Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No.

4 Tahun 2014 ISSN 2337-9995


Program Studi Pendidikan Kimia jpk.pkimiauns@ymail.com
Universitas Sebelas Maret

PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


DAN INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU
DARI KREATIVITAS VERBAL PADA MATERI HUKUM
DASAR KIMIA KELAS X SMAN 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Octaviany Magdalena1,*, Sri Mulyani2 dan Elfi Susanti VH2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, UNS Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, UNS Surakarta, Indonesia
*
Keperluan korespondensi, HP: 081806309335, e-mail: octavianymagdalena@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning dan Inquiry terhadap prestasi belajar siswa pada materi Hukum Dasar
Kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Boyolali semester genap tahun pelajaran 2013/2014,
pengaruh kreativitas verbal terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar
Kimia, interaksi antara penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri dengan
kreativitas verbal terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar Kimia.
Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2, sampel terdiri dari 2 kelas. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar pengetahuan dan kreativitas
verbal, dan teknik non tes yaitu metode angket dan lembar observasi untuk prestasi belajar
sikap dan prestasi belajar keterampilan. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua
Jalan dengan Sel Tak Sama. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Tidak ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan Inquiry terhadap
prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar Kimia (2) Tidak ada pengaruh
kreativitas verbal terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar Kimia. (3)
Tidak ada interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri dengan kreativitas
verbal terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum Dasar Kimia.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Inquiry, Kreativitas Verbal, Hukum Dasar Kimia

PENDAHULUAN saintifik diterapkan dalam kurikulum


Pendidikan merupakan salah 2013 mengacu pada menemukan
satu aspek penting dalam konsep dasar yang melandasi
pembangunan negara sebagai sarana penerapan model pembelajaran dengan
untuk meningkatkan kualitas sumber menanamkan sikap ilmiah pada diri
daya manusia, jika mutu pendidikan siswa dimana menyentuh tiga ranah
rendah maka kualitas sumber daya yaitu sikap, pengetahuan dan
manusia dirasakan kurang mampu keterampilan yang sesuai dengan
untuk bersaing. Karena itu, peningkatan penilaian dalam kurikulum 2013. Sosok
mutu pendidikan tidak lepas dari upaya guru sebagai fasilitator yang dapat
perbaikan salah satunya dengan mengarahkan siswa untuk lebih terlibat
pembaharuan kurikulum. aktif mengembangkan potensi di dalam
Kurikulum 2013 merupakan dirinya.
sebuah kurikulum yang mengutamakan Kimia adalah salah satu mata
pemahaman, skill, dan pendidikan pelajaran ilmu alam mempelajari gejala-
berkarakter, siswa dituntut untuk paham gejala alam, tetapi mengkhususkan diri
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan di dalam mempelajari struktur, susunan,
presentasi serta memiliki sopan santun sifat dan perubahan materi, serta energi
juga disiplin yang tinggi. Pendekatan yang menyertai perubahan materi [1].

Copyright 2014 162


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

Pembelajaran kimia diarahkan pada Model pembelajaran berbasis


pendekatan saintifik dimana ketrampilan masalah membuat siswa dituntut untuk
proses sains dilakukan melalui belajar melalui pengalaman langsung
percobaan untuk membuktikan sebuah berdasarkan masalah. Pembelajaran
kebenaran sehingga berdasarkan Berbasis Masalah merupakan inovasi
pengalaman secara langsung dalam pembelajaran karena dalam PBL
membentuk konsep, prinsip, serta teori kemampuan berpikir siswa betul-betul
yang melandasinya. dioptimalisasi melalui proses kerja
Pada hasil observasi kelompok atau tim yang sistematis,
pendahuluan dengan guru kimia kelas X sehingga siswa dapat memberdayakan,
SMA Negeri 1 Boyolali dan wawancara mengasah, menguji, dan
dengan siswa SMA Negeri 1 Boyolali, mengembangkan kemampuan
pada semester tahun ajaran 2013/2014 berpikirnya secara berkesinambungan
masih banyak siswa yang mendapat [2]. Sintaks dalam PBL yaitu: 1) orientasi
nilai dibawah KKM. Nilai terendah yaitu siswa pada masalah, 2) mengorganisasi
50, sedangkan nilai KKM adalah 70, hal siswa untuk belajar, 3) membimbing
tersebut dikarenakan sejak awal siswa pengalaman individual/ kelompok, 4)
memandang materi kimia susah untuk mengembangkan dan menyajikan hasil
dipahami dan cakupan materi yang karya, 5) menganalisis dan
terlalu banyak dengan waktu yang mengevaluasi proses pemecahan
sedikit. Hasil evaluasi tersebut tidak masalah. Melalui penerapan problem-
mencapai kriteria ketuntasan minimal based learning dalam proses
yang ditetapkan oleh sekolah. pembelajaran mampu meningkatkan
Ketidaktercapaian KKM tersebut minat belajar siswa baik minat belajar di
mengindikasikan bahwa tingkat dalam maupun di luar kelas dan mampu
penguasaan konsep siswa belum meningkatkan pemahaman siswa. PBL
tercapai. Menurut PP Nomor 19 Tahun juga dapat meningkatkan motivasi
2005 tentang Standar Nasional belajar siswa, dimana siswa dapat
Pendidikan Bab I Ketentuan Umum membangun pemahaman dan
Pasal 1 Ayat 6 menyatakan standar pengetahuan mereka sendiri [3].
nasional pendidikan yang berkaitan Pembelajaran inkuiri adalah
dengan pelaksanaan pembelajaran suatu strategi yang membutuhkan siswa
pada satu satuan pendidikan menemukan sesuatu dan mengetahui
dimaksudkan untuk mencapai standar bagaimana cara memecahkan masalah
kompetensi lulusan. dalam suatu penelitian ilmiah. Proses
Berkaitan dengan hal di atas, dalam pembelajaran inkuiri yaitu: 1)
perlu diupayakan suatu bentuk penerimaan dan pendefinisian masalah,
pembelajaran yang mampu 2) pengembangan hipotesis, 3)
mengaktifkan siswa dengan penyajian pengumpulan data, 4) pengujian
materi kimia yang lebih menarik, hipotesis, 5) penarikan kesimpulan.
sehingga dapat membantu siswa Tujuan utamanya adalah
mengatasi kesulitan belajar dan mengembangkan sikap dan ketrampilan
menghilangkan persepsi buruk siswa siswa yang memungkinkan menjadi
terhadap pelajaran kimia. Beberapa pemecah masalah yang mandiri [4].
model pembelajaran yang digunakan Dalam penerapan kedua model
dalam kurikulum 2013 diantaranya yaitu pembelajaran tersebut untuk
model Pembelajaran Berbasis Masalah menciptakan siswa yang mandiri dalam
yang dikenal degan sebutan Problem belajarnya dapat direalisasikan. Proses
Based Learning (PBL) dan model pembelajaran dalam PBL penting untuk
pembelajaran Inquiry. Kedua model meningkatkan softkill antar siswa yaitu
pembelajaran tersebut sesuai dengan ketrampilan komunikasi, kerjasama
proses pembelajaran kimia yang kelompok, ketrampilan belajar mandiri,
mengarah pada pendekatan saintifik ketrampilan berfikir kritis dan kreatif [5].
yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Tingkat kreativitas yang dimiliki
seseorang berbeda antara satu dengan

Copyright 2014 163


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

yang lainnya. Ada yang memiliki tingkat METODE PENELITIAN


kreativitas yang tinggi dan tingkat Penelitian ini menggunakan
kreativitas yang rendah. Untuk metode eksperimen. Rancangan yang
mengukur tingkat kreativitas seseorang digunakan adalah desain faktorial 2x2
salah satunya adalah kreativitas verbal. seperti pada Tabel 1.
Kemampuan verbal tersebut harus Tabel 1. Tabel Rancangan Penelitian
berdasarkan data atau informasi yang Model
Kreativitas
diperoleh dari banyaknya kemungkinan Verbal
Group Pembelajar
jawaban terhadap suatu masalah, yang Tinggi Rendah
an
penekanannya terletak pada kuantitas, (B1) (B2)
ketepatgunaan, dan keragaman Eksperi
Inkuiri (A1) A1B1 A1B2
jawaban seseorang. Oleh karena itu men I
perlu diusahakan suatu kegiatan dalam Berbasis
Eksperi
proses pembelajaran sehingga dapat Masalah A2B1 A2B2
men II
(A2)
meningkatkan kreativitas. Kreavitas
yang tinggi diprediksi dapat Keterangan:
mempengaruhi prestasi belajar siswa A1: Pembelajaran kimia dengan
karena dengan memiliki kreativitas yang model pembelajaran inkuiri
tinggi memudahkan siswa untuk lebih A2: Pembelajaran kimia dengan
cepat menangkap apa yang dicari dalam model pembelajaran berbasis
masalah tersebut dan juga cara masalah
penyelesaiannya. B1: Kreativitas verbal tinggi
Faktanya dalam penerapan B2: Kreativitas verbal rendah
penggunaan model PBL selama
kegiatan pembelajaran membuat siswa Populasi yang digunakan dalam
lebih berpikir daripada menghafal, penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA
memahami pelajaran yang lebih baik SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran
melalui diskusi dan bisa menerima 2013/2014. Penentuan sampel pada
model pembelajaran, juga dapat penelitian ini menggunakan teknik
meningkatkan hasil belajar siswa pada cluster random sampling. Sampling
kimia, mendorong demokrasi dalam random yang dikenakan berturut-turut
efektivitas belajar dan dapat terhadap unit-unit atau sub-sub
mengembangkan kreativitas [6,7]. populasi. Sampel yang terpilih yaitu X-
Kreativitas sangat diperlukan MIA 6 diberi perlakuan pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas hidup, berbasis masalah untuk dijadikan
karena untuk menghadapi masa sampel kelas eksperimen I dan X-MIA 7
globalisasi siswa harus mempunyai diberi perlakuan model inkuiri untuk
daya saing yang tinggi [8]. Siswa yang dijadikan sampel eksperimen II.
kreatif mampu melakukan inovasi yang Teknik pengumpulan data
baru dalam memecahkan masalah yang menggunakan teknik tes untuk prestasi
mereka hadapi dalam kegiatan belajar belajar pengetahuan dan kreativitas
mengajar maupun dalam kehidupan verbal, dan teknik non tes yaitu metode
sehari-hari. angket dan lembar observasi untuk
Berdasarkan uraian diatas prestasi belajar sikap dan prestasi
sekaligus dengan tujuan untuk dapat belajar ketrampilan. Analisis data
meningkatkan prestasi belajar siswa, menggunakan analisis variansi dua jalan
maka diadakan penelitian tentang dengan sel tak sama.
pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah dan model pembelajaran inkuiri HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui pembelajaran kimia. Data yang diperoleh meliputi
Pembelajaran yang akan dilakukan yaitu data prestasi belajar yang terdiri dari
menyangkut materi Hukum Dasar Kimia aspek pengetahuan, sikap dan
yang ditinjau dari kreativitas verbal keterampilan serta data hasil tes
terhadap prestasi belajar siswa di SMAN kreativitas verbal. Untuk aspek
1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013 / 2014. pengetahuan, data diperoleh dari hasil

Copyright 2014 164


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

tes berupa pilihan ganda pada pokok keterampilan dalam model


materi hukum dasar kimia, aspek sikap pembelajaran berbasis masalah
diperoleh dari lembar penilaian diri maupun model pembelajaran inkuiri
siswa, lembar penilaian antar teman tidak jauh berbeda secara signifikan di
serta lembar observasi, sedangkan data masing-masing aspek. Uji normalitas
aspek keterampilan diperoleh dari hasil dan uji homogenitas dilakukan dengan
observasi. Data diperoleh dari kelas X- bantuan software SPSS 16 pada taraf
MIA 6 menggunakan model signifikansi 5%. Ringkasan hasil uji
pembelajaran berbasis masalah dan normalitas terangkum dalam
kelas X-MIA 7 menggunakan model Tabel 3 dan untuk hasil uji homogenitas
pembelajaran inkuiri. Data penelitian pada Tabel 4. Hasil uji hipotesis
mengenai prestasi belajar secara menggunakan analisis variansi dua jalan
ringkas disajikan pada Tabel 2. dengan sel tak sama disajikan dalam
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata Tabel 5 untuk aspek pengetahuan, sikap
untuk aspek pengetahuan, sikap dan dan keterampilan.

Tabel 2. Nilai Rata-rata untuk Apek Pengetahuan, Sikap, Keterampilan


Nilai rata-rata
Kelas
Pengetahuan Sikap Keterampilan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah 82,17 79,28 74,05
Model Inkuiri 81,58 77,67 73,32

Dari hasil analisis uji Anava di bawah menunjukkan bahwa tidak ada interaksi
jika nilai sig > Alpha (0,05) maka Ho: antara penggunaan model pembelajaran
diterima (tidak ada perbedaan/tidak berbasis masalah dan model
berpengaruh), jika nilai sig < Alpha pembelajaran inkuiri dengan kreativitas
(0,05) Ho ditolak (ada perbedaan/ terhadap prestasi belajar
berpengaruh), dan jika nilai sig > Alpha pengetahuan,sikap dan keterampilan
(0,05) maka Ho: diterima (tidak ada siswa.
interaksi/tidak berpengaruh), jika nilai Dari hasil analisis dengan SPSS
sig < Alpha (0,05) Ho: ditolak (ada dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
interaksi/berpengaruh). untuk prestasi belajar pada aspek
Jadi dari data diatas dapat pengetahuan, sikap dan keterampilan.
disimpulkan hipotesisnya untuk data Dari Tabel 2 diatas diperoleh nilai rata-
prestasi pengetahuan, sikap dan rata untuk aspek pengetahuan, sikap
ketrampilan pengaruh model dan keterampilan antara model
pembelajaran tidak menunjukkan pembelajaran berbasis masalah dan
perbedaan yang signifikan pada kedua inkuiri tidak jauh berbeda secara
model pembelajaran yang diterapkan, signifikan di masing-masing aspek.
ditunjukkan dengan nilai signifikansi Menurut Gagne (1984) belajar adalah
0,739; 0,231; 0,984 (sig > 5%; Ho suatu proses dimana suatu organisasi
diterima). Sedangkan pengaruh berubah perilakunya. Belajar terdiri dari
kreativitas menunjukan nilai signifikansi tiga komponen penting, yaitu kondisi
sebesar 0,319; 0,593; 0,265 (sig > 5%; eksternal, kondisi internal dan hasil
Ho diterima) artinya pada prestasi belajar. Hasil belajar termasuk prestasi
pengetahuan, sikap dan keterampilan belajar dalam aspek pengetahuan,
siswa secara bersama-sama tidak ditentukan dari interaksi kondisi internal
menunjukkan perbedaan yang signifikan dan eksternal siswa [9]. Pernyataan
pada kreativitas. Untuk interaksi tersebut menunjukkan bahwa model
penggunaan model pembelajaran pembelajaran (kondisi eksternal) bukan
dengan kreativitas siswa nilai satu-satunya penentu prestasi
signifikansi sebesar 0,245; 0,602; 0,791 pengetahuan. Faktor internal siswa
(sig > 5%; Ho diterima). Data ini seperti gaya belajar, logika berpikir,

Copyright 2014 165


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

kemampuan verbal, kemampuan dipahami oleh siswa. Menurut Piaget


numerik, kemampuan analisis, (1920), tingkat perkembangan kognitif
kemampuan memori juga memberikan siswa SMA berada pada tahap operasi
sumbangan terhadap prestasi belajar formal dimana siswa tersebut memiliki
[10]. Teori belajar konstruktivisme kemampuan untuk mempergunakan
beranggapan bahwa ilmu pengetahuan pemikiran tingkat yang lebih tinggi
bukanlah suatu fakta yang tinggal untuk membuat kesimpulan dari proses
ditemukan, melainkan suatu hal pemecahan masalah [9]. Model
perumusan yang diciptakan orang yang pembelajaran berbasis masalah dan
hendak mempelajarinya [11].. Menurut inkuiri merupakan pembelajaran
Bruner (1960), siswa harus aktif untuk konstruktivisme yang menuntut siswa
melakukan penemuan konsepnya untuk membangun sendiri
sendiri. Pengetahuan yang diperoleh pengetahuannya melalui keterlibatan
melalui pengalamannya sendiri akan siswa secara aktif dalam kerja kelompok
lebih lama diingat dan akan lebih untuk memecahkan masalah.

Tabel 3. Hasil Pengujian Normalitas Data Nilai Prestasi Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan
Sig. terhadap Sig. terhadap
Sig. terhadap
No Uji Normalitas prestasi prestasi
prestasi sikap
pengetahuan keterampilan
1 Model Pembelajaran Berbasis
0.085 > 5% 0.190 > 5% 0.183 > 5%
Masalah
2 Model Inkuiri 0.200 > 5% 0.085 > 5% 0.200> 5%
3 Kreativitas Tinggi 0.065 > 5% 0.081 > 5% 0.104> 5%
4 Kreativitas Rendah 0.055 > 5% 0.114 > 5% 0.200> 5%
5 Pembelajaran Berbasis
0.200 > 5% 0.200 > 5% 0.200> 5%
Masalah *Kreativitas tinggi
6 Pembelajaran Berbasis
0.200 > 5% 0.073 > 5% 0.200> 5%
Masalah *Kreativitas Rendah
7 Inkuiri*Kreativitas Tinggi 0.200 > 5% 0.200 > 5% 0.200> 5%
8 Inkuiri*Kreativitas Rendah 0.136 > 5% 0.200 > 5% 0.200 > 5%

Dari tabel diatas diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga keputusan
Ho bahwa Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4. Hasil Pengujian Homogenitas Prestasi Pengetahuan, Sikap, dan


Keterampilan
Sig. terhadap
Sig. terhadap prestasi Sig. terhadap
No Faktor prestasi
pengetahuan prestasi sikap
keterampilan
Model Pembelajaran
1 (Pembelajaran Berbasis 0,765 0,274 0,268
Masalah dan Inkuiri)
Kreativitas (Tinggi dan
2 0,140 0,806 0,064
Rendah)
Pembelajaran Berbasis
Masalah *Kreativitas
Tinggi; Pembelajaran
3 Berbasis Masalah 0,564 0,335 0,138
*Kreativitas Rendah;
Inkuiri*Kreativitas Tinggi;
Inkuiri*Kreativitas Rendah

Dari tabel diatas diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga
keputusan Ho bahwa Ho diterima dan dapat disimpulkan data bersifat homogen.

Copyright 2014 166


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Aspek Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Type III
Mean Sig. Sig. Sig.
Source Sum of df F
Square (Pengetahuan) (Sikap) (Keterampilan)
Squares

Model 5,977 1 5,977 0,111 0,739 0,231 0,984


Kreativitas 53,795 1 53,795 1,007 0,319 0,593 0,265
Model *
13,092 1 13,092 0,245 0,622 0,602 0,791
Kreativitas

Pada penerapan kedua model pemecahan masalah independen.


tersebut ternyata didapatkan nilai Menunjukkan relevansi materi yang
pengetahuan dengan perbedaan yang dipelajari dan menekankan manfaat dan
tipis antara siswa yang menggunakan pentingnya kerja tim dan komunikasi
pembelajaran berbasis masalah dan yang efektif.
inkuiri. Menurut Vygotsky (1962), siswa Pada pembelajaran berbasis
dalam proses perkembangannya masalah peran guru hanya fasilitator,
membutuhkan orang lain untuk nara sumber, dan penyuluh kelompok.
memahami sesuatu dan memecahkan Sedangkan pada kelas inkuiri siswa
masalah yang dihadapinya [11]. Dalam diberikan kesempatan bekerja secara
pembelajaran PBL siswa aktif mandiri untuk menemukan sesuatu yang
menemukan sendiri pengetahuannya baru karena pada pembelajaran inkuiri
dengan melakukan serangkaian ditekankan belajar penemuan dengan
kegiatan ilmiah seperti diskusi dan peran guru sebagai pendamping dan
observasi atau praktikum. Kegiatan tidak berperan secara langsung sebagai
tersebut dilakukan berdasarkan rasa nara sumber dalam pengumpulan fakta,
ingin tahu siswa terhadap permasalahan menyusun hipotesis dan penarikan
yang diberikan oleh guru dimana kesimpulan, siswa membangun
permasalahan tersebut merupakan pengetahuan mereka sendiri. Tidak
aplikasi materi hukum dasar kimia adanya perbedaan prestasi
dengan kehidupan sehari-hari siswa. pengetahuan yang signifikan dari
Rasa ingin tahu tersebut mendorong penggunaan model pembelajaran yang
kreativitas siswa dalam belajar. Selain berbeda (pembelajaran berbasis
hal tersebut dalam pembelajaran inkuiri masalah dan inkuiri) kemungkinan
dimana siswa ditekankan pada belajar disebabkan karena mata pelajaran kimia
penemuan yang membuat siswa tidak dalam hari yang sama, kelompok
bereksplorasi dalam kegiatan belajar X-MIA 6 yang diberlakukan model
mengajar. pembelajaran berbasis masalah tiga hari
Guru memberikan pandangan lebih awal dari kelompok X-MIA 7 yang
yang dibutuhkan, memotivasi siswa diberlakukan model inkuiri, sehingga
untuk terlibat pada aktivitas pemecahan dimungkinkan ada kerjasama di luar jam
masalah. Sintak pembelajaran berbasis pelajaran antara kelas X-MIA 6 dan X
masalah menjadikan siswa mempunyai MIA-7, selain hal tersebut karakteristik
keberaniannya untuk bertanggung siswa yang berbeda juga dapat
jawab terhadap proses belajarnya dan mempengaruhi hasil dan prestasi
untuk meningkatkan kompetensi pada belajar. Pada kelas X MIA-6 mayoritas
beberapa keterampilan diantaranya siswa memiliki kesadaran yang lebih
komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan tinggi untuk belajar karena selama
masalah. Proses PBL ini didasarkan proses pembelajaran kelas X MIA-6
pada beberapa wawasan belajar lebih mudah untuk dikoordinasi
modern, termasuk konstruktif, diarahkan siswanya dibandingkan X MIA-7
sendiri, kolaboratif dan pembelajaran beberapa siswa yang kurang begitu
kontekstual [12]. Studi PBL memperhatikan dan terlalu aktif tetapi
mengembangkan siswa dalam dalam hal aktif sendiri membuat

Copyright 2014 167


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

keramaian selama kegiatan penyelesaian masalah yang diarahkan


pembelajaran. oleh diri sendiri (self-directed)
Dalam hal kreativitas yang mendukung pendekatan dan kegiatan-
memainkan peranan pembelajaran, kegiatan kreatif yang melibatkan
dengan memberi perhatian pada pengalaman praktis dan langsung.
respon-respon emosional dan estetika Menurut Bruner hakikat dalam berpikir
terhadap pembelajaran meningkatkan kreatif dan originalitas dapat melangkah
pemahaman dan mendorong melampaui informasi yang dimiliki siswa
perkembangan. Dari hasil penelitian untuk menemukan ketentuan yang
kreativitas tinggi dan rendah tidak sangat berpengaruh terhadap
memberikan perbedaan prestasi belajar pengetahuan dan pemahaman karena
pengetahuan, sikap maupun proses yang berbeda tercakup dalam
ketrampilan, kemungkinan hasil penyelesaian masalah secara kreatif.
disebabkan oleh faktor lain dimana Siswa mempunyai kesempatan untuk
pengaktifan suasana hati yang positif menghayati gagasan mereka dalam
akan meningkatkan kreativitas karena berbagai macam bentuk-gambar,tulisan
kondisi kejiwaan yang baik akan dan sebagainya dan kemudian
meningkatkan fleksibilitas pengetahuan, mengekspresikannya.
dikarenakan akan merangsang Dasar pembelajaran yang terjadi
ketekunan pengetahuan, sebuah disini telah berkembang dari sebuah
keadaan sikap yang positif pendekatan penyelesaian masalah
menyebabkan orang untuk mengalami kreatif yang baik. Melalui pembelajaran
situasi aman dan bebas dari masalah, berbasis masalah, siswa memperoleh
menyebabkan mereka menjelajahi keterampilan berpikir kreatif dan
kemungkinan baru yang tak terbatas keterampilan profesional saat mereka
dan fleksibel [13]. Kejiwaan dan mood menghadapi kompleks, interdisiplin dan
dari siswa sangat berpengaruh dalam masalah pada situasi nyata. Setelah ide-
menaikkan tingkat kreativitas dan nilai ide kreatif yang dihasilkan akan tumbuh
pengetahuan siswa, sehingga beberapa menjadi sebuah konsep produktif atau
siswa yang memiliki kreativitas rendah solusi.
dengan kejiwaan dan mood yang baik Tidak ada interaksi antara
untuk mempelajari materi pokok hukum penggunaan model pembelajaran
dasar kimia maka nilai pengetahuannya masalah dan model pembelajaran inkuiri
akan baik, hal ini juga terjadi dari dengan kreativitas terhadap prestasi
beberapa siswa yang memiliki belajar pada materi pokok hukum dasar
kreativitas tinggi pada proses kimia SMA Negeri 1 Boyolali Tahun
pembelajaraan atau saat tes Ajaran 2013/2014. Hal ini dimungkinkan
pengetahuan memiliki kejiwaan atau karena banyak faktor yang dapat
mood yang rendah menyebabkan hasil mempengaruhi proses pencapaian
nilai prestasi belajar pengetahuannya prestasi belajar baik dari dalam maupun
juga akan menjadi rendah. Diperoleh dari luar diri siswa di luar faktor model
mean kategori kreativitas rendah lebih pembelajaran dan kreativitas yang
tinggi sedikit dari kategori kreativitas digunakan dalam penelitian ini, serta
tinggi yaitu 82,71; 83,00 untuk kategori masih banyak keterbatasan dalam
kreativitas rendah, dan 80,33; 81,80 penelitian ini sehingga peneliti tidak
untuk kategori kreativitas tinggi di model dapat mengontrol faktor-faktor tersebut
pembelajaran berbasis masalah dan di luar kegiatan belajar mengajar.
inkuiri. Dalam hal ini tidak memberikan
dampak perbedaan kasus yang nyata KESIMPULAN
namun pada kreativitas kecenderungan Berdasarkan hasil penelitian
jumlah siswa yang tergolong dalam dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kategori kreativitas tinggi dalam model pengaruh penggunaan model
pembelajaran berbasis masalah lebih pembelajaran Problem Based Learning
tinggi dari kelas inkuiri. Selain itu pada dan Inquiry terhadap prestasi belajar
penekanan Piaget pada tindakan dan pada materi pokok hukum dasar kimia

Copyright 2014 168


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 3 No. 4 Tahun 2014 Hal.162-169

terhadap siswa semester genap SMA Symposium on Problem-Based


Negeri 1 Boyolali tahun 2013/2014, tidak Learning (IRSPBL), hlm. 66-73.
ada pengaruh kreativitas verbal [6] Awang, Halizah., & Ramly, Ishak.
terhadap prestasi belajar ranah (2008). Creative Thinking Skill
pengetahuan, sikap maupun Approach Through Problem-
keterampilan pada pada materi pokok Based Learning: Pedagogy and
hukum dasar kimia terhadap siswa Practice in the Engineering
semester genap SMA Negeri 1 Boyolali Classroom. International Journal
tahun 2013/2014, tidak ada interaksi of Human and Social Sciences
antara penggunaan model pembelajaran 3(1), 18-23.
berbasis masalah dan inkuiri dengan [7] Suharta., & Luthan, Putri Lynna A.
kreativitas verbal terhadap prestasi (2013). Application of Cooperative
belajar siswa semester genap SMA Problem-Based Learning Model to
Negeri 1 Boyolali tahun 2013/2014 pada Develop Creativity and Foster
materi pokok hukum dasar kimia. Democracy, and Improve Student
Learning Outcomes in Chemistry
UCAPAN TERIMA KASIH in High School. Journal of
Atas terselesaikannya naskah ini Education and Practice, 4 (25), 55-
kami menghaturkan terimasih kepada 60.
Bapak Drs. Agung Wardoyo selaku [8] Munandar, Utami. (2004).
Kepala SMA Negeri 1 Boyolali yang Pengembangan Kreativitas Anak
telah memberikan izin penelitian, serta Berbakat. Jakarta: Rineka
Drs. Sumardi selaku guru kimia SMA Cipta
Negeri 1 Boyolali yang telah [9] Dahar, W. R. (2011). Teori teori
memberikan kesempatan, bimbingan Belajar dan Pembelajaran.
dan bantuan selama penelitian. Jakarta: Erlangga.
[10] Schunk, Dale. (2012). Learning
DAFTAR RUJUKAN Theories an Educational
[1] Ratri, A., Martini, K., & Nugroho, Perspective. Yogyakarta: Pustaka
A., (2013). Pembelajaran Kimia Pelajar.
Dengan Metode Inqury [11] Syaiful Sagala. (2010). Konsep
Terbimbing Dilengkapi Kegiatan dan Makna Pembelajaran.
Laboratorium Real Dan Virtual Bandung: Alfabeta
Pada Pokok Bahasan [12] Klegeris, Andis., Hurren, Heather.
Pemisahan Campuran. Jurnal (2011). Problem-Based Learning
Pendidikan Kimia (JPK), 2 (2), 44- In A Large Classroom
49. Setting: Methodology, Student
[2] Rusman. (2012). Modelmodel Perception and Problem-Solving
Pembelajaran. Jakarta: Raja Skill. Proceedings of Edulearn11
Grafindo Persada Conference, hlm. 2532-2541,
[3] Akcay, Behiye. (2009). Belajar Barcelona.
Soal Berbasis Pendidikan Sains. [13] Bernard, A., N. et al. 2010. The
Journal of Turkish Ilmu dual pathway to creativity model:
Pendidikan 6(1), 1-7. Creative ideation as a function of
[4] Ngalimun. (2014). Strategi dan flexibility and persistence.
Model Pembelajaran. Yogyakarta: European Review of Social
Aswaja Presindo. Psychology.
[5] Surif, Johari., Ibrahim, Nor http://www.tandonline.com/loi/pers
Hasniza., & Mokhtar, Mahani. 20
2013. Implementation of Problem
Based Learning in Higher
Education Institutions and Its
Impact on Student Learning. The
4th International Research

Copyright 2014 169

Anda mungkin juga menyukai