Anda di halaman 1dari 22

0

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM


MATA AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
MAHASISWA SEMESTER III

Disusun Dalam Rangkan Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pembibimbing : Heni Purwaningsih S.Kep.,Ns.,M.kep.

Disusun Oleh :

Thalia Florencia Da Costa Cabral

010115A127

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Jl. Gedongsongo, Candirejo, Ungaran Kab. Semarang 50513

2016
1

BAB I

PENDAHULIUHAN

A. Pengeritian Critical Thinking secara umum


Critical thingking merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan
berpikir dengan sengaja menilai kualitas pemikiranya, pemikir menggunakan
pemikiran yang relatif, independen, jernih dan rasional.

B. Pengertian Crtical Thingking In Nursing Secara Umum


Adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan professional dan kualitas asuhan
keperawatan, befikir kritis jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai sukses dalam
berbagai aktifitas.

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian
atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan
pengalaman. (Pery & Potter,2005). Menurut Bandman dan Bandman (1988),

berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan,


pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Menurut Strader
(1992),

bepikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang
kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya serta mengevaluasi
pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya
perspektif pandangan baru

BAB II
PEMBAHASAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA AJAR KEPERAWARAN MEDIKAL
BEDAH PADA MAHASISWA SEMESTER III
2

A. Pengkajian
Penelitian menganalisis peningkatan kemampuan berfikir kritis dalam keperawatan medikal
bedah dengan metode pembelajaran. Metode penilitian yan digunakan adalah metode desain
Experimental dengan analisi data yangan menggunakan uji beda rata-rata.

Terdiri dari 121 responden dengan teknik sampling melalui percobaan kontrol acak.
Pengujian persyaratan analisi terdiri dari uji Kruskall Wallis dan membandingkan antara
kelompok menggunakan Mann Whitney. uji statistik pada berpikir kritis kemampuan
perbedaan pengaruh yang signifikan secara statistik antara metode pembelajaran Problem
Based Learning dengan perbedaan Konvensional yang berpengaruh sangat signifikan
sedangkan belajar Motivasi perbedaan yang berpengaruh signifikan secara statistik antara
pembelajaran berbasis metode pembelajaran masalah dengan pembelajaran kooperatif
Kesimpulan Ada perbedaan yang berpengaruh signifikan secara statistik pada metode
pembelajaran Problem Based Learning dan Cooperative Learning dalam kemampuan untuk
berpikir perbedaan kritis.

B. Intervensi
Penilitian ini digunakan metode exprimental dan dilakukan pada Mahasiswa Semester III,
untuk memudah mahasiswa untuk belajar mata ajar Keperawatan Medikal Bedah, karena
pada mata ajar Keperawatan Medikal Bedah ini setiap sistemnya mempunyai jenis penyakit
yang berbeda-beda, gejala yang berbeda sehingga mahasiswa agak sulit untuk
mempelajarinya. Diambil 3 kelas metode yang pertama PBL 40 mahasiswa, kedua metode
CL 40 mahasiswa sedangkan kelas ketiga dilakukan,menggunakan metode pembelajaran
konvensional sebagai kelas kontrol.

C. Implementasi
Hasil Penelitia
1. Haisl uji normalitas data
Hasil persyaratan data, untuk nilai normalitas dengan PBL adalah sebesar
0,000. Sedangkan perbedaan mean kelompok didapatkan pada metode PBL
mempunyai nilai mean 12,4 dalam berfikir kritis, metode belajar Cl mempunyai
nilai mean 8,72 dalam berfikir kritis dan metode belajar konvensional
3

mempunyai nilai mean 6,27 dalam berfikir kritis. Motivasi pada masing-masing
responden kelompok belajar mempunyai perbedaan yang signifikan dengan nilai
probabilitas hasil perhitungan sebesar 0,016. Sedangkan perbedaan mean
kelompok didapatkan pada metode PBL mempunyai nilai mean motivasi sebesar
1,38, metode belajar Cl mempunyai nilai mean motivasi sebesar 3,68 dan metode
belajar konvensional mempunyai nilai mean motivasi sebesar 1,76.
2. Hasil Belajar Konvesional
Hasil perhitungan sebesar 0,001. Pada kelompok PBL dengan konvensional juga
berbeda secara signifikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Sedangkan
pada kelompok CL dengan konvensional tidak berbeda secara signifikan dengan
nilai signifikan 0,079. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran PBL mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada metode CL
dan Konvensional dalam berfikir kritis.
3. Hasil uji mann withney
Untuk uji mann withney yang berfungsi untuk membandingkan masing-masing
kelompik PBL dengan CL Dengan Proses perhitungan sebesar 0,005. Pada
kelompok PBL dengan konvensional tidak berbeda secara signifikan dengan nilai
probabilitas sebesar 0,904. Sedangkan pada kelompok CL dengan konvensional
berbeda secara signifikan dengan nilai signifikan 0,032. Berdasarkan hasil diatas
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PBL dan Konvensional lebih bak
dari pada metode CL berdasarkan nilai mean dan metode PBL lebih baik dari
pada metode konvensional.

