Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.

2, September 2012

ALAT PENGUKUR PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK


MENGGUNAKAN SENSOR OPTOCOUPLER DAN
MIKROKONTROLER AT89S52
Mery Subito1, Rizal2
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako
1
Email: mery_subito@yahoo.com

Abstract - kWh-meter as an each hour jumlah pemakaian energi listrik yang


electrical energy consumption measurer is still diletakkan di rumah-rumah pelanggan.
using conventional tools which only records Masalah yang sering terjadi ialah masalah
the amount of electrical energy used in each kekeliruan pencatatan karena letak meter yang
hour. By using AT89S52 microcontroller and sulit dibaca oleh mata (disebabkan letaknya
optocoupler sensor, the conventional kWh- cukup tinggi dari permukaan tanah) sehingga
meter was modified to be a measurer which is tagihan menjadi tidak akurat.
not only display s the amount of the used Oleh karena itu untuk mengatasi
electrical energy but also shows the value of masalah diatas penulis mencoba mengadakan
money in rupiahs that should be paid by the pengujian dengan memodifikasi kWh-meter
customer. The principle of how this system konvensional dengan menggunakan sensor
works is PLN as a power source of kWh-meter
optocoupler dan mikrokontroller AT89S52
moves the disc of kWh-meter when it is in the
untuk menghitung banyaknya pemakaian
underload condition. When the disc spin and
pass the optocoupler sensor, the sensor will energi yang harganya ditampilkan melalui
turn on. Each time the disc cuts the beam of monitor LCD sehingga para pelanggan listrik
light, the sensor will instruct the dapat dengan mudah mengetahui besarnya
microcontroller, the main controller, to tagihan listrik mereka dalam nilai rupiah.
process the execution instruction. This Adapun tujuan dari penelitian ini
execution instruction results in the reading of adalah merancang dan membuat suatu
both a number of rounds per kWh and an perangkat keras dan perangkat lunak yang
amount of rupiahs display ed in LCD. dapat mengukur pemakaian energi listrik
yang sekaligus dapat menampilkan nilai
Keywords : kWh-meter, microcontroller, rupiah dari jumlah pemakaian energi listrik
optocoupler tersebut.
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
kWh-meter merupakan singkatan dari 2.1. Prinsip Kerja kWh Meter
kilo Watt hour adalah suatu alat untuk kWh-meter sebagai alat penghitung
mengukur jumlah pemakaian energy kWh-
pemakaian energi listrik, bekerja
meter listrik dalam setiap jam. Pada awalnya,
menggunakan metode induksi medan magnet
fungsi kWh-meter ialah untuk menghitung
pemakaian energi listrik secara analog yang dimana medan magnet tersebut menggerakan
ditampilkan dalam bentuk digit angka. Dengan piringan yang terbuat dari alumunium.
perkembangan teknologi, memungkinkan Model konstruksi dari kWh-meter ini
untuk merancang dan mendesain suatu kWh- ditunjukkan oleh gambar 1 dimana pada
meter yang sekaligus dapat menampilkan nilai bagian piringan terdapat sumbu yang
rupiah yang harus dibayar sebagai tagihan berfungsi untuk menggerakkan pencacah
pemakaian energi listrik. digit sebagai tampilan jumlah kWh-nya.
Perusahaan penyedia tenaga listrik Pada bagian inti besi berbentuk U dipasang
(PLN) di Indonesia belum bisa menyediakan dua buah belitan arus menggunakan kawat
meteran yang secara otomatis dapat berpenampang besar. Inti besi berbentuk E-I
menampilkan nilai rupiah. Perusahaan hanya dengan satu belitan tegangan dipasang pada
mampu menyediakan meteran yang mencatat kaki tengah inti besi menggunakan

184
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.2, September 2012

penampang kawat halus namun jumlah


belitan tegangan lebih banyak.

(a) (b)
Gambar 2. (a) Rangkaian dasar Optocoupler
(b) Bentuk fisik optocoupler

Gambar 1. Alat Ukur Piringan Putar (kWh- Prinsip kerja dari optocoupler adalah :
meter) Jika antara phototransistor dan LED
terhalang maka phototransistor
Piringan putar aluminium ditempatkan tersebut akan off sehingga keluaran
diantara dua inti besi U dan E-I. Karena dari kolektor akan berlogika high.
adanya efek elektromagnetis dari kedua inti Sebaliknya jika antara
besi tersebut pada piringan aluminuim Phototransistor dan LED tidak
menimbulkan arus eddy yang menyebabkan terhalang maka phototransistor
torsi putar pada piringan. Piringan tersebut akan on sehingga
aluminium berputar bertumpu pada poros keluarannya akan berlogika low.
dengan kecepatan putar sebanding dengan Dipasaran, optocoupler tersedia
daya dari beban dalam rentang waktu dengan tipe 4N25/4N35 dan mempunyai
tertentu. Meter piringan putar disebut kilo tegangan isolasi 7500 volt dengan
Watt hour meter (kWh-meter) kemampuan maksimal LED dialiri arus maju
sebesar 3A.
2.2 Sensor Optocoupler
Optocoupler adalah piranti elektronika 2.3. Mikrokontroler AT89S52
yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu Mikrokontroler adalah perangkat elektronika
on-off . Opto berarti optik dan coupler berarti yang dapat mengerjakan proses yang
pemicu. Jadi dapat diartikan bahwa bermacam misalnya pengendali alat ukur
optocoupler merupakan suatu komponen digital untuk mengukur tegangan sinyal
yang bekerja berdasarkan picu cahaya optik, input. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh
yang terdiri atas dua bagian yaitu transmitter sebuah mikrokontroler antara lain;
dan receiver. timer/counter, port I/O, serial port, Analog
1. Transmitter dibangun dari sebuah LED to Digital Converter (ADC). Proses
infra merah yang cahaya tidak terlihat pengendalian ADC, pemberian sinyal-sinyal
oleh mata telanjang. Jika dibandingkan yang tepat pada display dikerjakan secara
dengan menggunakan LED biasa, LED berurutan pada program yang ditulis di
infra merah memiliki ketahanan yang ROM. Penulisan program mikrokontroler
lebih baik terhadap sinyal tampak. pada umumnya adalah menggunakan bahasa
2. Receiver dibangun dari sebuah assembly untuk mikrokontroler yang
phototransistor yaitu suatu transistor bersangkutan.
yang peka terhadap tenaga cahaya. Mikrokontroler menggunakan atmel
Spektrum infra merah yang merupakan AT89S52 sebagai unit pemroses sentral yang
sumber cahaya menghasilkan energi akan merespon data dan menerima informasi
panas yang lebih besar dari cahaya dari encoder sesuai program yang
tampak. ditanamkan pada kontroller. Pada gambar
Dasar rangkaian ditunjukkan pada gambar 2 dibawah P0 digunakan untuk LCD.
dan bentuk fisiknya ditunjukkan pada
gambar 3.

185
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.2, September 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi yang digunakan dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang perangkat lunak


penghitung pemakaian energi listrik
menggunakan bahasa assembly
2. Merancang dan membuat perangkat
keras sistem
3. Pengujian dan pengambilan data
serta menganalisis data hasil
perancangan.
Gambar 3. Minimum 4. Data yang diperoleh tidak disajikan
SistemMikrokontroler AT89S52 dalam bentuk grafik sehubungan
dengan tujuan dari penelitian ini
2.4 Liquid Crystal Display (LCD) adalah merancang dan membuat
LCD berfungsi menampilkan nilai suatu perangkat keras dan perangkat
kWh dan rupiah. Untuk menggunakan LCD lunak kWh-meter yang sekaligus
kita harus menginisialisasi terlebih dahulu dapat menampilkan nilai rupiah yang
karena tanpa inisialisasi maka LCD tersebut harus dibayar oleh pelanggan PLN.
tidak akan berfungsi. Gambar 3,
menunjukkan model mikrokontroler 3.1. Diagram Blok
AT89S52 Pin 1 untuk Vcc. Pin 2 untuk
ground. Pin 3 untuk pengaturan kontras LCD
tapi dalam penulisan ini di ground-kan untuk
kontras yang maximum Pin 4 yaitu RS
(register select), 0 untuk register perintah
dan 1 untuk register data. Pin 5 R/W
(read/write) dalam rangkaian dibawah
ditanahkan jadi hanya bisa untuk write saja.
Pin 6 yaitu EN (Enable clock LCD) jadi
setiap pengiriman dan pembacaan data harus
berlogika 1. Pin 7-14 digunakan untuk Gambar 5. Diagram Blok Penghitung
mengirimkan data/output. Pemakaian Energi Listrik Berbasis
Mikrokontroler

kWh meter ini bekerja untuk


menghitung pemakaian energi listrik yaitu
dengan menangkap putaran kWh dengan
menggunakan sensor optocoupler . Hasil
yang sudah murni akan diolah oleh
mikrokontroler, kemudian ditampilkan ke
LCD.
Baterai dengan kapasitas 6 Volt
digunakan untuk menyuplai sensor
optocoupler , mikrokontroler, dan display
LCD apabila terjadi pemadaman listrik
secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan
semua sistem tidak bekerja, oleh sebab itu
Gambar 4. Rangkaian Mikrokontroler baterai ini akan tetap mensuplai ketiga
AT89S52 dan LCD bagian tersebut sehingga pada tampilan LCD

186
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.2, September 2012

akan selalu menampilkan pembacaan memerintahkan sistem mikroprosesor


perhitungan putaran dan rupiahnya. sebagai pengendali utama untuk
3.2. Diagram Alir mengolahnya menjadi suatu hasil atau
Prinsip kerja dari peralatan penghitung jumlah yang nantinya akan ditampilkan pada
rupiah kWh-meter ini dirunjukkan dalam display LCD dalam bentuk pembacaan
bentuk diagram alir berikut ini. putaran per kWh dan jumlah rupiah untuk
pemakaian beban listrik per bulannya.
Mulai
A

Inisialisasi LCD

Tambah harga
KWH > 20k
dengan Rp 55
Membuat Tampilan
dasar LCD

Reset KWH
Tambah harga
dan Rp KWH > 40k
dengan Rp 89

B ulang
Beban
Y
Pengenol = 0 Tambah Harga
? dengan Rp 99

T
Pulsa = 0
?
Tampilkan harga
ke LCD
Y
Tunggu sesaat
Gambar 7. Prinsip kerja putaran kWh meter
untuk menunggu
BounchingY
(fast delay)

B
Input data yang terdeteksi oleh
optocoupler pada saat piringan kWh-meter
Pulsa = 0
?
melewati sensor ialah data yang berupa
Y sinyal gelombang sinusoidal yang nantinya
Counter 10
(pembagi pulsa 10)
akan dirubah menjadi gelombang bentuk
kotak agar mikrokontroler bisa mengolahnya
Pulsa = 10
?
menjadi output yang dapat ditampilkan pada
display LCD. Display LCD yang
Tambah KWH digunakan adalah tipe HD44780U dengan
9 watt
Y display 16x2 artinya 16 karakter perbaris
Tampilkan KWH
ke LCD
dengan jumlah baris 2 yang mana akan
menampilkan jumlah untuk putaran piringan
A
kWh-meter yang terdeteksi dan jumlah
hitungan rupiahnya selama sebulan.
Gambar 6. Diagram Alir Penghitung Harga Adapun perhitungan untuk putaran piringan
kWh-meter per kWhnya adalah didasarkan pada kWh-
meter analog yaitu 900 putaran / 1 kWh, data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ini mengacu pada beberapa poin yang telah
ditetapkan yaitu :
Cara kerja system kWh-meter ini tidak - Jumlah kWh terpakai
jauh berbeda dengan system kWh-meter - Harga per kWh
yang digunakan oleh pelanggan PLN, hanya - Biaya pemakaian.
saja pada sistem ini terdapat beberapa Dari ketiga poin diatas telah
tambahan peralatan yang akan mengubah ditentukan tarif dasar (sesuai dengan tarif
tampilan energi listrik menjadi tampilan dasar listrik (TDL) tahun 2010 yang telah
rupiah. Pada awalnya sistem ini disuplai dari ditetapkan pemerintah) yang nantinya akan
PLN sebagai sumber yang kemudian akan dipakai pada perhitungan untuk penelitian ini
menggerakkan piringan kWh-meter pada . Adapun tarif tersebut ialah:
saat diberi beban, pada saat piringan tersebut 1. Untuk pemakaian 20 kWh terpakai,
berputar akan melewati sensor optocoupler harga per kWhnya Rp. 275
maka sensor akan mengeksekusi setiap kali 2. Untuk pemakaian 60 kWh terpakai,
piringan tersebut melewati atau memotong harga per kWhnya Rp. 445
cahaya pada optoucopler dan akan

187
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.2, September 2012

3. Untuk pemakaian 138 kWh terpakai, Harga per kWhnya = Rp. 89


harga per kWhnya Rp. 495 c. Untuk pemakaian lebih besar
Dengan mengacu pada harga diatas, dari 60 kWh terpakai
dilakukan konversi yang nantinya akan Harga per kWhnya = Rp. 99
diolah dan ditampilkan pada display LCD Data ini akan dimasukkan pada program
dalam bentuk tampilan digital. yang kemudian akan diolah oleh
Pengkonversian dilakukan untuk semua data mikrokontroler sehingga dapat ditampilkan
yang berhubungan dengan kWh, baik untuk pada display LCD dalam bentuk tampilan
perhitungan putaran dan harga per kWhnya. display digital. Perlu diketahui bahwa dalam
Adapun konversinya untuk pemakaian daya penjumlahan mikrokontroler tidak mengenal
900 kVA sebagai berikut : penjumlahan dalam bentuk koma (,) maka
900 / 1 kWh atau 900 / 1000 Watt semua jumlah untuk putaran serta rupiahnya
dibagi dengan 5 (lima) sehingga nantinya
- Jumlah putaran : = 180 Putaran nilai yang dihasilkan merupakan nilai
Jadi untuk jumlah putaran didapat pembulatan.
180 putaran untuk 0,2 kWh. Pada saat penekanan reset, jumlah
- Jumlah rupiah : total biaya kWh yang terhitung ditambahkan
Penghitungan jumlah rupiah dengan jumlah beban Rp 15.000 dan
berdasarkan data yang telah ada pada hasilnya ialah merupakan biaya keseluruhan
PLN. yang akan dibayar oleh pemakai listrik untuk
a. Pada 20 kWh terpakai, harga per rumah tangga dengan daya terpasang 900
kWhnya = Rp. 275 kVA.
Untuk 0 20 kWh: Rp. 275
V. KESIMPULAN

Jadi jumlah rupiah untuk 20 kWh yang Dari hasil perancangan dan pengujian
terpakai, harga per kWhnya = Rp. 55 dengan menggunakan beban yang akan
b. Pada 60 kWh terpakai, harga per dihitung jumlah pemakaian energi listriknya
kWhnya = Rp. 445 dapat disimpulkan bahwa :
Untuk 21 60 kWh : Rp. 445 1. kWh-meter konvensional yang pada
awalnya hanya dapat menampilkan
jumlah pemakaian energi listrik dapat
Jadi jumlah rupiah untuk 40 kWh yang dimodifikasi menjadi alat yang juga
terpakai, harga per kWhnya : Rp. 89 dapat menampilkan jumlah rupiah yang
c. Pada kWh terpakai lebih besar dari 60, harus dibayar.
harga per kWhnya = Rp. 495 2. Untuk memodifikasi kWh-meter
Untuk > 60 kWh : Rp. 495 konvensional ini dapat digunakan sensor
optocoupler yang akan membaca jumlah
putaran piringan untuk kemudian
Jadi jumlah rupiah untuk kWh yang disampaikan ke mikrokontroler
terpakai, harga per kWhnya : Rp. 99 AT89S52 yang akan mengolahnya
Dari hasi konversi didapatkan hasil menjadi suatu hasil yang ditampilkan
penjumlahan putaran dan jumlah rupiah pada display LCD.
sebagai berikut :
- Untuk jumlah putaran didapatkan DAFTAR PUSTAKA
jumlah putaran sebesar :
180 putaran / 200 Watt Putranto A. dkk. Teknik Otomasi Industri
a. Untuk pemakaian 20 kWh Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah
terpakai, Menengah Kejuruan, Direktorat
Harga per kWhnya = Rp. 55 Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
b. Untuk pemakaian 21-60 kWh dan Menengah, Departemen Pendidikan
terpakai Nasional : Jakarta, 2008.

188
Jurnal Ilmiah Foristek Vol.2, No.2, September 2012

Putra Eko A. Belajar Mikrokontroler Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler,


AT89C51/52/55. Gava Media : Penerbit Graha Ilmu.
Yogyakarta, 2002.
Tim Lab. Mikroprosesor, Pemrograman
Setiawan R. Mikrokontroler MCS51 . Graha Mikrokontroler AT89S51 dengan
Ilmu : Yogyakarta, 2006. C/C++ dan Assembler, Penerbit Andi
Yokyakarta.
Simanjuntak, H.S.V., Dasar-Dasar
Mikroprosesor, Penerbit Kanisius. Tarif Dasar Listrik (TDL) 2010, Sesuai
Lampiran Peraturan Menteri ESDM
No. 07 tahun 2010 tanggal 30 Juni
2010.

Woollard B., Elektronika Praktis, PT.


Pradnya Paramita, Cetakan Ketiga

189

Anda mungkin juga menyukai