Anda di halaman 1dari 15

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Secara biologis untuk pertumbuhan dan


perkembangan, manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk beraktivitas. Makanan
yang diperoleh berasal dari sumber daya alam,1 Hewan air berupa ikan merupakan salah satu makanan
pokok manusia sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh
manusia. Salah satu cara yang dilakukan manusia untuk mendapatkan ikan ialah memancing dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana.Secara umum, memancing adalah kegiatan menangkap ikan
yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar (outdoor sport) atau kegiatan dipinggir atau
ditengah danau, laut, sungai, dan perairan lainnya dengan target seekor ikan ( baik tumbuhan maupun
hewan. Untuk mendapatkan makanan dari hewan, manusia melakukan aktivitas berburu, baik hewan
darat maupun hewan air. Hewan air berupa ikan, kerang, udang, cumi, dan lainnya yang dapat dicari di
perairan laut, sungai, danau, dan kolam. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Memancing).Dalam pengertian
sederhana memancing merupakan suatu kegiatan menangkap ikan yang menggunakan alat pancing
seperti: tali pancing, joran dan mata kail. 1 Menurut Soerjani (1987), sumberdaya alam ialah suatu
sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara
dan ruang, mineral, tentang alam (landscape), panas bumi, dan gas bumi, angin, pasang surut/arus laut.
Universitas Sumatera Utara 2 Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban
manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang
lalu(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Memancing). Lebih lanjut dijelaskan bahwa hal ini terbukti dari
peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropa bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah
ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman
batu di dalam goa-goa tersebut.Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000
- 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih
dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut
masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara
pengasapan. Pada masa terdahulu memancing biasanya dilakukan oleh kaum pria dan kaum wanita,
baik dari kalangan muda maupun orang tua. Pada beberapa suku bangsa di Indonesia memancing
merupakan aktivitas pokok untuk mencari makanan sehari-hari (ekonomi subsisten) dan mewajibkan
kaum wanita untuk mencari ikan termasuk dengan cara memancing. Melihat fenomena yang ada kini
memancing menjadi satu kegiatan yang hanya dilakukan kaum pria dan dengan berbagai orientasi.
Seiring perkembangannya memancing menjadi banyak orientasi pada masyarakat kota, tidak hanya
sebagai kegiatan ekonomi tetapi juga berkembang menjadi olah raga, wisata keluarga, dan dijadikan
kegiatan judi. Memancing dapat dikatakan sebagai kegiatan ekonomi. Seseorang memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan mencari makanan dari alam (danau, laut, Universitas Sumatera Utara 3 sungai dan
kolam) dengan cara memancing. Ikan hasil pancingan untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian para
pemancing menjual hasil pancingannya ke orang lain karena sudah merasa bosan atau berlebih. Bagi
yang hobi memancing dapat mengembangkannya dengan memelihara ikan di kolam sendiri. Hal ini juga
sebagai salah satu investasi yang tepat sebagai tambahan ekonomi keluarga. Sebagai kegiatan olah
raga2 memancing merupakan kegiatan permainan yang bersifat kompetisi3 , persaingan secara sehat
dan sportif. Tidak ada tindakan curang yang dilakukan untuk menjatuhkan atau mengalahkan lawan.
Selain itu, memancing juga merupakan kegiatan yang melatih tingkat kesabaran dan kestabilan emosi4
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) seseorang. Pada saat ini memancing banyak dipertandingkan dan
pertandingannya disponsori oleh merk-merk terkenal. Perlombaan olah raga memancing banyak
diselenggarakan di daerahdaerah untuk meningkatkan sumberdaya perikanan dan menjaga kelestarian
sumberdaya.Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan artikel berikut ini: Sitaro, Selasa (9/4) besok akan
menyelenggarakan Lomba Pancing Tradisional. Kadis DKP Sitaro, Ir Meddy Ompi menjelaskan, kegiatan
lomba pancing tersebut diselenggarakan karena banyaknya peminat olahraga mancing dan masyarakat
yang bermata pencaharian 2 Menurut Suparlan (1977:23), olah raga adalah suatu kegiatan yang bersifat
persaingan, yang macam, bentuk, dan kegiatannya beraneka ragam. Pada hakekatnya, inti suatu
kegiatan olah raga adalah suatu kegiatan pertandingan atau kontes dimana team-team olah raga atau
individu yang bersangkutan bertanding atau bersaing untuk menunjukkan keunggulan mereka. 3
Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman, kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara
mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau
berkompetisi tergantung dari strukturreward dalam suatu situasi. Chaplin juga mengungkapkan
kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok
untuk memperebutkan objek yang sama.Diakses 29/09/13(http://id.wikipedia.org/wiki/Kompetisi). 4
Menurut kamus psikologi (1981), emosi dapat dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan
perilaku. Universitas Sumatera Utara 4 sebagai nelayan di Kabupaten SiauTagulandang Biaro (Sitaro) ini.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat pesisir serta nelayan agar lebih
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan secara
berkelanjutan dan bertanggungjawab agar kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan laut di
daerah Sitaro tetap lestari. Kegiatan pancing tersebut selain untuk memberdayakan masyarakat pesisir
dan meningkatkan produksi perikanan, lomba pancing yang digelar ini juga sebagai ajang hiburan untuk
masyarakat umum serta pertunjukan keahlian peserta dalam menggunakan alat tangkap
ikan(http://beritamanado.com/sangihe-talaudsitaro/dkp-sitaro-gelar-lomba-
pancingtradisional/175193/). Memancing tidak hanya kegiatan hobi semata melainkan juga dijadikan
kegiatan yang menyenangkan ketika berekreasi bersama keluarga, kini memancing menjadi salah satu
wahana wisata keluarga yang diminati masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat pada kutipan artikel berikut:
Telaga Mina yang berlokasi dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Suasana dan
lingkungan kolam pemancingan yang asri menjadi salah satu tempat pemancingan ini juga sebagai
tujuan wisata keluarga. Bila berkunjung ke tempat ini, terutama di hari Minggu maka pemandangan
seperti beberapa keluarga yang sedang asyik duduk-duduk di lapak masing-masing di tepi kolam
(http://jia-xiang.biz/read/memancing-sambilrekreasi) Tidak hanya sebagai olah raga kini memancing
berkembang sebagai kegiatan yang dapat dijadikan ajang taruhan (judi5 5 Perjudian adalah ).
Memancing dapat dikatakan sebagai kegiatan judikarena dewasa ini manusia terus mencari cara untuk
mendapatkan surplus dibalik segala kegiatan. Termasuk dalam kegiatan permainan di mana pemain
bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang
benar dan menjadi pemenang. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si
pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai
(http://id.wikipedia.org/wiki/Perjudian). Universitas Sumatera Utara 5 memancing, para pemancing
berusaha untuk mendapatkan surplus sambil menyalurkan hobi. Para pemancing tidak ragu-ragu
mengocek kantongnya untuk mengeluarkan biaya tambahan (taruhan) dan kini memancing banyak
dijadikan sebagai ajang taruhan antar pemancing. Selain mencari surplus, ada juga orang yang gemar
barmain judi,sehingga sebagian orang menjadikanmemancing sebagaipenyaluran kegemarannya
berjudi. Seperti fenomena yang penulis amati, bahwa permainan yang bersifat judi seperti permainan
sabung ayam, kartu, togel dan lain-lain kerap kali dirajiah dan ditangkap pihak kepolisian. Kini orang-
orang yang gemar dengan permainan bersifat judi, beralih ke kegiatan mancing yang memakai taruhan.