D. Evaluasi
Setelah melakukan penelitian, ini dapat disimpuklan bahwa mahasiswa semester 3 mata
ajar keperawatan medikal bedah ini, lebih baik jika melakukan metode pembelajaran
berfikir kritis yaitu uji kruskal wallis , dari pada metode konvesiomal, walapun ada
keterbatasn pengukuran motivasi dengan menggunakan kuesioner sehingga terdapat
subyektifitas tinggi dan hasilnya pun tidak memuaskan, dan juga keterbatasan waktu
saat pengambilan data.
4

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membuat penilitian ini tampak ada perbedaan pengaruh pada metode
pembelajaran problem bases learning dan cooperative learning terhadap motivasi
belajar dengan uji kruskal wallis dengan nilai signifikan (p<00,16) sedangkan
kemampuan berfikir kritis hasil uji kruskall Wallis menunjukkan nilai rata-rata
pada mahasiswa akademik keperawatan Bina Sehat PPNI kabupaten Mojokarto
adalah (p < 0,00 ) dan uji statistic Mann Whitney pun meningkatkan motivasi
belajar dan kemampuan berfikir kritis dalam mata ajar keperawatan medical bedah
pada mahasiswa semester III Akademi Keperawatan Bina sehat PPNI

B. SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berfikir kritis dalam keperawatan,
Mahasiswa diharapkan harus lebih mengembangkan pikiran secara rasional dan
cermat melalui berbagai sumber yang ada agar mampu berfikir kritis dalam
mengambil keputusan atau masalah sesuai kebutuhan pasein, sehingga pada saat
5

melakukan pengkajian pasein akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa
terganggu.

ABSTRAK

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM
MATA AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
MAHASISWA SEMESTER III

(AKADEMI KEPERAWATAN KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO)

By : Binarti Dwi W

Background of the researchCritical thinking abilities that will enhance students' ability to
achieve expected competencies , also need a good motivation to improve the ability to think
critically influenced by the teaching methods adopted by the educational institution in which
the student study space , so that the learning process can be well received by students .
Research PurposeThis study aimed to analyze the differences in the influence of learning
methods Problem Based Learning with Cooperative Learning on the motivation and ability
to teach critical thinking in the lesson Medical Surgery of the respiratory system .
MethodThis study is the True Experimental design , implemented in Nursing Academy Bina
Sehat PPNI Mojokerto . Consisted of 121 respondents with a sampling technique
Randomized control trial .
Research instruments is questionnaire. That is about the learning motivation and the ability to
think critically . All declared valid and reliable .
Analysis of the data analysis using Kruskall Wallis test and to compare between groups using
the Mann Whitney .
Result of the research There are differences in the effect of problem-based learning instructional
methods and cooperative learning on learning motivation demonstrated by the Kruskal-Wallis test
with significant values (p <0.016), while the ability to think critically Kruskall Wallis test results show
the value (p <0.00) in the Healthy Development of Nursing Academy students PPNI district
6

Mojokerto.Setelah several variables studies conducted with the Mann-Whitney statistical test results
on critical thinking ability differences are statistically significant effect between learning methods
Problem Based Learning with Conventional differences were highly significant effect (p <0.00),
whereas Motivation learning differences that are statistically significant effect between learning
methods Problem based learning with cooperative learning (p <0.005).
Conclusion There are differences that are statistically significant effect on the learning methods
Problem Based Learning and Cooperative Learning in the ability to think kritis.Ada differences
influence learning methods Problem Based Learning and Cooperative Learning on student learning
motivation in the eyes of Medical Surgery Nursing teaching Healthy Development PPNI Mojokerto
Keywords : learning methods , Problem Based Learning , Cooperative Learning ,
conventional , learning motivation, the ability to think

PENDAHULUAN kurang mencapai hasil pembelajaran yang


maksimal karena mahasiswa hanya
A. Latar Belakang
mendengarkan dan situasi ini akan
Motivasi dan kemampuan berfikir menimbulkan kebosanan yang mana
kritis mahasiswa merupakan dua faktor mereka merasa tidak dituntut untuk
yang sangat penting bagi mahasiswa untuk berfikir dan cenderung santai karena
mencapai kompetensi akademis yang kurang berfikir kritis. Hal ini
diharapkan,menurut teori motivasi yang mengakibatkan rendahnya kemampuan
tinggi akan meningkatkan prestasi mahasiswa dalam membuat asuhan
akademis mahasiswa .Demikian juga keperawatan. Padahal pembelajaran
kemampuan berfikir kritis itu akan Keperawatan Medikal Bedah menuntut
meningkatkan kemampuan mahasiswa kemampuan kognitif, afektif dan
untuk mencapai kompetensi yang psikomotor. Hal ini akan membawa
diharapkan,baik motivasi maupun dampak yang kurang baik jika mereka
kemampuan berfikir kritis dipengaruhi tidak menguasai betul seperti yang
oleh metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan, padahal dalam pembelajaran
oleh instansi pendidikan dimana tempat dilapangan yang dihadapi adalah manusia.
mahasiswa belajar. Mahasiswa harus dapat memutuskan
masalah keperawatan dan tindakan apa
Metode pembelajaran yang
yang harus dilakukan dengan perawatan
kurang tepat yang sering diterapkan adalah
bio-psiko-sosial-spiritual yang mana
metode konvensional ternyata masih
perawatan yang diberikan bersifat holistik
7

untuk pemenuhan kebutuhan dasar menyatakan bahwa penilaian hasil belajar


manusia. (Nursalam, 2006). peserta didik dilakukan dengan ihasil
belajar peserta didik dalam menguasai
Pendidikan dalam
setiap bidang studi (Pusdiknakes,2007)
keperawatan adalah suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk Metode pembelajaran yang tepat
menyiapkan dan menghasilkan lulusan dan mudah diterima oleh mahasiswa
yang profesional. Lulusan yang seperti metode problem based learning dan
dihasilkan diharapkan mampu cooperative learning memberikan
memberikan pelayanan keperawatan pengalaman pembelajaran diruang kuliah
berdasarkan ilmu dan teknologi sendiri dimana mereka dengan
keperawatan. Dalam melaksanakan pembelajaran ini akan mempunyai
praktek keperawatan,lulusan kemampuan untuk berfikir lebih kritis dan
keperawatan perlu menguasai mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
ketrampilan klinik, salah satunya menguasai konsep,dan menimbulkan
adalah komunikasi terapeutik yang akan motivasi yang tinggi selama proses
digunakan dalam pemberian asuhan pembelajaran dimana Motivasi belajar
keperawatan. Kemampuan ini hanya adalah kekuatan pendorong dan pengarah
dapat ditumbuhkan melalui proses perbuatan belajar.Pendorong dalam arti
pembelajaran. pemberi kekuatan yang memungkinkan
perbuatan belajar dijalankan.Pengarah
Dalam proses pembelajaran, selain
dalam arti pemberi tuntunan kepada
mendapatkan teori di dalam kelas,
perbuataan belajar ke arah tujuan yang
mahasiwa juga mendapatkan
telah ditetapkan.Tujuan belajar adalah
pengalaman belajar di laboratorium
penguasaan suatu kompetensi baru untuk
dan di lahan praktek dalam suatu
mengatasi masalah.Teratasinya masalah
lingkungan yang menopang pertumbuhan
berarti terhindarkannya pembelajaran dari
dan pembinaan kemampuan
keadaan yang tidak dikehendaki
profesional (Nursalam dan Ferry, 2008).
(Mudjiman,2011)
Kualitas lulusan tenaga kesehatan
Perawat melakukan pengambilan
sangat dipengaruhi oleh prestasi belajar
keputusan dalam setiap tindakan,
ketika menyelesaikan pendidikannya.
s e mentara itu perawat juga
Pedoman umum Penyelenggaraan
merencanakan dan memberikan asuhan.
pendidikan diploma III Kesehatan
Efektifitas dan ketepatan pengambilan
8

keputusan membutuhkan kemahiran mahasiswa dalam 1 klas Akper Bina Sehat


dalam mengumpulkan data dan PPNI Mojokerto,kurang tepat bila
keterampilan berpikir kritis. Berpikir kritis diberikan soal jenis triger case karena
dalam keperawatan merupakan komponen kurang mampunya mereka dalam berfikir
yang sangat penting dari akuntabilitas kritis,15 mahasiswa (30%) mendekati
profesional dan salah satu penentu tidak bisa merumuskan intervensi dengan
kualitas asuhan keperawatan. Perawat tepat, 5 orang (20 %) dalam menentukan
yang memiliki kemampuan berpikir diagnosa keperawatan sudah tepat dan
kritis akan menunjukkan sikap percaya masih banyak intervensi yang belum
diri, berpandangan konseptual, kreatif, masuk pada diagnosa keperawatan
fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran tersebut.
terbuka, tekun dan reflektif (Fesler-
Martin (2002) mendukung
Birch, 2005; Ingram, 2008).
pendapat ini dengan mengemukakan
Ignatavicius & Workman (2006)
bahwa saat ini perawat menghadapi
mendukung pendapat ini dengan
banyak keputusan karena
mengungkapkan bahwa berpikir kritis
perkembangan praktik keperawatan
merupakan kompetensi yang perlu
semakin memperluas otonomi perawat,
dimiliki oleh perawat agar dapat
sehingga perawat harus mampu
memberikan asuhan keperawatan yang
mempertimbangkan lebih dari satu
berkualitas karena berpikir kritis sangat
kemungkinan dan membuat keputusan
berkaitan dengan pengambilan keputusan
dengan cepat. Adanya banyaknya tuntutan
dan penilaian klinisyang tepat. Lebih
dalam dunia pekerjaan perawat
lanjut, Christensen & Kenney (2009)
membutuhkan pengetahuan yang cukup
mengemukakan bahwa perawat sebagai
untuk mengambil keputusan,menjembatani
seorang praktisi yang berpendidikan,
hal tersebut dalam instansi pendidikan
diharapkan mempunyai kemampuan
memfasilitasi hal tersebut dengan
intelektual untuk menggunakan
memberikan dasar ilmu pengetahuan
pemikiran rasional dan reflektif saat
keperawatan yang cukup,sehingga
perawat mempertim-bangkan
nantinya Perawat mampu berfikir secara
pengamatan dan informasi tentang
kritis dalam mengambil suatu keputusan.
kondisi masing-masing pasien.
Belajar mengajar adalah suatu
Dari hasil-hasil test baik UTS dan
kegiataan yang bernilai edukatif.Nilai
UAS hampir 50% (20 mahasiswa) dari 45
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi
9

antara guru dan anak didik.Interaksi yang berpikir kritis pada mata ajar Keperawatan
bernilai edukatif dikarenakan kegiataan Medikal Bedah pada sistem pernapasan?
belajar mengajar yang dilakukan,diarhkan
untuk mencapai tujuan dalam hal ini C. Tujuan
membentuk seorang perawat yang 1. Tujuan Umum
profesianal yang telah dirumuskan diawal Untuk mengetahui perbedaan
pendidikan,guru dengan sadar pengaruh metode pembelajaran
merencanakan kegiataan pengajarannya Problem Based Learning dengan
secara sistematis dengan memanfaatkan Cooperative Learning terhadap
segala sesuatunya guna kepentingan motivasi dan kemampuan berfikir
pengajaran. Kritis pada mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah pada sistem
Terbentuknya suatu profil lulusan
pernapasan ?
menjadi seorang perawat yang profesional
2. Tujuan Khusus
tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut
adalah bagaimaa bhan pelajaran yang a. Mendiskripsikan motivasi pada
disampaikan guru dapat dikuasai oleh metode pembelajaran Problem
peserta didik dengan baik,ini pada Based Learning dan Cooperative
dasarnya mrpk masalah yang sulit Learning sebelum perlakuan.
dirasakan guru.Kesulitan itu dikarenakan
b. Mendiskripsikan motivasi pada
anak didik bukan hanya sebagi
metode pembelajaran Problem
indivudu,tetapi mereka juga mahkluk
Based Learning dan Cooperative
sosial dengan latar belakang yang
Learning sesudah perlakuan.
berlainan untuk dicetak menjadi perawat
yang profesional,ada 3 aspek yang c. Mendiskripsikan kemampuan
membedakan anak didik yang satu dengsn berpikir kritis pada metode
yang lain yaitu aspek intelektual,psikologis pembelajaran Problem Based
dan biologis ( Syaiful ,2010) Learning dan Cooperative
Learning sebelum perlakuan.
B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan pengaruh d. Mendiskripsikan kemampuan
metode pembelajaran Problem Based berpikir kritis pada metode
Learning dengan Cooperative Learning pembelajaran Problem Based
terhadap motivasi dan kemampuan Learning dan Cooperative
Learning sesudah perlakuan.
10

HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Manfaat Penelitian. A. Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan
Karakteristik sampel yang
dapat memberikann manfaat teoritis
didapat pada penelitian ini dapat
atau konfirmatif pengembangan teori
dilihat pada tabel dibawah ini :
dan manfaat aplikatif proses
pembelajaran antara lain : Tabel 4.1 Karakteristik Sampel
1. Manfaat Teoritis Variabel Kontinu Mean SD Minimun Maximum
Diharapkan penelitian ini dapat Kemampuan Berfikir Kritis 22,12 4,42 10 29
Motivasi 32,03 2,65 20 36
dijadikan sarana belajar untuk Usia 19 0,695 18 20
Variabel Kategorikal Obs Persen
menambah pengetahuan,wawasan Jenis Kelamin
1. Perempuan 92 79
dan pengalaman serta sebagai bentuk 2. Laki-laki 59 23
Total 121 100
kepedulian terhadap permasalahan Metode Pembelajaran
mengenai perbedaan pengaruh 1. PBL 40 33
2. CL 40 33
metode pembelajaran problem based 3. Konvensional 41 34
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013
learning dan cooperative learning Rata-rata kemampuan berfikir
terhadap motivasi dan kemampuan kritis adalah 22,12, motivasi 32,03 dan
berfikir pada mata ajar keperawatan usia 19 tahun. Dengan teknik random
Medikal Bedah pada sistem maka subjek yang didapatkan adalah 92
pernapasan perempuan dan 59 laki-laki. Sedangkan
2. Manfaat Praktis responden yang mengikuti metode
Hasil penelitian ini iharapkan dapat pembelajaran PBL sebanyak 40
menjadi bahan informasi dan mahasiswa, metode CL sebanyak 40
evaluasi Prodi DIII Keperawatan mahasiswa dan Konvensional sebanyak 41
Bina Sehat PPNI Mojokerto mahasiswa.
mengenai metode pembelajaran yang
I. Hasil uji normalitas data
sesuai untuk mata ajar keperawatan
medikal bedah sehingga mampu Hasil analisis kruskal Wallis
menumbuhkan motivasi dan tentang perbedaan metode belajar dengan
menghasilkan kemampuan berfikir motivasi belajar disajikan pada tabel
kritis pada mahasiswa dalam dibawah ini :
mengerjakan test maupun pada
pembelajaran klinik.
11

Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal Wallis tentang perbedaan pengaruh metode pembelajaran Tabel 4.3 Hasil uji Mann Withney tentang beda pasangan kelompok metode pembelajaran
terhadap motivasi belajar dan kemampuan berfikir kritis mahasiswa semester III
Akper Bina Sehat PPNI kabupaten Mojokerto dalam kemampuan berfikir kritis mahasiswa semester III Akper Bina Sehat PPNI
Kruskall kabupaten Mojokerto
Variabel n Mean Median SD
Wallis
Berfikir Kritis
1. PBL 40 12,4 12 3,49 Mann
Metode Pembelajaran n Mean Median SD
2. CL 40 8,73 8,50 4,56 26,220 0,000 Withney
3. Konvensional 41 6,27 8 5,68
Motivasi 1. PBL 40 12,4 12 3,49
-3,448 0,001
1. PBL 40 1,38 0,00 2,64 2. CL 40 8,73 8,50 4,56
2. CL 40 3,68 2 5,78 8,228 0,016
3. Konvensional 41 1,76 1 4,53 1. PBL 40 12,4 12 3,49
Sumber data :Penelitian Juli- Agustus 2013 -4,922 0,00
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
1. CL 40 3,68 2 5,78
-1,754 0,079
Kemampuan berfikir kritis pada 2. Konvensional 41 6,27 8 5,68
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013
masing-masing responden kelompok
belajar mempunyai perbedaan yang
signifikan dengan nilai probabilitas hasil Berdasarkan hasil uji mann

perhitungan sebesar 0,000. Sedangkan withney dengan membandingkan masing-

perbedaan mean kelompok didapatkan masing kelompok belajar dalam berfikir

pada metode PBL mempunyai nilai mean kritis didapatkan kelompok PBL dengan

12,4 dalam berfikir kritis, metode belajar CL berbeda secara signifikan dengan nilai

Cl mempunyai nilai mean 8,72 dalam probabilitas perhitungan sebesar 0,001.

berfikir kritis dan metode belajar Pada kelompok PBL dengan konvensional

konvensional mempunyai nilai mean 6,27 juga berbeda secara signifikan dengan nilai

dalam berfikir kritis. probabilitas sebesar 0,000. Sedangkan


pada kelompok CL dengan konvensional
Motivasi pada masing-masing tidak berbeda secara signifikan dengan
responden kelompok belajar mempunyai nilai signifikan 0,079. Berdasarkan hasil
perbedaan yang signifikan dengan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa metode
probabilitas hasil perhitungan sebesar pembelajaran PBL mempunyai pengaruh
0,016. Sedangkan perbedaan mean yang lebih baik dari pada metode CL dan
kelompok didapatkan pada metode PBL Konvensional dalam berfikir kritis.
mempunyai nilai mean motivasi sebesar
1,38, metode belajar Cl mempunyai nilai
mean motivasi sebesar 3,68 dan metode
belajar konvensional mempunyai nilai
mean motivasi sebesar 1,76.
12

Tabel 4.4 Hasil uji Mann Withney tentang beda pasangan kelompok metode pembelajaran menyatakan H0 ditolak H1 diterima
dalam Motivasi Belajar mahasiswa semester III Akper Bina Sehat PPNI
kabupaten Mojokerto terdapat perbedaan rata- rata kemampuan
Mann
Metode Pembelajaran n Mean Median SD
Withney
berfikir kritis sesudah dilakukan
1. PBL 40 12,4 12 3,49
2. CL 40 8,73 8,50 4,56
-2,802 0,005 intervensi dengan menggunakan metode
1. PBL 40 12,4 12 3,49
-0,121 0,904
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68 pembelajaran Problem Basic
1. CL 40 3,68 2 5,78
-2,146 0,032
2. Konvensional 41 6,27 8 5,68 Learning,Cooperative Learning dan
Sumber : data penelitian Juli -Agustus 2013
Konvensional.

Berdasarkan hasil uji mann Kemampuan berfikir kritis yang terbaik


withney dengan membandingkan masing- adalah mahasiswa yang menggunakan
masing kelompok belajar dalam hal metode pembelajaran Problem Basic
motivasi didapatkan kelompok PBL Learning disusul oleh Metode
dengan CL berbeda secara signifikan Pembelajaran Cooperative Learning yang
dengan nilai probabilitas perhitungan paling rendah adalah dengan
sebesar 0,005. Pada kelompok PBL dengan menggunakan metode pembelajaran
konvensional tidak berbeda secara konvensional .Hal ini sesuai menurut
signifikan dengan nilai probabilitas sebesar John Dewey dalam buku Paradigma
0,904. Sedangkan pada kelompok CL Baru pembelajaran Model pembelajaran
dengan konvensional berbeda secara problem Based learning merupakan
signifikan dengan nilai signifikan 0,032. interaksi antara stimulud dan
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan respon,hubungan dua arah belajar dan
bahwa metode pembelajaran PBL dan lingkungan,dimana lingkungan memberi
Konvensional lebih bak dari pada metode masukan pada mahasiswa berupa masalah
CL berdasarkan nilai mean dan metode sedangkan sistem saraf otak berfungsi
PBL lebih baik dari pada metode menafsirkan bantuan secara efektif
konvensional. sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki ,dinilai ,dianalisa serta dicari
pemecahannya dengan baik,sehingga di
B. Pembahasan dapatkan pengalaman.
Analisis dengan mengunakan uji
Pada Cooperatif Learning menurut
Kruskall Wallis dalam penelitian ini
( Lie, 2008: 23) adalah salah satu model
menunjukkan bahwa untuk kemampuan
pembelajaran yang menggunakan
berfikir kritis pada mahasiswa
struktur tugas dan penghargaan yang
mempunyai nilai yang signifikan yaitu
berbeda untuk meningkatkan
= 0,000 < dari 0,005 ,sehingga ini
13

pembelajaran dalam kelompok, Learning dan metode konvensionl paling


sedangkan pada Konvensional model akhir. Menurut teori Purwanto, (2007),
pembelajaran dengan menggunakan motivasi adalah pandangan suatu untuk
metode ceramah setiap kali mengajar mempengaruhi tingkah laku
,sehingga pusat belajar berada pada seseorang,agar ia bergerak hatinya untuk
guru,dengan melihat pengertian diatas bertindak melakukan sesuatu sehingga
bahwa metode pembelajaran problem mencapai hasil atau tujuan tertentu. Jadi
basic learning dirancang dan Metode Pembelajaran Problem Based
dikembangkan untuk membantu Learning ini dianggap oleh mahasiswa
mahasiswa dengan siswa sebagai suatu metode pembelajaran
mengembangkan kemampuan berfikir memudah mahasiswa untuk belajar mata
kritis dalam menyelesaikan masalah ajar Keperawatan Medikal Bedah dengan
sehingga mahasiswa mampu belajar mudah,karena pada mata ajar
secara mandiri. Keperawatan Medikal Bedah ini setiap
Tabel 4.2 menunjukkan sistemnya mempunyai jenis penyakit
hasil Analisis dengan mengunakan uji yang berbeda beda dengan gejala yang
Kruskall Wallis dalam penelitian ini berbeda pula sehingga agak sulit untuk
menunjukkan bahwa untuk motivasi mempelajarinya.Dengan metode
pembelajaran mahasiswa untuk mata ajar Pembelajaran problem based learning
Keperawatan Medikal Bedah pada dimana mahasiswa diberikan kasus nyata
mahasiswa mempunyai nilai yang sehingga mahasiswa memiliki
signifikan yaitu = 0,0016 < dari 0,005 pengembangan kemampuan berpikir kritis
,sehingga ini menyatakan H0 ditolak H1 untuk menyelesaikan masalah,
diterima terdapat perbedaan rata- rata ketrampilan intelektual dan
motivasi mahasiswa untuk mata ajar mensimulasikan menjadi mahasiswa yang
keperawatan medikal bedah sesudah mandiri.
dilakukan intervensi dengan
Hasil uji Mann-Whitney
menggunakan metode pembelajaran
pada tabel 4.4 tentang perbedaan
Problem Basic Learning,Cooperative
perubahan motivasi sebelum dan
Learning dan Konvensional.Dimana
sesudah konseling antara kelas metode
metode problem based learning membuat
pembelajaran problem based learning
mahasiswa mempunyai motivasi yang
dengan cooperative learning ,
paling tinggi, disusul metode cooperative
menunjukkan rata-rata motivasi lebih
14

tinggi setelah dilakukan pembelajaran perbedaan yang ditunjukkan oleh nilai


pada mata ajar Keperawatan Medikal signifikan ( = 0,904) ini ditunjang
Bedah metode Problem Based Learning teori motivasi yang dikemukakan oleh
dari pada kelas metode cooperative Djiwandono ( 2006 ) bahwa motivasi
learning, dan perbedaan itu secara yang berasal dari dalam diri individu
statistic signifikan (p<0.005). Hal ini akan berkembang dengan baik apabila
sesuai dengan penelitian yang diterapkan banyak metode dan variasi
dilakukan oleh Samsul Arifin (2009) saat guru mengajar, jadi meskipun
dan Cici Indrayanti (2011) menyatakan metodenya dengan menggunakan
bahwa terdapat pengaruh konseling metode konvensional mahasiswa tetap
terhadap motivasi belajar. Menurut termotivasi untuk mengikuti
Mulyadi (2011) motivasi dibagi dua perkuliahaan mata ajar KMB karena
yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi selain melakukan pengajaran juga
Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari diselingi oleh kasus yang lucu sesuai
dalam diri individu sendiri tanpa ada dengan kasus pada mata ajar yang
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas diampuh.
dasar kemauan sendiri. Motivasi Hasil uji Mann Whitney pada
Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul kelas yang mengikuti perkulihaan KMB
sebagai akibat pengaruh dari luar metode Cooperatif Learning dengan
individu, apakah karena adanya ajakan, perkuliahaan KMB pada kelas dengan
suruhan, atau paksaan dari orang lain metode Konvensional (kelas kontrol)
sehingga dengan keadaan demikian menunjukkan rata rata motivasi yang
siswa mau melakukan sesuatu atau lebih tinggi pada kelas yang
belajar. Dengan adanya metode menggunakan metode pembelajaraan
pembelajaran Problem Based Learning cooperative learning daripada metode
maka diharapkan motivasi meningkat pembelajaran konvensional dengan
melalui motivasi ekstrinsik. nilai signifikan ( = 0.032) hal ini
Pada motivasi mahasiswa dalam diperkuat oleh teori Santrock (2008)
mengikuti kuliah KMB dengan metode dalam pengajaran motivasi
pengajaran problem based learning mengarahkan siswa dan siswi mampu
dengan motivasi mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk
mengikuti kuliah KMB metode mengorganisasi, merencanakan,
pengajaran konvensional tidak ada menentukan tujuan dan mencapai
15

tujuan tersebut,motivasi ini sangat peningkatan yang signifikan pada


didukung oleh pendekatan kognitif kemampuan berfikir kritis metode
karena individu akan lebih ingin problem based learning daripada
melakukan sesuatu yang mencapai cooperative learning yang ditunjukkan
tujuannya sendiri,metode pembelajaran nilai signifikan ( = 0,001) ini
cooperative learning (Lita,2009) bahwa ditunjang oleh teori Agus Suprijono
pembelajaran kooperatif learning adalah (2009) adapun manfaat dan model
model pembelajaran dimana siswa akan pembelajaran cooperative learning 1)
duduk bersama dalam kelompok memudahkan siswa belajar; 2)
dengan struktur tugas dan penghargaan tumbuhnya kesadaran siswa untuk
yang diterima oleh siswa untuk belajar berfikir mandiri; 3) siswa dapat
menguasai materi yang disampaikan menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh guru,sedangkan menurut ,Agus oleh guru,menurut Riyanto Yatim
Suprijono (2009) adapun manfaat dan ( 2009) salah satu cirri motode
model pembelajaran cooperative pembelajaran problem based learning
learning 1) memudahkan siswa belajar; adalah melatih ketrampilan berfikir dan
2) tumbuhnya kesadaran siswa untuk ketrampilan mengatasi masalah melalui
belajar berfikir mandiri; 3) siswa dapat kasus yang diberikan oleh pengajar,
menyelesaikan masalah yang diberikan sedangkan pada Cooperatif learning Lie
oleh guru, dari teori tersebut diatas (2008) salah satu model pembelajaran
jelas sekali kelebihan metode yang menggunakan struktur tugas dan
pembelajaran cooperative Learning penghargaan yang berbeda, dari teori
dibanding konvensional yang sistem diatas jelas sekali perbedaan dalam
pembelajarannya berpusat pada melatih kemampuan berfikir kritis pada
pengajar. mahasiswa pada perkuliahaan
Kemampuan berfikir kritis yang keperawatan medical bedah.
ditunjukkan pada hasil uji Mann Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji
Whitney pada tabel 4.3 tentang Mann Whitney tentang kemampuan
perbedaan kemampuan berfikir kritis berfikir kritis tentang perbedaan
pada kelas perkulihaan KMB dengan kemampuan berfikir kritis pada kelas
metode problem based learning dengan perkulihaan KMB dengan metode
kelas perkulihaan KMB metode problem based learning dengan kelas
cooperative learning , rata rata ada perkulihaan KMB metode konvensional
16

