WIJAYAKUSUMA
NOMOR: 118/PER.DIR/RSKIA.WK/VII/2017
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI
1
Radiodiagnostik.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : KEBUMEN
Pada tanggal : 27 Juli 2017
Direktur
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma
2
LAMPIRAN
DAFTAR ISI
PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
B. Tujuan Pedoman........................................................................................1
3
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum yang dapat
diwujudkan dengan upaya pembangunan nasional yang berkesinambungan
untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal.
Kesehatan bukanlah tanggung jawab departemen kesehatan melainkan juga
tanggung jawab seluruh sektor, masyarakat dan swasta yang sangat
diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat yang berkualitas telah di
atur dalam Undang undang No. 36 tahun 2009, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu
tujuan dan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk
memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan
harus dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta. Dengan pelayanan kesehatan yang bermutu diharapkan
masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.
Rumah Sakit menyediakan dan menawarkan beberapa pelayanan
medis sebagai bentuk pendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
salah satu diantaranya adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan Radiologi
yaitu pelayanan penunjang medis yang bertujuan memberikan hasil
diagnosa. Pelayanan Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan radiasi
pengion yaitu Sinar x- ray dan radiasi non pengion yaitu dengan pelayanan
Ultrasonografi (USG). Sinar x-Ray yang telah diketahui selain manfaatnya
juga ada dampak negativenya, maka dari itu perlu mendapatkan perhatian
sehingga dalam pemanfaattannya sesuai dengan prosedur dan
memperhatikan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal- hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan
Instalasi Radiologi yang disusun sebagai acuan dan standar yang berlaku,
yang disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit
Radiologi dan sisi landasan hukum. Mekamnisme pelayanan, sarana
pendukung SDM, logistik, sanitasi, K3 dan pengendalian mutu.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan pembuatan pedoman pelayanan radiologi diagnostik Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma adalah:
1
1. Sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan pelayanan radiologi
diagnostik Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma.
2. Meningkatkan mutu pelayanan radiologi diagnostik di rumah sakit.
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan pelayanan radiologi
diagnostik Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma di masa
depan.
D. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan energi non pengion dalam bidang diagnostik imejing dan
terapi, yang meliputi energi pengion yaitu sinar rontgen (Sinar- X) dan
energi non pengion seperti gelombang suara (gelombang ultrasonik).
2. Radiologi diagnostik merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
menggunakan alat- alat/ teknologi pencitraan menggunakan radiasi
pengion dan non pengion dalam bidang radiodiagnostik.
3. Radiodiagnostik imaging adalah cabang ilmu Radiologi dalam bidang
diagnostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan energi
pengion maupun non pengion yang akan menghasilkan citra (Imej) dari
morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis
yang menggunakan sinar- x dan gelombang suara.
4. Pelayanan radiologi diagnostik adalah kegiatan-kegiatan yang
mencangkup perencanaan, pemeriksaan, evaluasi dan laporan hasil
pemeriksaan, pelayanan konsultasi, pemecah masalah, penanganan
peralatan dan bahan penunjang, pemantapan kualitas dan pembinaan
teknis dalam bidang radiologi diagnostik.
5. Pelayanan radiologi sederhana adalah pelayanan penunjang untuk
diagnostik dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana meliputi
pemeriksaan Thorax dan Abdomen polos.
2
6. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku dengan
tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
7. Pesawat X-Ray Sederhana adalah pelayanan radiodiagnostik yang
paling sederhana untuk radiografi.
8. Tenaga Profesional adalah tenaga yang mencangkup Dokter
Spesialis Radiologi, Radiografer, Petugas Proteksi Radiasi.
9. Standar Prosedur Operasonal (SPO) adalah kumpulan instruksi/
langkah- langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu.
10. USG (Ultrasonografi) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia
dengan menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1- 10 juta
Hz.
11. Informed Concent adalah surat persetujuan pasien atau keluarga
untuk pelaksanaan tindakan medis.
12. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar x.
13. Developer dan Fixer adalah zak kimia yang berfungsi untuk
memproses film radiografi sehingga terbentuk bayangan tampak.
14. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dari bahan tidak tembus
sinar- X yang berfungsi untuk identifikasi pasien.
15. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga
terlindungi dari cahaya saat pemeriksaan rontgen.
16. Media kontras adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan
kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi.
17. AP ( Antero Posterior ) yaitu arah sinar dari sisi pasien menuju ke sisi
belakang pasien sejajar bidang sagital.
18. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasien atau sejajar dengan
bidang coronal pasien.
19. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 45 dari bidang sagital
atau coronal pasien.
20. Sistem manajemen mutu adalah kebijakan, prosedur, dokumen dan
lainnya yang bertujuan agar mutu pemeriksaan dan sistem mutu secara
keseluruhan berlangsung dengan proses yang baik dan mampu telusur
secara periodik dan berkesinambungan.
E. Landasan Hukum
1. Undang - Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang - Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang - Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3
4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan
Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4839)
6. Permenkes Nomor 357/ MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi
dan Izin Kerja Radiografer
7. Permenkes Nomor 357/ MENKES/PER/V/2006 tentang
StandarRadiografer
8. Permenkes Nomor 780/ MENKES/PER/VIII/2008 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
9. Peraturan KEMENKES RI No. 1250/MENKES/SK/XII/2009 Tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan instalasi radiologi berdasarkan shift/ non shift,
yaitu:
1. Untuk shift pagi
Yang bertugas 1 (satu ) orang : radiographer sebagai penanggungjawab dan
pelaksana,
2. Untuk shift siang
Yang bertugas 1 (satu ) orang : radiographer sebagai penanggungjawab dan
pelaksana,
3. Untuk cito/ segera : on call
4. Untuk pengaturan jadwal Dokter Spesialis Radiologi
Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat
C. Pengatuaran Jaga
Jadwal jaga petugas Radiologi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma
1. Pengaturan jadwal dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala
instalasi radiologi dan disetujui oleh direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Wijayakusuma.
2. Jadwal jaga terbagi atas shift pagi dan shift sore,
3. Pengaturan jadwal dibuat untuk jangka waktu 1 (satu ) bulan,
5
4. Untuk tenaga radiologi yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka jadwal disesuaikan dengan petugas lain.
BAB III
STANDAR FASILITAS
6
A. Denah Ruang
1. Ruang radiologi konvensional
U
A J Keterangan:
A: Casette Stand
B B:
B: Meja
Meja Pemeriksaan
Pemeriksaan
C
C: Alat Rontgen
C: Alat Rontgen
D: Meja Registrasi
D D: Meja Registrasi
E: Kamar Pas
E E: KamarKering
F: Meja Pas
D F:
G: Meja Kering
Bak Cuci Film
F H: Bak
G: Rak/Cuci
Lemari
Film
H
G I: Pengering Film
H: Rak/ Lemari
I: Pengering Film
I
B. Standar Fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan Radiologi di Rumah Sakit harus didukung
oleh sarana dan peralatan yang memenuhi ketentuan dan perundang-
undangan yang sesuai dengan standar pelayanan radiologi diagnostik yang
telah ditetapkan.
Peralatan yang memerlukan ketepatan pengukuran harus dilakukan
kalibrasi alat dan pengujian secara berkala oleh lembaga pengamanan
fasilitas kesehatan/ lembaga yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh
BAPETEN. Peralatan radiologi harus dilakukan pemeliharaan,
didokumentasikan, serta dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
1. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar
dapat menunjang fungsi dan proses pelayanan radiologi diagnostik
7
menjamin lingkungan kerja yang aman untuk petugas, pasien dan
lingkungan sekitar ruang radiologi dan memudahkan sistem komunikasi
rumah sakit.
Fasilitas utama dalam kegiatan pelayanan di instalasi radiologi terdiri dari:
a. Ruang penyinaran / ruang x-ray
1) Ukuran ruangan : 500 cm x 400 cm x 320 cm
2) Ketebalan dinding dilapisi bata merah 30 cm dan 2,5
mmPb
3) Letak unit radiologi mudah dijangkau dari ruangan
gawat darurat, perawatan intensive care unit, kamar bedah
dan ruang lainnya.
4) Suhu ruangan pemeriksaan 20 24 C
5) Pintu ruangan dilapisi dengan timah hitam (Pb)
6) Ventitasi setinggi 2 meter,
7) Pintu ruang pemeriksaan radiologi, dilengkapi dengan
tanda bahaya radiasi.
c. Ruang operator
1) Ukuran ruangan : 270 cm x 200 cm
2) Ketebalan dingding dilapisi bata merah 30 cm dan 2,5
Pb
8
e. Ruang ultrasonografi (USG)
1) Ukuran : 430 cm x 320 cm
2) Dinding terbuat dari batu bata tanpa Pb
3) Perlengkapan: meja pemeriksaan pasien, meja
registrasi pasien dan alat USG beserta kelengkapannya.
4) Dilengkapi dengan pendingin udara (AC)
2. Peralatan
Fasilitas peralatan harus memenuhi syarat terutama untuk
perlengkapan pemeriksaan radiologi diagnostic dan diagnostic imejing
(USG). Fasilitas peralatan telah memenuhi persyaratan kalibrasi dan
perijinan pemanfaatan penggunaan sinar- x / radiasi pengion.
Peralatan
1.1 Daftar barang inventaris penunjang medis di ruang
radiologi
9
8. Cassette Flim ukuran 30 x 40 cm 1 buah
9. Cassette Flim ukuran 35 x 35 cm 1 buah
10. Hanger Film 18 x 24 cm 6 buah
11. Hanger Film 24 x 30 cm 5 buah
12. Hanger Film 30 x 40 cm 2 buah
13. Hanger Film 35 x 35 cm 2 buah
14. Marker Huruf dan Angka 1 set
15. Apron 2 buah
16. Save light 1 buah
17. Film Badge 5 buah
1. Meja 2 buah
2. Kursi 2 buah
3. Lemari 1 buah
5. AC 1 buah
6. Troly 1 buah
8. Telepon 1 buah
10
13. Spidol 2 buah
11
BAB IV
KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI
Kebijakan
1. Setiap pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dokter.
2. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap petugas radiologi wajib
mematuhi ketentuan dalam K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ),
termasuk penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri ).
4. Setiap petugas radiologi harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, etiket dan
menghormati hak pasien.
5. Pemeriksaan radiologi tanpa kontras oleh radiographer, pemeriksaan
dengan kontras dilaksanakan/ dalam pengawasan Dokter Spesialis
Radiologi.
6. Setiap tindakan yang dapat menimbulkan risiko terhadap pasien
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pasien atau keluarganya/
penanggungjawabnya.
7. Pemberian ekspertise / hasil pemeriksaan radiologi dilaksanakan oleh
Dokter Spesialis Radiologi.
8. Hasil pemeriksaan radiologi/ ekspertise telah di terima pasien dalam
waktu paling lambat 24 jam.
9. Hasil pemeriksaan radiologi dicatat dalam rekam medik.
10. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap
petugas wajib mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
11. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
12. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan
kontras wajib disediakan obat dan peralatan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
12
13. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin bulanan minimal satu bulan sekali.
14. Pelayanan Radiologi dilaksanakan dua shift;
Shift pagi : Pukul 07.00 s/d 14.00 WIB
Shift Siang : Pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
15. Untuk pelayanan Cito dapat dilakukan dengan On Call petugas
radiologi sesuai dengan jadwal jaga.
16. Untuk menjamin mutu peralatan radiologi maka peralatan radiologi
harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
17. Instalasi Radiologi melakukan pelatihan untuk prosedur atau
penggunaan alat yang menggunakan bahan berbahaya baru jika ada.
13
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN
14
Pasien rawat jalan dari luar poli Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma yang akan dilakukan pemeriksan radiologi harus
membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi dari dokter pengirim.
B. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pemeriksaan Radiologi Diagnostik
a. Persiapan alat (marker,screen,film),
b. Pesawat sinar-x,
c. Cassette film ukuran (secara umum)
18x24, 24x 30, 30x40, 35x35 cm.
d. Persiapan bahan kontras dan alat kesehatan lain jika diperlukan
untuk prosedur pemeriksaan menggunakan bahan kontras.
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan radiologi di bagi menjadi dua pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan dengan bahan kontras dan tanpa bahan kontras
a. Pemeriksaan radiologi dengan bahan kontras:
1. Pemanggilan pasien/ keluarga,
2. Periksa kembali data pasien ( identitas pasien, permintaan
pemeriksaan dan indikasi pemeriksaan ) dan persiapan pemeriksaannya,
3. Penjelasan ke pasien atau kepada keluarga pasien tentang tindakan
pemeriksaan radiologi yang akan dilakukan, tujuan dan prosedur
tindakan pemeriksaan radiologi tersebut.
4. Pasien/ keluarga pasien menandatangani inform concent tindakan
pemeriksaan,
5. Dokter spesialis radiologi mempersiapkan diri akan melakukan
pemeriksaan,
6. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis radiologi
dibantu oleh radiografer.
