Anda di halaman 1dari 12

PERBAIKAN PROSES PENENTUAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

1. Pengelompokan Isu Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan kesamaan


substansi dan pertimbangan sebab akibat, sehingga Tabel IV.2 diubah sebagai
berikut :

No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB


ADANYA WILAYAH RAWAN Area bencana tanah longsor semakin meluas karena lahan/lereng
BENCANA mudah longsor
Belum ada alat berat khusus untuk menangani bencana tanah
longsor
Jumlah pohon tumbang saat musim hujan meningkat
Pembentukkan desa tangguh bencana (Destana)
Pembentukkan sistem village untuk menangani pengungsi saat
terjadi letusan Merapi
Penyusunan peta rawan bencana
Masih adanya kawasan rawan genangan air
Masih adanya kawasan rawan banjir
Adanya struktur tanah yang memiliki kerentanan terhadap rawan
bencana
Masih adanya kawasan rawan bencana gunung meletus
Masih adanya kawasan rawan bencana
Masih adanya kawasan rawan kekeringan
Masih adanya kawasan rawan longsor dan erosi
Masih adanya kawasan rawan kebakaran hutan
Masih adanya kawasan rawan kebakaran kawasan industri
Masih adanya kawasan rawan kebakaran kawasan permukiman
Sistem pemanfaatan lahan di lereng gunung menggunakan sistem
teras miring sehingga menimbulkan resiko bencana longsor
Terjadinya pergeseran alur sungai di wilayah Kecamatan
Wonosegoro belum bisa tertangani karena kewenangan pusat
Perkembangan wilayah dan lalu lintas sehingga menimbulkan
tingkat kecelakaan meningkat

PERUBAHAN IKLIM Bergesernya musim hujan dan musim kemarau


Masih adanya ancaman resiko perubahan iklim
Menurunnya kualitas iklim
Meningkatnya suhu udara (panas)
Masih adanya emisi metan dari kotoran ternak
Masih adanya emisi metan dari pupuk pertanian/ pupuk urea
No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB
Kurang optimalnya pemanfaatan energi baru terbarukan
Kurang optimalnya sarana dan prasarana bidang energi
KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA Penghijauan di perkotaan
HIJAU
Industri-industri besar diharapkan mampu menyumbangkan
tanaman/penghijauan melalui CSR masing-masing
Masih terbatasnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Informasi terkait Damija dalam pengembangan infrastruktur
wilayah
Terbatasnya lahan pemakaman bagi warga pendatang
Perlunya Perbup untuk mengatur lebih rinci terkait dengan
penyelenggaraaan pemakaman

PERTAMBANGAN Kegiatan pertambangan di dekat permukiman, misalnya tanah


urug
Masih adanya eksploitasi sumberdaya tambang yang kurang
memperhatikan lingkungan
Masih ditemuinya kerusakan lingkungan akibat aktivitas
pertambangan di kawasan lindung
Masih ditemuinya kerusakan lahan akibat kegiatan pertambangan
Kegiatan tambang yang tidak sesuai izin pertambangan
Moratorium tambang Musuk, Cepogo, dan Selo, dalam peraturan
tidak boleh ditambang
Tingginya tingkat kerusakan jalan di wilayah Boyolali
ALIH FUNGSI LAHAN Menurunnya lahan-lahan produktif yang menjadi potensi
ketahanan pangan
Masih adanya alih fungsi penggunaan lahan pertanian ke non
pertanian
Adanya penurunan catchment area
Membumbungnya harga tanah
Persaingan lahan usaha peternakan dengan sektor usaha lain
Berkurangnya areal infiltrasi air tanah
Persaingan lahan usaha peternakan dengan sektor lain
Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
Tanah negara yang belum mempunyai status lahan
Masih adanya kekeliruan dalam pembagian batas wilayah
PRODUKTIFITAS PERTANIAN Masih kurangnya supply air baku untuk mendukung budidaya
kegiatan pertanian
Masih adanya ancaman OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian
Masih adanya ancaman terhadap penurunan produksi pertanian
Masih ditemuinya penurunan suplay air irigasi
Masih perlunya pembangunan embung sebagai penampung air
untuk irigasi
Peningkatan penggunaan alat mesin pertanian
Sulitnya merubah perilaku dalam hal penanaman
Peningkatan potensi kehilangan hasil dan penurunan kualitas hasil
PRODUKTIFITAS PETERNAKAN Rendahnya daya saing produk peternakan karena kurang promosi
No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB
Rendahnya harga komoditi susu menyebabkan penurunan
populasi sapi perah
Sulitnya kelompok ternak untuk mengakses permodalan
Tingginya harga daging sapi akibat berkurangnya stok sapi hidup
Tingginya harga pakan ternak/konsentrat, tidak seimbang dengan
harga jual susu sapi
Ancaman penyakit ternak strategis
Ancaman impor sapi membuat gairah peternak menurun
Belum adanya pusat-pusat pembibitan ternak di daerah/pedesaan
Belum optimalnya hasil IB
Fluktuasi harga produk peternakan yang tinggi
Isu penurunan populasi ternak utamanya sapi potong dan sapi
perah
Masih terdapatnya pemotongan ternak betina produktif
Menurunnya mutu genetik ternak akibat perkawinan sedarah
Pemahaman yang keliru tentang prinsip ekonomi untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli
aspek lain adalah akar munculnya penggelonggongan dan
penyembelihan di luar RPH
Rendahnya usaha pangan asal hewan yang memiliki sertivikat
NKV
Tidak ada perda khusus tentang peternakan dan usaha
peternakan
Kepedulian masyarakat akan kualitas produk hewan yang ASUH
masih sangat rendah
Sulitnya mendapatkan pakan ternak hijauan pada musim kemarau
Berkurangnya fasilitas dinas untuk pelayanan publik seperti
rumah pemotongan hewan
Terbatasnya anggaran dinas
KEHATI Menurunnya keanekaragaman hewan
Penurunan biodiversity (keanekaragaman hayati)
Penurunan populasi jenis fauna/ tumbuhan yang dilindungi
Penurunan populasi jenis satwa liar yang dilindungi
PENCEMARAN OLEH KEGIATAN Untuk melaksanakan prinsip-prinsip green industry ( industri hijau
INDUSTRI yaitu industri yang harus ramah lingkungan atau tidak mencemari
lingkungan) hal ini diidentifikasikan dengan pemeriksaan limbah
industri secara berkala dan menggunakan IPAL sesuai dengan
aturan yang berlaku
Masih adanya IPAL industri yang fungsinya kurang optimal
Masih adanya limbah industri besar dan UMKM
Meningkatkan daya saing industri yang berwawasan lingkungan
dengan meningkatkan nilai tambah penerapan teknologi dan
standar produk
Belum adanya suatu kawasan yang pasti untuk pemusatan
kawasan industri
PENCEMARAN TANAH Masih adanya lindi TPA
Menurunnya tingkat kesuburan tanah
Kualitas bahan pangan menurun sebagai akibat
terjadinya/dampak pencemaran lingkungan
Penurunan kualitas tanah dan air, sehingga menurunkan
No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB
kesuburan tanah
KERUSAKAN LAHAN Masih adanya lahan kritis
PENCEMARAN UDARA Masih adanya emisi kendaraan
Masih adanya emisi metan dari sampah TPS dan TPA
Masih adanya emisi pabrik/industri
Masih adanya penurunan kualitas lingkungan (emisi gas buang)
Menurunnya kualitas udara
Masih adanya pembakaran sampah
PENCEMARAN AIR Masih adanya limbah domestic
Masih adanya penanganan air limbah rumah tangga yang belum
maksimal
Masih adanya limbah pertanian (penggunaan pupuk dan
pestisida)
Menurunnya kualitas air (air permukaan dan air bawah tanah)
Banyak bangunan industri dan peternakan di sempadan sungai
berakibat pada pencemaran
Masih ditemuinya penurunan kualitas sumberdaya air bersih
Masih adanya masalah pencemaran lingkungan
Masih ditemuinya degradasi lingkungan akibat aktivitas
masyarakat
PENURUNAN CADANGAN AIR Grand design saluran air untuk resapan air
TANAH
Masih ditemuinya penurunan sumber air baku
Menurunnya kuantitas air permukaan dan air bawah tanah
Menurunnya sumber mata air
Masih adanya sumur bor dalam pemenuhan kebutuhan air (misal
: industri, perumahan)
Penggunaan air irigasi yang boros (selalu menggenang)
Belum adanya pengawasan bangunan biopori dan sumur resapan
pada bangunan kantor
Instalasi pemanenan air hujan pada OPD (Organisasi Perangkat
Daerah) dan industri
Masih ditemuinya dibeberapa wilayah yang mengalami
kekurangan supply air baku
KETAHANAN PANGAN Belum optimalnya diversifikasi / penganekaragaman konsumsi
pangan masyarakat
Belum optimalnya pengembangan cadangan pangan bagi
masyarakat
Defersifikasi pangan ditingkat masyarakat masih banyak yang
belum mencerminkan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan
Aman)
Hilangnya budaya konsumsi pangan non beras di beberapa
wilayah
Komitmen dan implementasi dari kesepakatan Dewan Ketahanan
Pangan belum dilaksanakan dengan maksimal
Masih tingginya ketergantungan pada beras sebagai sumber
pangan karbohidrat
Sistem informasi harga pangan/pasar belum optimal
DEGRADASI BUDAYA Masih adanya degradasi seni dan budaya
Masih adanya pergeseran nilai budaya
No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB
KETENAGAKERJAAN Masih adanya masalah terkait kurangnya mutu sumberdaya
manusia (SDM)
Masih terjadinya penurunan lapangan kerja
Menurunnya motivasi kerja pegawai karena sulitnya
menterjemahkan berbagai aturan dan regulasi dengan
pelaksanaan di lapangan
Semakin berkurangnya jumlah SDM peternakan karena pension
Rendahnya motivasi generasi muda menjadi peternak
PENURUNAN MORAL Meningkatnya kriminalitas
Masih terjadinya tindak kriminalitas
Menurunnya etika dan kepekaan sosial
Terjadinya individualisme yang semakin meningkat
Masih adanya konflik sosial
KEMISKINAN Masih adanya kesenjangan pendapatan masyarakat
Masih adanya petani yang mengalami penurunan pendapatan
Masih adanya angka kemiskinan
Masih terdapatnya rumah tidak layak huni
Rendahnya pendapatan dan tingginya utang piutang
Masih adanya kesenjangan antar wilayah
Munculnya PKL di tempat kumuh
DAYA SAING INDUSTRI DAN UMKM Peingkatan bina usaha perdagangan, kelancaran sistem distribusi
barang, pemberdayaan konsumen, standarisasi, dan tertib ukur
Pengambangan variasi barang ekspor, peningkatan promosi
perdagangan dan penyederhanaan prosedur ekspor untuk
meningkatkan ekspor daerah
Peningkatan peran industri dan perdagangan pada sektor
perekonomian, serta perlunya peningkatan penggunaan sumber
daya lokal
PERDAGANGAN Pemerataan kesempatan berusaha dan meningkatkan partisipasi
perdagangan ekonomi lemah
Masih adanya penimbunan komoditas pangan oleh spekulan
terutama pada saat jelang hari raya
Terjadinya lonjakan harga komoditas bahan pangan tertentu pada
saat jelang hari raya sehingga daya beli masyarakat terhadap
pangan menurun
Perlu adanya lembaga yang memberikan perlindungan konsumen
dalam rangka pengembangan tertib niaga dan perlindungan
konsumen
Kenaikan harga sembako
Peningkatan ketersediaan sarana prasarana perdagangan yang
representative
KESEHATAN Masih adanya masalah kesehatan
Masih ditemukan kejadian penyakit (Misalnya : Cikungunya, dan
lain-lain)
Masih ditemukan kejadian penyakit demam berdarah yang
meningkat
Masih adanya kawasan rawan air minum
Masih terdapatnya lingkungan perumahan/permukiman kumuh
PERSAMPAHAN Masih adanya penanganan sampah yang belum terkelola
No Kesamaan Substansi Daftar Panjang Isu PB
Masih terbatasnya cakupan pelayanan sampah yang terangkut ke
TPA
Produksi sampah meningkat
Pembangunan TPA di wilayah Barat
Produksi sampah limbah B3

2. Pemusatan Isu PB berdasarkan aspek pembangunan berkelanjutan untuk


menghasilkan isu strategis

NO Isu PB yang sudah dikelompokkan Isu Strategis

A ISU LINGKUNGAN
ADANYA WILAYAH RAWAN BENCANA 1. Adanya wilayah rawan bencana
PERUBAHAN IKLIM 2. Pencemaran Udara dan perubahan iklim
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN OLEH KEGIATAN INDUSTRI 3. Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air
PENCEMARAN AIR
PENURUNAN CADANGAN AIR TANAH
KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU 4. Degradasi lahan akibat kegiatan budidaya
PERTAMBANGAN
ALIH FUNGSI LAHAN
PENCEMARAN TANAH
KERUSAKAN LAHAN
KEHATI
PERSAMPAHAN 5. Persampahan
B ISU SOSIAL BUDAYA
KESEHATAN 6. Kesehatan
DEGRADASI BUDAYA 7. Degradasi Budaya
PENURUNAN MORAL 8. Penurunan Moral
KETAHANAN PANGAN 9. Penurunan keberagaman konsumsi pangan
C ISU EKONOMI
PRODUKTIFTAS PERTANIAN 10. Produktifitas Pertanian
PRODUKTIFITAS PETERNAKAN 11. Produktifitas Peternakan
KETENAGAKERJAAN 12. Ketenagakerjaan
KEMISKINAN 13. Rendahnya pendapatan masyarakat
DAYA SAING INDUSTRI DAN UMKM 14. Daya saing industri dan UMKM
PERDAGANGAN 15. Perdagangan
3. Menentukan Isu Strategis yang terkait dengan Isu Tata Ruang

NO Muatan Tata Ruang Isu


Tujuan Pola Struktur Kawasan Arahan Ketentuan Tata
Gabungan Isu Ruang
Strategis PB Kebijakan Ruang Ruang Strategis Pemanfaatan Pengendalian
Strategi Ruang Pemanfaatan
Ruang
A Isu Lingkungan
1. Wilayah rawan V V V V V V YA
bencana
2. Pencemaran Udara V V V V V V YA
dan perubahan iklim
3. Penurunan Kualitas V V V V V V YA
dan Kuantitas Air
4. Degradasi lahan V V V V V V YA
akibat kegiatan
budidaya
5. Persampahan V V V V V V YA
B Isu Sosial Budaya
1. Kesehatan V V V V V V YA
2. Degradasi Budaya - - - - - - NO
3. Penurunan Moral - - - - - - NO
4. Penurunan V V V V V V YA
keberagaman
konsumsi pangan
C Isu Ekonomi
1. Produktifitas Pertanian V V V V V V NO
2. Produktifitas - - - - - - NO
Peternakan
3. Ketenagakerjaan - - - - - - NO
4. Rendahnya V V V V V V YA
pendapatan
masyarakat
5. Daya saing industri - - - - - - NO
dan UMKM
6. Perdagangan - - - - - - NO

Terdapat 9 (sembilan) Isu strategis yang terkait dengan penataa ruang :


A. Isu Lingkungan :
1. Adanya wilayah rawan bencana
2. Pencemaran Udara dan perubahan iklim
3. Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air
4. Degradasi lahan akibat kegiatan budidaya
5. Persampahan
B. Isu Sosial Budaya
1. Kesehatan
2. Penurunan keberagaman konsumsi pangan
C. Isu Ekonomi
1. Produktifitas Pertanian
2. Rendahnya pendapatan masyarakat
Catatan : masih ada kemungkinan perubahan

3. Kajian Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan berdasarkan pasal 9 (1)


sebagai baseline data

Bentuk narasi dengan memperhatikan/mengacu penjelasan pasal 9 (1) :

- Karakteristik Wilayah
- Tingkat pentingnya potensi dampak
- Keterkaitan antar isu Strategis PB

Bentuk tabel/ cek list :

- Tabel keterkaitan dengan materi muatan K/R/P


(mengulang tabel poin 3)

NO Muatan Tata Ruang


Tujuan Pola Struktur Kawasan Arahan Ketentuan
Isu Strategis PB Kebijakan Ruang Ruang Strategis Pemanfaatan Pengendalian
Strategi Ruang Pemanfaatan
Ruang
A Isu Lingkungan
1. Wilayah rawan V V V V V V
bencana
2. Pencemaran Udara V V V V V V
dan perubahan iklim
3. Penurunan Kualitas V V V V V V
dan Kuantitas Air
4. Degradasi lahan V V V V V V
akibat kegiatan
budidaya
5. Persampahan V V V V V V
B Isu Sosial Budaya
6. Kesehatan V V V V V V
7. Penurunan V V V V V V
keberagaman
konsumsi pangan
C Isu Ekonomi
8. Produktifitas Pertanian V V V V V V
9. Rendahnya V V V V V V
pendapatan
masyarakat

- Tabel keterkaitan dengan hasil KLHS K?R?P diatasnya (KLHS RPJMD dan
RTRW Prov. Jateng)
Isu Strategis PB Rekomendasi pada KLHS K/R/P diatasnya
1 2 3 4 .. 19
1
2
3
4

19 Point Rekomendasi KLHS Perubahan RPJMD Prov. Jateng 2013-2018

1. Meminimalkan penggunaan lahan pertanian produktif.


2. Memperhatikan kesatuan masyarakat secara sosial agar tidak terpisah.
3. Upaya peningkatan fungsi resapan air melalui penanaman pohon dan pembuatan drainase di
koridorjalan.
4. Memperhatikan kesesuaian dengan rencana tata ruang (pengendalian).
5. Intensifikasi pertanian melalui teknologi pertanian, (bibit unggul, sarana produksi pertanian dan
mekanisasi), pertanian organik, pertanian hemat air.
6. Pembuatan bendung dan embung dan saluran irigasi
7. Penerapan teknologi pengairan/tanam dengan pengairan intermittent (berselang) baik SRI
maupun SLPPT untuk meningkatkan indek penanaman
8. Memaksimalkan Rumija saat pelebaran jalan
9. Pemanfaatan kembali material jalan dengan menggunakan alat cold milling.
10. Peningkatan fungsi resapan air melalui penanaman pohon dan pembuatan drainase di koridor
jalan Penghijauan di sepanjang turus jalan
11. Menyusun tahapan penataan sarana dan prasarana pencegahan dampak
12. Mengoptimalkan infrastruktur irigasi, rawa, dan pengairan lainnya yang sudah ada melalui
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang memadai
13. Peningkatan partisipasi masyarakat (P3A/GP3A)
14. Pembangunan TPA harus menggunakan sistem sanitary land fill dan membanguna buffer zone
15. Untuk pengelolaan air baku harus memperhatikan kualitas air dan pengawasan perpipaan serta
memperhatikan kawasan re charge
16. Pembangunan embung, sumur resapan dan biopori untuk menjaga keseimbangan neraca air yang
terganggu karena berkurangnya luasan resapan air oleh kawasan bandar udara.
17. Pengembangan perhubungan udara memperhatikan Penguatan peraturan zonasi terkait Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dan Kontruksi bandara penerbangan yang ramah
lingkungan (eko green)
18. Pengembangan Perhubungan Darat dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dan
kenyamanan
19. Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah dilakukan dengan mempertimbangkan konservasi
sumber daya air tanah dan reklamasi wilayah bekas pertambangan

4. Tabel IV. 47 Matrik Uji Silang Keterkaitan kajian hasil identifikasi Isu Strategis
PB dengan muatan Pasal 9(2) sudah sesuai
5. Semua Isu Strategis PB diproses lanjut dalam kajian muatan KLHS, dalam PP
46/2016 tidak ada Isu Prioritas.
PERBAIKAN PROSES IDENTIFIKASI MUATAN K/R/P YANG BERPENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN

1. Tabel IV. 48 Matrik uji silang Muatan K/R/P dengan kriteria dampak dan risiko lingkungan

KETERANGAN
Kerusakan, kemerosotan,

penghidupan sekelompok
kelimpahan sumber daya

kawasan hutan dan/atau


keanekaragaman hayati;

terhadap kesehatan dan


bencana banjir, longsor,

Peningkatan intensitas

penduduk miskin atau


Peningkatan alih fungsi

keselamatan manusia.
masyarakat; dan/atau
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan

Penurunan mutu dan


dan cakupan wilayah
dan/atau kepunahan

Peningkatan jumlah

Peningkatan risiko
Perubahan iklim;
Program Utama

keberlanjutan
terancamnya
lahan;

lahan;
alam;
No

KEBIJAKAN/ RENCANA/PROGRAM

A. Kebijakan

Tujuan

Kebijakan dan Strategi

Dst sesuai dengan pasal2, bisa ditambahkan


indikasi program
A. Rencana Struktur Ruang

1. Perwujudan Pusat Kegiatan

1.1. Rencana Hirarki Pusat Pelayanan

a. Penetapan Hirarki Pusat Pelayanan Kabupaten Boyolali

Penetapan kota hirarki I 0 0 0 0 0 0 0

Penetapan kota hirarki II 0 0 0 0 0 0 0


2. Tabel IV. 49 Matrik uji silang Muatan K/R/P berpotensi dengan Isu Strategis PB : sumua yang
mengandung keterkaitan meskipun hanya satu komponen harus dikaji

********

Anda mungkin juga menyukai