Anda di halaman 1dari 2

PERCOBAAN V

PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

5.1. Tujuan Percobaan


Memahami reaksi penyabunan

5.2. Dasar Teori


Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati atau hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa dan
digunakan sebagai pembersih dengan menambahkan pewangi dan bahan lainnya
yang tidak membahayakan kesehatan (SNI 1994).
Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit semakin populer
dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersil terlihat pada jenis,
warna dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya, sabun dibedakan atas
dua macam yaitu sabun padat (batang) dan sabun cair. Sabun padat (batang) dapat
dibedakan atas sabun opaque, sabun translucent, dan sabun transparan. Perbedaan
masing-masing sabun ini terletak pada tingkat transparasinya. Sabun opaque
memiliki tampilan yang tidak transparan, sabun translucent agak transparan,
sementara sabun transparan sesuai dengan penyebutannya memiliki tampilan yang
sangat transparan. Tentu saja tingkat transparasi tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi formula dan proses pembuatannya (Hambali 2005).
Sabun padat transparan memiliki permukaan yang halus, penampilan yang
menarik serta menjadi pemikat karena bentuknya transparan. Agar dapat
digunakan dengan nyaman maka sabun harus lembut ketika digunakan dikulit,
tidak menimbulkan iritasi, mampu menghasilkan busa yang baik serta memberi
aroma yang menyenangkan. Sabun padat transparan sering juga disebut sebagai
sabun gliserin karena ditambahkan gliserin 10 sampai 15% yang dapat
melembutkan kulit serta memberikan busa yang baik dan menjadikan sabun lebih
berkilau (Hambali 2005).
Salah satu bahan dasar pembuatan sabun yang sangat mempengaruhi
tekstur sabun terutama dalam kekerasan adalah asam stearat yang berfungsi
untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa (Hambali 2005).
Asam stereat adalah asam tidak jenuh, tidak ada ikatan rangkap
antara atom karbonnya. Asam lemak jenis ini dapat ditemukan pada minyak
atau lemak nabati dan hewani.
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak
dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk
menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk
menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Reaksi
penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun
sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai
produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang
terbentuk dari asam lemak dan alkali. Jenis alkali yang umum digunakan
dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan
ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam
industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras.
Reaksi dasar pembuatan sabun adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai