Anda di halaman 1dari 16

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat Alat

- Metanol Separator (020-F02)

- Metanol Reaktor (020-R01 A/B)

- Expansion Vessel (030-F01)

- Prerun Column (030-D01)

3.2. Bahan Bahan

- Gas CO (karbon monoksida)

- Gas CO2 (karbon dioksida)

- Gas H2 (hidrogen)

- Gas CH4 (metana)

- Gas N2 (nitrogen)

- Katalis CuO

- Bola keramik (bed inert ball)

3.3. Prosedur

Untuk menyelesaikan tugas ini, dibutuhkan data yang meliputi laju alir volumetrik

(flow rate) dan komposisi aliran disekitar Metanol Reaktor (020-R01 A/B), Metanol

Separator (020-F02), Expansion Vessel (030-F01) dan Prerun Column (030-D01).

Sumber data tersebut diperoleh dari laboratorium dan Log Sheet Distribution Control
System (DCS) unit 100, 200 dan 300 serta untuk membandingkan hasil perhitungan

dibutuhkan data desainnya. Dalam beberapa hal diperlukan asumsi untuk dapat

menyelesaikan neraca massa, asumsi tersebut diambil untuk mempermudah

perhitungan.

Dalam perhitungan dibutuhkan bagan alir proses sintesis metanol dapat dilihat

pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Bagan Alir Proses Sintetis Metanol


Keterangan Gambar : S = Separator

MS = Metanol Separator

R = Reaktor

MD = Menara Destilasi

Exp V = Expansion Vessel

Merubah satuan massa

Massa gas = % vol gas x laju alir volumetrik x BM


massa gas
% massa = x 100
massa total

Neraca massa komponen CO blok I


Laju Alir Massa Outlet Reaktor (B) = Laju alir Massa Recycle (C) + Laju alir Massa

Expansion Gas (E) + Laju Alir Massa Off

gas (F) + Laju Alir Massa Outlet Menara

Distilasi (G)

Atau

B = C + E + F + G ......................... 3.1
Neraca Massa Total Blok I

Laju Alir Massa CO Outlet Reaktor = Laju alir Massa CO Recycle + Laju Alir

Massa CO Expansion Gas + Laju AlirMassa

CO Off Gas + Laju Alir Massa CO Outlet

Menara Distilasi

Atau

B ZCO = C YCO + E X CO + F W CO + G V CO .. 3.2

Dimana :

B, C, E, F dan G = laju alir massa masing-masing arus (Kg/Jam)

ZCO, YCO , X CO , W CO , V CO = fraksi massa CO masing- masing arus.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan


Basis : 1 jam Operasi

Asumsi yang diambil :

1. Kondisi tunak (steady state), sehingga akumulasi = 0

2. Data diambil pada tanggal 25 Februari 2013

Data data yang diketahui adalah sebagai berikut :

1. Arus C (Recycle gas)

Laju alir volumetrik = 595783 Nm3

Komposisi gas : CO2 = 7,17% vol

CO = 2,70% vol

H2 = 66,26% vol

CH4 = 2,70% vol

N2 = 2,70% vol

2. Arus E (Expansion Gas)

Laju alir volumetrik = 2017 Nm3

Komposisi gas : CO2 = 44,47 % vol

CO = 2,43 % vol

H2 = 25,51 % vol
CH4 = 26,17 % vol

N2 = 1,40 % vol

3. Arus F (Off gas)

Laju alir volumetrik = 798 Nm3

Komposisi gas : CO2 = 44,47 % vol

CO = 2,43 % vol

H2 = 25,51 % vol

CH4 = 26,17 % vol

N2 = 1,40 % vol

4. Arus G (keluaran menara destilasi)

Laju alir massa = 67,9 ton

= 67900 kg

Komposisi gas (CO2,CO,H2,CH4 dan N2) = 0

5. Arus D (Make Up)

Laju alir volumetrik = 225470 Nm3

Data data yang diketahui secara teori atau desain adalah sebagai berikut :

Make-up Gas

Laju alir : 9380 kmol/jam

Komposisi CO 21,70 % mol

Recycle Gas

Laju alir : 30953 kmol/jam

Komposisi CO 3,64 % mol


Masukkan Reaktor

Laju alir : 40333 kmol/jam

komposisi CO 7,86 % mol

Keluaran Reaktor

Laju alir : 35065 kmol/jam

komposisi CO 3,30 % mol

1. Untuk peneracaan massa arus C (Recycle gas) maka laju alir dan komposisi

gas diubah dalam satuan massa.

Massa CO2 = % vol CO2 x laju alir volumetrik x BM

7,17 1kmol kg
= 595783 Nm3 44
100 22,414 Nm 3 kmol

= 83857,101 kg

Massa CO = 20095,083 kg

Massa H2 = 35224,873 kg

Massa CH4 = 90034,478 kg

Massa N2 = 20095,083 kg

Massa Total = massa CO2 + massa CO + massa H2 + massa CH4 + massa N2

= 83857,101 kg + 20095,083 kg + 35224,873 kg +

90034,478 kg + 20095,083 kg

= 249306,618 kg
Massa CO 2
% massa CO2 = x 100
Massa Total

83857 ,101 kg
= x 100
249306 ,618 kg

= 33,636 %

% massa CO = 8,060 %

% massa H2 = 14,129 %

% massa CH4 = 36,114%

% massa N2 = 8,060 %

Analog perhitungan diatas sehingga diperoleh :

Laju alir massa arus C = 249306,618 kg

Komposisi gas : CO2 = 33,636 %

CO = 8,060 %

H2 = 14,129 %

CH4 = 36,114 %

N2 = 8,060 %

2. Untuk peneracaan massa arus E (expansion gas) maka laju alir dan komposisi

gas diubah dalam satuan massa.

Massa CO2 = % vol CO2 x laju alir volumetrik x BM

44,47 1kmol kg
= 2017 Nm3 44
100 22,414 Nm 3 kmol

= 1758,165 kg
Massa CO = 61,137002 kg

Massa H2 = 45,843766 kg

Massa CH4 = 376,23876 kg

Massa N2 = 35,222964 kg

Massa Total = massa CO2 + massa CO + massa H2 + massa CH4 + massa N2

= 1758,165 kg + 61,137002 kg + 45,843766 kg + 376,23876 kg

+ 35,222964 kg

= 2276,6075 kg

Massa CO 2
% massa CO2 = x 100 %
Massa Total

1758,165 kg
= x 100 %
2276,6075 kg

= 77,228 %

% massa CO = 2,685 %

% massa H2 = 2,013 %

% massa CH4 = 16,526 %

% massa N2 = 1,548 %

Analog dengan perhitungan diatas sehingga diperoleh :

Laju alir massa arus E = 2276,6075 kg

Komposisi gas : CO2 = 77,228 %

CO = 2,685 %

H2 = 2,013 %

CH4 = 16,526 %

N2 = 1,547 %
3. Untuk peneracaan massa arus F (off gas) maka laju alir dan komposisi gas

diubah dalam satuan massa.

Massa CO2 = % vol CO2 x laju alir volumetrik x BM

44,47 1kmol kg
= 798 Nm3 44
100 22,414 Nm 3 kmol

= 1758,165 kg

Massa CO = 61,137002 kg

Massa H2 = 45,843766 kg

Massa CH4 = 376,23876 kg

Massa N2 = 35,222964 kg

Massa Total = massa CO2 + massa CO + massa H2 + massa CH4 + massa N2

= 696,6318 kg + 24,22411 kg + 18,164522 kg + 148,90493 kg

+ 13,956277 kg

= 901,8817 kg

Massa CO 2
% massa CO2 = x 100 %
Massa Total

696,6318 kg
= x 100 %
901,8817 kg

= 77,242 %

% massa CO = 2,686 %

% massa H2 = 2,014 %

% massa CH4 = 16,510 %

% massa N2 = 1,548 %
Analog dengan perhitungan diatas sehingga diperoleh:

Laju alir massa arus F = 901,8817 kg

Komposisi gas: CO2 = 77,242 % vol

CO = 2,686 % vol

H2 = 2,014 % vol

CH4 = 16,510 % vol

N2 = 1,548 % vol

a. Menghitung laju alir massa dan mol CO masukkan reaktor (arus A)

laju volumetrik = laju alir volumetrik arus C + laju alir volumetrik arus D

= 595782 Nm3 + 225470 Nm3

= 821252 Nm3

Komposisi CO = 7,86 % vol

(Laju alir volumetrik )(%volume )


Mol CO masukkan reaktor = Nm3
22,414 Kmol

7,86
(821252 Nm 3 )
100
Mol CO masukkan reaktor = Nm3
= 28799,147 Kmol
22,414 Kmol

b. Menghitung laju alir massa dan komposisi gas CO keluaran Reaktor (Arus B)

Dari persamaan (4.1)

B =C+E+F+G

B = 249306,618 kg + 2276,6075 kg + 901,8817 kg + 67900 kg

= 320385,1072 kg

Sehingga laju alir massa total keluaran reaktor = 320385,1072 kg


Dari persamaan (4.2)

B ZCO = C YCO + E XCO + F WCO + G VCO

C Y CO + E X CO + F W CO + G V CO
ZCO =
B

8,060 2,685 2,686


249306,618 kg + 2276,6075 kg + 901,8817 kg 67900(0)
100 100 100

Zc = 320385,1072 kg

ZCO = 0,063

Komposisi gas CO keluaran reaktor = 6,30 % massa

Laju alir massa CO keluaran R = (laju alir massa total)(KomposisiCO keluaranR)

= (320604,532 Kg)(0,063)

= 20167,077 Kg

Untuk menghitung konversi CO yang menjadi metanol, maka laju alir massa CO

keluaran reaktor diubah kedalam satuan mol.

(Laju alir Massa CO Outlet R)


Mol CO keluaran reaktor =
BM CO

20167 ,077 Kg
Mol CO keluaran reaktor = Kg
28
Kmol

= 720,243 Kmol

c. Menghitung konversi CO aktual yang menjadi metanol

(Mol CO masukkan RMol CO keluaran R)


Konversi CO = x 100
Mol CO keluaran reaktor

28799,147 720,243
=
720,243

2872 ,587
Konversi CO = x 100 % = 74,93 %
720,243
d. Menghitung konversi CO desain yang menjadi metanol

(Mol CO Inlet RMol CO Outlet R)


konversi CO desain = x 100 %
Mol CO Inlet R

7,86 3,3
x 40333 kmol x 35065
100 100
konversi CO desain = 7,86 x 100 %
x 40333 kmol
100

= 63,5 %

Hasil perhitungan konversi CO aktual dan desain untuk data yang lainnya dapat

dilihat pada table 4.1 berikut :

Table 4.1 Hasil perhitungan konversi CO aktual dan konversi CO desain.

NO Hari/Tanggal Konversi CO aktual Konversi CO desain

1 Senin, 09 Mei 2011 72,93 % 63,5 %

2 Sanin, 08 Agustus 2011 71,13 % 63,5 %

3 Senin, 14 November 2011 65,40 % 63,5 %

4 Senin, 13 Februari 2012 70,49 % 63,5 %

5 Senin, 14 Mei 2012 66,89 % 63,5 %

6 Senin, 13 Agustus 2012 68,53 % 63,5 %

7 Senin, 12 November 2012 61,21 % 63,5 %

8 Senin, 25 Februari 2013 74,93 % 63,5 %

Sumber: Laboratorium PT. Kaltim Metanol Industri


Jika table 4.1 diatas dibuat grafik maka akan diperoleh waktu vs konversi CO

sebagai berikut :

Grafik Hubungan antara Waktu dan Konversi CO


80 y = -0.003x + 216.8
R2 = 0.035
70

60 Keterangan pada
sumbu x :
Konversi CO

50 1 = 09 Mei 2011
2 = 08 Agustus 2011
3 = 14November2011
40 4 = 13 Februari 2012
5 = 14 Mei 2012
6 = 13 Agustus 2012
30 7 = 12November2012
8 = 25 Februari 2013

20

10

0
Konversi CO aktual
1 2 3 4 5 6 7 8
Konversi CO desain
waktu

Gambar 4.1. Grafik hubungan antara waktu versus konversi CO

4.3. Pembahasan

Dari grafik 4.1. terlihat bahwa konversi CO berbanding lurus terhadap waktu

artinya semakin lama waktu penggunaan katalis maka konversi CO akan semakin

menurun, hal ini disebabkan katalis yang digunakan pada metanol reaktor samakin

lama semakin berkurang keaktifannya. Tapi untuk data konversi CO pada tanggal 27

Februari 2012 (data No. 4) lebih tinggi dari data pada konversi CO pada tanggal 28

November 2011 (data No. 3), hal ini disebabkan pada tanggal tersebut kondisi operasi
reaktor lebih baik sehingga CO yang bereaksi membentuk metanol lebih banyak.

Demikian halnya untuk konversi CO untuk pada tanggal 27 Agustus 2012 (data

No.6). Khusus data konversi CO pada tanggal 25 Februari 2013 (data No. 8) terjadi

peningkatan dari data konversi CO sebelumnya, hal ini disebabkan pemprosesan gas

sebelum masuk reaktor berjalan optimal mengingat pabrik baru selesai TA (Time

Around).

Jika hasil perhitungan konversi CO aktual dibandingkan dengan konversi CO

desain terlihat bahwa konversi CO aktual lebih besar dari pada konversi CO desain,

hal ini disebabkan oleh kondisi katalis yang masih aktif. Tapi untuk data tanggal 12

November 2012 (data No. 7) konversi CO aktual berada dibawah konversi CO

desain. Hal ini disebabkan oleh katalis yang digunakan pada metanol reaktor semakin

lama semakin berkurang keaktifannya, dikarenakan katalis sudah terlalu lama

digunakan. Dan data terakhir pada tanggal 25 Februari 2013 menunjukan bahwa

konversi CO aktual berada diatas konversi CO desain, hal ini dikarenakan gas

sebelum masuk reaktor berjalan optimal mengingat pabrik baru selasai melakukan

TA (Time Around).
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Efektifitas katalis dipengaruhi oleh suhu dan umur pemakaiannya, dimana suhu

yang terlalu tinggi akan merusak katalis dan semakin lama pemakaiaan maka

keaktifan katalis akan menurun.

2. Data terakhir menunjukan bahwa konversi CO aktual sebesar 74,93 % berada

diatas konversi CO desain sebesar 63,5 %, artinya kondisi katalis masih layak

digunakan.

5.2 Saran

1. Diharapkan adanya perhitungan konversi gas CO yang merupakan salah satu

komponen bahan baku pembuatan metanol.

2. Diharapkan adanya analisa optimalisasi penggunaan katalis yang lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai