarat Menggunakan sistem HVAC&R yang tidak menggunakan CFC . Untuk bangunan yng belum menggunakan sistem HVAC&R non-CFC, ketika mengoperasikan sistem lakukan inventarisasi alat dan alkukan perencanaan penggantian. Untuk bangunan baru, gunaka n sistem HVAC&R non-CFC.
Optimize energy performance (Perancangan) 1-10 poin Rancang kulit bangunan untuk memaksimalkan performa energi bangunan. Gunakan simulasi komputer untuk memperkirakan penggunaan energi pada operasional bangunan dan biaya yang diperlukan.
Renewable energy (Alat/teknologi) 3 poin 1. Menyediakan paling tidak 5% dari total energi yang diperlukan melalui sistem energi terbarukan.Pertimbangkan bangunan menggunkan energy terbarukan dan bebas polusi seperti pengolahan matahri, angin, geothermal, lo-impact hydro, biomass, dan bio-gas.
2. Menyediakan paling tidak 10% dari total energi yang diperlukan melalui sistem energi terbarukan.
3. Menyediakan paling tidak 20% dari total energi yang diperlukan melalui sistem energi terbarukan.
- Additional
Tim commissioning
y a n(Perencanaan)
g i n d e p1e n pd eoni nd a p a t m e l a k u k a n p e m e r i k s a a n p a d a r a n c a n g a n u n t u k d o k u m e n k o n s t r u k s Menunjuk
i. commissioning authority mulai dari tahap awal rancangan.
- Tim yang independen dapat melakukan pemeriksaan terhadap dokumen konstruksi .
Ozone deplection (Alat/teknologi) 1 poin Memasang peralatan pendingin, HVAC, dan alat pemadam kebakaran yang tidak mengandung HCFC atau halon. Ketika mengoperasikan bangunan, lakukan pendata n sistem bangunan yang masih mengandung HCFC atau halon. Untuk bangunan baru langsung diterapkan sistem bangunan yang tidak mengandung HCFC atau halon.
Measurement & vertification (Perencanaan) 1 poin Memasang alat pengukur secara terus-menerus pada: Menunjuk commissioning authority mulai dari tahap awal rancangan.
Sistem pencahayaan dan kontrol, Variable Frequency Drive (VED), efisiensi chiller, beban pending, sistem air, udara, dan pemanas, tekanan distribusi udara ventilasi udara, efisiensi boiler, sistem distribusi air dalam dan luar ruangan.
Green power(Alat/teknologi) 1 poin Menyediakan paling tidak 50% pemenuhan kebutuhan listrik bangunan yang berasal dari sumber daya yang dapat terbarukan. Tentukan jumlah kebutuhan energi pada bangunan dan cek peluang untuk menerapkan green power.

42
Total Pint 17 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istila h

Tabel 2.4LEED-NC 2.1 Energy & Atmosphare


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008), September 2015)

4) Material and Resoursces


KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
Storage & collection of recyclables Prasyarat Menyediakan area yang mudah dijangkau seluruh bagian bangunan untuk memisahkan, mengumpulkan, dan menyimpan barang-barangg untuk di daur ulang seperti kertas, kardus, kaca, plastik, dan logam. Merancang area untuk pengumpulan dan penyimpanan barang-barang yang dapat didaur ulang dengan ukuran dan lokasi yang tepat.
Building reuse (Perencanaan) 3 poin 1. Mempertahankan paling tidak 75% struktur bangunan, kulit bangunan, dan material atap. Pertimbangkan menggunakan kembali bangunan, menggantikan elemen bangunan yang menyebabakan dampak negatif pada penghuni bangunan.
2. Mempertahankan 100% struktur bangunan, kulit bangunan, dan material atap .
3. Mempertahankan 100% struktur dan kulit bangunan (jendela dan material atap) dan 50% dinding, pintu, material lantai, dan langit-langit dalam ruangan.
Construction waste management (Perencanaan) 2 poin 1. Terapkan perencanaan pengelolaan sisa-sisa konstruksi, daur ulang paling tidak 50% dari sisa-sisa konstruksi. Terapkan perencana n pengelola n sisa-sisa konstruksiuntuk mencapai tujuan ini. Pertimbangkan peng una n kembali seperti puing-puing, kardus, logam, batu bata, beton, plastik, kayu, kaca, gypsum, dan karpet. Rancang area untuk pengumpulan sisa-sisa konstuksi dan proses daur ulang.
Perhitungannya dapat dilihat dari berat atau volume sisa konstruksi tersebut .
2. Terapkan perencanaan pengelolaan sisa-sisa konstruksi, daur ulang paling tidak 75% dari sisa-sisa konstruksi tersebut.
Resource reuse (Perencanaan) 2 poin 1. Menggunakan kembali material dan produk bangunan paling tidak untuk 5% kebutuhan material dan produk pada bangunan.Analisa kesempatan untuk menggabungkan material dan produk sisa pada rancangan bangunan seperti balok, tiang, lantai, panel, pintu, bingkai, mebel, dan batu bata.
2. Menggunakan kembali material dan produk bangunan paling tidak untuk 10% kebutuhan material dan produk pada bangunan.
Recycled content (Perencanaan) 2 poin 1. Menggunakan material daur ulang dengan jumlah dari post-consumer ditambah dengan post-industrial paling tidak mencakup 5% dari total material pada proyek.Pastikan sumber mendapatkan material daur ulang ini. Selama masa konstruksi pastikan bahwa material daur ulang ini bener-bener terpasang dan hitung prosentase material daur ulang yang terpasang.
2. Menggunakan material daur ulang dengan jumlah dari post-consumer ditambah dengan post-industrial paling tidak mencakup 10% dari total material pada proyek.
Local / regional materials (Perancangan) 2 poin 1. Menggunakan material lokal minimum 20% dari Menggunakan material daur ulang dengan jumlah dari post-consumer ditambah dengan post-industrial paling tidak mencakup 5% dari total material pada proyek.Identifikai sumber material untuk mencapai tujuan diatas. Selama msa konstruksi pastikan material lokal bener-bener terpasang dan hitung prosentase material lokal yang terpasang.
2. Keseluruhan material bangunan dan diproduksi dengan radius maksimal 500 mil .
Rapidly renewable materials (Perencanaan) 1 poin Menggunakan material produk yang terbuat dari tanaman yang dapat digunakan setealh masa pertumbuhan kurang atau sama dengan 10 tahun, untuk sekitar 5% dari total keseluhan material dan produk yang digunakan pada proyek. Identifikasi sumber material untuk mencapai tujuan diatas. Pertimbangkan menggunakan lantai bambu, karpet wool, dan papan dari biji bunga matahari. Selama masa konstruksi pastikan material ini benar-benar terpsang.
Certified wood (Perencanaan) 1 poin Menggunakan paling tidak 50% material dan produk yang terbuat dari kayu yang sudah disertifikasi oleh Forest Stewardship Councils Principles and Criteria. Identifikasi sumber material untuk mencapai tujuan diatas. Selama masa konstruksi pastikan kayu bersertifikasi FSC benar-benar terpasang dan dihitung prosentase material lokal yang terpasang,
Total Poin 13 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istilah

Tabel 2.5LEED-NC 2.1 Materials & Resources


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008) ;September 2015)

