No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
dr. EFFENDI
KEBOAN
NIP. 19560501988021001
JOMBANG
1. Pengertian Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateterisasi
kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
Untuk pengumpulan spesimen urine
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis,gangguan
neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.
(pasien yang terbatasi di tempat tidur)
Mengatasi obstruksi aliran urin
Mengatasi retensi perkemihan.
Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau
mengalami obstruksi pada saluran kemih
Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan
hemodinamik.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan Bahan 1. Tromol steril berisi
2. Gass steril/Kasa
3. Deppers steril/kapas gulung
4. Handscoen
5. CucingBengkok
6. Doek
7. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan dan jelly
8. Tempat spesimen urine jika diperlukan
9. Urinebag
10. Perlak dan pengalasnya
11. Disposable spuit
12. Selimut
13. Plester
14. Gunting
15. Betadin
16. Aquabidest
17. Alkohol 70%
6. Prosedur/ 1. Menyiapkan klien: untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang
Langkah- wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim. Aturlah cahaya lampu
langkah sehingga didapatkan visualisasi yang baik.
2. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya.
3. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita.
4. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine.
5. Melakukan desinfektan sebagai berikut:
Pada klien laki-laki: pegang penis dan arahkan keatas atau hampir tegak
lurus dengan tubuh untuk meliruskan dengan uretra yang panjang dan
berkelok agar kateter dapat mudah dimasukkan. Desinfektan dimulai dari
meatus termasuk glans penis dan memutar sampai bagian pangkal penis.
Pada saat melakukan tindakan tangan kiri memegang penis sedangkan
tangan kanan memegang pinset dan pertahankan agar tetap steril.
Pada klien wanita : jari jari tangan kiri membuka labia minora, dan tangan
kanan melakukan desinfektan. Desinfektan dimulai dari atas (klitoris),
meatus lalu kearah bawah menuju rektum. lakukan sebanyak 3 kali. Depper
terakhir ditinggal diantara labia minora dibawah klitoris untuk
mempertahankan penampakan meatus uretra.
6. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk
klien laki-laki dan 4 cm untuk klien wanita. Khusus pada klien laki-laki
gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena
urethra berbelit-belit.
Untuk klien laki-laki: Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak
lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan
kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-
hati bersamaan klien menarik nafas dalam. Obserfasi kelancaran pemasukan
kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika
masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah
pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar
sedalam 5 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Untuk klien wanita: Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan
kanan memasukan kateter pelan-pelan dengan disertai klien menarik nafas
dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan katerisasi
dihentikan. Menaruh bengkok dibawah pangkal kateter sebelum urine
keluar, masukan kateter sampai urine keluar sedalam 18-23cm dan
selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
7. Bagan Alir
8. Hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait -
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan