Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural
Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari
oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada
klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural
shock.

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai


cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral
keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle,
1995).

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai


dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger
and Davidhizar, 1995).

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki Ny Xdalam mengisi


kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam

Page | 1
aktivitas sehari-hari. Ny Xdan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew
and Boyle, 1995).

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi


perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai
suatu totalitas kehidupan dimana Ny Xdengan budayanya saling berinteraksi.
Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik
adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang
hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.

Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan


dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang
lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada Ny Xsesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya Ny X(Leininger, 1991).

a. Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan


kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan
nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki Ny Xsehingga Ny Xdapat meningkatkan
atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap
pagi.

Page | 2
b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
Ny Xberadaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu Ny Xagar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang
lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya Ny Xsedang hamil mempunyai
pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein
hewani yang lain.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya Ny Xdilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status


kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup Ny Xyang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang
lebih menguntungkan dan sesuai dengan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengaplikasikan proses asuhan keperawatan menggunakan teori


Transcultural Nursing

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan proses asuhan keperawatan
menggunakan teori Transcultural Nursing

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengaplikasikan pengkajian asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
2. Mengaplikasikan penegakan diagnosa keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
3. Mengaplikasikan perencanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
4. Mengaplikasikan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing

Page | 3
1.4 Manfaat

1. Untuk mengaplikasikan proses asuhan keperawatan menggunakan teori


Transcultural Nursing
2. Untuk mengaplikasikan pengkajian asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
3. Untuk mengaplikasikan penegakan diagnosa keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
4. Untuk mengaplikasikan perencanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing
5. Untuk mengaplikasikan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan teori
Transcultural Nursing

Page | 4
BAB 2
PEMBAHASAN

KASUS :
Seorang ibu bernama Ny.X berusia 27 tahun saat ini sedang hamil dengan usia kehamilan 20
minggu. Ny X tinggal bersama suami dan ibu mertuanya di sebuah desa yang jauh dari pusat
kota. Karena ini adalah kehamilan yang pertama dan sangat diharapkan oleh keluarganya,
maka ibu mertua Ny X sangat protektif terhadap menantunya. Selain itu Ny X juga masih
mempercayai sistem budaya yang ada di daerahnya. Hari itu sekelompok mahasiswa
keperawatan sutopo datang ke desa dimana Ny X tinggal. Para mahasiswa datang ke desa itu
untuk melakukan pengabdian pada masyarakat. Fokus mahasiswa adalah pada ibu hamil di
desa tersebut.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MODEL TRANSCULTURAL NURSING PADA


IBU HAMIL

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 8 September 2014
1. Faktor Teknologi
Persepsi tentang penggunaan & pemanfaatan teknologi :
a. Ny X hanya memeriksakan kehamilannya 1x di rumah sakit pada saat awal
kehamilannya
b. Ny X tidak tahu mengenai pemeriksaan USG, DJJ, dsb
Alasan mencari bantuan : untuk memeriksakan kondisi kehamilannya
Persepsi sehat sakit : Ny X beranggapan jika dirinya dan kehamilannya saat ini
baik-baik saja dan tidak akan terjadi apa-apa
Kebiasaan berobat : Ny X rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan desa

2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup


Agama : Islam
Kebiasaan yang berdampak positif terhadap kesehatan :

Page | 5
a. Sholat 5 waktu
b. Rutin mengikuti pengajian di lingkungan rumah
Konsep diri :
a. Gambaran diri : Merasa menjadi seorang wanita yang sempurna karena akan
menjadi ibu
b. Ideal diri : Ingin memiliki anak laki-laki yang sholeh, ganteng dan sehat
c. Harga diri : Merasa dicintai oleh suaminya
d. Peran diri : Merasa menjadi seorang istri yang sempurna
e. Identitas diri : Seorang istri dan calon ibu
Status pernikahan : menikah
Persepsi Ny Xterhadap kesehatan & cara beradaptasi terhadap situasinya saat ini :
Ny X berusaha untuk beradaptasi dengan perubahan bentuk tubuh dan
keadaannya saat ini dengan sebelum hamil
Cara pandang Ny Xterhadap penyakit : -
Cara pengobatan dan penularan kepada orang lain : -

3. Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga


Nama Lengkap : Ny X
Nama panggilan : Ny X
Usia : 27 tahun
Tempat tanggal lahir : Magetan, 07 Mei 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Type Keluarga : Keluarga Besar ( Extended Family)
Pengambil keputusan dalam anggota keluarga : Suami
Hubungan Ny Xdengan pengambil Keputusan : Istri
Kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga : arisan keluarga
Kebiasaan yang dilakukan bersama masyarakat : pengajian