43
5) Indoor Environmental Quality
KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
Minimum IAQ Prasyarat M e m e n u h i s t a n d a r A S H R A E Merancang sistem HVAC yang dapat memenuhi standar.
Environmental Tobacco Smoke Control Prasyarat Dilarang merokok dalam bangunan dan menempatkan tanda-tanda dilarang merokok pda pintu masuk dan jendela yang dapa dibuka, menyediakan area khusus untuk merokok. Dilarang merokok dalam bangunan dan menyediakan ruang khusus merokok yang terpisah sistem ventilasinya.
CO2 Monitoring (Alat/teknologi) 1 poin Memasang sistem pencatat karbon dioksida permanen Merancang sistem HVAC dengan sensor pencatat karbon dioksida.
Ventilation effectiveness (Perancangan) 1 poin Merancang sistem ventilasi yang menghasilkan air change effectiveness (Eac) lebih besar atau sama dengan 0.9 (berdasarkan ASHRAE: 129-1997). Merancang sistem HVAC dan kulit bangunan untuk mengoptimalkan efektivitas pertukaran udara. Gunakan strategi variasi ventilasi dengan pemindahan ventilasi dan ventilasi plug-flow seperti dibawah lantai.
Construction IAQ management plan 2 p o i n 1. Menerapkan perencanaan pengelolaan perencanaan IAQ untuk masa konstruksi dan sebelum ditempati sebagai berikut:1. Menggunakan perencanaan pelola n IAQ untuk menjaga sistem HVAC selama konstruksi dan mengontrol sumber polusi. Memasang mater ial yang dapat menyerap zat-zat terkontaminasi seperti karpet, langit-langit, dan gypsum.
1. P e r e n c a n a a n Memasang material yang dapat menyerap untuk mengatasi masalah kelembaban, gunakan media penyaring dengan Minimum Efficiency Reporting Value (MERV). 2. Sebelum bangunan digunakan, selama 2 minggu gunakan media penghisap yang menggunakan udara dan lakukan tes tingkat kontaminasi pada bangunan.
2. Alat/ teknologi 2. Menerapkan perencanaan pengelolaan perencanaan IAQ sebelum ditempati sebagai berikut: Setealah konstruksi berakhir, selama 2 minggu gunakan media penghisap yang menggunakan 100% udara luar. Selatelah itu ganti media penyerap.
Low-emitting materials (Perencanaan) 4 poin 1. Memenuhi standar South Cost Air Quality Management District (SCAQMD) dan Bay Area Quality Management District Regulation.
1. Menentukan material dengan low-VOC(Volatile Organic Compound) pada dokumen konstruksi.
2. Emisi VOC dari cat dan coating tidak melebihi standar dari Green Seals Standard (GS-11).2. Menetukan cat dan coating dangan low-VOC pada dokumen konstruksi.
3. Sesuai dengan persyaratan Carpet and Rug Institutes Green Label Indoor Air Quality Test Program. 3. Menentukan carpet low-VOC pada dokumen kontruksi.
4. Menggunakan ka yu ko mpos it yang tidak mengguna ka n urea formaldehid4.. Menentukan kayu komposit yang tidak menggunakan urea formaldehid.
Indoor chemical & pollutant source control 1 poin Memasang entryway system yang permanenuntuk menangkap partikel-partikel penyebab polusi, meggunakan exhaust pada area yang kegiatannya menghasilkan zat-zat kimia seperti dapur, fotocopy, dan printing. Merancang sistem pemipaan dan exhaust yang terpisah untuk ruangan yang menghasilkan zat-zat kimia.
Controllability of system (Perancangan) 2 poin 1. Menyediakan paling tidak satu jendela yang dapat dibuka dan satu control pencahayaan tiap 200 kaki untuk tiap penghuni yang jaraknya 15 kaki dari dinding perimeter.Merancang bangunan dengan kontrol danri penghuni bangunan untuk pengaliran udara, suhu, dan pencahayaan.
2. Menyediakan pengaturan pengaliran udara, suhu, dan pencahayaan paling tidak untuk 50% penghuni yang berada di area non-perimeter.Pertimbangkan strategi seperti pengaturan cahaya dan jendela yang dapat dibuka dan sistem HVAC.
Thermal comfort (Perancangan) 2 poin 1. Melakukan kontrol kelembaban dan gunakan jendela yang dapat menyesuaikan dengan suhu lingkungan.Menciptakan suhu dan kelembaban yang nyaman dengan merancang kulit bangunan dan sistem HVAC untuk mendapatkan kenyamanan yang diharapkan.
2. Memasang sistem pengontrol suhu dan kelembaban yang permanen .
Daylight & views (Perancangan) 2 poin 1. M e n c a p a i f a k t o r d a y l i g h t m i n i m u m 2 % , p a d a 7 5 % r u a n g a n1.
. Strategi mempertimbangkan orientasi bangunan, menambah perimeter bangunan, shading defice pada interior dan eksterior, kaca dengan performa yang tinggi, dan sensor cahaya yang terintergasi.
2. Mendapatkan pendangan langsung kea rah luar melalui kaca untuk 90% ruang2.. Merancang bangunan untuk memaksimalkan pandangan/penglihatan kearah luar.
Total Poin 15 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istila h

Tabel 2.6LEED-NC 2.1 Indoor Environmental Quality


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008) ; September 2015)

6) Innovation and Design Process


KRITERIA KREDIT S Y A R A T S T R A T E G I
Innovation in Design (Peracangan) 1-4 poin Identifikasi tujuan dari inovasi yang dilakukan dan strategi yang akan diterapkan pada rancangan bangunan. Inovasi yang dapat dilakukan seperti ferforma akustik, pendidikan pada penghuni bangunan, atau analisis daur ulang pada pemilihan material.

44
LEED Accredited Professional 1 poin Paling tidak satu orang dari tim perancangan dapat menyelesaikan LEED Accredited Professional Exam. Mengikuti pelatihan dan workshop LEED Accredited Proffesional. Pelajari referensi mengenai LEED.
Total Poin 5 poin *beberapa istilah asing dapat dilihat pada daftar istila h

Tabel 2.7LEED-NC 2.1 Innovation & Design Process


(Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008) ; September 2015)

Sertifikasi bangunan dibagi kedalam empat tingkatan sesuai dengan rentang perolehan seperti dibawah ini :
Certified 26-32 poin S i l v e r 3 3 - 3 8 G o l d 3 9 - 5 2 p o i n Pla tinum 52 - 69 p oi n

45
3. Sustainable School and Principle41
Dua belas fitur kolektif berikut mewakili komprehensif sekolah
berkelanjutan:
1) Perencanaan situs berkelanjutan dan lanskap desain (Sustainable site planning
and landscape design);
2) Penggunaan sumber energi terbaru(Use of renewable energy sources);
3) Kualitas tinggi dan lampu hemat energi(High quality and energy efficient
lighting);
4) Kerangka bangunan yang efisien energi(Energy efficient building shell);
5) Energi yang efisien sistem HVAC(Energy efficient HVAC systems);
6) Lebih Lingkungan, bahan bangunan yang sehat(Environmentally preferable,
healthy building materials);
7) Konservasi air(Water conservation);
8) Daur ulang dan pengelolaan sampah(Recycling and waste management);
9) Pengurangan sampah konstruksi dan daur ulang(Construction waste reduction
and recycling);
10) Commissioning;
11) Eco-education;
12) Desain untukperawatan(Design for Maintainability).

Gambar 2.11Konseptual DiagramSustainableSchool


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

41
The Brendle Group, Ink, 2005. Sustainable Design Guidelines. Colorado: Colorado Springs
www.d11.org/FOTC/energy/Documents/SustainableDesignGuidlines.pdf : 25 September 2015.

46
Site Planning and Landscape Design
Perencanaan site/tapak sangat penting untuk keberhasilan sebuah
bangunan yang berkelanjutan. Perencanaan yang matang, orientasi bangunan, dan
lansekap dapat, antara manfaat lainnya, memotong tingkat konsumsi energi dan
biaya listrik bulanan jauh. Analisis situs harus mempertimbangkan semua fitur
yang ada baik alam dan buatan manusia, untuk menentukan kualitas yang melekat
yang memberikan situs kepribadiannya.
Sebuah analisis topografi fitur yang ada disarankan. Penekanan harus
ditempatkan pada hubungan situs dengan lingkungan yang lebih besar dan nilai-
nilai khusus. Analisis ini meliputi faktor alam, budaya, dan estetika yang
mempengaruhi hal itu. Situs ini juga harus dipandang sebagai sumber daya yang
berharga untuk pendidikan, bukan hanya situs bangunan. Setidaknya delapan fitur
ciri situs sekolah berkelanjutan42:
1) Melindungi keanekaragaman hayati yang ada dan mengurangi gangguan
tempat;
2) Rendah masukan setelah pembentukan (misalnya, air, memotong, tenaga
kerja, pupuk, dan lain-lain);
3) Berkaitan dengan dan terhubung ke sistem alam didaerah itu;
4) Menggunakan bahan hijau dimana mungkin;
5) Tampak seperti itu termasuk dalam wilayah bio-iklim (otomatis dipenuhi jika
item 1- 4 adalah benar)
6) Terlihat dari dalam ruangan;
7) Memodulasi pemanasan dan pendinginan bangunan (misalnya, buffer angin,
shading).
8) Memperkuat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat lokal dan ekonomi dan
terlibat masyarakat dalam pembangunan dan penggunaan.
Dalamperencanaan tempat untuk lingkungan binaan, desainer harus
menyadari bahwa struktur apapun akan pasti, berdasarkan keberadaan dan fungsi

42
Herb Schaal, EDAW, Inc. From "Sustainable Design: An Integrated Approach" workshop. March 14, 2000. Fort
Collins, Colorado (dalam The Brendle Group, Ink, 2005).
www.d11.org/FOTC/energy/Documents/SustainableDesignGuidlines.pdf :15 September 2015.

47
fisik, tidak hanya mempengaruhi ekosistem situs tetapi yang lain ditempat lain.
Struktur ini mungkin berpengaruh pada ekosistem sekitarnya harus dimasukkan
sebagai bagian dari himpunan pertimbangan desain43.Perancangan yang baik situs
bangunan memungkinkan sumberenergi alam bekerja untukitu,seperti pemanasan
matahari dan angin pendinginan alami.
Fitur air alami seperti sungai kecil atau kolam adalah beberapa elemen
yang paling kuat dalam desain lansekap untuk berkontribusi menurunkan suhu
oleh angin pendingin, yang mungkin memasuki gedung. Ketika merancang ruang
terbuka, memberi perhatian khusus terhadap pola drainase alami. Selain itu,
sebagai penentu desain dan dapat menghasilkan fitur lansekap indah
yangberfungsi sebagai habitat satwa liar; mengurangi aliran air off-site;
dimasukkan ke dalam kriteria kualitas air badai Kota (dengan meningkatkan
kualitas aliran air hujan)44;memasok air untuk lansekap; dan biaya substansial
kurang untuk membangun dan mempertahankan dari drainase badai
konvensional45.Ketika mengevaluasi fitur alam situs, tampilan luar untuk
penghuni bangunan juga harus dipertimbangkan. Sementara eksposur selatan
optimal untuk mendapatkan panas matahari, cahaya menyebar dari lainnya
orientasi kontribusi untuk desain pencahayaan dan mungkin menawarkan
pemandangan bagi penghuni bangunan untuk terhubung dengan sistem alam
didaerah itu.
G U I D I N G P R I N C I P L E S O F A S U S T A I N A B L E S I T E
D o n o h a r m S u p p o r t a l i v i n g p r o c e s s
Make no cahane to the site that wil degrade the sur ounding enironment. Promote projects on sites where previous disturbance or development presents an oppoturnity to regenerate ecosystem services through sustainable design. Continuously re-evaluate assumptions and values and adapt to demographic and environmental change.
P r e c a u t i o n a r y p r i n c i p l e Use a system thinking approach
Be cautinous in making decisions that could. Create risk to human and environmental health. Some actions can cause ir eversible damage. Example a ful range of alternatives-including no action-and be open to constributions from al af ected parties. Understand and value the relationship in an ecosystem and use and approach that reflects and and sustains ecosystem services; re-estblish the integral and es ential relationship between natural processes and human activity.
Design with nature and culture Use a collaborative and ethucal approach
Create and implement designs that are responsive to economic, environmental, and cultural conditions with respect to the local, regional, and global context. Encourage direct and open communition among colleagues, clients, manufacturers, and user to link long-term sustainability with ethical responsibility.
Use a decision-making hierarchy of preservation, conservation, and regenaration Maintain integrity in leadership and research
Maximize and mimic the benefits of ecosystem services by preserving existing environmental feature, conserving resources in a sustainable manner, and regenerating lost or damagedecosystem services. Implement transparent and participatory leadership, develop research with technical rigor, and communicate new findings in a clear, consistent, and timely manner.
Provide regenative systems as intergenerative system as intergenerational equity Foster environmental stewardshi p

43
Yeang 1995. Designing with Nature (dalam The Brendle Group, Ink, 2005).
www.d11.org/FOTC/energy/Documents/SustainableDesignGuidlines.pdf : 25 September 2015.
44
Urban Drainage and Flood Control District. Drainage Design Manual, Volume 3 (dalam The Brendle Group, Ink, 2005).
www.d11.org/FOTC/energy/Documents/SustainableDesignGuidlines.pdf : 25 September 2015.
45
Rocky Mountain Institute 1995 (dalam The Brendle Group, Ink, 2005).
www.d11.org/FOTC/energy/Documents/SustainableDesignGuidlines.pdf : 25 September 2015.

48
Provide future generations with a sustainable environmental supported by regenerative system and endowed with regenative resources. In all aspects of land development and managemenet, foster an ethic of environmental stewardship- -an understanding that responsible management of healthy ecosystem improves the quality of life for present and future generations.

Tabel 2.8 Guiding Principles of a Sustainable Site


(Sumber : Guidelines and Performance Benchmark (2008:7), September 2015)

2.3.3. Teori-Teori Arsitektur Pendukung


1. Bentuk dan Ruang
Menurut Ching (2008:38), bentuk dasar ruang dan bangunan secara umum
ada 3 (tiga), yaitu:
BENTUK DASAR K E L E B I H A N KEKURANGAN
S e g i t i g a Bentuk stabil dan berkarakter kua. Kekurangan efisien dari segi fungsi

Pengembangan ruang pada ketiga sisinya. Fleksibilitas ruang kurang.

S e g i e m p a t B e n t u k s t a t i s Orientasi ruang cenderung statis.


Mudah dikembangkan ke segala arah
Orientasi ruang pada keempat sisi pembatasnya.
Latout ruang baik dan muda h
Ruang memiliki efisiensi yang paling tinggi.
L i n g k a r a n B e n t u k h a l u s Fleksibilitas ruang rendah.

Orientasi ruang luas dan fleksibel Pengembangan relative lebih sulit.
Indah dilihat dari luar.

Tabel 2.9 Bentuk Dasar Ruang


(Sumber : Ching (2008:38))
Beberapa jenis organisasi bentuk dan ruang antara lain (Ching, 2008):
Ruang didalam Ruang
Sebuah ruang yang luas dapat mencakup dan memuat sebuah ruang lain yang
lebih kecil didalamnya.
Ruang-Ruang yang saling berhubungan/berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan yang dihasilkan dari overlapping
dua daerah ruang dan membentuk irisan atau suatu daerah bersama.
Ruang-Ruang yang Bersebelahan

49
Merupakan organisasi ruang yang paling umum. Batas-batas pemisah ruang
yang bersebelahan dapat berupa dinding, panel, kolom, ketinggian lantai,
ketinggian plafon, split dinding, dan lain-lain.
Ruang-Ruang yang dihubungkan oleh sebuah Ruang Perantara
Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan
satu sama lain oleh ruang ketiga atau ruang perantara.
Selanjutnya dibahas oleh Ching (2008:195), ada beberapa jenis organsisasi
ruang, antara lain :
Organisasi Terpusat, dimana sebuah ruang dominan menjadi pusat
pengelompokan sejumlah ruang sekunder.
Organisasi Linear, suatu bentuk urutan dalam satu garis dan ruang-ruang
yang berulang. Garis tidak harus berbentuk lurus.
Organisasi Radial, di mana sebuah ruang pusat menjadi acuan organisasi
ruang linear yang berkembang menurut arah jari-jari.
Organisasi Cluster, yaitu kelompok ruang yang kedekatan hubungan atau
bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. Organisasi
yangpaling umum terbentuk.

