TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
2012).
Anak usia 1-3 tahun disebut dengan batita, sedangkan 3-5 tahun
dibawah 1 tahun disebut bayi. Saat usia bayi maupun balita masih sangat
dan siap digunakan pada masa dewasa. Selain itu bertambahnya sel-sel
6
7
cepat, pada umur 3-4 tahun akan melambat dan meningkat pada masa
a. Pengertian ISPA
pernafasan atas maupun bawah (parenkim paru) yang sudah akut. Suatu
hari. Infeksi akut pada saluran pernafasan ini sering terjadi pada anak
agen infeksius yang ditularkan dari satu manusia ke manusia yang lain.
b. Klasifikasi ISPA
(MTBS, 2008).
berikut :
Pada daerah tropis sering terjadi pada pergantian musim bahkan pada
hidung dikarenakan oleh virus. Pada masa bayi maupun balita pilek
3) Otitis media
4) Rinosinuitis
(radang pada mukosa hidung), sinuitis (radang pada salah satu sinus
bawah (bronkus).
5) Epiglotitis
dibiarkan. Hal ini ditandai dengan sesak nafas berat dan bunyi nafas
7) Bronkhitis akut
8) Bronkiolitis
pada bayi.
9) Pneumonia
c. Etiologi
pada pernafasan akut juga disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering
d. Patofisiologi
(Akhmad, 2008).
kontak antara virus atau bakteri sehingga organ pada pernafasan akan
infeksi pada organ tersebut. Saat infeksi akan terjadi vasodilatasi dan
dilapisi oleh mukosa bersilia. Udara yang masuk melalui hidung akan
disaring oleh rambut pada hidung, partikel kecil dari udara akan
menempel pada mukosa. Pada udara yang kotor, partikel udara akan
yang akan berakibat pada iritasi pada saluran pernafasan. Hal tersebut
menjadi sempit dan makrofage. Akibatnya benda asing akan terarik dan
Patofisiologi
Pneumonia
Iritasi Hipertermi
Hidung
Produksi lendir Tersumbat
Bakteri tertahan di
meningkat
Nyeri organ
Tenggorokan
atau Nyeri
Telan
e. Faktor Predisposisi
1) Gizi Buruk
f. Faktor Risiko
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Status gizi
bayi dan balita yang tidak diberi ASI akan lebih rentan 17 kali
pertama kehidupannya.
6) Imunisasi
fasilitas kesehatan
sedang diderita anak. Hal ini juga berkaitan pengobatan yang akan
16
kematian pada semua kasus ISPA yang tidak diobati dan tidak
8) Lingkungan
lebih baik akan lebih rendah resiko terpapar penyakit ISPA. Pada
g. Keluhan subyektif
dan nyeri otot, serta timbul demam. Pada beberapa kasus pada anak
akan mengalami muntah dan nyeri perut (Dodge, Gray, dan Short,
2010).
nyeri tenggorok hingga nyeri saat menelan, serta suara serak. Pada
merintih, sesak nafas, retraksi dada, nafas cuping hidung, serta batuk
keras dan kering. Sedangkan pada otitis media, keluhan yang paling
h. Tanda klinis/laboratoris
dan balita sangat jarang ditemukan karena akan tertelan lagi oleh anak
1) Rinitis
pada tonsilitis. Suara serak, mengi, dan ronki di paru juga sering
dialami.
3) Otitis Media
4) Rinosinusitis
sebagai berikut :
a) Pemeriksaan Radiologis
b) Pemeriksaan Mikrobiologi
5) Epligotitits
stridor inspirasi.
7) Bronkhitis
a) Pemeriksaan Auskultasi
b) Pemeriksaan Radiologis
8) Bronkhiolitis
9) Pneumonia
i. Prognosis
morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita. Jika tertangani dengan
eksaserbasi asma.
6) Bronkiolitis : asma
pada beberapa kasus ISPA yang disebabkan oleh virus dapat sembuh
berwarna hijau. Hal ini karena sudah jelas terkontaminasi oleh bakteri.
tenggorokan dan pereda batuk yang aman sangat diperlukan. Selain itu
dosisnya .
22
3. Diare Akut
ke cair hingga cair, dengan atau tanpa darah dan lendir. Diare dibagi
menjadi dua yaitu diare akut yaitu terjadi secara mendadak pada anak
yang sehat, dan diare kronis yang terjadi lebih dari 2 minggu.
lebih dari 3 kali/24 jam yang berlangsung kurang dari 14 hari (Venita
b. Etiologi
malaria.
multipel.
dan protein.
kelainan anatomik.
mengkompensasi.
c. Patofisiologi
d. Faktor Predisposisi
susu juga akan mudah tercemar melalui botol, dan kuman akan
e. Faktor Risiko
f. Keluhan Subyektif
Pada anak yang menderita diare akut akan merasa BAB lebih
sering dengan bentuk encer, kram perut, dan muntah. Selain itu anak
juga akan panas yang diakibatkan oleh proses peradangan atau dapat
semakin cair bahkan timbul darah maupun lendir, warna feses akan
maka anus akan lecet yang disebabkan oleh asam dari asam laktat yang
muntah, jika hal ini terjadi dalam waktu lama maka tubuh akan
dehidrasi adalah berat badan turun, ubun-ubun besar cekung, tonus dan
1-12 kali per hari, dan sering pada pagi hari. Sedangkan pada
dan makanan yang belum dicerna (Dodge, Gray, dan Short, 2010).
Menurut Fida dan Maya (2012), tanda klinis pada anak diare
bahkan anak akan nampak lemah dan lesu. Gejala lain yang muncul
h. Prognosis
BAB dalam keadaan semula yaitu tidak lebih dari 3 kali sehari dengan
nutrisi atau gizi untuk tubuh. Selain itu hal terburuk yang terjadi adalah
1) Dehidrasi
elektrolit.
sudah malnutrisi.
penyembuhan.
Pemberian makan,
Persisten
kunjungan ulang 5 hari
Antibiotika, kunjungan
Desentri ulang 2 hari
merupakan suatu pola pikir dan tindakan bidan dalam memecahkan suatu kasus
yang berdasarkan pada teori, teori dan pengambilan keputusan yang berfokus
hal dari data subyektif dan obyektif (Yulifah dan Surachmindari, 2013).
a. Data Subjektif
Faktor resiko dari ISPA antara lain adalah usia, 50% kasus ISPA
terjadi pada usia dibawah 5 tahun. Pada pendidikan dan pekerjaan orang
tua akan berpengaruh pada pengobatan yang akan diberikan pada anak,
anak dengan tingkat sosial ekonomi rendah 3,3 kali rentan terserang
Naning, dan Wahani., 2014). Keluhan utama pada waktu datang adalah
demam, BAB lebih sering dengan bentuk encer, nyeri perut, dan muntah
b. Data Objektif
a) Keadaan Umum
Pada anak yang ISPA dan DCA, cenderung akan rewel dan
b) Tanda-tanda vital
sementara pada pernafasan akan cepat (40 x atau lebih per menit
untuk usia 12 bulan - < 5 tahun dan 50 kali atau lebih untuk usia 2
2) Pemeriksaan Fisik
(Suraatmaja, 2007).
3) Pemeriksaan Penunjang
pada penderita baru dan penebalan mukosa bagi yang sudah kronis
kebidanan, masalah, dan kebutuhan yang berfokus pada klien (Yulifah dan
Surachmindari, 2013).
a. Diagnosis Kebidanan
b. Masalah
Pada anak yang diare akan sangat rentan kehilangan cairan atau
c. Kebutuhan
Saat anak menderita ISPA dan DCA yang bisa dilakukan adalah
diberi antibiotik.
terapi antibotik dengan berkolaborasi dengan dokter Spesialis Anak. Hal ini
(Akhmad, 2008). Selain terapi antibiotik bidan perlu memantau tanda vital,
Pada diare cair akut jika dilakukan penanganan baik diare akan
berhenti, namun bila tidak teratasi dengan baik pertumbuhan akan terganggu
dan bisa berakibat fatal yaitu kematian karena dehidrasi. Antisipasi yang
dapat dilakukan oleh bidan adalah rehidrasi per oral maupun infus dan
untuk melakukan pelayanan pada bayi, balita, dan anak prasekolah namun
pemberian antibiotik tidak boleh dilakukan oleh bidan, sehingga bidan perlu
(Widagdo, 2011).
diberikan pada klien dan disetujui oleh kedua belak pihak yaitu bidan dan
adalah :
a. Pemberian oksigen.
(Aden, 2010).
berupa :
Yuliani, 2011).
langkah kelima.
7. Evaluasi
pelaksanaan yang langsung dan optimal, maka keadaan balita akan segera
sembuh dan sehat (IDAI, 2014) dan diare akan berhenti, BAB akan normal
1. Subyektif
pasien melalui anamnesa. Pada bayi dan balita data ini berasal dari orang tua
Pada kasus ISPA dan DCA ini, anamnesa dilakukan kembali pada
2. Obyektif
Data yang diambil pada balita dengan ISPA dan DCA antara lain
3. Assesment
dicari diagnosa potensial dan antisipasi masalah. Pada langkah ini bidan
Pada kasus anak dengan ISPA dan DCA berdasarkan dari data
subyektif dan obyektif adalah Balita N umur 19 bulan dengan ISPA dan
DCA.
4. Plan
tersebut dilakukan hinggga mencapai kondisi pasien yang baik dalam batas
waktu tertentu.