Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa dan digunakan sebagai pembersih dengan menambahkan pewangi dan bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan (SNI 1994). Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit semakin populer dan beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersil terlihat pada jenis, warna dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya, sabun dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batang) dan sabun cair. Sabun padat (batang) dapat dibedakan atas sabun opaque, sabun translucent, dan sabun transparan. Perbedaan masing-masing sabun ini terletak pada tingkat transparasinya. Sabun opaque memiliki tampilan yang tidak transparan, sabun translucent agak transparan, sementara sabun transparan sesuai dengan penyebutannya memiliki tampilan yang sangat transparan. Tentu saja tingkat transparasi tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi formula dan proses pembuatannya (Hambali 2005). Sabun padat transparan memiliki permukaan yang halus, penampilan yang menarik serta menjadi pemikat karena bentuknya transparan. Agar dapat digunakan dengan nyaman maka sabun harus lembut ketika digunakan dikulit, tidak menimbulkan iritasi, mampu menghasilkan busa yang baik serta memberi aroma yang menyenangkan. Sabun padat transparan sering juga disebut sebagai sabun gliserin karena ditambahkan gliserin 10 sampai 15% yang dapat melembutkan kulit serta memberikan busa yang baik dan menjadikan sabun lebih berkilau (Hambali 2005). Salah satu bahan dasar pembuatan sabun yang sangat mempengaruhi tekstur sabun terutama dalam kekerasan adalah asam stearat yang berfungsi untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa (Hambali 2005). Asam stereat adalah asam tidak jenuh, tidak ada ikatan rangkap antara atom karbonnya. Asam lemak jenis ini dapat ditemukan pada minyak atau lemak nabati dan hewani. Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi. Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. Reaksi dasar pembuatan sabun adalah sebagai berikut: