Materi Bacaan Bab 1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Materi Bacaan Bab 1 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
BAB 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Sunar Rochmadi
Kompetensi Inti:
Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
1
sewaktu hujan turun. Di samping alat pelindung diri tersebut perlu disiapkan pula
peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) seperti: obat luka, obat gosok, dan
serum anti bisa.
Alat ukur untuk pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi alat-alat utama
dan alat-alat bantu. Alat-alat utama mencakup pesawat penyipat datar (PPD) atau
waterpas, alat penyipat ruang atau theodolit, Total Station (TS) dan receiver Global
2
Positioning System (GPS). Alat-alat bantu mencakup statif, rambu ukur, prisma reflektor,
pita ukur dan pegas ukur.
Alat ukur mengandung berbagai alat-alat optis seperti: lensa, cermin dan prisma,
dan ada yang mengandung alat elektronis atau digital. Pada penyimpanan di laboratorium
(Gambar 1.2), pencegahan terhadap kelembaban tinggi merupakan hal yang penting.
Kelembaban tinggi dapat memacu tumbuhnya jamur yang merusak komponen optis dan
elektronis. Cara-cara mencegah kelembaban yaitu:
(1) Memasang lampu yang selalu menyala di almari alat, sehingga suhu tetap hangat.
(2) Menjaga sirkulasi udara agar selalu lancar
(3) Memasang silica-gel untuk menyerap uap air dalam kotak alat.
Pengangkutan dari satu titik ke titik pengukuran selanjutnya yang hanya beberapa
puluh meter jaraknya, dapat dilakukan dengan cara melepaskan alat ukur terebut dari
statifnya. Alat ukur yang relatif ringan, seperti waterpas optis, dapat diangkat bersama
dengan statifnya, tetapi alat tersebut harus kokoh dengan statifnya, klem dikunci dan alat
dipindah dengan cara diangkat dalam posisi berdiri. Pada pengangkutan antar titik
pengamatan, keselamatan alat dijaga dengan:
(1) Alat dimaskukkan ke dalam kotaknya untuk menghindari benturan (Gambar 1.4)
(2) Alat di dalam kotak dalam keadaan sekrup-sekrup dinormalkan
(3) Buruh lokal dilatih untuk membawa alat, membuka dan menutup kotak alat, dan
memasang alat pada statifnya
(4) Pada medan yang berat, misalnya melalui sungai berarus deras, surveyor harus
mengawasi dengan lebih cermat.
4
Gambar 1.4. Alat dimasukkan kotaknya.
Setelah alat ukur dimasukkan ke dalam kotaknya, dapat diangkut dengan cara digendong
(Gambar 1.5).
Gambar 1.5. Alat ukur dimasukkan kotak dan digendong atau dijinjing.
5
kotak, sekrup klem atau pengunci harus dikendorkan lebih dahulu, setelah mapan dalam
kotaknya baru bisa dikunci lagi.
Upaya keselamatan pada pemakaian dilakukan sebagai berikut.
(1) Memakai alat sesuai prosedur, misalnya: menekan tombol sesuai urutan pada
petunjuk, menggunakan alat bantu sesuai fungsinya.
(2) Menghindari kelembaban dengan selalu siap dengan payung dan plastik penutup
alat.
(3) Menghindari panas terik matahari dengan payung, agar alat tidak mengalami
pemuaian, sehingga gerakan sumbunya tetap baik, nivo tidak mudah pecah dan
minyak pelumas sumbunya tidak cepat mengering.
(4) Menjaga kebersihan alat terutama lensa-lensanya, jangan sampai terkena keringat
dan debu dibersihkan dengan kain halus.
(5) Memutar sekrup dan klem alat ukur dengan gerakan lembut, hindari hentakan,
jangan sampai ada putaran paksa pada sekrup atau klem dalam keadaan terkunci
(Gambar 1.6).
6
B. Kompetensi Dasar (KD)/Kelompok Kompetensi Dasar (KKD):
Mereparasi peralatan optik.
Peralatan optis perlu dicek, baik secara periodik, maupun sebelum dan sesudah
penggunaan. Apabila kondisi alat sudah tidak dapat mencapai ketelitian standar, maka
alat perlu dikalibrasi, sedangkan apabila ada komponen yang rusak, maka perlu direparasi
atau diganti. Sebagai contoh, alat sipat datar perlu dikalibrasi apabila setelah dikontrol
beda tinggi dengan dua posisi selisih beda tingginya sudah 5 mm atau 0,005 m.
Alat sipat ruang atau theodolite masih layak dioperasikan apabila masih dapat
disetel untuk memenuhi syarat pertama dan syarat kedua. Syarat pertama ditandai
dengan nivo kotak seimbang dan syarat kedua ditandai dengan garis bidik sejajar garis
arah nivo, ditandai dengan nivo tabung seimbang.
Referensi:
Slamet Basuki. 2014. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sunar Rochmadi. 2005. Perawatan Alat Ukur Tanah Digital. Inersia: Jurnal Teknik Sipil dan
Arsitektur. Vol.I No.1, Maret 2005, 21-29.