Gas karbon monoksida (CO) di atmosfer dalam keadaan normal konsentrasinya sangat sedikit
sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan aktifitas penggunaan kendaraan bermotor dan
industri yang padat, kkonsentrasi gas CO dapat mencapai 10 15ppm. Gas CO di dalam paru-
paru bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi pengangkutan
oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak terjadi
pada waktu cukup lama
Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan
bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya,
tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl
meningkat. Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872.
Ketika itu, Robert Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi
udara. Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris. Smith
menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul Air and Rain: The Beginnings
of Chemical Technology.
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air. Semakin
banyak kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman air turun atau pH turun atau air
menjadi asam, sedangkan jika kandungan ion OH- meningkat maka derajat keasaman naik atau
pH naik atau air menjadi basa. Kandungan/konsentrasi hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air
sangat tergantung kandungan/konsentrasi zat atau mineral dalam air. Lihat gambar berikut
(Asam)
(Basa)
Skala nilai pH adalah ditunjukkan dengan angka dari 0 14. Jika cairan mempunyai pH kurang
dari 7 maka bersifat asam dan jika cairan mempunyai pH lebih dari 7 maka bersifat basa. Air
murni adalah zat dengan derajat keasaman netral atau air mempunyai pH = 7.
Hujan normal adalah hujan dengan air yang tidak membawa polutan didalamnya dan nilai pH
nya adalah antara 7 5,6. Pada peristiwa hujan normal terjadi pembentukan senyawa asam
karena reaksi antara gas CO2 dengan air hujan membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3).
CO2 + H2O3 H2CO3
(Bersifat asam lemah/ pH 5,6)
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat keasamannya (pH) menjadi
5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam tersebut berguna untuk melarutkan mineral-
mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
(asap pabrik mengandung sulfur oksida dan nitrogen oksida)
(asap kendaraan bermotor sulfur oksida dan nitrogen oksida)
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan kendaraan bermotor
meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar. Bahan bakar fosil menghasilkan limbah
berupa senyawa gas SO2 , NOx.
Meningkatnya jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman air
hujan, menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH) dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di
sebut hujan asam. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon
(CFC / chloro fluoro carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat
(H2SO4), sedangkan gas NO diudara bereaksi dengan uap air membentuk asam nitrat (HNO3).
Freon (CFC) bereaksi secara fotokimia menghasilkan Klor (Cl) dan jika bereaksi dengan uap air
membentuk asam klorida (HCl).
Berikut ini pembentukan asam di atmosfer:
* Pembentukan asam sulfat (H2SO4)
SO2 + H2O -> H2SO4
* Pembentukan asam nitrat (HNO3)
NO2 + H2O -> HNO3
* Pembentukan asam klorida
Reaksi pembentukan asam klorida dari freon (CFC) melalui beberapa tahapan, yaitu tahapan
reaksi fotokimia dan reaksi kimia. Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana
reaksinya melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di
stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62
persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama
disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini. Pada tahun
1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx
mencapai 175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton
SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Catatan:
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia,Pada tahun 1989,
tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai
175.000 ton per tahun.Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 26 ton SO2 dan
66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.
Dampak negatif peristiwa hujan asam adalah :
mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam sehingga mempengaruhi
biota air yang hidup di dalamnya, karena biota air terpengaruh oleh pH air. (pH air kurang dari
5,6)
dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan kematian tanaman.
dapat melarutkan logam berat dalam tanah kemudian mencemari air. air yang tercemar oleh
logam berat sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
dapat bersifat korosif artinya dapat merusak atau mengkorosi logam, seperti motor, mobil,
sepeda, kotruksi bangunan atau komponen bangunan, seperti gedung, patung, candi, monumen
dan lain-lain.
menyebabkan gangguan pernafasan.
dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil.
Penyakit
Gejala
Virus
- Hepatitis A
Hepatitis A
Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan hati sehingga tubuh
menjadi kuning
- Virus Polio
Poliomyelitis
Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan
kemunduran fungsi otot
Bakteri
- Vibrio Cholerae
Kolera
Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan yang sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas
- Escherichia coli(strain patogen)
Diare
Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air),
terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.
- Shigella dysentriae
Disentri
Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut.
- Salmonella typhi
Tifus
Disentri amuba
Balantidiasis
Giardiasis
Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut, bersendawa, kelelahan.
Metazoa(Cacing Parasit)
- Ascaris lumbricoides(cacing gelang)
Ascaris
Taeniasis
Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa gatal di anus.
- Schistosoma sp.(cacing pipih)
Schistosomiasis
Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas,
sakit perut yang terjadi berulang-ulang.
Penyakit tidak menular
Air yang tercemar juga dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular, walaupun juga
termasuk penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Zat pencemar air yang
menyebabkan penyakit adalah senyawa anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik
yang mengandung unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk
hidup.
Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit
Nama Zat
Sumber
Nama Penyakit
Kadmium (Cd)
Cd adalah logam berat yang banyak digunakan oleh industri seperti: pabrik pipa PVC, pabrik
pengolahan karet, pabrik kaca
Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan organ ginjal dan hati, mempengaruhi otot polos
pembuluh darah, tekanan darah tinggi menyebabkan gagal jantung.
Kobalt (Co)
Di industri sebagai bahan campuran untuk membuat magnet, alat pemotong, alat penggiling,
mesin pesawat terbang, pewarna kaca, keramik dan cat
Keracunan kobalt merusak kelenjar tiroid (gondok), menyebabkan kekurangan hormon hasil
kelenjar gondok.Menyebabkan gagal jantung dan endema (pembengkakan jaringan akibat
kelebihan cairan dalam sel)
Merkuri (Hg)
Dalam industri, merkuri digunakan untuk proses pembuatan klorin. Merkuri juga terdapat dalam
baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik, dan hasil pembakaran batu bara
Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pada ibu
hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal,
saraf dan jantung.
Timbal (Pb)
Limbah Pb berasal dari rembesan sampah kaleng yang mengandung timbal, cat yang
mengandung timbal, bahab bakar yang bertimbal, pestisida, korosi pipa yang mengandung
timbal.
Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah berbahaya bagi kesehatan.Pada wanita hamil,
keracunan Pb menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau kematian janin.
Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan gangguan fisik.
Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi.
Senyawa Organik Berklorin
Senyawa berklorin antara lain adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor dan
klordan sebagai bahan pestisida. Senyawa ini biasa diapakai untuk membasmi serangga dan
hama. Senyawa industri adalah poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin. DDT dan PCB dialam
dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan atau senyawa tersebut
terakumulasi dalam makhluk hidup dan konsentrasinya meningkat pada makhluk hidup dan
konsentrasinya terus meningkat pada mkhluk hidup yang berada di posisi lebih atas pada rantai
makanan. Berarti manusia adalah makhluk yang sangat beresiko menerima senyawa-senyawa
tersebut.
Senyawa berklorin bersifat persisten di alam terakumulasi dalam tubuh yang berbahaya bagi
tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan kerusakan berbagai organ, terutama hati dan ginjal dan
dapat menimbulkan kanker.
a) Air Tidak Bermanfaat Sesuai Peruntukannya
Polutan di air menyebabkan penurunan mutu air hingga ke tingkat tertentu. Air yang mutunya
turun mnyebabkan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Jadi air tidak dapat digunakan
menurut keperluannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
b) Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga
Air yang tercemar menjadi berbau, keruh dan mengandung kuman atau zat berbahaya. Air yang
tercemar tersebut tentu tidak memenuhi standar untuk keperluan air minum, sebagai alat
pembersih (mandi dan mencuci).
c) Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Industri membutuhkan air dengan syarat yang sesuai industrinya. Contohnya industri pengolahan
buah dan sayur memerlukan air yang tidak tercemar.
d) Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Air yang sesuai untuk pertanian dan perikanan adalah yang mempunyai nilai pH sedang (6 8).
Pencemaran air akan merubah nilai pH (derajat keasaman). Polutan dari zat-zat anorganik
tertentu ada yang bersifat beracun bagi hewan dan tanaman.
e) Menurunnya populasi berbagai biota air
Penurunan populasi biota air membawa kerugian yang sangat besar. Kerugian secara langsung
adalah berkurangnya sumber mata pencaharian bagi sebagian besar orang sedangkan kerugian
secara tidak langsung adalah keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Beberapa polutan
berbahaya bagi biota air adalah nutrien tumbuhan, limbah yang membutuhkan oksigen, minyak,
sedimen dan panas.
f) Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di perairan dapat
menjadi polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan sangat subur sehingga populasinya
berkembang pesat. Peristiwa perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae
blooming.
Akibat dari algae blooming adalah :
a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi
ganggang.
b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.
c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan
meningkatkan populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah
populasi bakteri pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand)
di perairan. Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen).
Penurunan DO mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak
toleran terhadap kondisi DO yang rendah.
g) Limbah yang membutuhkan oksigen
Pencemaran oleh limbah yang membutuhkan oksigen (aerob) menyebabkan peningkatan BOD
akibat dari tingginya populasi bakteri aerob yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD
menurunkan DO di perairan, sehingga menurunkan jumlah populasi biota air yang tidak toleran
terhadap kondisi DO yang rendah.
h) Minyak
Pencemaran minyak di perairan dapat terjadi di laut dan pantai. Pencemaran minyak dapat
menyebabkan kematian biota air seperti terumbu karang karena minyak bersifat sebagai racun.
Minyak juga dapat menemper pada bulu-bulu burung dan rambut mamalia air sehingga
mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut yaitu kemampuan mengapung dan kemampuan
menjaga suhu tubuh. Hewan dapat tenggelam dan mati karena suhu tubuhnya menurun drastis.
i) Sedimen / endapan
Pencemaran perairan oleh sedimen dapat menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga
menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Perairan yang kekurangan cahaya
menyebabkankemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga
populasinya berkurang. Penurunan populasi ganggang dan tumbuhan air menyebabkan
penurunan populasi biota air lainnya.
Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat
bersifat toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.
j) Panas
Polusi termal/ panas menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis. Perubahan suhu
mendadak mengakibatkan kemaatian biota air, juga dapar menurunkan DO di perairan.
Dampak Polusi Tanah
Tempat pembuangan sampah merupakan lahan yang penuh dengan timbunan berbagai jenis
limbah, sehingga merupakan salah satu sumber utama polusi tanah. Meningkatnya perekonomian
dan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan jumlah limbah. Masalah polusi tanah juga
terjadi di areal pertanian, industri dan pertambangan.
1) Tempat pembuangan
Tempat pembuangan limbah/sampah baik tempat pembuangan sementara maupun tempat
pembuangan akhir (TPA) menimbulkan berbagai dampak polusi. Berbagai jenis limbah yang
tertumpuk seperti limbah cair, padat, organik dan anorganik. Limbah padat yang sulit terurai
akan bertumpuk selama bertahun-tahun memerlukan lahan yang luas.
Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun aktivitas
lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik ada
yang mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di
tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempat
berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik
yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.
Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa
beracun dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan
adalah gas berbau tidak sedap yang dapat mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk
gas rumah kaca.
Limbah cair dalam rumah tangga (seperti tinja, detergen, oli bekas, cat dan sejenisnya) jika
meresap ke dalam tanah akan merusak kandungan air tanah. Bahkan, zat-zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikroorganisme tanah.
Penimbunan limbah padat dapat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau tidak
sedap. Dalam waktu cukup lama, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam
tanah akan terkontaminasi dengan bakteri tertentu sehingga kualitas air tanah pada musim
kemarau akan menurun. Di musim kemarau, timbunan limbah padat akan mongering dan
berpotensi menjadi penyebab kebakaran.
2) Lingkungan pertanian
Pencemaran tanah dilingkungan pertanian dan perkebunan selain oleh sisa-sisa tumbuhan dapat
terjadi karena penggunaan pestisida kimia, pupuk dan irigasi. Pestisida dapat membunuh hama
pengganggu dan dapat juga membunuh biota tanah yang berguna bagi kesuburan tanah seperti
cacing tanah dan mikroorganisme.
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman, dapat merusak
struktur tanah, mengurangi kesuburan tanah dan unsur hara. Pestisida dan pupuk dapat
berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa oleh aliran
air ke perairan.
Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi yaitu peningkatan kadar garam.
Kadar garam yang terlalu tinggi pada tanah menyebabkan keracunan pada tanaman.
Dampak Polusi Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB (desible). Pada
umumnya, batas normal pendengaran manusia adalah antara 30 hingga 20.000 Hertz per detik.
Kekuatan suara yang lebih dari 50 dB sudah mulai bising hingga memekakkan telinga yang
dapat menimbulkan :
a) Gangguan organ pendengaran
b) Kerusakan organ pendengaran
c) Tuli
d) Gangguan jantung
e) Sakit kepala
f) Stress secara psikologis