Memancing ikan dapat dibedakan dari alam buruannya yaitu: memancing ikan di air laut dan
memancing ikan air tawar. Memancing ikan di laut merupakan salah satu wadah atau tempat para
pemancing mencari ikan dengan alat pancing yaitu di daerah laut mulai dari pinggir laut hingga ke
tengah laut. Sedangkan memancing ikan air tawar merupakan kegiatann mencari ikan dengan alat
pancing di daerah sungai, danau, danKolam6 Pada masyarakat kota biasanya memancing ikan di
kolam.Kolammerupakan salah satu sarana yang tepat bagi para pria untuk . 6 Kolam adalah kumpulan
air yang tak mengalir, baik alami atau buatan manusia, yang biasanya lebih kecil dari danau. Berbagai
macam kumpulan air buatan manusia diklasifikasikan sebagai kolam, termasuk taman air yang dirancang
untuk ornamen estetika, kolam ikan yang dirancang untuk pembibitan ikan komersial, dan kolam surya
yang dirancang untuk menyimpan energi panas. Kolam dan danau dibedakan dari aliran air berdasarkan
kecepatan arus. Sementara arus di sungai mudah diamati, kolam dan danau memiliki arus mikro tenaga
panas dan arus moderat tenaga angin. Fitur-fitur ini membedakan kolam dari fitur medan air lainnya,
seperti kolam arus dan kolam pasang surut (http://id.wikipedia.org/wiki/Alam diakses tanggal 22 mei
2013) Universitas Sumatera Utara 6 menyalurkan hobi khususnya pada daerah perkotaan. Adapun ikan
yang disediakan di dalam kolam biasanya ikan emas, lele, gurami, bawal, dan nila. Pemilik kolam
pemancingan biasanya memelihara satu jenis ikan dalam tiap satu kolam. Namun bagi jenis ikan yang
bisa hidup berdampingan akan dipelihara dua atau lebih jenis ikan dalam satu kolam oleh pemilik kolam.
Demikian dilakukan agar pemancing gampang memilih ikan yang disuka dan ingin dipancing, karena
beda ikan beda umpan yang digunakan, ukuran benang dan mata kail yang digunakan pemancing. Begitu
juga dengan jenis kolamnya, beda jenis ikan, beda tarif, beda durasi waktu yang ditentukan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di setiap kolam. Hal inilah membuat variasi dari kegiatan memancing
di kolam, sehingga terbentuk klasifikasi dua tipe, yaitu hiburan dan taruhan yang bersifat judi. Klasifikasi
itu dapat dilihat pada tabel.1 dihalamansebelah. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dikota-kota
besar membawa perubahan pada pola pikir. Perubahan tersebut membawa pula kepada perubahan
gaya hidup7 dan budaya masyarakat. Dewasa ini memancing menjadi kegiatan hiburan tanpa batas
waktu, yang dahulu biasa dilakukan masyarakat pada pagi hari hingga petang kini sudah tersedianya
kolam pemancingan untuk malam hari. Rata-rata pengunjungnya para pria yang telah penat beraktivitas
disiang hari, kemudian dimalam harinya mencari hiburan. 7 Menurut Sakinah (Puspita:2009), gaya hidup
adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya.
Universitas Sumatera Utara 7 Tabel 1. Klasifikasi Tarif Mancing di Kota Medan Tipe Namakolam
pemancingan Waktu Tarif Durasi Biaya sampingan Hadiah Jenis ikan Hiburan Kolam Harian 06.00- 19.00
Rp20.000 13jam - - ikan emas ikan nila Kolam Kiloan 06.00- 22.00 Rp25.000/kg (sesuai harga pasaran
ikan) 16jam - - Ikan emas Ikan nila Ikan lele Kolam lomba (Akbar ) 11.00- 15.00 Rp50.000- Rp500.000
4jam - Tropi, uang, benda (mobil,kulkas, sepeda motor) Ikan emas Kompetisi (taruhan) Kolam Serbu
10.00- 05.00 Rp15.000- Rp30.000 1 & 2 jam Rp20.000- Rp50.000 B.sampingan X jumlah pemancing Ikan
lele Ikan emas Kolam Galatama (arena) 18.00- 03.00 Rp50.000- Rp200.000 2 jam Rp100.000- Rp1juta
B.sampingan X jumlah pemancing Ikan emas Ikan lele Universitas Sumatera Utara 8 Kegiatan memancing
hiburan ini juga dijadikan sebagian pihak kolam atau sebagian para pemancing menjadi ajang taruhan.
Perkembangan zaman secara global, mempengaruhi terjadinya transformasi pada kegiatanmemancing
dengan munculnya berbagai orientasi masyarakat pada kegiatan memancing. Hal inilah menjadi dasar
ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian. Ada beberapa alasan penulis mengapa penulis tertarik
dengan topik ini, yakni karena kehidupan masyarakat kota yang waktunya habis untuk beraktivitas.
Aktivitas masyarakat cenderung dengan keramaian dan polusi udara. Hal demikian sangat berpengaruh
pada kesehatan fisik dan psikis setiap manusia yang berakibat seseorang akan merasa tidak sehat dan
gampang stres. Hal tersebut membuat manusia membutuhkan hiburan yang juga menyangkut dengan
olahraga yang memberikan relaksasi pada tubuh, dan jiwa seseorang. Di kolam pancing terdapat
suasana yang tenang dan bersahabat dengan alam yang berguna untuk memberi rasa damai dalam diri
seseorang. Beberapa alasan lain yakni: pertama, karena memancing kini banyak diminati para pria baik
tua maupun muda, baik yang tinggal di kota maupun di desa. Tempat memancing juga dapat dijadikan
tempat wisata keluarga untuk ayah, ibu, dan anak maupun keluarga besar karena tempat dan suasannya
bersahabat dengan alam sehingga terjauh dari polusi udara.Hal ini juga akan membentuk perilaku anak
untuk mencintai lingkungan, dan mengajari anak untuk menciptakan kualitas lingkungan yang baik,
sertamemancing juga melatih kesabaran si anak. Kedua, memancing sering menjadi topik pembicaraan
masyarakat karena memancing kini sering masuk pada acara-acara televisi seperti Universitas Sumatera
Utara 9 Festival memancing, Mancing Mania, Mata Pancing, dan sudah terbentuknya organisasi-
organisasi memancing secara lokal (klub), nasional, maupun Internasional. Ketiga, memancing kini
berkembang, bukan hanya sekedar hiburan untuk mendapatkan ikan, melainkan sebagai kegiatan yang
bisa dijadikan ajang taruhan (judi). Akan tetapi ada anggapan keliru sebagian masyarakat mengenai
memancing, yakni beranggapan bahwa memancing merupakan kegiatan yang siasia, menghabiskan
waktu, biaya, dan tenaga. Dari hasil wawancara penulis terhadap dua narasumber yang hobi
memancing, Pak Birin dan Pak Tarigan (3 September 2013), dikatakan bahwa memancing itu adalah
suatu kegiatan positif, karena memancingmerupakan kegiatan yang melatih kesabaran dan emosional
seseorang, obat stres, mendapatkan ketenangan, dan hiburan yang didapat saat bercanda bersama
teman-teman pemancing lainnya. Kepuasan memancing yang didapat bukan itu saja, tetapi hal yang
paling menyenangkan adalah ketika ikan memakan umpan pancing penulis, dan saat menarik
(mengulur) benang pancing. Dalam hal menarik ikan tidak segampang yang dilihat, perlu strategi dan
keahlian khusus agar ikan tidak lepas. Alasan yang menjadi dasar penulis mengatakan memancing
merupakan kegiatan yang positif ialah adanya upaya ikut melestarikan dan menjaga lingkungan.