4. Faktor Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup


Posisi dan Jabatan : Ny X sudah tidak bekerja selama hamil, sedangkan suami Ny
X bekerja sebagai petani yang menggarap sawahnya sendiri
Bahasa yang digunakan : Jawa
Kebiasaan membersihkan diri : mandi 3x sehari
Kebiasaan makan : makan makanan di rumah, minum susu ibu hamil 3x/hari,

Page | 6
Sarana hiburan yang dimanfaatkan : menonton TV, mendengarkan musik
gamelan,
Persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari : Ny X beranggapan jika
melakukan aktivitas berlebihan / berat dapat membahayakan janinnya
Makanan pantangan berkaitan dengan kondisinya saat ini : (pantangan dari
mertua)
a. Tidak boleh makan makanan yang berbau amis (ikan) karena akan membuat
air ketuban amis
b. Tidak boleh mandi malam karena akan keluar lendir
c. Tidak boleh olahraga karena bisa keguguran
d. Tidak boleh berhubungan intim karena bisa keguguran
e. Tidak boleh membunuh binatang karena bayinya nanti akan seperti
binatang yang dibunuhnya
f. Dianjurkan untuk minum jamu agar kandungannya kuat
Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi
Makan : 3x/hari + camilan 2x/hari
Minum : 1700 ml air + 3 gelas susu
2. Pola Eliminasi
BAB : 1x/hari, konsistensi padat
BAK : 5-6x/hari, warna kuning
3. Pola Kebersihan Diri
Mandi 3x/hari, keramas 4 hari sekali
4. Pola Aktivitas & Kegiatan
Sebelum hamil : membantu suami bekerja di sawah (menggarap sawah),
bersih-bersih rumah, memasak, mencuci, dsb
Selama hamil : sudah tidak bekerja di sawah, memasak, mencuci, dan
kadang bersih-bersih rumah
5. Pola Istirahat & Tidur
Siang : 13.00-15.00 WIB
Malam : 20.30-04.30 WIB

Page | 7
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku
Ny X di anjurkan oleh bidan desa untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti
ikan, daging, dsb karena itu sangat penting bagi kesehatan bayinya dan meyakinkan
Ny X jika pernyataan ibu mertuanya tidak benar jika makan ikan bisa menyebabkan
air ketuban amis, dan juga menyarankan Ny X untuk tidak meminum jamu karena
dapat membuat air ketubannya keruh dan dapat membahayakan bayinya.
6. Faktor Ekonomi
Sumber Ekonomi : Suami
Pekerjaan Suami : Petani
Pekerjaan Istri : Petani
Penghasilan Suami : Rp 7.000.000,- setiap 4 bulan sekali
Penghasilan Istri : Rp
Pengeluaran perbulan :
a. Kebutuhan sehari-hari (beras, lauk-pauk, sayur, susu, dll)
b. Bayar tagihan listrik, dsb
c. Beli pulsa, bensin, perlengkapan bayi
d. Arisan keluarga
e. Modal menggarap sawah
f. Tabungan : Rp 1.000.000,-

7. Faktor Pendidikan
Pendidikan Suami : SD
Pendidikan Istri : SD

8. Analisa Data
Tanggal : 8 September 2014
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : - Perbedaan kultur Gangguan
DO : komunikasi verbal
- Ny Xberasal dari desa
yang jauh dari pusat
kota di daerah
Magetan
- Ny Xsetiap hari

Page | 8
menggunakan bahasa
Jawa
- Ny Xkurang
memahami
B.Indonesia
2. DS : Ny Xmengatakan jika Sistem nilai yang Ketidakpatuhan
Ny Xmasih mempercayai diyakini dalam pengobatan
budaya yang ada di
daerahnya
DO :
- Mertua Ny
Xmenyuruh Ny
Xuntuk tidak makan
makanan yang berbau
amis (ikan) karena
dapat menyebabkan
air ketuban amis
- Mertua Ny
Xmenyuruh Ny
Xuntuk minum jamu
karena dipercaya
dapat menguatkan
kandungannya
- Ny Xdi suruh oleh
mertuanya untuk tidak
berolahraga karena
dapat menyebabkan
keguguran

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal 8 September 2014

Page | 9
1. Gangguan komunikasi verbal b/d perbedaan kultur
2. Ketidakpatuhan dalam pengobatan b/d sistem nilai yang diyakini

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal 8 September 2014
No Diagnosa Intervensi
1. Gangguan Culture Care Preservation / Maintence
komunikasi 1. Identifikasi kebudayaan klien
verbal 2. Identifikasi nilai-nilai dan norma yang di anut Ny X
berhubungan 3. Identifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan Ny X
dengan 4. Perawat cari informasi tentang kebudayaan klien
perbedaan kultur 5. Perawat cari bantuan untuk komunikasi jika perawat tidak
bisa bahasa klien
6. Perawat harus bicara dengan baik dan sopan
7. Perawat harus mengargai bahasa yang digunakan Ny X
8. Bersikap menjadi pendengar yang baik
2 Ketidakpatuhan 1. Culture Care Preservation / Maintence
dalam Identifikasi perbedaan konsep antara perawat dan
pengobatan b/d klien
sistem nilai yang Perawat harus tenang dan tidak terburu-buru
diyakini berinteraksi dengan klien.
Diskusikan perbedaan budaya yang dimilikinya
dengan klien
Anjurkan tetap menjaga pola hidup sehat ; mandi,
keramas, minum susu , makan yang teratur.
Anjurkan untuk menjaga kebiasaan mengikuti
pengajian dan ibadah secara rutin untuk menjaga
ketenagan hati dan mencegah stres

2. Culture Care Accomodation / Negotiation


Perawat bisa menggunakan bahasa yang mudah di
pahami oleh Ny X seperti bahasa sehari-harinya.
Kemudian dalam perencanaan perawatan perawat bisa
melibatkan keluarga Ny X seperti suami,ibunya atau

Page | 10
mertua Ny X.
Perawat bisa menjelaskan tentang pentingnya makan-
makanan yang mengandung protein. Ikan dan telur
boleh saja tidak dimakan tetapi harus diganti dengan
tempe dan tahu, kalau bisa sekali-kali makan daging
ayam untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
baik kepada orang tua maupun keluarga klien.
Jelaskan tidak boleh mandi malam bukan karena akan
keluar lendir, tetapi akan menjadikan Ny X
kedinginan.
Jelaskan tidak boleh berhubungan intim karena bisa
keguguran tidak sepenuhnya benar, berhubungan
intim yang dilarang adalah pada trimester pertama
kehamilan karena , tetapi jika telah memasuki akhir
trimester ketiga justru berhubungan intim sangan di
anjurkan
Jelaskan tidak boleh membunuh binatang bukan
semata karena bayinya nanti akan seperti binatang
yang dibunuhnya tetapi orang yang sedang tidak
hamil pun tidak baik jika membunuh binatang.

Jika konflik tidak terselesaikan,lakukanlah negosiasi


dengan Ny X berdasarkan pengetahuan biomedis
perawat tersebut.

3. Culture Care Repartening / Recontruction


Jelaskan pada Ny Xmengenai pentingnya ikan bagi
kesehatannya dan bayi yang di kandungnya
Jelaskan pada Ny Xpentingnya olahraga dan olahraga
yang bisa Ny Xlakukan seperti senam khusus untuk
ibu hamil, olahraga yang benar tidak akan

Page | 11
menyebaban keguguran.
Jelaskan untuk tidak minum jamu , karena jamu tidak
baik untuk ibu hamil karena menyebabkan air
ketuban keruh.
Selanjutnya perawat bisa memberikan kesempatan
pada Ny X untuk memahami informasi yang telah
diberikan dan melakukannya.
Lalu tentukan tingkat perbedaan Ny X melihat dirinya
dari budaya kelompoknya sendiri.
Kemudian gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti
tetangga atau kerabat dekat Ny X atau orang yang
sekolah sampai tahap SMA
Terakhir berikan informasi pada Ny X tentang sistem
pelayanan kesehatan.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal 8 September 2014
No Diagnosa Implementasi Paraf
1 Gangguan Culture Care Preservation / Maintence
komunikasi 1. Mengidentifikasi kebudayaan klien
verbal 2. Mengidentifikasi nilai-nilai dan norma yang di anut
berhubungan Ny X
dengan 3. Mengidentifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan
perbedaan kultur Ny X
4. Perawat mencari informasi tentang kebudayaan klien
5. Perawat mencari bantuan tetangga Ny X yang dapat
berbahasa indoneia dan bahasa jawa dengan baik
untuk bekomunikasi dengan Ny X dan keluarga.
6. Perawat bicara dengan baik dan sopan
7. Menghargai bahasa yang digunakan Ny X
8. Menunjukkan sikap menjadi pendengar yang baik

Page | 12
2 Ketidakpatuhan 1. Culture Care Preservation / Maintence
dalam Mengidentifikasi perbedaan konsep antara
pengobatan b/d perawat dan klien
sistem nilai Perawa tenang dan tidak terburu-buru saat
yang diyakini berinteraksi dengan klien.
mendiskusikan perbedaan budaya yang
dimilikinya dengan klien
Menganjurkan tetap menjaga pola hidup sehat ;
mandi, keramas minum susu , makan yang teratur.
Anjurkan untuk menjaga kebiasaan mengikuti
pengajian dan ibadah secara rutin untuk menjaga
ketenagan hati dan mencegah stres

2. Culture Care Accomodation / Negotiation


Perawat menggunakan bahasa yang mudah di
pahami oleh Ny X yaitu bahasa sehari-harinya.
Dalam perencanaan perawatan perawat
melibatkan keluarga Ny X yaitu suami dan ibu
mertuanya.
Perawat menjelaskan tentang pentingnya makan-
makanan yang mengandung protein. Ikan dan
telur boleh saja tidak dimakan tetapi harus diganti
dengan tempe dan tahu, kalau bisa sekali-kali
makan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan
protein hewani baik kepada orang tua maupun
keluarga klien.
Menjelaskan tidak boleh mandi malam bukan
karena akan keluar lendir, tetapi akan menjadikan
Ny X kedinginan.
Menjelaskan tidak boleh berhubungan intim
karena bisa keguguran tidak sepenuhnya benar,
berhubungan intim yang dilarang adalah pada
trimester pertama kehamilan karena , tetapi jika
telah memasuki akhir trimester ketiga justru
Page | 13
berhubungan intim sangan di anjurkan
Menjelaskan tidak boleh membunuh binatang
bukan semata karena bayinya nanti akan seperti
binatang yang dibunuhnya tetapi orang yang
sedang tidak hamil pun tidak baik jika membunuh
binatang.
Melakukan negosiasi dengan Ny X berdasarkan
pengetahuan biomedis perawat tersebut.

3. Culture Care Repartening / Recontruction


Menjelaskan pada Ny Xmengenai pentingnya
ikan bagi kesehatannya dan bayi yang di
kandungnya
Menjelaskan pada Ny Xpentingnya olahraga dan
olahraga yang bisa Ny Xlakukan seperti senam
khusus untuk ibu hamil, olahraga yang benar tidak
akan menyebaban keguguran.
Menjelaskan untuk tidak minum jamu , karena
jamu tidak baik untuk ibu hamil karena
menyebabkan air ketuban keruh.
Memberikan kesempatan pada Ny X untuk
memahami informasi yang telah diberikan dan
melakukannya.
Menentukan tingkat perbedaan Ny X melihat
dirinya dari budaya kelompoknya sendiri.
Mengunakan pihak ketiga , yaitu tetangga dan
kerabat dekat Ny X yang sekolah sampai tahap
SMA
Terakhir memberikan informasi pada Ny X
tentang sistem pelayanan kesehatan serta
memohon ijin untuk memantau perkembangan
kesehatan dan pemehaman informasi yang telah
diberikan dalam beberapa minggu.

Page | 14
E. EVALUASI
N No TANG JAM CATATAN PERKEMBANGAN PA
O DX GAL RA
F
1 1 8 10.00 Ny X dapat mengerti penjelasan yang perawat berikan
Septe wib berkat adanya tetangga Ny X yang membantu
mber berkomunikasi. Ny Xterbuka memberikan informasi yang
2014 dibutuhkan perawat.
2 2 8 11.10 Ny X paham dengan informasi yang diberikan oleh
septem wib perawat , namun Ny X masih takut untuk mecoba
ber beberapa hal yang di informasikan perawat . misalnya ,
2014 Ny X masih ragu-ragu mengkonsusmsi ikan karena
masyarakat desa sejak dahulu sangat menghindari ikan
ketika hamil karena dapat menyebabkan air ketuban
keruh. Ny X mau untuk tidak minum jamu karena
sebenarnya Ny X juga tidak begitu suka minum jamu. Ny
X paham dengan system pelayanan kesehatan serta mau
ntuk rutin memeriksakan kehamilannya. Ny X bersedia
untuk dipantau kesehatan dan perkembangan
pengetahuannya dalam beberapa minggu

3 2 15 11.20 Ny X mulai mencoba untuk mengkonsumsi ikan . Ny X


Septe Wib berhenti mengkonsumsi jamu serta ny X mulai mengikuti
mber senam ibu hamil yang di adakan oleh mahasiswa
2014 keperawatan sutopo. Ny X mengatakan bahwa dengan
menikuti senam dia merasa lebuh bugar dan semangat .

Page | 15
BAB 3
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang
difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan
perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya. Sehingga, dalam proses perencanaan
dan keperawatan juga tidak dapat dipaksakan kepada Ny Xsebelum perawat memahami
latar belakang budaya Ny Xtersebut.

1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa mampu memahami keperawatan
transcultural serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu
memahami budaya-budaya Ny Xserta mencegah terjadi miss komunikasi antara perawat
dan klien.

Page | 16
DAFTAR PUSTAKA

Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya,
Jakarta, UI Press
Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing : Concepts,
Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,
Philadelphia, JB Lippincot Company
http://ayubth.blogspot.com/2008/11/teori-transcultural-nursing-dalam.html
http://www.scribd.com/doc/26538300/KONSEP-KEPERAWATAN-TRANSKULTURAL
http://nurs1ng.wordpress.com/2007/09/28/transkultural-nursing/

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai