Draft
Gambar 2.1 Motor DC brushless
5
6
Draft
Gambar 2.3 motor DC brushless 3 phasa
"noth" akan coba menarik "south", sebaliknya sisi "north" magnet yang
pertama akan melawan/menolak sisi "north" magnet kedua dan seterusnya.
Di dalam sebuah elektrik motor kondisi saling "tarik-menarik" dan
"tolak-menolak" ini akan menghasilkan gerakan berputar atau sering disebut
sebagai rotational motion(gerak putar).
Draft
Pada gambar 2.4 kita dapat melihat dua buah magnet pada motor.
Rotor adalah sebuah elektro magnet (magnet yang dihasilkan dari arus
listrik) sedangkan sebagai medan magnet digunakan magnet permanen pada
medan statornya dan tidak memiliki lilitan penguat medan magnet
Jika arus DC mengalir, maka rotor akan berputar 180 derajat karena
perbedaan kutub antara elektro-magnet dan permanen-magnet. Untuk
membuat agar rotor tetap berputar maka kutub di elektro-magnet perlu
diubah, hal ini akan dilakukan oleh brushes(sikat). Bagian sikat ini
menempel pada dua buah elektroda yang berputar pada rotor dan mengubah
polaritas magnet pada elektro magnet pada saat berputar. Permanen magnet
pada dasarnya tetap pada posisinya dan tidak berubah, oleh karena itu
disebut sebagai "Stator", sedangkan elektro-magnet berputar, maka disebut
"Rotor".
Arah gerak rotor juga dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri
Flenning yang berbunyi :
8
Apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub Utara dan Selatan
sehingga garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan
kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka
kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari
(gambar 2.5).
Draft
Gambar 2.6 Tahapan Daya (Power Stage) dari Motor DC brushless [4]
Tabel 2.1 Tabel perubahan komutasi motor berdasar nilai Hall sensor [10]
10
Draft
berubah dari 101 ke 001 dan pola tegangan baru tercipta pada motor DC
brushless(BLDC) dimana phasa V sekarang tidak ter-energize tetapi phasa W
yang sekarang terhubung ke netral ground(Q6) dimana posisi vector fluks
stator(panah hijau) sekarang berada pada posisi yang ditunjukan gambar step
2.
Mengacu pada gambar 2.5 dan Tabel 2.1, kita sekarang dapat
menentukan switch(Q) mana saja yang aktif ketika phasa tertentu yang ter-
energize sehingga arah putaran rotor dapat terlihat. Pada step 3 phasa yang
Draft
aktif adalah W-V dan posisi vector fluks stator berada pada posisi tersebut,
lanjut ke step 4 phasa yang aktif adalah U-V dan rotor terus berputar kearah
fluks stator pada step 4.
Draft
2. Stator
Stator adalah bagian pada motor yang diam/statis dimana
fungsinya adalah sebagai medan putar motor untuk memberikan
gaya elektro magnetik pada rotor sehingga motor dapat berputar.
Pada motor DC brushless statornya terdiri dari 12 belitan (elektro-
magnet) yang bekerja secara elektromagnetik dimana stator pada
motor DC brushless terhubung dengan 3 buah kabel untuk
disambungkan pada rangkaian kontrol sedangkan pada motor DC
konvensional stator-nya terdiri dari 2 buah kutub magnet permanen.
13
Draft
oleh belitan motor BLDC ketika motor BLDC tersebut berputar
yang memiliki polaritas tegangan berlawanan arahnya dengan
tegangan sumber yang dibangkitkan. Besarnya EMF balik
dipengaruhi oleh kecepataN sudut putaran motor(), medan magnet
yang dihasilkan rotor(B), dan banyaknya lilitan pada belitan
stator(N) sehingga besarnya EMF balik dapat dihitung dengan
persamaan :
EMF balik = B.N.l.r. ................................ persamaan 2.2
dimana : B= Kerapatan medan magnet yang dihasilkan rotor(Tesla)
N= Banyaknya lilitan pada belitan stator per phasa
l= Panjangnya batang rotor (m)
r= Jari-jari dalam motor(m)
= Kecepatan sudut putaran motor(rad) (dimana = 2f )
ketika motor BLDC sudah dibuat, jumlah lilitan pada stator
dan besarnya medan magnet yang dihasilkan nilainya sudah dibuat
konstan sehingga yang mempengaruhi besarnya EMF balik adalah
14
3. Axle
Axle atau sumbu adalah batang yang berfungsi sebagai
sumbu putar motor, terpusat pada rotor dan dirangkai bersama rotor.
4. Sensor Hall
Tidak seperti motor DC brushed komutasi dari motor DC
bruhless diatur secara elektronik.agar motor dapat berputar, stator
harus di-energize secara berurutan dan teratur. Sensor Hall inilah
yang berperan dalam mendeteksi pada bagian rotor mana yang ter-
energize oleh fluks magnet sehingga proses komutasi yang berbeda
(6 step komutasi) dapat dilakukan oleh stator dengan tepat karena
sensor Hall ini dipasang menempel pada stator.
Draft
Draft
Draft
dapat diinstalasi.
perpindahan arus, maka arus tersebut akan bisa lebih akurat (presisi).
Kontroler juga dapat mengatur kecepatan motor lebih baik sehingga
membuat "brushless motor" lebih efisien.
Tidak adanya storing/electrical noise atau suara bising akibat gesekan