MATAKULIAH KOROSI
Judul:
PENGARUH LINGKUNGAN KOROSIF TERHADAP KOROSI
PADA TANGKI BAJA PENAMPUNG BAHAN BAKAR
Di susun oleh:
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah tangki penampung bahan bakar dapat
mengalami korosi.
2. Untuk mengetahui apakah guncangan/gerakan pada tangki penampung
bahan bakar mempengaruhi korosi.
3. Untuk mengetahui jenis korosi yang terjadi pada tangki.
4. Untuk mengetahui apakah ada bakteri yang mempengaruhi proses
terjadinya korosi.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi tentang korosi pada tangki baja penampung
bahan bakar.
2. Memperoleh informasi tentang pengaruh korosi terhadap tangki
penampung bahan bakar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemudian reaksi ini dapat berlanjut dengan terjadinya reaksi oksidasi oleh
kehadiran oksigen terhadap besi (II), sehingga akan terbentuk ion-ion besi (III)
(Trethewey, 1991). Persamaan reaksi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
i =
KxW mpy
AxTxD
dimana :
i = Laju korosi (mils/year)
K = Konstanta korosi = 3,45 x 106
W = Kehilangan Berat (gr)
A = Luas permukaan spesimen (cm2)
T = Waktu perendaman (jam)
D = Densitas (g/cm3)
24 x365
i = kedalaman sumur (mil) x mpy
waktu ( jam)
Laju korosi permukaan merata, dalam wadah bergerak naik mulai minggu
ke 2 dari 1,83998 mpy menjadi 4,232018 mpy pada akhir minggu ke 8. Sementara
dalam wadah yang tenang, laju korosi 0,920018 mpy pada minggu ke 2, naik
menjadi 1,856000 mpy pada minggu ke 8 (gambar 4.1). Sedangkan, laju korosi
sumuran, dalam wadah bergerak turun mulai minggu ke 2 dari 6,569179 mpy
menjadi 3,250375 mpy pada akhir minggu ke 8. Dalam wadah yang tenang, laju
korosi 4,995313 mpy pada minggu ke 2, turun menjadi 2,988064 mpy pada akhir
minggu ke 8 (gambar 4.2). Persentase defek korosi yang terjadi terdistribusi
secara tak merata. Pada wadah yang bergerak nilainya lebih besar dari pada
wadah yang diam.
4
laju korosi (mpy)
2 Wadah I
Wadah II
1
0
0 2 4 6 8 10
4
Wadah I
3
Wadah II
2
0
0 2 4 6 8 10
lama perendaman (minggu)
Persentase defek korosi dalam wadah yang bergerak nilainya naik mulai
minggu ke 2 dari 22% menjadi 35% pada minggu ke 8. Sementara dalam wadah
yang tenang, 10% pada minggu ke 2, naik menjadi 18% pada minggu ke 8
(gambar 4.3).
40
30
persentase korosi (mpy)
20
Wadah I
Wadah II
10
0
0 2 4 6 8 10
lama perendaman (minggu)
Keterangan :
I : Metal I, diuji isolat bakteri A1
II : Metal II, diuji isolat bakteri B1
I1l : Metal III, diuji isolat bakten B2
IV : Metal IV, diuji isolat bakteri C1
V : Metal V, diuji isolat bakteri C2
K : Metal VI, tanpa isolat bakteri uji
[1]. K.w. Lam, a,c. Headon, and d.p. Dautovich, bacterial corrosion studies at
ontario hydro, cim bulletin, vol. 77 no. 868, pp. 77-82, 1984.
[2]. Chantreau j., corrosion bacterienne, technique et documentation, paris,
1980.
[3]. Haynes, gardner s., baboian, r., laboratory corrosion test and standars,
astm stp 866, pp. 382, 561, 1983.
[4]. Hill e., how bacteria damage lubricants, new scientist, pp. 335-338, 1987.
[5]. Hazzard g. F., the detection of micro-organism in petroleum products,
journal of the institute of petroleum, vol. 53 no. 524, pp. 77-82, 1977.
[6]. Harisma, d., isolasi bakteri penyebab biokorosi pada tangki penampungan
solar di depot pertamina makassar skripsi, jurusan biologi fmipa unhas,
makassar, 2002, pp. 34-57.
[7]. http://cassanarief.blogspot.com/2013/12/korosi-adalah.html diakses tgl: 20
mei 2015
[8] http://ced.petra.ac.id/index.php/mes/article/view/15900 diakses tgl: 20 mei
2015