Anda di halaman 1dari 6

1.

PENGERTIAN REMAJA
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 11 tahun sampai 21 tahun.

Masa remaja sering disebut sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa.

2. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA


Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan seorang remaja harus melalui beberapa
tahapan. Tahapan itu diantaranya:

Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.
Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi
erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap
ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.

Remaja madya (middle adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai
teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena
tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau
pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari
oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat
hubungan dengan kawan-kawan.

Remaja akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian
lima hal yaitu :

Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek,


Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-
pengalaman baru,
Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi,
Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergaulan Remaja


Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang
timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri
sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada
beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :

1. Kondisi fisik
Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka
dambakan. Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.
Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik se ideal itu. Karenanya, remaja
harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif mungkin.
Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukannya makna kecantikan
yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta
kepribadian yang baik.

2. Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas
melakukan apa saja yang mereka suakai. Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,
seorang remaja senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan
disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat anatara
anak dan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih
bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling pengertian
dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain. Saling pengertian
juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa
aktivitas tertentu bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi remaja
dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak
adalah menjadi pendengar yang aktif.

3. Interaksi sosial.

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep
diri yang positip, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan
disenangi oleh lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan
kenyataan yang ada ( tidak di kurangi atau dilebih-lebihkan).

4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya
harus terus digali dan dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh
mana potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya diperdalam,
hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri secara positip,
seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang
akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti

5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa orang
yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih
sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positip, optimis, spontan, bahagia, serta penuh
gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang
membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia
akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta tertekan.

4. DAMPAK NEGATIF DALAM PERGAULAN REMAJA


Pergaulan dan Remaja
Pergaulan merupakan sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk bersosialisasi.
Pergaulan sendiri diartikan sebagai hal bergaul dan kehidupan bermasyarakat.
Pergaulan sendiri terjadi baik pada laki-laki dengan laki-laki, laki-laki dengan
perempuan, dan perempuan dengan perempuan. Kemudian dalam setiap
pergaulan itu terjadi pergaulan bebas. Lalu, sebenarnya apa itu pergaulan bebas?
Pergaulan bebas merupakan cara berteman tanpa batas, baik dalam berbicara
dan berperilaku dan sebagainya. Sayangnya, cara ini lebih sering mendatangkan
dampak negatif pergaulan bebas yang lebih banyak terjadi pada laki-laki dan
perempuan.

Menurut Syekh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh rahimahullah pergaulan


antara laki-laki dan perempuan dibagi menjadi 3 bentuk. Pertama, pergaulan
antara laki-laki dengan perempuan mahramnya. Yang demikian ini jelas
dibolehkan. Kedua, pergaulan antara laki-laki dengan perempuan lain untuk
tujuan merusak. Hal ini jelas diharamkan. Ketiga, campur baur antara laki-laki
dengan perempuan di lembaga pendidikan, kedai-kedai, perkantoran, rumah
sakit, serta pada acara-acara resepsi. Pada poin ini terdapat perbedaan pendapat.
Sebagian orang berpendapat bahwa hal tersebut tidak mengundang fitnah baik
bagi laki-laki maupun perempuan asal sesuai dengan syariat dan tujuan yang
baik. Sedangkan sebagian yang lain berpendapat hal tersebut dapat mengundang
fitnah.

Remaja sebagai salah satu yang sudah tidak lagi anak-anak namun juga belum
dapat dikatakan dewasa, biasanya amat senang untuk berkumpul dan
bersosialisasi dengan teman-temannya. Namun, seiring dengan perkembangan
jaman, sesi bersosialisasi itu menjadi tidak terkontrol sehingga menimbulkan
dampak negatif pergaulan bebas pada remaja.

Penyebab Pergaulan Bebas


1. Orang Tua

Penyebab dan Dampak Negatif Pergaulan Bebas Pada Remaja


http://jamaicahospital.org
Faktor yang memengaruhi remaja memilih pergaulan bebas bisa diakibatkan
oleh orang tua, seperti konflik antar orang tua ataupun kebiasaan orang tua yang
kurang baik. Tak sedikit orang tua yang sibuk bekerja dan melupakan waktu
bersama anak. Hubungan yang kaku antara orang tua dan anak membuat anak
bertanya-tanya dan tak sedikit di antara mereka mencari perhatian dengan
melakukan hal-hal yang dilarang bahkan bisa saja anak mengikuti gaya hidup
orang tuanya yang memang sudah terlibat dalam pergaulan bebas.

2. Lingkungan

Lingkungan akan memengaruhi anak untuk melakukan hubungan bebas.


Lingkungan yang tidak sehat akan mendukung anak untuk melakukan hal-hal
yang negatif. Apabila lingkungannya sehat, anak akan malu melakukan hal negatif
karena terdapat hukum atau norma yang tidak tertulis di lingkungan tersebut.
Maka, terciptalah budaya malu yang penting untuk diterapkan.

3. Media Massa

Pengaruh media massa yang terus menjamur seiring semakin terbukanya


kebebasan berekspresi. Peran media dalam mengampanyekan pergaulan bebas
melalui budaya pacaran dan berganti-ganti pasangan sangat besar.
4. Kurangnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Pendidikan kesehatan reproduksi sering dianggap tabu untuk dibicarakan di


rumah maupun di sekolah. Sehingga akhirnya anak remaja tersebut mencari tahu
sendiri. Padahal, informasi tentang kesehatan reproduksi yang dicarinya rata-
rata tidak dengan sumber yang dapat dipercaya.

5. Keagamaan dan Lunturnya Adat Ketimuran

Religiusitas memang tidak menjamin seseorang untuk tidak melakukan


pergaulan bebas. Tetapi, dengan arahan yang tepat rasa keagamaan dapat
menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tidak bermanfaat. Selain itu, adat
ketimuran seperti sopan santun, ramah tamah, dan etika menjadi hal yang
langka.

Dampak Negatif Pergaulan Bebas pada Remaja


Ada beberapa dampak negatif pergaulan bebas yang ditimbulkan ketika muda-
mudi berkumpul dalam satu ruangan. Dampak negatif pergaulan bebas tersebut
antara lain

1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Ini merupakan salah satu dampak negatif pergaulan bebas akibat hamil di luar
pernikahan. Biasanya, remaja yang mengalami ini akan mencari cara untuk
menggugurkan (aborsi) kandungannya yang lebih banyak dilakukan oleh bukan
tenaga kesehatan. Akibatnya, terjadi masalah kesehatan seperti sulit memiliki
anak ketika menikah nanti ataupun kematian.

2. Putus Sekolah

Hal ini merupakan dampak negatif pergaulan bebas. Karena mereka lebih
mengutamakan ego ketimbang akal sehat dan realita yang ada. Akibatnya,
meningkatnya kemiskinan karena kurangnya pendidikan dan semakin bodohnya
masyarakat menjadi hal yang sering terjadi.

3. Kriminalitas Tinggi

Kriminalitas tinggi
Pergaulan bebas memicu meningkatnya kriminalitas.
(http://stat.ks.kidsklik.com)
Tentu saja dampak negatif pergaulan bebas ini memicu angka kriminalitas.
Pendidikan yang rendah, kemiskinan, dan kebutuhan akan hal-hal kesenangan
seperti penggunaan narkoba dan zat adiktif memicu seseorang untuk melakukan
kriminalitas seperti mencuri, merampok, memperkosa, atau membunuh
seseorang.
4. Penyakit Sosial

Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah meningkatnya penyakit


sosial. Rasa empati dan belas kasih sudah tidak dianggap ada lagi. Diganti dengan
rasa egoisme, tidak peduli asalkan senang, sifat hedonisme, dan melakukan
segala cara buruk untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

5. Masalah Kesehatan Secara Global

Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah terjadinya masalah


kesehatan. Penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan penyakit kelamin
menjadi pemandangan yang dapat dijumpai. Padahal, hingga saat ini, penyakit ini
tidak ada obatnya dan menimbulkan masalah kesehatan lain seperti kemandulan
atau bahkan kematian.

Itulah beberapa penyebab dan dampak negatif pergaulan bebas. Hal ini penting
untuk diketahui oleh orang tua bahkan remaja itu sendiri. Dengan memahami ini,
semoga remaja tidak terjerumus dalam keburukan. Semoga artikel ini
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wartam, makalah tentang kenakalan remaja 03/2013. dalam


"http://pengantar-bahasa-indonesia.blogspot.com/2013/03/contoh-
makalah-tentang-kenakalan-remaja.html"

2. Anta, makalah kenakalan remaja 10/2010. dalam


"http://antathedreamer.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none.html"

3. Faras sulthana, makalah kenakalan remaja 05,2015. Dalam


"http://farasawy.blogspot.com/2015/05/contoh-makalah-kenakalan-
remaja.html"

4. Miftam, makalah mengenai kenakalan remaja 12/2012. Dalam


"http://www.miftatnn.com/2012/12/makalah-mengenai-kenakalan-
remaja.html"

Link Sumber : http://denawanto.blogspot.co.id/2016/06/makalah-tentang-kenakalan-remaja.html?


m=1#ixzz4qI3fqCaT

Anda mungkin juga menyukai