Oleh :
SMF BEDAH
KUPANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya
sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Usulan penelitian ini
disusun sebagai salah satu indikator peningkatan mutu di masyarakat Nusa Tenggara Timur di
kemudian hari.
Usulan penelitian ini berjudul Total kerugian ekonimi (Total economic loss) pada
pasien trauma dengan riwayat intoksikasi alkohol di RSUD W.Z. Johannes, Kupang dari Juni
2016 sampai Juni 2017. Di masyarakat sekarang ini, masih ada kebiasaan minum minumas
keras ( miras ) yang melebihi batas dan mencakup usia muda. Sering kali, kebiasaan minum
ini tidak diikuti kesadaran dan tanggung jawab pada diri sendiri dalam berkendara, sehingga
menyebabkan kecelakaan pada diri sendiri dan orang lain. Dalam penyusunan penelitian ini,
penulis banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk-petunjuk, serta bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu tersusunnya usulan penelitian ini.
Semoga usulan penelitian ini dapat member sumbangan ilmiah dalam masalah
kesehatan dan member manfaat bagi berbagai pihak.
penulis
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.3. TUJUAN..........................................................................................2
1.4. MANFAAT.......................................................................................3
2.1. TRAUMA.........................................................................................4
2.2. FARMAKOEKONOMI.................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi berapa total kerugian ekonomi ( economic loss )
pada pasien dengan riwayat intoksikasi alcohol di RSUD W.Z.Johannes selama
bulan Juni 2016 Juni 2017
1.4. MANFAAT
1.4.1. Untuk pemerintah
Hasil penelitian dapat sebagai bahan masukan atau informasi bagi pemerintah
apakah kejadian trauma akibat intoksikasi alcohol mempunyai dampak kerugian
ekonomi secara signifikan pada perkembangan kesehatan daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Trauma
a. Definisi trauma
Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera. Definisi ini
memberikan gambaran superficial dari respons fisik terhadap cedera. Trauma juga
mempunyai dampak psikologi dan social. Pada kenyataannya, trauma adalah kejadian
yang bersifat holistic dan dapat menyebabkan hilangnya produktivitas seseorang.
Trauma lebih komples dari sekedar suatu cedera. Misal, fraktur jari tangan pemain
piano atau seorang ahli bedah, dampaknya sangat berat dan dapat menghentikan
karirnya, sementara cedera yang sama pada orang berprofesi lain merupakan
gangguan ringan.
b. Patologi trauma
i. Respons metabolic pada trauma
Dibagi dalam tiga fase :
Fase pertama
o Kembalinya volume sirkulasi, perfusi jaringan, dan
hiperglikemia
Fase kedua
o Terjadi katabolisme menyeluruh berlangsung dari
beberapa hari sampai minggu, tergantung beratnya
trauma, keadaan kesehatan sebelum terjadi trauma, dan
tindakan pertolongan medis
Fase ketiga
o Terjadi anabolisme, merupakan penumpukan kembali
protein dan lemak badan yang terjadi setelah
kekurangan cairan dan infeksi teratasi. Rasa nyeri
hilang dan oksigenasi jarigan teratasi. Fase ini
merupakan proses yang lama, tetapi progresif dan
biasanya lebih lama dari fase katabolisme
Penderita tanpa sepsis atau stress berkelebihan memanfaatkan kalori
dan protein dengan efisien sedangkan pada pasien pascatrauma yang berat
disertai sepsis akan terjadi hipermetabolism dan hiperkatabolisme dengan
penggunaan energy dan nitrogen yang tidak efisien. Pada pasien trauma berat
harus dilakukan pemantauan kebutuhan cairan, kalori, protein/nitrogen,
elektrolit dan vitamin setiap hari.
ii. Kegagalan fungsi membrane sel
Pada pasien trauma berat terjadi dilatasi arteriol dan spingter prakapiler
dengan pascakapepiler tetap berkonstriksi sehingga tekanan hidrostatik kapiler
meningkat.
Air, K+, dan Cl- berpindah dari intravaskuler ke interstitial. Proses ini terbatas
karena meningkatnya tekanan osmotic akibat keluarnya cairan akan
menghambat kehilangan cairan lebih lanjut. Selain itu juga, terjadi gangguan
fungsi membrane sel. Air, K+, dan Cl- bergeser dari ekstrasel ke dalam sel
meskipun kadar glukosa ekstrasel tinggi. Kegagalan membrane sel ini
mengakibatkan kehilangan cairan sekitar dua liter cairan interstitial.
Akibatnya, penderita akan mengalami hipovolemia bahkan mungkin sampai
syok.
iii. Gangguan integritas endotel pembuluh darah
Trauma dan sepsis mengakibatkaan terjadinya koagulasi dan inflamasi
yang dapat mengganggu keutuhan endotel pembuluh darah. Mikroagregasi
trombosit dan leukosit di pembuluh jaringan yang luka atau infeksi dapat
menjadi emboli dalam paru dan menyumbat pembuluh darah kapiler.
Gumpalan tersebut melepaskan bermacam zat toksik yang merusak endotel
atau menyebabkan vasodilatasi di daerah emboli paru akibat terjadi
ekstravasasi Air, K+, Cl- dan protein ke dalam rongga interstitial. Udem paru
ini menimbulkan gangguan pernapasan.
iv. Kelainan sistem imunologi
Menurunnya daya tahan tubuh sering kali terjadi pada penderita trauma,
sepsis, malnutrisi dan usia lanjut. Permeriksaan imunologis yang sering
dilakukan adalah hitung jumlah limfosit dan penentuan imunitas seluler (cell
mediated immunity). Jumlah limfosit dibawah 100x109 /L darah menunjukkan
terdapat pemusnahan yang nyata.
2.2. Farmakoekonomi
a. Definisi Farmakoekonomi
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis pada biaya terapi
pengobatan di sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat. Secara lebih spesifik, penelitian
farmakoekonomi adalah proses identifikasi, perhitungan, dan perbandingan biaya, risiko, dan
keuntungan dari program, pelayanan atau pengobatan dan menentukan alternatif yang
memberikan outcome kesehatan paling baik (Dipiro et al., 2009).
Studi farmakoekonomi mempertimbangkan biaya obat alternative dan regimen obat
dibandingkan dengan hasil keluarannya (outcome),sebagai panduan dalam pembuatan
keputusan dan kebijakan tentang obat yang seharusnya digunakan, obat mana yang
seharusnya dibayar oleh pemerintah atau pihak ketiga (asuransi). Pengaruh dari informasi
farmakoekonomi kepada pembuat keputusan dalam pelayanan kesehatan tergantung pada
sudut pandang analisis yang dilakukan. Dua komponen fundamental dalam studi
farmakoekonomi adalah perhitungan biaya dan hasil keluaran (outcome) yang dinilai secara
kuantitatif (Gattani et al.,2009).
b. Perspektif Farmakoekonomi
Evaluasi farmakoekonomi dapat dinilai dari satu atau lebih perspektif. Klasifikasi
perspektif penting, karena hasil evaluasi ekonomi sangat tergantung dari perspektif yang
diambil, dikarenakan perspektif menentukan biaya (cost) dan keluaran (consequence) yang
akan dievaluasi (Bootman, 2005). Perspektif yang umum digunakan meliputi (Dipiro et
al.,2009):
1) Perspektif Pasien
Pada dasarnya, biaya dari perspektif ini adalah segala biaya yang harus
dibayarkan pasien untuk suatu produk atau pelayanan. Akibatnya, dari perspektif ini,
seluruh efek klinik baik positif dan negative dari suatu program atau alternatif
pengobatan dapat diketahui.
2) Perspektif Provider
Biaya dari perspektif ini adalah pengeluaran yang sebenarnyakarena produk
atau pelayanan kesehatan. Provider dapat mencakup rumah sakit atau klinik. Dari
perspektif ini, biaya langsung seperti obat, biaya rawat inap, tes laboratorium, biaya
jasa petugas kesehatan dapat diidentifikasi, dinilai dan dibandingkan.
3) Perspektif Payer
Perusahaan asuransi atau pemerintah termasuk dalam payer. Biaya paling
penting dalam perspektif ini adalah biaya langsung, namun biaya tidak langsung
seperti hilangnya produktivitas kerja dapat berpengaruh pada biaya total layanan
kesehatan.
4) Perspektif Masyarakat
Perspektif ini merupakan perspektif yang paling luas karena
mempertimbangkan keuntungan pada masyarakat sebagai keseluruhan. Secara
teoritis, seluruh biaya langsung dan tak langsung termasuk dalam evaluasi ekonomi
yang dilakukan dengan perspektif masyarakat. Biaya morbiditas dan mortalitas serta
seluruh biaya dari pemberian dan penerimaan pelayanan kesehatan juga termasuk
dalam perspektif ini.
4) Intangible Costs
Biaya ini meliputi outcome non-finansial lain akibat adanya suatu penyakit
(Dipiro et al., 2009). Contoh dari biaya ini yaitu: nyeri,kecemasan atau tekanan lain
yang pasien atau keluarga derita akibat adanya penyakit. Jenis biaya ini cukup sulit
jika dilihat dalam bentuk mata uang namun dapat terlihat dengan pengukuran kualitas
hidup.(Walley et al., 2004).
BAB III
KERANGKA KONSEP
BAB IV
METODE PENELITIAN
Data diambil dari Rekam Medik pasien trauma dengan riwayat intoksikasi
alcohol di RSUD W.Z. Johannes, Kupang selama tahun 2016.
4.3. Sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke RSUD W.Z.
Johannes, Kupang, dengan keluhan trauma dan dengan riwayat intoksikasi alcohol.
4.4. Metode pengumpulan data
Rekam medis pasien trauma dengan riwayat intoksikasi alcohol selama Juni
2016 Juni 2017
Memaparkan total kerugian ekonomi pada pasien trauma dengan riwayat intoksikasi
alcohol di RSUD W.Z. Johannes selama Juni 2016 Juni 2017