Menanam dan merawat pepohonan di sekitar kolam merupakan dampak positif yang ditimbulkan dari
kegiatan memancing karena para pemancing akan merasa nyaman jika udaranya sejuk, dan
lingkungannya bersih. Hal itu juga akan mempengaruhi kesehatan fisik dan psikis pemancing. Tidak
Universitas Sumatera Utara 10 hanya itu, ikan yang didapat hasil pancingan akan sangat sehat bila
dikonsumsi, karena ikan yang masih segar akan mengandung rasa lebih nikmat yang belum
terkontaminasi dengan bahan-bahan pengawet makanan. Manfaat memancing bukan saja berdampak
pada memelihara kelestarian lingkungan hidup, tetapi dapat meningkatkan produktivitas pekerja, dan
menjadi wahana silaturahmi. Hal tersebut juga dipertegas oleh Pratama (Poci) dalam kutipan dibawah
ini: Jakarta (ANTARA News) - Memancing ikan tidak selalu harus menghabiskan waktu, karena bisa
menjadi alternatif pengganti olahraga, kegiatan wisata serta untuk memelihara kelestarian lingkungan
hidup. Menurut Pratama, manfaat memancing ikan untuk meningkatkan produktivitas pekerja ketika
harus kembali bekerja keesokan harinya, karena sebagai hobi yang menyenangkan saat libur, akan
meningkatkan stamina orang bekerja. Tempat pemancingan ikan juga bisa sebagai media untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat. Tempat rekreasi dengan konsep 'green fishing' yang asri, hijau
dan menghadirkan kebagiaan dan kepuasan dalam memancing. Poci menjelaskan, dengan kegiatan
mancing ikan, para pegawai bisa melakukan silaturahmi, juga bisa menemukan inovasi serta
meminimalisir hambatan dalam koordinasidan birokrasi, sehingga melalui kebahagiaan yang sama, ide-
ide baru yang bisa mudah disampaikan dengan wahana pemancingan itu. 1.2. Tinjauan Pustaka
Mengutip Malinowski, Sairin(2002:2) mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi
pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial, dan psikologis.
Pembahasan mengenai memancing ini akan mencakup dari ketiga kebutuhan manusia tersebut.
Memancing memenuhi tiga kebutuhan hidup manusia, kebutuhan biologis dilihat Universitas Sumatera
Utara 11 dari seseorang yang mengkonsumsi ikan yang segar hasil memancing, kebutuhan sosial dilihat
dari saling berinteraksi antar pemancing yang saling bercanda, dan psikologis dilihat dari rasa
kebahagian dan kepuasan dalam hati para pemancing. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan alam, dan lingkungan sosial-budaya, karena manusia membutuhkan makhluk
lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki cara tersendiri
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologisnya. Setiap manusia memiliki kekuatan dalam
mengatur dan mengubah gaya hidupnya dalam rangka pencapaian tujuan hidup. Gaya hidup dapat
dilihat dari kebiasaan seseorang dalam berprilaku dan merespon kesehatan fisik dan psikis, lingkungan,
sosial-budaya dan ekonomi(Simaremare, 2012:11). Melihat banyaknya peminat kegiatan memancing,
ternyata masing-masing pemancing memiliki orientasi berbeda dalam melakukan kegiatan memancing.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:708) mengartikan bahwa orientasi adalah peninjauan untuk
menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar pandangan yang mendasari pikiran,
perhatian atau kecenderungan.Menurut Koentjaraningrat (2009:91), manusia memiliki materi unsur-
unsur untuk membentuk kepribadian yang didalamnya terdapat beragam kebutuhan individu, baik
secara biologis yaitu; makan dan minum, seks, buang hajat, istirahat dan tidur, keseimbangan suhu, dan
bernafas. Kebutuhan psikologi yaitu; relaks dan bersantai, kemesraan dan cinta, kepuasan altruistik,
kepuasan ego, kehormatan, kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara 12
Mengutip Kluckhohn,Koentjaraningrat(1990:77)beranggapan bahwa dalam rangka sistem budaya dari
tiap kebudayaan ada serangkaian konsep-konsep yang abstrak dan luas ruang lingkupnya, yang hidup
dalam alam pikiran dari sebagian besar warga masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting
dan bernilai dalam hidup. Dengan demikian, maka sistem nilai budaya itu juga berfungsi sebagai suatu
pedoman orientasi bagi segala tindakan manusia dalam hidupnya. Kegiatan ekonomi bukan saja suatu
yang berhubungan dengan produksi yang mana bersifat modern. Dalam kajian antropologi, berbagai
sistem yang memenuhi kebutuhan manusia pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern
disebut kegiatan ekonomi. Berbagai sistem tersebut yaitu: (a) berburu dan meramu, (b) beternak, (c)
bercocok tanam di ladang, (d) menangkap ikan, (e) bercocok tanam menetap dengan irigasi
(Koentjaraningrat, 2009:277). Memancing merupakan salah satu kegiatan menangkap ikan yang sudah
lama dilakukan dan diketahui masyarakat baik di negara Indonesia maupun negara luar. Di Indonesia
hampir semua provinsi memiliki daerah perairan sebagai salah satu lingkungan alam yang menghasilkan
sumber makanan. Begitu juga sukusuku yang ada di Indonesia sudah mengenal dan melakukan kegiatan
memancing yang menjadi salah satu budaya sebagai mata pencaharian, ekonomi, dan kegiatan untuk
mendapatkan makanan tambahan.Mengutip dari Rosaldo dan Collier, Koentjaraningrat (1981:27)
mengatakan para pemburu-peramu adalah kita sendiri. Sebagaimana adanya kegiatan pemburu-peramu
merupakan sifat alami manusia. Universitas Sumatera Utara 13 Kegiatan serta kajian ekonomi bukan
saja ekonomi yang bersifat modern yang menilai untung dan rugi, serta kegiatan produksi dan konsumsi.
Kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup dangan cara mencari di alam dan lingkungan juga merupakan
sistem ekonomi yang disebut subsisten8 Selanjutnya juga menyatakan bahwa pada kebudayaan
Mentawai, suatu mata pencaharian yang sama pentingnya dengan berkebun adalah menangkap .
Seperti dikatakanPolanyi, Sairin(2002:16) mengungkapkan bahwa ilmu ekonomi modern adalah produk
sejarah yang memunculkan sistem ekonomi pasar, dan karenanya tidak dapat berlaku secara universal.
Pembedaan ekonomi menjadi dua yaitu arti formal dan arti subsistansial. Arti formal adalah ekonomi
seperti yang diterangkan para ahli ekonomi, ekonomi sebagai proses maksimisasi. Sedangkan arti
substansial adalah ekonomi sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah
lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Seperti yang dikatakan Danomdjaja,Koentjaraningrat
(1970:44-45), menyebutkan bahwa pencaharian orang Nias adalah berburu, menangkap ikan disungai,
beternak dan pertukangan. Binatang yang diburu adalah sokha (babi hutan), laosi (kancil), boho (rusa),
nago atau laoyo (kijang), sigolu (terenggiling), bogi (kalong) dan lain-lain. Alat yang digunakan toho
(tombak) atau belewa, sukha (ranjau) dan bolidi ( pelanting). Adapun ikan yang ditangkap adalah antara
lain ikan mugu semacam teri air tawar, sehingga mudah ditangkap dengan buwu (tangguk). Alat-alat
penangkap ikan lainnya adalah fauru (pukat), gai (kail) dan dicala (jala). 8 Upaya manusia memenuhi
kebutuhan hidup dengan memanfaatkan lingkungan alam dan lingkungan sosial yang menjadi suatu
bentuk kegiatan ekonomi sederhana. Universitas Sumatera Utara 14 ikan. Pada umumnya orang laki-laki
dan wanita mencari ikan, kerang, kepiting atau lain-lain di sungai, rawa maupun di laut. Ada macam-
macam ikan yang harus ditangkap dengan bergotong-royong antara banyak orang, kecuali dengan
menggunakan pancing, tombak, jala atau perangkap-perangkap, orang juga sering menangkap ikan
dengan cara meracuni air. Mengutip dari Bangun, Koentjaraningrat (1970:102)mengatakan bahwa pada
kebudayaan Batak menangkap ikan juga merupakan suatu mata pencaharian hidup yang penting.
Pekerjaan dilakukan exklusif oleh orang laki-laki dalam perahu-perahu lesung (solu) dengan jala, pancing
dan perangkap-perangkap ikan. Ikan dijual di pasar-pasar untuk dibawa ke kota-kota seperti Balige,
Belawan dan kota lainnya. Koentjaraningrat mengatakan bahwa penduduk pantai Utara Irian Jaya
memiliki kebudayaan mencari ikan yang merupakan pekerjaan orang laki-laki maupun wanita. Pada
penduduk pantai utara, mencari ikan memang merupakan matapencaharian pokok yang sama
pentingnya dengan mencari sagu. Di sinipun keluarga-keluarga baik suami-istri, atau paling banyak dua
keluarga batih, atau tiga-empat wanita, atau tiga-empat anak bersama-sama pergi ke rawa, sungai,
danau, atau laut dalam perahu-perahu lesung untuk memancing atau menombak ikan. Pancing yang
mempunyai tali nilon dan kail besi bisa dibeli di toko-toko Cina. Hingga kini ekonomi subsisten terus
dilakukan masyarakat baik di desa maupun di kota, contohnya kegiatan memancing di kolam, sungai,
danau, dan di laut, atau berternak ikan di halaman sekitar rumah yang hanya untuk dikonsumsi
Universitas Sumatera Utara 15 sendiri. Dapat dilihat ada pergeseran atau perubahan pola pikir dan
sudut pandang masyarakat mengenai kegiatan ekonomi antara laki-laki dan perempuan. Pada masa
dahulu perempuan ikut serta dan berkewajiban dalam kegiatan mencari makanan seperti memancing
atau menangkap ikan dengan cara lain. Dewasa ini menjadi pandangan tabu pada masayarakat jika
melihat perempuan memancing baik di kolam, sungai, danau, dan laut. Kini kegiatan memancing hanya
digeluti oleh laki-laki saja. Perekonomian subsisten sudah dilakukan pada masa pemburu-peramu.
Mereka memenuhi kebutuhan biologis dari segala tumbuhan dan hewan di alam lingkungan yang
dilakukan secara rutin. Memancing merupakan salah satu budaya berburu pada masyarakat yang
mencari makanan di alam air. Kegiatan pemburuperamu tidak hanya dilakukan orang laki-laki tetapi juga
orang perempuan ikut serta mencari makanan. Mengutip pandangan Sahlins, Koentjaranigrat(1981:126)
mengemukakan streotipe mengenai laki-laki sebagai pemburu sangat menyesatkan. Dikalangan
Aborigin Australia, Bushmen orang-orang kerdil di Afrika Tengah, Negrito di Malaysia, mengumpulkan
sayur-mayur dan berburu binatang kecil-kecil yang dilakukan kaum wanita, sangat penting artinya bagi
subsistensi sehari-hari Ikan hasil memancing, sangat bagus apabila langsung dikonsumsi karena ikan
yang dipancing masih hidup, segar, dan belum terkontaminasi dengan zat-zat pewanget. Dari sudut ilmu
kesehatan lingkungan untuk makanan yang sehat perhatian terutama ditujukan pada hygiene dan
sanitasi makanan tersebut, yakni bagaimana mengusahakan agar makanan tidak sampai Universitas
Sumatera Utara 16 cemar atau tidak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan (Azrul,
1983:134). Kesehatan bukan saja dilihat dari mengkonsumsi ikan hasil pancingan yang didapat.
Kesenangan dan suasana hati yang bahagia saat melakukan suatu kegiatan yang disenanginya juga
menjadi faktor seseorang itu sehat. Seperti ungkapan Mofris, Muzaham(1995:224) menjelaskan bahwa
kesadaran seseorang terhadap lingkungan tidak berperah dalam peristiwa kontak antara manusia
dengan agen penyakit. Kesenangan berkebun mungkin mengurangi kemungkinan seseorang untuk
mendapat sakit jantung. Akan tetapi, sebenarnya tergantung pula pada perasaan seseorang itu,
apakah ia senang, benci atau masa bodoh dengan kegiatan tersebut. Sama halnya dengan memancing,
para penghobi memancing melakukan kegiatan memancing dengan rasa bahagia walaupun harus
menghabiskan waktu untuk menunggu sampai dimakan ikan. Singkatnya, faktor persepsi dan faktor
emosional dalam kegiatan berpengaruh pada kesehatan seseorang. Reproduksi budaya pada kegiatan
memancing tetap berlanjut hingga sekarang, dimana eksistensi memancing terus berlanjut dan
berkembang. Dari generasi ke generasi kegiatan mancing tetap diwariskan sehingga masyarakat tetap
terus menggeluti kegiatan mancing baik sebagai hiburan, dan olah raga. Reproduksi budaya sama halnya
dengan reproduksi sosial, yang artinya suatu proses ketika suatu generasi menghasilkan generasi yang
memiliki karakter yang sama (Martono, 2012:312). Universitas Sumatera Utara 17 Seiring
perkembangan zaman, banyak hal mengenai kegiatan memancing yang berkembang di tengah-tengah
masyarakat. Bukan saja mengenai kegiatan mancing yang kini cenderung hanya kaum laki-laki yang
melakukannya, tetapi juga mengenai perkembangan motivasi para pemancing. Bertambahnya variasi
motivasi para pemacing menjadikan perkembangan kegiatan memancing, yang dimana kegiatan
memancing tidak hanya dilakukan untuk kegiatan ekonomi saja tetapi juga sebagai hiburan, olah raga,
hobi, dan kompetisi bahkan menjadi ajang taruhan (judi). Perkembangan kegiatan mancing kini semakin
tampak tren dan semakin kompleks. Dapat dikatakan terjadi transformasi kebudayaan dalam budaya
memancing yang ada ditengah, masyarakat khususnya di Kota Medan. Seperti yang dikatakan Abdullah
(2006:36) bahwa proses transformasi juga terlihat dalam kenyataan bahwa setiap orang menjadi
terbiasa menerima perbedaan-perbedaan, yang tampak dari pergeseran sikap dimana masyarakat
menjadi lebih permisif terhadap berbagai penyimpangan9 9 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
prilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat ( .
Berkembangnya eksistensi memancing membuat memancing terdiri dari berbagai jenis salah satunya
adalah memancing arena yang sifatnya mengarah pada taruhan atau judi. Adanya biaya tambahan
selain tarif, yang disebut sum sampingan, yang nantinya akan didapatkan bagi pemancing yang
mendapatkan ikan terberat yang sudah ditentukan atau ikan tercepat.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang) diakses pada tanggal 15/7/2014. Universitas
Sumatera Utara 18 Agar terciptanya suasana memancing yang menyenangkan, pemancing bukan saja
membutuhkan kolam ikan, dan peralatan untuk memancing. Lingkungan yang bersih, serta lingkungan
kolam yang dipenuhi pepohonan yang rindang dan sejuk juga sangat mempengaruhi relaksasi tubuh saat
memancing. Hal ini akan menjadikan ketergantungan pemancing pada pohon yang secara langsung
menyadarkan bahwa pentingnya melestarikan pepohonan di lingkungan. Antara lingkungan dan perilaku
masyarakat memang saling terkait. Perilaku masyarakat akan membentuk kualitas lingkungan, namun
sebaliknya juga dapat terjadi yakni kualitas lingkungan mampu membentuk perilaku masyarakat. Teori
tentang budaya jelas menggambarkan keterkaitan yang erat antara tata nilai dan perilaku penduduk
(Amsyari, 1996:141). Menurut Soerjani, Rofiq Ahmad, dan Rozy Munir (1987:12-13), makhluk hidup
secara keseluruhan merupakan penyebab utama terjadinya berbagai perubahan dalam sistem
kehidupan. Namun semenjak dahulu kala, kecuali manusia, makhluk hidup yang lain itu menjadi
penyebab timbulnya perubahan secara alami, yang bercirikan keajegan, keseimbangan, dan keselarasan.
Sedangkan manusia mempunyai potensi dan kemampuan untuk merubahnya secara berbeda, karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai khususnya, serta perkembangan
kebudayaan pada umumnya. Seringkali perubahan itu sangat kolosal, drastis, bahkan dramatis. Oleh
karena itu, hakikat pokok pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia itu adalah bagaimana manusia
melakukan upaya agar kualitas manusia makin meningkat, sementara kualitas lingkungan juga makin
baik. Universitas Sumatera Utara 19 Memancing merupakan kegiatan olah raga yang mempunyai
hubungan yang erat dan saling berkaitan dengan pranata-pranata sosial dan budaya yang ada di dalam
masyarakat yang bersangkutan. Mengulas pernyataan Lueschen dalam kutipan Suparlan (1977:24),
pranata merupakan sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang
mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan
manusia dalam masyarakat. Selanjutnya Suparlan menyatakan sebagai suatu bagian yang integral dari
masyarakat, kegiatan-kegiatan olah raga yang ada pada suatu masyarakat sebetulnya dapat juga dilihat
sebagai suatu refleksi atau pencerminan dari pola kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Lebih
lanjut menjelaskan bahwa pola-pola persaingan, konflik, dan kooperasi yang ada didalam suatu kegiatan
olah raga, begitu juga tingkah laku mereka yang sedang bertanding didalam mentaati aturan-aturan
pertandingan, sebenarnya berasal dari dan telah menggunakan model-model yang terdapat pada
proses-proses sosial dan sistem-sistem sosial-budaya yang ada didalam masyarakat yang
bersangkutan.Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi suatu kegiatan atau tindakan olah raga, yaitu
suatu tindakan organik dari tubuh manusia, adalah sistem-sistem sosial-budaya. Sistem sosial-budaya itu
merupakan reference systems, yaitu merupakan suatu rangkaian model-model cognitive atau
pengetahuan yang terdapat pada berbagai tingkat kesadaran manusia. Berkembangnya orientasi para
pemancing yang ingin mencari hiburan serta mendapatkan surplus dibalik kehebatan mereka dalam
memancing. Kegiatan mancing kini lahir yang bersifat judi. Mengutip pandangan Kartini, Universitas
Sumatera Utara 20 Mudjijono(2004:23) menjelaskan bahwaperjudian adalah pertaruhan dengan
sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari
adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwaperistiwa permainan, pertandingan,
perlombaaan, dan kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995), judi adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan. Sedangkan berjudi
adalah mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dipermainan tebakan berdasarkan kebetulan dengan
tujuan mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta
semula. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana psal 303 ayat (3) mengartikan taruhan (judi) adalah
tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengharapan buat pemenang pada umumnya bergantung
kepada untung-untungan saja dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran
dan kebiasaan pemain10 1. Faktor Sosial dan Ekonomi . Menurut Papu(2002), diperoleh 5 (lima) faktor
yang amat berpengaruh dalam memberikan kontribusi pada perilaku berjudi. Kelima faktor tersebut
adalah: Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap
sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Tidaklah mengherankan jika pada masa
undian SDSB di Indonesia zaman orde baru yang lalu, peminatnya justru lebih banyak dari kalangan 10
Kitab Undang-Undang Hukum pidana Pasal 303 ayat (3) Universitas Sumatera Utara 21 masyarakat
ekonomi rendah seperti tukang becak, buruh, atau pedagang kaki lima. Dengan modal yang sangat kecil,
mereka berharap mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam sekejap
tanpa usaha yang besar. Selain itu, kondisi sosial masyarakat yang menerima perilaku berjudi juga
berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku tersebut dalam komunitas. 2. Faktor Situasional Situasi
yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, diantaranya adalah tekanan dari teman-teman
atau kelompok atau lingkungan untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran
yang dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon penjudi merasa tidak
enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang
dilakukan oleh para pengelola perjudian dengan salalu mengekspose para penjudi yang berhasil menang
memberi kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam perjudian adalah suatu yang biasa,
mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan menang sangat kecil).
Peran media massa seperti televisi dan film yang menonjolkan keahlian para penjudi yang seolah-olah
dapat mengubah setiap peluang menjadi kemenangan atau mengagung-agungkan sosok sang penjudi,
telah ikut pula mendorong individu untuk mencoba permainan judi. 3. Faktor Belajar Universitas
Sumatera Utara 22 Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku
berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan
menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-
waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang
mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat/diulangi bilamana diikuti oleh
pemberian hadiah/sesuatu yang menyenangkan. 4. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan
Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang
menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan
perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang.
Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada
kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang
diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan
sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran:kalau sekarang belum menang pasti
dikesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya. 5. Faktor Persepsi terhadap Keterampilan
Penjudi yang merasa dirinya sangat terampil dalam salah satu atau beberapa jenis permainan judi akan
cenderung menganggap bahwa keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena
keterampilan yang dimilikinya.Mereka menilai keterampilan yang dimiliki akan membuat Universitas
Sumatera Utara 23 mereka mampu mengendalikan berbagai situasi untuk mencapai kemenangan
(illusion of control). Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana kemenangan yang diperoleh
karena keterampilan dan mana yang hanya kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian
tidak pernah dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai hampir menang, sehingga mereka
terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti akan didapatkan. Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana pasal 303 ayat (3) mengartikan taruhan (judi) adalah tiap-tiap permainan yang
mendasarkan pengharapan buat pemenang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja
dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran dan kebiasaan pemain.Dari
pengertian di atas maka ada tiga unsur agar suatu perbuatan dapat dinyatakan sebagai taruhan, yaitu
adanya unsur: 1. Permainan/perlombaan. Perbuatan yang dilakukan biasanya berbentuk permainan
atau perlombaan. Jadi dilakukan semata-mata untuk bersenangsenang atau kesibukan untuk mengisi
waktu senggang guna menghibur hati. Jadi bersifat rekreatif. 2. Untung-untungan. Artinya untuk
memenangkan permainan atau perlombaan ini lebih banyak digantungkan kepada unsur
spekulatif/kebetulan atau untunguntungan. Faktor kemenangan yang diperoleh dikarenakan kebiasaan
atau kepintaran pemain yang sudah sangat terbiasa atau terlatih. 3. Ada taruhan dalam permainan atau
perlombaan ini ada taruhan yang diberlakukan oleh para pihak pemain atau bandar. Baik dalam bentuk
uang Universitas Sumatera Utara 24 ataupun harta benda lainnya. Akibat adanya taruhan maka tentu
saja ada pihak yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Unsur ini merupakan yang paling utama untuk
menetukan apakah sebuah perbuatan dapat disebut sebagai judi atau bukan. Dari uraian diatas maka
jelas bahwa segala perbuatan yang memenuhi kegitan unsur di atas, meskipun tidak disebut dalam
Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1981 adalah masuk kategori judi, meskipun dibungkus dengan
nama-nama yang indah sehingga dapat dilihat seperti sumbangan. Berdasarkan kajian UU tersebut,
taruhan yang ada didalam kegiatan mancing dapat dikatakan sebagai judi sesuai dengan ketiga unsur
tersebut. 1.3.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini yaitu apa orientasi memancing bagi kalangan pemancing saat ini?
Permasalahan inidijabarkanke dalam 4 (empat) bentuk pertanyaan penelitian yaitu : 1. Apa makna
memancing menurut para pemancing? 2. Hal apa yang mendorong pemancing untuk melakukan
kegiatan memancing? 3. Jenis memancing apa yang diminati para pemancing dalam melakukan aktivitas
memancing? Universitas Sumatera Utara 25 4. Berapa dan biaya apa saja yang dikeluarkan dalam
aktivitas memancing sesuai dengan jenis memancing yang cenderung dilakukan pemancing? 1.4.Lokasi
Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kolam pancing di kota Medan yang mana satu mewakili kolam
yang bersifat hiburan dan satunya kolam pancing yang bersifat kompetisi. Kolam pancing yang bersifat
hiburan yaitu kolam pancing Paya Buah yang berada di Jln. Sakura Raya No. 62 B. Kolam pancing yang
bersifat kompetisi yaitu kolam pancing Deep zone yang berada di Jln. Flamboyan Raya Tj. Selamat.
Kolam pancing Paya Buah dan Deep zone ini dipilih peneliti menjadi tempat penelitian karena
merupakan kolam pancing yang cukup ramai dikunjungi para pemancing dari berbagai kalangan dan dari
daerah yang jauh. Untuk kolam pancing Paya Buah dan Deep zone pengunjungnya mencapai sekitar 100
orang perhari. 1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
untuk mengungkapkan kegiatan memancing sebagai suatu hiburan dan sebagai kegiatan taruhan yang
kini semakin eksis di masyarakat, menjelaskan orientasi para pemancing yang hobi memancing dan
menjadikan suatu budaya dalam dirinya. Selain itu, penelitian ini berusaha untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat bahwa kegiatan memancing memiliki banyak manfaat. Memancing
merupakan kegiatan yang Universitas Sumatera Utara 26 positif yang mana banyak hal yang kita peroleh
dari segi olahraga, hiburan, ketenangan dan kesehatan emosional yang terlatih secara tak langsung. Hal
lain yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mempublikasikan kepada masyarakat kota
tentang pentingnya melakukan kegiatan mancing yang baik untuk kesehatan. Habisnya waktu bekerja
ditengah keramaian kota sehingga manusia butuh hiburan dengan suasana yang tenang, sejuk, yang
jauh dari keramaiaan hal ini sangat baik untuk perkembangan jiwa manusia. Penelitian ini juga bertujuan
untuk mengungkapkan strategi dan rahasia keberhasilan dalam memancing ikan. Secara tidak langsung,
memancing menjadi suatu alat menyampaikan kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga
lingkungan baik di darat maupun di dalam air. Suatu penelitian selain memiliki tujuan sebagai dasar
dalam proses kegiatannya juga dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai suatu usaha penelitian antropologi dalam melihat fenomena kegiatan memancing di Kota
Medan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan,
serta sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum, pemerintah dan pihak-pihak yang membutuhkan
terkait dalam melihat budaya memancing yang berkembang dan berdampak positif bagi masyarakat,
khususnya di Kota Medan. 1.6. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode etnografi dalam
melakukan penelitian. Spradley (1997) menjelaskan bahwa yang menjadi ciri khas metode etnografi
Universitas Sumatera Utara 27 adalah bersifat holistic-integratif (saling berkaitan dan menyatu), thick
description (pendeskripsian yang mendalam), dan analisis kualitatif untuk mendapatkan natives point of
view (sudut pandang dari masyarakat yang diteliti). Dengan menggunakan metode etnografi maka
penulis berinteraksi langsung dengan masyarakat yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil pengamatan dituangkan dalam bentuk kata-kata, bentuk tulisan
yang ilmiah. 1.6.1. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi Observasi adalah pengamatan
langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian. Pengamatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengamatan terlibat (observasi partisipasi)11 Observasi yang dilakukan bertujuan
untuk mendukung data hasil wawancara, dengan melakukan observasi partisipasi penulis mendapatkan
data yang benar tanpa ada rekayasa. Hasil observasi akan dituangkan ke dalam catatan . Agar penulis
dapat mengamati, mendengarkan dan mencatat gejala yang tampak pada kegiatan para pemancing saat
memancing, penulis terjun langsung kelapangan ikut memancing bersama pemancing yang lainnya demi
bisa melihat realita yang terjadi mengenai orientasi para pemancing dalam melakukan aktivitas
memancing pada lokasi kolam pancing. Kolam pancing tempat penelitian penulis yaitu kolam pancing
Paya Buah yang berada di Jln. Sakura Raya No. 62 B dan kolam pancing Deep Zone yang berada di Jln.
Flamboyan Raya Tj. Selamat. 11 Pengamatan terlibat (observasi partisipasi) yaitu pengamatan yang
berinteraksi dengan informan, dan dahulu menjalin hubungan baik (raport) dengan informan yang
hendak diteliti (Danandjaja, 1994:104-105) Universitas Sumatera Utara 28 lapangan. Demi melengkapi
data yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibutuhkan, penulis menggunakan data
kepustakaan. Data kepustakaan diperoleh dari berbagai media, baik berupa buku, majalah, maupun
media elektronik seperti televisi, dan internet. Penulis juga membangun rapport (menjalin hubungan
baik dengan informan), dengan bersikap ramah dan mau ikut bercanda merupakan cara penulis menjalin
hubungan baik. 2. Teknik Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancaramendalam12 Penulis tidak memberikan batasan saat wawancara dengan informan,
sebelumnya penulis melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud
dan tujuan penulis, agar informan tidak merasa curiga . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data
yang lebih akurat dan mendalam. Mengumpulkan informasi dengan cara menanyakan secara langsung
tatap muka dengan informan. Dalam melakukan wawancara penulis juga membutuhkan dan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Pedoman wawancara ini diperlukan sebagai
point-point pertanyaan penting yang akan dilakukan dilapangan. Penulis juga menggunakan alat bantu
seperti perekam dengan menggunakan aplikasi dari handphone karena penulis menyadari keterbatasan
dalam menghimpun semua data, sehingga alat perekam diperlukan untuk membantu penulis untuk
merekam semua informasi saat wawancara berlangsung. 12Bungin (2011:111)menyatakan bahwa
wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama. Universitas Sumatera
Utara 29 atau segan-segan memberikan informasi kepada penulis. Wawancara ditujukan kepada pemilik
kolam pancing dan kepada beberapa para pemancing. Selain itu juga penulis mewawancarai pihak-pihak
terkait seperti pegawai kolam pancing tersebut yang juga mengetahui informasi tentang meman 1.7.
Rangkaian Pengalaman Penelitian Dari awal sebelum melakukan penelitian (pra-penelitian) penulis
sudah mengamati keberadaan kolam pancing dan karasteristik masyarakat yang memancing. Penulis
sudah mengenal memancing sejak kecil, karena penulis lahir di tengah keluarga yang memiliki hobi
memancing, mulai dari ayah, ibu, abangabang sepupu, dan keluarga atau kerabat lainnya. Sewaktu
masih kecil, tepatnya duduk di sekolah dasar, penulis sering dibawa rekreasi ke tempat memancing oleh
keluarga. Masa itu kolam pancing belum banyak dan daerah yang marak serta terkenal dengan kolam
pancingnya adalah daerah Namorambe. Penulis juga sering dibawa untuk rekreasi mancing ke sungai.
Saat itu, air dan lingkungan sungai masih sangat bersih, sehingga ikannya juga masih banyak. Mulai SD
hingga SMP, penulis sering ikut ayah mancing di kolam pancing. Namun setelah SMA penulis mulai
merasa malu, karena jarang sekali ditemukan anak gadis ikut memancing hingga akhirnya penulis
berhenti melakukan kegiatan memancing. Melihat perkembangan eksistensi mengenai memancing, baik
dari jumlah peminat memancing yang bertambah dan jumlah kolam pancing yang bertambah banyak.