2. Sirkulasi
Beberapa komponen unsur dalam sirkulasi ruang antara lain:
Pencapaian (langsung, tersamar, berputar)
Jalan pintu masuk
Konfigurasi jalan (linear, radiar, spiriral, grid, jaringan, komposit)
Hubungan jalan dan ruang
Bentuk ruang sirkulasi (koridor, tangga, dan lain-lain).
Sirkulasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Sirkulasi Horizontal dapat dibedakan menjadi 2 tipe, antara lain:
JENIS SIRKULASI K E L E B I H A N K E K U R A N G A N
L i n i a r
L i n i e r m e n e r u s
Sirkulasi jelas dan terarah. Kurang efisien karena membutuhkan banyak ruang.

50
Mudah disesuaikan dengan tapak yang berkontur.
Linier bertekuk

Mudah dalam pencapaian ke bangunan dan bagian-bagian bangunan.

Linier berpotongan

Linier bercabang

Linier berbelok

Linier melingkar

R a d i a l Memusatkan kegiatan/orientasi Arah sirkulasi terpusat pada satu titik sehingga perhatian ke titi-titik lainnya berkurang.
Langsung dan mudah untuk mencapai titik tertentu.

Tabel 2.10 Sirkulasi Horizontal


(Sumber : Ching (2008))

Sirkulasi vertikal dapat dibedakan menjadi 2 tipe, antara lain:


Lift/Elevator, berupa jalan penghubung antar lantai. Dapat dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu lift pengunjung dan lift
Tangga dibedakan menjadi 2 macam yaitu tangga biasa dan tangga darurat.
Tangga biasa merupakan penghubung antar lantai tanpa menggunakan mesin
dan digunakan hanya untuk bangunan 4 lantai ke bawah. Sedangkan tangga
darurat dibutuhkan bilamana lift dan escalator tidak berfungsi pada saat
darurat untuk bangunan 5 lantai ke atas. Letak tangga darurat harus mudah
dijangkau dengan jarak maksimum ke setiap titik adalah 30 m, juga harus
mudah di lihat dan dapat keluar ke area terbuka.

51
3. Orientasi dan Tata Letak Bangunan
Selanjutnya diuraikan oleh Chiara dan Koppelman (1978:18), bahwa
orientasi dan tata letak bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Jalan
Bentuk tapak
Orientasi terhadap matahari, yang menyangkut panas matahari pada bangunan,
serta penataan lansekap dan elemen bangunan untuk pengendalian panas.
Angin
Jalan sekitar tapak
Kebisingan, yang menyangkut bukaan terhadap kebisingan.
View

4. Prinsip Penyusunan dan Pengukuran dalamArsitektur


Untuk menjawab persoalan yang telah dipaparkan oleh penulis pada bab
sebelumnya sehingga terwujudnya melalui pengolahan, penggabungan, dan
sinergi antara bangunan dan landscape melalui teori arsitektur yaitu hirarki,
proporsi, irama, dan kompleksitas.
Menurut Ching (2008:338), hirarki adalah artikulasi terhadap kepentingan
suatu bentuk atau ruang melalui ukuran, bentuk dasar, atau penempatannya
relatif terhadap bentuk dan ruang lain dari organisasi tersebut.
Menurut Ching (2008:338), irama adalah Suatu gerakan penyatuan yang
dicirikan dengan adanya suatu pengulangan berpola atau perubahan elemen-
elemen bentuk atau motif didalam suatu bentuk yang berubah ataupun tetap.
Proposi
Tidak ada yang lebih penting yang harus diketahui oleh seorang arsitek selain
proporsi dari bangunan yang dibuatnya dan menjadikannya sebagai sebuah
standar (Vitruvius, 1486:6.2.1 dalam Yunitha (2013)). Dalam arsitektur,
konsep proporsi hadir dalam sebuah konsep geometris yang merupakan hasil
dari pembandingan linier dimensi fisik (Antoniades, 1986:62 dalam Yunitha
(2013)).

52
Secara arsitektural, kompleksitas terlihat sebagai suatu kualitas yang
membutuhkan kontrol, dari susunannya. Dalam arsitektur sekarang ini yang
perlu diperhatikan oleh para arsitek adalah bagaimana mengurangi kerumitan
dalam asumsi secara rasional dan ilmu pengetahuan (Johnson, 1994:248 dalam
Yunitha (2013)).
Dari paparan tersebut tersebut penulis memahami dalam konteks
arsitektural berupa hirarki, proporsi,irama, dan kompleksitassebagai berikut:
H i r a r k i P r o p o r s i
Penekanan kepentingan atau keutamaan suatu bentuk atau ruang menurut ukuran, wujud/bentuk, atau penempatannya, relatif terhadap bentuk-bentuk atau ruang-ruang lain dari suatu organisasi ruang. Skala atau proporsi dapat menciptakan estetika dengan mempertimbangkan peruntukan suatu elemen bangunan yang cukup teratur dan sesuai dengan fungsinya.
I r a m a
Pergerakan yang mempersatukan, yang dicir kan dengan pengulangan berpola atau pergantian unsur atau motif ormal dalam bentuk yang sama atau dimodif kasi. Irama ialah penerangan dari elemen-elemen , dalam hal ini yang banyak dibicarakan hadirnya iraman dengan adanya akhiran dan awalan, cir -
cir horisontal atau vertikal danKl ai n -l ai n y a. o m p l e k s i t a s
Konrol untuk menyatukan menjadi kesatuan.

Tabel 2.11Pemahaman Penulis Mengenai Konteks Arsitektur


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

2.4. Rangkuman/ResumeTinjauan Pustaka


Teori-teori yang telah dipaparkan tersebut, disimpulkan agar lebih
terperinci dan jelas. Berikut kesimpulan kajian teori antara lain:
No. S E K O L A H A L A M
Djuwita (2007) mengatakan bahwasekolah alam lahir dengan harapan dapat mengembalikan nilainilai esensial manusia dalam menyatu dengan alam. Dari hal tersebut sekolah alam memiliki sebuah filosofi hidup yaitu apa yang dipelajari dari alam akan dikembali kan lagi untuk kemajuan dan kelestarian alam.
Santoso (2010) mengungkapkan bahwa pendidikan berbasis alam itu yang dikenal sekolah alam dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang mampu membangkitkan semangat murid dengan wujud kecintaan atas nilai-nilai kearifan lokal. Sekolah alam diartikan sebagai pendidikan nilai yang cenderung membebaskan keinginan kreatif anak dengan metodologi action learning.
Pengertian

1 .

Penulis memiliki pemahaman sendiri bahwa sekolah alam merupakan suatu koneksi dan kolaborasi, kesadaran, dan eksplorasi, dimana wadah dimana generasi muda mempersiapkan masa depannya.

53
P a r a m u r i d l e b i h b a n y a k b e l a j r d i a l a m t e r b u k a
Metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode action learning/konsep learning to do.
A l a m a d a l a h r o h d a l a m p e m b e l a j a r a n
Ciri-Ciri Pemanfaaatan alam sebagai media belajar bertujuan agar murid lebih peduli dengan lingkungan dan bisa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dikemudian hari.
(Sumber: http://www. putusutrisna. blogspot. com/2014/02/sekolahalam ; 25 September 2015 )
2 .
C i
r i - c i r i s e k o l a h a l a m m e n u r u t p e m a h a m a n p e n u l i s :
Membuat sekolah menjadi ekspresionis, dalam arti kata menginspirasikan dan mengajarkan generasi muda tenteng nilai sebuah lingkungan yang natural.
A n a k a n a k m e r e n c a n a k a n d e n g a n p o l a b e r f i k i r .
Menyediakan ruang yang penuh makna dan menyenangkan .
Membuat permainan yang berbasis lingkungan alami yang aman dan bisa menstimulasi dan memperkuat indera.
Djuwita (2007) juga mengatakan bahwa bisa dibilang konsep sekolah alam adalah konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media langsung untuk belajar.

Konseptual program sekolah alam telah dipahami penulis :


Konsep

3 LEARN (Belajar) mempelajari lingkungan; ruang kelas.


PROTECT (Melindungi) area penerima dan ruang pengelola.
ENGAGE (Mengajak) area yang digunakan sekolah dan masyarakat, seperti olahraga, kantin, perpustakaan, luar ruangan.
EXPLORE (Menjelajahi) belajar umum: ruang dimana semua siswa datang bersama-sama untuk mengeksplorasi dan terlibat dalam pengalamanbelajar.
NURTURE (Alam) kegiatan luar ruangan yang terlindungi menyediakan lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk belajar, mengeksplorasi dan bermain.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)/ Depdiknas tahun 2013. Inti kurikulum ini untuk mengembangkan/menumbuhkan kompetensi dari setiap peserta didik (kreativitas, karakter, dan kecakapan hidup dari peserta didik).
Kurikulu

Kurikulum sekolah alam terdiri dari 3 (tiga) bidang utama, yaitu Akhlak, Ilmu Pengetahuan, dan Leadership.
m

Programmatic Contrains Inspirational Criteria


Kriteria

Schedue Exploration
Access Interaction
5 . Code Wonder
Budget Beauty
Program Sustainable

Sekolah Alam Indonesia, Ciganjur, Jakarta Selatan, Indonesi a


Contoh


Traditional Space Types for Proposed Additional Spaces
6 . G r e e n SSchools
c h o o l , B a for
l aiNow, Set of IValue
n d o n e s i a
S e k o l a h A l a m B a n d u n g , B a n d u n g , I n d o n e s i a
Administrative offices Community area
Art facility Recycling edible gardens
Cafeteria/cantin Rain garden
Tabel 2.12Rangkuman/Resume Teori Sekolah
Classrooms Alam weatlands
Water treatment
Common
(Sumber areas/courtyards
: Olahan Penulis, September Outdoor 2015)classroom
Sport Sculpture playground
No. S U S T A I Health N services
A B L E
Multipurpose rooms
A R C Learning H I commons
Green roof
T E C T U R E
Music
Menurut Crowther (1992), sebagai seni atau ilmu membangun, the art or science
educations
arsitektur of building or constructing edifies of any kind for human use
Solar roof
Restrooms
Diungkapkan Steele (1997:234), arsitektur berkelanjutan (Suistainable Architecture) adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.
Pengertian

1 .

Menurut pemahaman penulis, arsitektur adalah suatu bangunan atau karya cipta dari kealamiah-an dan perasaan/ungkapan serta emosional, yang diwujudkan dalam kenyataan perjalanan seni dan pemanfaatan kebutuhan yang berkualitas.
Diungkapkan penulis lagi bahwasustainable architecture adalah suatu interpretasi dari respon perkembangan lingkungan dan alam. Istilah ini sebagai pelampiasan insprasi untuk mempresentasikan model karya arsitekturnya yang tang ap terhadap kondisi alam dan bumi sa t ini (berinteritas dalam situasi kondisi lingkungan sekitarnya) guna mengendalikan keseimbangan antaralingkungan/alam dengan bangunan/fungsional (memperkecil dampak lingkungan dari struktur). Upaya atau gerakan kepedulian atas tang apan tersebut merupakan wujud proses bertang ung jawab terhadap lingkungan dan memberi kesempatan generasi masa depan.
Pen u li s m em a h a m i c i ri - c i ri s u s ta ina bl e a r c hi te c tu r e :
Ciri-Ciri

T e r i n s p i r a s i b e n t u k a n a l a m
2 .
A d a n y a u n s u r p e n g u l a n g a n
E l a s t i s , b e n t u k , m e n g i k u t i a l i r a n .
S u s t a i n a b l e A r c h i t e c t u r e : L E E D o f S c h o o l :
Kriteria-kriteria


/ Aspek-Aspek /

S u s t a i n a b l e d e s i g n S u s t a i n a b l e s i t e ;
S u s t a i n a b l e i n e n e r g y W a t e r e f f i c i e n c y ;
Prinsip

S o c i a l s u s t a i n a b l i t y i n a r c h i t e c t u r e E n e r g y a n d a t m o s p h e r e ;
3 . S u s t a i n a b l e b u i l d i n g m a t e r i a ls M a t e r i a l s a n d r e s o u r c e s ;
B u i l d i n g p l a c e m e n t I n d o o r e n v i r o n m e n t a l q u a l i t y ;
W a t e r m a n a g e m e n t I n o v a t i o n a n d d e s i g n p r o s e s s .
W a s t e m a n a g e m e n t

54
Prinsip-Prinsip Sustainable Site: Kriteria LEED Sustainable Site:
A p a k a h a d a k e r u g i a -n Erosion & sedimention control
P r i n s i p k e h a t i - h a t i a -n S i t e s e l e c t i o n
D e s a i n d e n g a n a l a m d a n b u d a y-a D e v e l o p m e n t d e n s i t y
Gunakan hirarki pengambilan keputusan pelestarian, konservasi, dan regenaration - B r o w n f i e l d d e v e l o p m e n t
-
Memberikan sistem regenatif sebagai sistem intergeneratif sebagai keadilan antargenerasi Alternative transportation
M e n d u k u n g p r o s e s h i d u -p R e d u c e d s i t e d i s t r i b a n c e
Gunakan pendekatan kolaboratif dan ethuca l - S t o r m w a t e r m a n a g e m e n t
- H e a t i s l a n d e f f e c t
Menjaga integritas dalam kepemimpinan dan penelitian
- Light pollution reduction
Kepedulian terhadap lingkungan Foster .
(Sumber : Guidelines and Performance Benchmark (2008:7)). (Sumber : LEED Green Building Rating System for New Construction & Major Renovation Versi 2.1, November 2002 (dalam Irsal (2008))

S i d w e l l F r i e n d s M i d d l e S c h o o l , W a s h i n g t o n , D C
M a n a s s a s P a r k E l e m e n t a r y S c h o o l , V i r g i n i a
T h e B r i d g e , C h i n a
Contoh

U m e a U n i v e r s i t y A r c h i t e c t u r e , A c a d e m y , S w e d a n
4 . H a w a i i P r e p a r a t o r y A c a d e m y , H a w a i i
M a r t i n e t P r i m a r y S c h o o l , B a r c e l o n a , S p a i n
G r e e n S c h o o l , B a l i , I n d o n e s i a
S c h o o l o f Ar t , D e s i gn a n d M e d i a a t Na n ya n g T e c n o l o g i c a l U n i v e r s i t y, S i n g a p o r e

Tabel 2.13Rangkuman/ResumeTeori Sustainable Architecture


(Sumber : Olahan Penulis, September 2015)

55

Anda mungkin juga menyukai