15
7. Setelah selesai tindakan pemeriksaan radiologi, pasien/ keluarga
dijelaskan untuk pengambilan hasil pemeriksaan radiologi.
E. Pengelolaan Limbah
Limbah radiologi berasal dari larutan kimia pada prosesing film di kamar
gelap, limbah radiologi tersebut berupa cairan developer dan cairan fixer. Limbah
cairan tersebut berasal dari kegiatan radiologi yang tergantung pada proses
pemakaian pencucian film radiografi.
1. Limbah cairan developer
16
Limbah cairan developer di buang ke septiktang khusus/ IPAL dikarenakan
sifat kimia dari cairan developer larut dalam air.
2. Limbah cairan fixer
Limbah cairan fixer di simpan pada drum air/ penampungan air untuk
kemudian diolah oleh pihak kedua dengan perjanjian kerjasama yang telah
disepakati bersama.
BAB VI
LOGISTIK
Buku penerimaan
Gambar 5.1 Alur permintaan dan penerimaan reagensia radiologi Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak WIjayakusuma
18
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Publikasi terbaru di AS tahun 2011 menunjukkan 1 dari 3 pasien yang dirawat
di rumah sakit mengalami KTD. Jenis yang paling sering adalah kesalahan
pengobatan, kesalahan operasi dan prosedur, serta infeksi nosokomial. Belum lagi
dari studi 10 rumah sakit di North Carolina menemukan hasil serupa. Satu dari 4
pasien rawat inap mengalami KTD, 63% di antaranya sebenarnya dapat dicegah
dan ternyata upaya penurunan KTD di negara maju berjalan lambat,.Sementara itu
di Indonesia, keselamatan pasien telah menjadi perhatian serius.
Oleh sebab Keselamatan pasien merupakan isu utama akhir-akhir ini baik di
Indonesia maupun di luar negeri. Kepedulian pengambil kebijakan, manajemen dan
praktisi klinis terhadap keselamatan pasien. Berbagai seminar, workshop, dan
pelatihan banyak diadakan; patient safety, risk management, clinical audit, patient
safety indicators dengan berbagai motif. Bahwa sistem regulasi pelayanan
kesehatan bersifat kompleks.
Di Indonesia, mutu pelayanan dan keselamatan pasien disebutkan secara
eksplisit dalam UU Kesehatan No 36/2009, antara lain, melalui uji kompetensi
tenaga kesehatan, kendali mutu, pelayanan sesuai standar dan audit medis, Sarana
19
dan prasarana serta SDM kesehatan harus terstandarisasi. Sementara itu, di
Indonesia sosialisasi serta pelatihan mutu dan keselamatan pasien telah dilakukan
secara aktif oleh pemerintah dan institusi lainnya sejak 2005.
20
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
21
equivalent yang diterima seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis
( NBD ) yang telah ditetapkan. Jaminan kualitas
22
8. Merekomendasikan untuk memeriksa kesehatan bagi pekerja setiap 6
(enam) bulan sekali.
9. Membuat Standar Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Radiologi
10. Membuat Standar Prosedur pemeriksaan radiologi baik dengan
bahan kontars maupun tanpa bahan kontras.
11. Membuat Standar Prosedur pemeriksaan radiografi baik dengan
bahan kontras maupun tanpa bahan kontras.
12. Membuat Standar Prosedur tindakan kedaruratan medik akibat
penggunaan bahan kontras pada pemeriksaan radiologi.
13. Melakukan pemeliharan secara berkala terhadap sarana, fasilitas dan
peralatan radiologi sesuai dengan batas kewenangan radiografer, agar
keadaan baik fisik maupun fungsi sarana, fasilitas dan peralatan radiologi
selalu laik pakai, khususnya pemeliharaan kebersihan pesawat rontgen,
kaset dan intensifying screen, alat prosesing film otomatis.
14. Melakukan reject film analisis untuk mengetahui apakah hasil
pelayanan radiografi telah mencapaikualitas yang diharapkan ( jumlah film
yang ditolak ternyata masih dalam batas normal 2% setiap bulan )
23
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
24
C. Kegiatan kendali mutu untuk ruang pemproses film radiografi yang terdiri dari
1. Pengujian terhadap rancangan ruangan
2. Pengujian alat pemproses film radiografi secara otomatis
3. Pengujian alat pemproses film radiografi secara manual
4. Pengujian alat pemproses film termal
DAFTAR PUSTAKA
25