Hal eksistensi memancing merupakan penyebab timbulnya ide penulis untuk menjadikan kegiatan
memancing sebagai topik penelitian. Penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di dua kolam
pancing yang berbeda tipe Universitas Sumatera Utara 30 atau jenisnya akibat dari orientasi masyarakat
melakukan memancing yang berbeda dan berkembang. Penulis memilih kolam pancing Paya Buah dan
kolam pancing Deep Zone yang terkenal dan memiliki banyak pengunjung yang mana pengunjung
terebut sudah menjadi pengunjung tetap atau setia. Pertama kali penulis berkunjung ke kolam pancing
Deep Zone untuk meminta izin melakukan penelitian di kolam pancing tersebut. Penulis sangat kaget
dan heran melihat para pemancing membawa banyak umpan dengan ukuran kira-kira 5 kg per
bungkusnya, rata-rata pemancing membawa lebih dari satu bungkus umpan. Penulis semakin penasaran
melihat pemancing yang memasang dua umpan di pancingnya, satu umpan ukuran sebesar satu buah
guli yang disangkutkan di mata kail dan umpan yang satu lagi sebesar sepuluh buah guli yang di bulatkan
bersama timah pancing. Hal-hal seperti ini tidak pernah penulis ketahui sebelumnya, banyak tehnik
memancing yang di kolam pancing Deep Zone ini yang sebelumnya tidak diketahui penulis. Penulis
melihat pengunjung kolam pancing Deep Zone sangat banyak dibandingkan dengan kolam pancing yang
lain yang sejenis dan melihat aktivitas para pemancing dalam memancing dengan berbagai persiapan
dan perlengkapanya. Para pemancing sangat bersemangat karena melihat air kolam yang bersih,
ditambah pancurannya ditengah kolam yang panjangnya sepanjang kolam pancing. Pengunjung kolam
pancing ini juga dari berbagai kalangan dan dari berbagai daerah tempat tinggal yang jaraknya cukup
jauh. Kolam pancing ini juga dilengkapi berbagai fasilitas yang sangat lengkap untuk memuaskan para
pemancing. Melihat hal ini penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di kolam pancing Deep
Zone. Universitas Sumatera Utara 31 Selanjutnya penulis pergi ke kolam pancing Paya Buah untuk
meminta izin melakukan penelitian. Sebelum minta izin untuk melakukan penelitian di kolam pancing
Paya Buah, penulis sudah sering mengamati jumlah pengunjung kolam pancing ini yang sangat ramai
setiap minggunya. Penulis juga sering mendapat dan membaca selebaran mengenai kolam pancing Paya
Buah yang akan mengadakan turnamen memancing dengan hadiah berbagai macam, baik berupa
benda, uang dan tropi. Pengalaman di Kolam Pancing Deep Zone Awalnya penulis mengunjungi kolam
pancing Deep Zone bersama adik sepupu. Penulis sangat merasa takut karena tidak pernah mengenal
pemilik kolam tersebut. Namun paman penulis sering memancing di kolam pancing tersebut sehingga
pemilik kolam sudah kenal dekat dengan paman. Hal itu menjadi modal untuk diberikannya izin
melakukan penelitian di kolam tersebut. Kehadiran penulis dengan adik sepupu disambut dengan
tatapan bingung yang terpancar di wajah dari setiap orang yang ada di kantin kolam itu. Ketika kami
datang kebetulan sekali Pak Alwan selaku pemilik kolam ada di tempat sedang duduk-duduk bersama
pegawainya dan beberapa orang pemancing. Kami pun langsung bersalaman dan menyampaikan
maksud dan tujuan penulis datang ke kolam pancing tersebut. Ternyata Pak Alwan merespon dengan
baik, sehingga penulis di perbolehkan dan boleh hadir kapan saja untuk melakukan penelitian. Saat kami
bercerita, teh manis dingin dihidangkan oleh salah satu pegawai, penulispun merasa segan dengan sikap
baik pemilik kolam.Setelah sedikit bercerita, kami minta izin untuk melihat-lihat pemancing secara
dekat. Penulis Universitas Sumatera Utara 32 memperhatikan salah satu pemancing, melihat umpan
yang digunakan, dan sambil wawancara. Setelah merasa cukup, kami kembali ke kantin untuk
berpamintan dengan Pak Alwan. Hari berikutnya penulis datang bersama ayah, dengan perlengkapan
alat tulis, handphone untuk aplikasi perekam dan tulisan dengan poin-poin pertanyaan. Hari ini penulis
bertujuan untuk mewawancarai pemilik kolam, untuk mencari data mengenai sejarah kolam, peraturan
kolam dan fasilitas kolam. kedatangan kami disambut dengan senyum oleh pemilik kolam, saat itu pak
Alwan sedang duduk disebuah pondok di halaman kolam pancing tersebut. Ayah membuka pembicaraan
dengan memperkenalkan diri dan bertutur berhubung sama-sama suku karo. Setelah itu penulis
memulai wawancara dengan Pak Alwan, beliau bercerita secara sistematis mengenai terbentuknya
kolam pancing tersebut, alasan awal membuat kolam dan jawaban-jawaban dari pertanyaan penulis.
Setelah selesaimewawancarai, ayah dan pak Alwan bercerita kembali, sembari itu penulis mengamati
kegiatan memancing yang sedang berlangsung sambil mengingat pertanyaan apalagi yang penting yang
harus ditanyakan. Setelah menuliskan data yang didapatkan, penulis ingin mencari data mengenai
pemancing. Penulis berkunjung kembali, ketika sampai dan menemui Pak Alwan, beliau langsung
bertanya apalagi yang kam butuhkan, untuk data ndu. Dengan senang hati penulis langsung
menyampaikan maksud dan tujuan yaitu ingin mewawancari pemancing. Kebetulan sekali di kantin
tersebut ada Pak Nainggolan yang sedang mempersiapkan umpan. Pak Alwan langsung meminta Pak
Nainggolan untuk membolehkan penulis mewawancarainya. Pak Alwan juga Universitas Sumatera Utara
33 langsung menyuruh penulis untuk meminta minum di kantin. Penulis menjadi merasa segan karena
perlakuan baik yang diberikan Pak Alwan, hal tersebut membuat penulis merasa sangat dihargai.
Kemudian penulis menyapa Pak Nainggolan dan memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum
melakukan wawancara. Sebelum mewawancarai, Pak Nainggolan lebih dahulu menanyai penulis dengan
pertanyaan, Untuk apa, kenapa mengangkat topik memancing. Apa hubungannya memancing dengan
jurusan antropologi?. Selama mewawancarai, penulis juga mengamati peralatan pancing milik beliau
itu. Ketika ingin mengambil foto justru bapak itu yang bergerak menyusun peralatannya agar lebih bagus
difoto dan kelihatan jelas hasilnya. Penulis sangat senang melakukan penelitian di kolam tersebut
karena kehadirannya diterima dan direspon dengan baik, sehingga tidak merasakan kendala dalam
mencari data. Penulis tidak hanya mencari data dari para pemancing saja, tetapi juga dari pegawai
kantin. Penulis sering bertanya kepada pegawai di kolam pancing, baik itu pegawai kantin maupun
pegawai panitia seperti tukang tanggok. Penulis mewawancarai pegawai kolam karena penulis merasa
mereka juga banyak tahu mengenai memancing karena profesi mereka terkait hal memancing.
Kehadiran terakhir penulis bersama teman-teman kampus, yaitu; Juju, Nuri, dan Eby. Seperti biasa,
penulis melihat Pak Nainggolan sedang duduk mempersiapkan alat pancing dan umpannya. Pak
Nainggolan merupakan pemancing setia di kolam Deep Zone dan hadir lebih cepat dibandingkan dengan
pemancing lainnya. Penulis simpati melihat para pemancing karena penulis suka Universitas Sumatera
Utara 34 dengan pergaulan para pemancing.Walaupun mereka punya profesi bagus tetapi ketika di
kolam pancing mereka tidak memandang perbedaan.Mereka merasa sama dengan yang lain dan tidak
sombong. Segera penulis menyalami pak Nainggolan, dan sedikit bercerita-cerita sama bapak itu. Bapak
itu menawari kami minum sebelum kami memesan, pegawai kantin memberikan kami 4 buah minuman
hydro coco. Penulis jadi merasa segan, si Nuri berkata enak kali kam ya nde, kam yang penelitian disitu
kam pula yang dikasih minum. Penulis sebenarnya segan kalau diperlakukan seperti itu, jadi merasa
tidak enak, tetapi apa boleh buat rezeki tidak boleh ditolak. Maksud dan tujuan kedatangan penulis
kali ini ingin mengambil foto, ingin mewawancari sedikit Pak Alwan karena ada beberapa data yang
kurang, dan sambil meminta izin bahwa penelitian yang penulis lakukan telah selasai. Penulis juga
menyempatkan bertanya kepada beberapa pemancing guna menambah informan. Sampai pada show
memancing dimulai, kami pun ke kolam pancing melihat para pemancing yang bergantian menarik
pancingnya. Teman-teman penulis sibuk berfoto, di samping para pemancing. Syukurnya para
pemancingpada baik, tidak marah walaupun merasa terganggu dengan kehadiran kami yang beramai-
ramai berfoto, bertanya-tanya, dan buat berisik. Di kolam pancing Deep Zone ini penulis tidak ikut serta
memancing, karena jenis pemancingan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang
berpengalaman, yang ingin melatih kemampuannya dengan berkompetisi, dan ada yang ingin
memenangkan hadiahnya istilahnya berjudi, karena tarif satu kali show biayanya minimal Rp300.000
dan ikan hasil pancing tidak dibawa pulang. Universitas Sumatera Utara 35 Hal demikian membuat
penulis enggan untuk ikut memancing, penulis hanya memperhatikan para pemancing secara dekat dan
langsung, duduk di samping pemancing saat kompetisi memancing dimulai. Pengalaman di Kolam
Pancing Paya Buah Awalnya penulis datang ingin memancing bersama ayah kebetulan saat itu hari sabtu
dan ayah tidak masuk kantor. Kami datang pukul 09:00 pagi, kami memancing di kolam harian. Saat
kami memancing penulis bertanya kepada ayah, pa kolam serbu jam berapa dimulai, berapa tarifnya,
berapa jam pa?. Ayah penulis bertanya kepada pemilik kolam, saat ayah memesan minum kekantin.
Kolam serbu ikan emas mulai show pertama pukul 12:00 siang, penulis pun diberi izin ayah untuk ikut
memancing di kolam serbu. Saat duduk di sisi kolam, semua mata para pemancing melihat penulis dan
sepertinya menyimpan pertanyaan yang terpancar di wajah mereka. Penulis sudah merasakan hal itu
bakal terjadi, untungnya ayah mengajari penulis sebelum show dimulai. Ayah juga sedikit
menyampaikan kepada pemancing yang ayah kenal bahwa penulis sedang menyusun skripsi mengenai
memancing. Ini pengalaman pertama penulis memancing di kolam pancing serbu, tatacaranya tidak
diketahui sama sekali.Namun penulis tidak segan untuk bertanya kepada pemancing yang ada di kanan-
kirinya. Saat show memancing berlangsung kurang lebih 20 menit penulis menarik satu ikan yang
memakan pancing. Dengan gugup penulis sibuk memanggil ayah untuk meminta tanggok ayah pun
berlari membawakan tanggok namun suara pemancing yang lain terdengar dan bilang, tidak boleh
menggunakan tanggok. Penulis spontan menjawab jadi pake apa ini Universitas Sumatera Utara 36
ngeluari ikannya? Pemancing yang di sebelah kiri penulis menjawab pake tangan dek, dan bapak itu
pun segera jongkok dan mengangkat ikan penulis dari kolam. Hal itu membuat penulis merasa senang
karena menjadi orang pertama yang mendapatkan ikan. Merasa ini permulaan yang baik karena
memberikan kesan, dan pemancing yang lain juga mengeluarkan candaannya kepada pemilik kolam
wak yung, ini ikannya jantan ya, makanya maunya makan pancing cewek, lain kali belik yang betinalah
wak yung candaan pemancing. Pemancing sebelah kiri penulis juga heran melihat penulis kamu pintar
mancing juga ya dek, kok bisa tau ikan makan pancingnya, soalnya ikan emas ini kan payah
memancingnya, karena cara makannya berbeda dengan ikan lain, lebih sulit. Penulis sambil tersenyum
menjawabnya sedikit tau pak, karena dulu waktu kecil hobi memancing ikan emas juga, awalnya saya
pun ragu tadi itu pancing saya dimakan atau disenggol doang sama ikannya . Kurang lebih lima belas
menit kemudian pancing penulis dimakan ikan emas lagi, para pemancing yang lain juga heboh dan
salah satu pemancing yang merupakan teman ayah penulis memberitahukan kepada ayah. Kali ini yang
mengeluarkan ikan penulis bapak yang ada disebelah kiri penulis lagi, yaitu Pak Kamto namanya. Penulis
semangkin merasa bersahabat dengan bapak itu, sambil memancing kami pun sambil bercerita dan
sambil mewawancarainya. Ketiga kalinya pancing penulis dimakan ikan tapi sayang sekali, saat
menariknya tali pancing penulis putus, katanya terlalu dipaksa narik ikannya. Memang ikannya cukup
besar yang dimasukkan sebelum show dimulai, yang 2 ekor di dapat juga besar-besar. Penulis sudah
merasa asyik sampai lupa makan, Universitas Sumatera Utara 37 dan tidak merasa lapar. Hari ini hanya
membawa ikan dua ekor, di kolam harian ayah tidak mendapat ikan, dan dapat dihitung hanya beberapa
orang kami yang memancing di kolam serbu mendapat ikan. Penulis sudah merasa ketagihan, siang itu
penulis merasa jenuh dirumah sekitar pukul 11:00 ibu penulis menyarankan untuk memancing sambil
mencari data, tetapi penulis merasa malu karena harus pergi sendiri memancing. Ibu memberi semangat
dan bilang gak perlu malu, yang penting kita gak macammacam lagian ini juga untuk kepentingan
kuliah. Ibu pun membuatkan penulis umpan memancing. Kali ini penulis pergi sendiri memancing,
kehadiran penulis masih di anggap tabu, dan membuat para pemancing heran. Penulis ketemu satu
orang yang dikenal yaitu onat, seorang pegawai kolam pancing Prin beberapa tahun yang lalu masa
penulis masih SMP. Onat menjadi teman penulis saat memancing, menjadi teman ngobrol. Kebetulan
penulis merasa takut karena ada seorang pemuda yang mendekati saat penulis sedang memancing, dan
dia juga memesankan minuman untuk penulis, dan juga sedikit menggombal. Hal ini sangat buat penulis
merasa tidak nyaman dan terganggu. Seorang pemancing di samping penulis mewawancarai penulis dan
sampai pada pertanyaan apa hubungannya jurusan antropologi dengan memancing? Dalam hati
penulis sudah timbul rasa malas untuk menjelaskannya, tetapi penulis juga merasa hal ini penting untuk
diberi tahu agar tidak terjadi salah paham, atau tebak-tebakan yang pada akhirnya menimbulkan
jawaban yang salah. Sampai sore ikannya belum memakan pancing penulis, ayah datang setelah pulang
kantor, dan menggantikan penulis. Penulis ke kantin untuk makan Universitas Sumatera Utara 38 dan
sambil ingin mewawancarai pemilik kolam. Setelah mewawancari pemilik kolam, penulis duduk sambil
mengobrol dengan pemancing serbu ikan lele yang sedang makan, juga salah satu pegawai kolam
pancing tersebut. Sebelumnya penulis dahulu yang mereka wawancarai, kelas berapa, dan kenapa
memancing. yah lagi-lagi saya dianggap anak SMA, oleh mereka. Hari ini tidak membawa ikan pulang
tetapi penulis membawa data. Hari berikutnya penulis memancing bersama ayah, penulis semakin akrab
dengan suasana dan para pemancing. Penulis tidak segan mengajak ngobrol sambil memancing
pemancing yang di sebelah. Bapak itu ternyata pegawai dinas kependudukan, masih pakaian kantor
langsung ke kolam pancing, yang semakin membuat penulis kaget rumah bapak itu di johor, tetapi
memilih memancing di kolam Tj. selamat, simpang melati. Ketika penulis tanya ada kolam pancing yang
dekat rumah bapak, jawab bapak itu ada tetapi saya lebih suka memancing disini, karena lebih cocok
aja dan para pemancing disini sudah saya kenal jadi males kalau pindah-pindah lagi. Penulis juga
melihat banyak anak sekolah memancing, tetapi kebanyakan mereka memilih memancing di kolam
serbu ikan lele. Penulis melihat ada yang masih berpakaian seragam sekolah, dan bahkan ada yang
membawa pacarnya. Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai