RectifierAntenna (Rectenna) SebagaiPengubahEnergiRFMenjadiEnergiListrikBerdayaRendah
RectifierAntenna (Rectenna) SebagaiPengubahEnergiRFMenjadiEnergiListrikBerdayaRendah
Abstrak
Penggunaan energi alternatif untuk saat ini merupakan hal yg sangat penting, dikarenakan makin
menipisnya ketersediaan energi di alam. Salah satu contoh potensi energi yang tidak kita sadari
kehadirannya disekitar kita adalah gelombang frekuensi radio atau yang biasa dikenal dengan
gelombang RF. Pada penelitian ini dibuat rectifier antenna dengan menggunakan antena mikrostrip
rectangular patch yang dapat digunakan untuk menanen energi RF dengan frekuensi 800 MHz dan
mengkonversikannya menjadi daya DC, yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi alternatif dari
sumber daya yang belum di manfaatkan sehingga dapat menghasilkan catu daya bagi perangkat dengan
daya rendah. Antena mikrostrip rectangular patch telah berhasil difabrikasi dan dikarakterisasi
parameter fisisnya yang meliputi frekuensi kerja, return loss, VSWR, dan gain. Dari hasil pengukuran
parameter antena hasil perancangan didapat nilai return loss antena sebesar -40,74 dB pada frekuensi
800 MHz. Nilai gain adalah 3,47 dB. Dari hasil fabrikasi antena didapatkan pergeseran frekuensi
dengan nilai return loss -16,85 dB pada frekuensi 1,057 GHz. Nilai VSWR setelah difabrikasi adalah
1,33 dB. Nilai tegangan yang dihasilkan dari rectenna (gabungan antena dan rectenna) adalah sebesar
0,279 mV. Sedangkan nilai level daya terbesar yang dapat diterima oleh antena adalah sebesar -47,27
dBm. Pengukuran tegangan yang didapatkan di luar ruangan adalah sebesar 159,36 mV dan 184,94 mV.
Hal ini belum maksimal karena salah satu faktor yang mempegaruhi adalah penggunaan dioda yang
kurang sesuai.
Abstract
The use of alternative energy is now a very important thing , because of the depletion of the availability of
energy in nature . One example of potential energy that we do not realize its presence around us is a
radio frequency waves or commonly known as RF waves . In this study made rectifier antenna using
rectangular microstrip patch antenna that can be used to menanen RF energy with a frequency of 800
MHz and converts it into DC power , which can be used to produce alternative energy from resources
that have not been utilized so as to generate power supply for the device with low power . Rectangular
microstrip patch antenna has been successfully fabricated and characterized his physical parameters that
include operating frequency , return loss , VSWR , and gain . From the measurement results of the design
parameters of the antenna return loss values obtained by -40.74 dB antenna at a frequency of 800 MHz .
Gain is 3.47 dB . From the results obtained fabricated antenna with a frequency shift of -16.85 dB return
loss at a frequency of 1.057 GHz . VSWR is 1.33 dB after fabricated . The resulting voltage value of the
rectenna ( combined antenna and rectenna ) is equal to 0.279 mV . While the value of the largest power
level that can be received by an antenna is equal to -47.27 dBm . Voltage measurements obtained
outdoors amounted to 159.36 mV and 184.94 mV . This is not maximized because one factor is the use of
diode mempegaruhi less appropriate.
1 Pendahuluan
Energi di alam yang sangat vital merupakan energi tak terbarukan yang bisa habis dalam
beberapa waktu, dan diperlukan waktu yang sangat lama agar dapat dihasilkan kembali.
Contohnya minyak bumi, gas bumi, gas alam cair, batu bara, dan lain sebagainya. Padahal
96 Siska Novita P & Mohammad Yanuar H
Penggunaan energi alternatif untuk saat ini merupakan hal yang sangat penting,
dikarenakan semakin menipisnya persediaan energi di alam. Energi alternatif ini berasal dari
potensi-potensi alam yang lain, yang dapat diperbaharui, dapat dihasilkan dalam waktu yang
singkat, atau juga berasal dari akibat adanya penggunaan potensi alam yang lain sehingga
menimbulkan potensi energy sampingan yang dapat digunakan kembali. Salah satu contoh
potensi energy yang tidak disadari kehadirannya di sekitar kita adalah gelombang frekuensi
radio atau yang biasa dikenal dengan gelombang RF.
Jwo-Shiun Sun et. al menggunakan antena slot lebar dengan polarisasi sirkular dan
rangkaian finite ground coplanar waveguide (CPW) untuk menangkap daya RF yang dirancang
beroperasi pada 925 MHz. LPF yang digunakan pada rangkaian ini selain berfungsi untuk
menekan interferensi dan harmonik orde yang lebih tinggi, tetapi juga berfungsi sebagai
impedance matching. Untuk rangkaian penyearah digunakan dioda, kapasitor bypass, dan
resistansi beban. Hal ini diberikan agar daya yang diterima oleh antena tidak langsung jatuh ke
ground. Efisiensi konversi maksimum RF (pada frekuensi 925 MHz) ke DC dari rectenna
mencapai 75% ketika daya RF yang diterima 15 dBm dan tegangan output DC yang diterima
dengan resistansi beban 2 k pada ruang bebas adalah 6,9 V [1].
Soudheh H. N et al. meneliti salah satu hal yang penting adalah bahwa ukuran perangkat
harvester berpengaruh terhadap range frekuensi yang ditangkap. Antena yang digunakan adalah
antena GSM embedded dengan ukuran 2x3,5 cm untuk menangkap frekuensi GSM sekitar 960
MHz. Pengali tegangan yang digunakan adalah pengali setengah gelombang yang diseri disebut
Villiard cascade, dan peak detector menggunakan diode Schottky. Villiard cascade ini
digunakan untuk meningkatkan sinyal yang diterima, sedangkan peak detector digunakan untuk
merubah sinyal yang diterima menjadi DC. Efisiensi dari rangkaian ini kurang lebih 5% dan
untuk input threshold -25 dBm daya output yang dapat dipanen adalah 158 nW [2].
Pada [3] melakukan pengukuran frekuensi tunggal pada range 935-960 MHz di Austria,
Jerman, dan Hungaria, pada dua atau tiga arah orthogonal dengan menggunakan antena
penerima log-periodic atau antena bicone. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa untuk jarak
dari base station GSM sebesar 25 m sampai dengan 100 m, level kerapatan daya berkisar antara
0,1 mW/m2 sampai dengan 1 mW/m2. Penelitian yang dilakukan [4] mendesain sistem
pemanen daya untuk aplikasi UHF RFID. Sistemnya menggunakan antena planar compact,
digandeng dengan rangkaian resonator impedance matching dan MOS rectifier yang diproduksi
dengan standart proses CMOS 0,5 dan 0,18 mm. Sistem tersebut mendapatkan power-up
threshold 6 mW (pada beban 1 mW) dan 8,5 mW (pada beban 2 W) saat beroperasi pada 950
MHz. Ini adalah performance terbaik dari sistem ekstrasi daya standart CMOS pada saat itu.
Pada penelitian ini, dibangun suatu sistem energy harvesting dengan menggunakan
antena mikrostrip yang mempunyai bandwidth lebar, dengan range frekuensi antara 300 MHz
sampai dengan 950 MHz. Antena mikrostrip akan menangkap gelombang elektromagnetik yang
ada di lingkungan sekitar, kemudian gelombang elektromagnetik ini akan dinaikkan level
tegangannya oleh voltage multiplier. Setelah melalui beberapakali proses penaikan level
tegangan, maka hasilnya akan dimasukkan ke dioda untuk disearahkan. Keluaran yang belum
bagus dimasukkan terlebih dahulu ke voltage regulator agar dapat dicapai tegangan DC yang
ideal. Selanjutnya tegangan DC yang dihasilkan dimasukkan ke dalam baterai yang telah
disediakan.
Rectifier Antenna (Rectenna) Sebagai Pengubah Energi RF Menjadi Energi 97
2.1 Antena
Dalam pembuatan antena mikrostrip, perlu ditentukan dulu bahan yang akan digunakan.
Penentuan bahan ini akan menentukan juga dimensi antena mikrostrip yang akan dibuat karena
nilai konstanta dielektrik dan tinggi substrat merupakan parameter-parameter yang menjadi
dasar dalam perhitungan, selain frekuensi resonansi.
Pada penelitian ini digunakan bahan PCB double layer FR4 yang memiliki konstanta
dielektrik (r) 4,5 dan tinggi substrat (h) 1,6 mm. Frekuensi resonansi (fo ) yang dipilih untuk
desain ini adalah 800 MHz.
c
W (3-1)
( r 1)
2 fo
2
Optimasi merupakan hal yang sangat penting dan paling sulit, karena harus merubah
dimensi antena dengan tetap memperhatikan agar parameter-parameter yang lain tetap sesuai
dengan yang seharusnya. Setelah dilakukan optimasi beberapa kali, maka hasil yang paling
bagus diperlihatkan pada Gambar 4.
(a) (b)
Gain antena yang didapatkan adalah seperti pada gambar 7a, yaitu sebesar 3,47 dB.
Dengan nilai gain sebesar itu diharapkan kerja antena dapat berjalan dengan optimal, sehingga
bisa memanen energi dengan sebanyak-banyaknya.
Setelah menjalani proses perancangan dan pembuatan antena mikrostrip, maka proses
selanjutnya adalah melakukan pengujian antena hasil perancangan untuk mengetahui apakah
antena yang dibuat sesuai dengan harapan dan dapat diimplementasikan pada sistem RF
harvesting.
Gambar 8 memperlihatkan nilai -16,85 dB, tetapi pada frekuensi 1,057 GHz. Perubahan
nilai frekuensi ini disebabkan oleh proses pabrikasi yang kurang sempurna, karena apabila
terjadi pergeseran dimensi sedikit saja, maka akan menyebabkan pergeseran frekuensi yang
besar, meskipun nilai return loss dan nilai VSWRnya masih memenuhi syarat. Nilai VSWR
yang diperoleh dari hasil pabrikasi ini adalah sebesar 1,33.
Secara teori, nilai VSWR yang ideal bernilai 1, sehingga daya yang diradiasikan
terkirim sempurna tanpa ada yang dipantulkan balik ke transmiter. Sedangkan nilai VSWR yang
lebih besar dari 1, berarti antena tersebut dalam kondisi yang tidak (macth) yang mana daya
yang diradiasikan tidak terkirim sempurna karena adanya pantulan sinyal (daya pancar kembali)
menuju transmitter. Ini bisa disebabkan karena pergeseran dimensi antena saat pabrikasi, tidak
matchnya saluran penghubung antena dengan alat ukur dan adanya komponen parasitik yang
muncul. Nilai VSWR yang ditoleransi adalah di bawah 2.
2.2 Penyearah
Antena digunakan untuk menangkap gelombang elektromagnetik di alam. Gelombang
elektromagnetik yang telah dirubah oleh antena menjadi sinyal listrik ac, diterima oleh
rangkaian penyearah. Rangkaian penyearah digunakan sebagai pengubah sinyal listrik ac
menjadi sinyal listrik dc. Rangkaian penyearah ini terdiri dari Low Pass Filter (LPF), rangkaian
penyearah, rangkaian pengali tegangan (voltage doubler), dan beban. Rangkaian penyearah
diperlihatkan pada Gambar 8.
antena dan rangkaian penyearah. Rangkaian LPF terdiri dari komponen Cm 15,64 nF dan Lm
18 nH terhubung secara seri-paralel.
rectenna receiver
Hasil pengujian rectenna dengan SSG sebagai sumber dapat dilihat pada Gambar 12 dan
Gambar13. Data yang diambil pada pengukuran ini adalah level daya antena mikrostrip dan
level tegangan rectenna. Untuk melihat performansi rectenna dalam menghasilkan sumber DC,
dilakukan pengujian dengan menggunakan SSG sebagai sumber dengan mengatur keluaran SSG
dari -100 dBm sampai dengan 10 dBm. Hasil yang diperoleh untuk rectenna rata-rata sebesar
0,279 mV dan untuk level daya antena mikrostrip, nilai level daya tertinggi yang diterima
adalah -47,27 dBm.
0,38
0,36
Tegangan Rectenna (mV)
0,34
0,32
0,3
0,28
0,26
0,24
-100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 5 10
Daya Transmit SSG (dBm)
-40
Daya Terima Antenna Mikrostrip (dBm)
-45 -100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 5 10
-50
-55
-60
-65
-70
-75
-80
-85
-90
Daya Transmit SSG (dBm)
200
180
Tegangan dc (mV)
160
Pengambilan 1
Pengambilan 2
140
120
100
0 10 20 30 40
Waktu (s)
5 Kesimpulan
Dari hasil fabrikasi dan karakterisasi antena mikrostrip rectangular patch dan rectifier
yang digunakan dalam sistem RF energy harvester diperoleh kesimpulan :
1. Antena mikrostrip rectangular patch telah berhasil difabrikasi dan dikarakterisasi parameter
fisisnya yang meliputi frekuensi kerja, return loss, VSWR, dan gain.
2. Dari hasil pengukuran parameter antena hasil perancangan didapat nilai return loss antena
sebesar -40,74 dB pada frekuensi 800 MHz. Nilai gain adalah 3,47 dB.
3. Dari hasil fabrikasi antena didapatkan pergeseran frekuensi dengan nilai return loss -16,85
dB pada frekuensi 1,057 GHz. Nilai VSWR setelah difabrikasi adalah 1,33 dB.
4. Nilai tegangan yang dihasilkan dari rectenna (gabungan antena dan rectenna) adalah
sebesar 0,279 mV. Sedangkan nilai level daya terbesar yang dapat diterima oleh antena
adalah sebesar -47,27 dBm.
5. Pengukuran tegangan yang didapatkan di luar ruangan adalah sebesar 159,36 mV dan
184,94 mV. Hal ini belum maksimal karena salah satu faktor yang mempegaruhi adalah
penggunaan dioda yang kurang sesuai.
6 Daftar Pustaka
[1] Balanis, C.A. (1997), Antenna Theory, Analysis and Design 2nd edition, John Wiley &
Sons, Hoboken.
[2] Barnett, R.E. (2009), A RF to Dc Voltage Conversion Model for Multi-stage Rectifiers
in UHF RFID Transponders, IEEE Journal of Solid State Circuits 44, hal. 354-370.
[3] Brown, W.C. (1991), An Experimental Low Power Density Rectenna, Proceedings of
IEEE MTT-S International Symposium Dygest, Vol. 1, hal. 197-200.
[4] Curty, J.P. (2005), Remotely Powered Addressable UHF RFID Integrated System,
IEEE Journal of Solid-State Circuits 40, hal. 2193-2202.