Kedelai
penirisan
Ragi tempe,
pencampuran
Tepung tapioka
plastik pengemasan
Tempe
kedelai
basis 200 gram dapat dihasilkan berat produk sebanyak 136 gram dan % produk
warna cream busuk, rasa khas tempe busuk, aroma khas tempe busuk, tekstur
Tiga tahapan penting dalam pembuatan tempe yaitu (1) hidrasi dan
pengasaman biji kedelai dengan direndam beberapa lama (satu malam); (2)
pemanasan biji kedelai, yaitu dengan perebusan atau pengukusan; dan (3)
fermentasi oleh jamur tempe yang banyak digunakan ialah Rhizopus oligosporus
(Kasmidjo, 1990).
berkualitas, yaitu memilih biji kedelai yang bagus dan padat berisi. Biasanya di
dalam biji kedelai tercampur kotoran seperti pasir atau biji yang keriput dan
dalam biji menjadi 4,5 -5,3. Penurunan pH biji kedelai menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai
telah berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh
dapat menggunakan air biasa yang dilakukan selama 12-16 jam pada suhu kamar
yang ada dalam biji kedelai. Selain itu perebusan I ini bertujuan untuk
mengurangi bau langu dari kedelai dan dengan perebusan akan membunuh bakteri
selama 30 menit atau ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit kedelai jika
air dalam biji, mengeringkan permukaan biji dan menurunkan suhu biji sampai
sesuai dengan kondisi pertumbuhan jamur. Air yang berlebihan dalam biji dapat
(Kasmidjo, 1989)
dun pisang, jati, aru atau bamboo, selanjutnya dikembangkan penggunaan plastic
(Kasmidjo, 1989).
Pada proses pembuatan tempe bahan baku utama yang digunakan yaitu
kacang kedelai. Kemudian bahan yang digunakan yaitu tepung tapioka. Tepung
untuk mencegah ragi menguraikan protein pada kacang kedelai. Sebelum ragi
menguraikan protein pada kacang kedelai, ragi akan terlebih dahulu menguraikan
1. Oksigen
panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila
kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan
2. Uap Air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
3. Suhu
yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada
2011).
4. Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya.
Karena itu pada pembuatan tempe sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu
lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan (Lord,
2011).
lingkungan tumbuh (suhu, pH, dan kelembaban). Dalam proses fermentasi tempe
kedelai, substrat yang digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan
Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer dan lingkungan pendukung yang terdiri dari
suhu 30C, pH awal 6.8, kelembaban nisbi 70-80%. Selain menggunakan kapang
murni, laru juga dapat digunakan sebagai starter dalam pembuatan tempe (Ferlina,
2009).
2. Peningkatan pH
peningkatan. Nilai pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3-6,5 (Lord,
2011).
3. Kedelai menjadi mudah dicerna
Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna.
Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang
menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan bau langu
kadar air dimana setelah 24 jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami
penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat
Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi
kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin (Lord, 2011).
8. Pengurangan disakarida
Pengurangan disakarida terjadi pada senyawa stakhiosa, rafinosa, dan
sukrosa masing-masing menjadi 51%, 48%, dan 41% dari bahan awalnya,
9. Penurunan lemak
jam menggunakan inokulum Rhizopus sp, 20% lemak akan terhidrolisis oleh
enzim lipase. Sedangkan komponen utama lemak kedelai, yaitu asam linoleat
Pada pembuatan tempe ada beberapa CCP (Critical Control Point) yang
harus diperhatikan yaitu pada proses perendaman makin tinggi suhu yang
asam. Pada proses penirisan, air yang berlebihan dalam biji dapat menyebabkan
kemasan tempe yang dikemas dengan plastik harus diberi lubang, agar fermentasi
dapat berlangsung karena salah satu faktor yang mempengaruhi fermentasi adalah
oksigen. Apabila plastik tidak diberi lubang maka menghasilkan panas yang dapat
Kesimpulan :
basis 200 gram dapat dihasilkan berat produk sebanyak 136 gram dan % produk
warna cream busuk, rasa khas tempe busuk, aroma khas tempe busuk, tekstur
Saran :
Yogyakarta.
https://lordbroken.wordpress.com/2011/07/09/fermentasi-tempe/. Diakses :
16 Maret 2015
LAMPIRAN
Perhitungan :
35,24
Kacang kedelai = 200 = 70,48 gram
100
0,55
Ragi tempe = 200 = 1,9 gram
100
3,81
Tepung tapioka = 200 = 7,62 gram
100
%produk = 100%
]
136
%produk = 200 100%= 68%
LAMPIRAN SNI