, rata rata ada peningkatan yang dalam anggota kelompok harus saling
signifikan sekali pada kemampuan bekerja sama dan saling membantu
berfikir kritis metode problem based untuk memahami materi, dari beberapa
learning daripada cooperative learning teori diatas antara PBL dan Cl terdapat
yang ditunjukkan nilai signifikan ( = perbedaan metode dalam melatih
0,00)menurut Nur Asma ( 2006 ) kemampuan berfikir kritis pada
Kelebihan penerapan metode mahasiswa yang memang dimiliki oleh
pembelajaran Problem Based Learning metode problem based learning.
melatih ketrampilan berfikir kritis dan Pada metode perkulihaan KMB
ketrampilan mengatasi masalah, meniru pada kelas metode pembelajaran
peran orang dewasa dalam menghadapi cooperative Learning dengan kelas
situasi kehidupan nyata dan melatih metode pembelajaran konvensional rata
belajar secara mandiri, pendapat John rata tidak menunjukkan perbedaan
dewey dalam Trianto (2008) Problem dalam kemampuan berfikir kritis
based learning dirangcang dan ditunjukkan dalam hasil uji Mann
dikembangkan untuk membantu siswa Whitney dengan tingkat signifikan ( =
mengembangkan kemampuan berfikir 0.079),sesuai teori Agus Supriyono
kritis,ketrampilan menyelesaikan ( 2009) tujuan pembelajaran
masalah dan ketrampilan cooperative learning berbeda dengan
intelektualnya, menjalani peran orang pengajaran konvensional yang
dewasa dengan mengalami melalui menerapkan system kompetisi,dimana
berbagai situasi riil atau situasi yang keberhasilan individu diorientasikan
disimulasi dan menjadi pelajaran yang pada kegagalan orang lain,sedangkan
mandiri dan otonomi. tujuan keberhasilan individu ditentukan
Pada pembelajaran cooperative learning atau dipengaruhi keberhasilan
menurut Lie (2008) Pembelajaran kelompok, pada kteori diatas jelas pada
cooperative adalah salah satu model metode pembelajaran cooperative
pembelajaran yang menggunakan learning dan konvensional tidak melatih
struktur tugas dan penghargaan yang mahasiswa dalam berfikir kritis
berbeda untuk meningkatkan sehingga kedua metode mempunyai
pembelajaran siswa,struktur tugas hasil yang sama dalam kemampuan
membuat siswa harus bekerja sama berfikir kritis.
dalam kelompok kecil,setiap siswa
17

C. Keterbatasan Keperawatan Bina sehat PPNI


1. Pengukuran motivasi dengan kabupaten Mojokerto
menggunakan kuesioner sehingga
terdapat subyektifitas yang tinggi B. Implikasi
sehingga hasilnya kurang 1. Implikasi teoritis dari penelitian
reliabiliabel. ini adalah bahwa bagi yang
2. Pada waktu pengambilan data, meneliti Perbedaan pengaruh
kalender akademik diselingi libur metode pembelajaran Problem
hari raya selama 2 minggu Based Learning dan Cooperative
sehingga waktu penelitian lebih Leraning terhadap motivasi
lama. belajar dan kemampuan berfikir
PENUTUP kritis selanjutnya harus di
perhatikan pula factor-faktor yang
A. Kesimpulan
mempengaruhi dari ketiga
Ada perbedaan pengaruh metode
variabel tersebut agar tidak terjadi
pembelajaran problem based learning
bias.
dan cooperative learning terhadap
2. Implikasi kebijakan dari
motivasi belajar ditunjukkan dengan
penelitian ini adalah institusi
uji Kruskal Wallis dengan nilai
pendidikan, dalam hal ini
signifikan (p < 0,016) sedangkan
akademi keperawatan bina
kemampuan berfikir kritis hajil uji
sehat PPNI perlu meningkatkan
kruskall Wallis menunjukkan nilai (p
metode pembelajaran problem
< 0,00 ) pada mahasiswa Akademi
based learning agar lebih sering
Keperawatan Bina Sehat PPNI
digunakan dalam perkulihaan
kabupaten Mojokerto.Setelah
sehingga akan meningkatkan
beberapa variable penelitian dilakukan
motivasi belajar dan
uji statistic Mann Whitney
kemampuan berfikir kritis pada
disimpulkan bahwa dengan Metode
mahasiswa yang tentunya juga
pembelajaran Problem Based
akan meningkatkan prestasi
Learning akan meningkatkan
mahasiswa
motivasi belajar dan kemampuan
C. Saran
berfikir kritis dalam mata ajar
1. Bagi dosen atau pembimbing
keperawatan medical bedah pada
pengajar Akademi Keperawatan
mahasiswa semester III Akademi
18

PPNI Kabupaten Mojokerto kemampuan berfikir kritis yang


diharapkan harus lebih dekat baik juga prestasi pembelajaran
dengan peserta didiknya dan yang tinggi.
sering melakukan berbagai 3. Bagi Institusi Akademi
metode pembelajaran yang Keperawatan Bina Sehat PPNI
disenangi oleh mahasiswa yaitu Kabupaten Mojokerto perlu
problem based learning sehingga memperhatikan bimbingan
mahasiswa termotivasi dalam praktik klinik di institusi rumah
belajar dan mempunyai sakit juga menggunakan metode
kemampuan berfikir kritis yang problem based learning pada
baik. kasus yang nyata yaitu pasien
2. Bagi mahasiswa Akademi yang ada dirumah sakit,sehingga
Keperawatan Bina Sehat PPNI mahasiswa semakin termotivasi
Kabupaten Mojokerto diharapkan dalam belajar dan kemampuan
dapat mengikuti penerapan berfikir kritis terhadap suatu
metode pembelajaran Problem masalah kesehatan yang diderita
Based Learning dengan pasien semakin tinggi sehingga
mengerjakan tugas yang diberikan tercapai perawat dibidang medical
maupun mengikuti proses yang baik.
pembelajaran dengan baik
sehingga bisa memiliki

Daftar Pustaka Anita Lie.2008. Cooperative Learning.


Gramedia.Jakarta
Arikunto Suharsimi . 2010. Manajemen
Penelitian .Rineka Cipta Agung I Gusti Ngurah. 2004.
.Jakarta Statistika Penerapan
Metode Analisis untuk
Azwar Saifuddin. 2012. Tes Prestasi . Tabulasi Sempurna dan
Edisi II . Pustaka Pelajar. Tak Sempurna.PT Raja
Yogyakarta Grafindo Persada.Jakarta.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative
Learning. Pustaka Aryati, K. N. 2008. Pengaruh model
Pelajar.Yogyakarta pembelajaran problem-
based learning dan gaya
Anas Sudijono. 2006.Pengantar kognitif terhadap
Statistika Pendidikan. PT. keterampilan berpikir
Raja Grafindo kritis siswa kelas X
Jakarta. SMA Negeri 4 Singaraja
tahun ajaran 2007/2008.
19

Tesis (tidak Nahdlatul Ulama


diterbitkan).Universitas Malang.jurnal.online.um.
Pendidikan
ac.id/data/artikel14897 A
Ganesha.Singaraja
63EAE97 CODADI
Caia Francis. 2011. Perawatan CB79.pdf. diakses tanggal
Respirasi. Erlangga. 10 Desember 2013.
Jakarta
Mimin Maryamah. 2011.Pengaruh
Danusantoso Halim. 2000. Buku Saku
Pembelajaran
Ilmu Penyakit Paru.
Hipokrates. Jakarta. Cooperative Learning
Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau Dari
Fajar , Ibnu ,dkk. 2006. Statistika Aktivitas Belajar Siswa
Untuk Praktisi Kesehatan. Sekolah Menengah
Graha Ilmu. Yogyakarta. Pertama Negeri Di
Fatimah Saguni.2009.Efektivitas Kecamatan Mojolaban
Metode Problem Based Tahun Ajaran
Learning,Cooperative 2010/2011.tp.pasca.uns.
Learning Tipe JIGSAW,
ac.id/?p=34. diperoleh
dan Ceramah Sebagai
Problem Solving dalam tanggal 28 Maret 2013.
mata kuliah
perencanaanpembelajaran. Murti, B. 2006. Desain dan ukuran
journal.uny.ac.id/index.ph sample untuk penelitian
p/cp/article/view/1478. kesehatan kuantitatif dan
upload tanggal 10 kwalitatif di bidang
November 2013 kesehatan. Yogyakarta:
Hariyati, Tutik Sri. 2005. Gadjah Mada University
Pengembangan Model Nur Asma. 2006. Model
Pembelajaran aktif, Pembelajaran Kooperatif.
mandiri dan inovatif. Jakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
www.fik.ui.ac.id/pkko/file
s/JUDUL Ni Nyoman Sri Lestari, 2009.
%20PENELITIAN.doc Pengaruh Model
.diakses tanggal 15 maret Pembelajaran Berbasis
2013. Masalah (Problem Based
Learning) dan Motivasi
Indriana Fristanti.2011.Peningkatan Belajar terhadap Prestasi
Belajar Fisika Bagi siswa
Kemampuan Berpikir
Kelas VII SMP.
Kritis Pada Pelajaran IPS Tesis.Universitas
Sejarah Dengan Pendidikan
Pembelajaran Berbasis Ganesha.Singaraja.
Masalah Pada Siswa MTs
20

Perry, Potter. (2000). Buku Ajar : Pembelajaran


Fundamental Cooperative Learning
Keperawatan Konsep, terhadap Hasil Belajar
Biologi POKOK bahasan
Proses, dan Virus Pada Siswa Kelas X
Praktik.EGC.Jakarta. MAN 2
Banjarmasin.Tesis.
Riyanto Yatim. 2009. Paradigma Institut Agama Islam
baru pembelajaran .PT Negeri Walisongo .
Kencana Prenada Media Semarang.
Group. Jakarta.
Sunartombs. 2009. Pengertian
Redina, W. 2007. Pengaruh model Cooperative Learning.
problem based learning http://sunartombs.wordpre
terhadap hasil belajar ss.com/2012/03/20/penger
siswa. Tersedia pada tian-cooperative-learning/.
http://perpustakaanonline diakses tanggal 19 Mei
...download-tesis-jurnal- 2013.
makalah-com.
Tengku Zahara Djaafar. 2001.
Robert Slavin. 2005. Cooperative Kontribusi Strategi
Learning. Nusa Pembelajaran Terhadap
Media.Bandung. Hasil Belajar. Universitas
Negeri Padang. Jakarta
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
Penelitian. CV
Alfabeta.Bandung. Zalia Muspita. 2013.Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis
Slavin, Robert Masalah Terhadap
E.2005.COOPERATIVE Kemampuan Berfikir
LEARNING Teori, Riset, Kritis,Motivasi Belajar dan
dan Praktik Hasil Belajar IPS siswa Kelas
diterjemahkan oleh VII SMPN 1
Narilita Yusron.Penerbit Aikmel.pasca.undisha.ac.id/e
Nusa Media.Bandung journal/index.php/jurnal.pend
as/article/view/769/554.diaks
Sih Santo, 2004. Pengaruh Model es tanggal 10 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai