Presentan :
Moderator :
Hari/Tanggal :
Tempat :
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
0
I. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. T ( ibu kandung) pada
tanggal 10 Mei 2010 dan autoanamnesa dengan pasien tanggal 31 Mei 2010,
kebenaran anamnesa dapat dipercaya.
A. Keluhan Utama
Tidak mau bicara dan tidak mau makan.
1
Selama menjaga ayahnya yang dirawat di Rumah sakit, pasien mulai tidak
minum obat oleh dokter Psikiatri RSJ Cisarua. Keluarga juga tidak membawa pasien
untuk kontrol ulang ke poliklinik psikiari. Pasien selama dua bulan itu benar-benar
kurang diperhatikan oleh keluarganya. Selama menjaga ayahnya dirumah sakit, pasien
sering kurang tidur, nafsu makan pasien juga semakin kurang. Setelah ayah pasien
membaik, ayah pasien diperbolehkan pulang. Dirumah pasien juga disibukkan untuk
mengurus ayahnya yang dalam proses pemulihan, sedangkan anggota keluarga yang
lain sibuk dengan urusan masing-masing. Hal ini menyebabkan pasien menjadi merasa
tertekan tetapi pasien tidak pernah mengeluh kepada ibu dan saudara-saudaranya.
Dua minggu sebelum pasien dirawat dirumah sakit, keadaan pasien semakin
buruk, pasien mulai sering murung, jarang bicara dan sering menangis, pasien juga
jarang mau makan, sehari kadang hanya 3 sendok saja makannya. Malam hari pasien
juga sering terbangun dan tidak tidur hingga dini hari. Pasien juga mengatakan kepada
ibunya bahwa ia mudah lelah. Dua hari sebelum dirawat di rumah sakit, kondisi pasien
semakin lemah, keluarga pasien membawa pasien ke RSHS dan dirawat.
3
Riwayat Keluarga
4
1 Tn.E P 64 thn Ayah kandung Agak pendiam, bijaksana
2. Ny.T P 56 thn Ibu kandung Ceria, penyayang, paling dekat dengan
pasien
3. E P 35 thn Pasien Pendiam, tertutup
GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki,meninggal
Laki-laki, gangguan jiwa, meninggal
Laki-laki
Perempuan, meninggal
Perempuan
pasien
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
5
Tidak ada masalah kesehatan pada ibu selama mengandung dan melahirkan.
Pasien dikandung selama 9 bulan, lahir spontan dibantu oleh bidan dengan berat
badan lahir 2700 gram. Pasien tidak memiliki kelainan fisik. Pasien merupakan
anak yang diharapkan.
2. Masa kanak-kanak awal ( kelahiran sampai usia 3 tahun )
Pasien mendapat ASI sampai usia 8 bulan dan dilanjutkan dengan PASI. Pasien
disusui dalam posisi digendong dan sampai tertidur. Saat menyusui, ibu berbaring
dan terkadang melakukan aktivitas lain. Pertumbuhan dan perkembangan pasien
sama dengan anak lainnya. Toilet training diajarkan oleh ibu tanpa paksaan. Tidak
ada gejala-gejala gangguan perilaku. Pasien merupakan anak yang pendiam, dan
pemalu, lebih banyak bermain di rumah dengan kakak dan adinya dibanding
dengan teman-teman seusianya.
3. Masa kanak-kanak menengah ( usia 3 11 tahun )
Kesehatan pasien baik, pertumbuhan dan perkembangan seperti anak lainnya.
pasien merupakan anak yang pendiam dan kurang bergaul dengan temannya.
Pasien mulai sekolah umur 7 tahun masuk SD dan pergi ke sekolah diantar oleh
ibu, tidak ada tanda-tanda cemas perpisahan. Prestasi selama sekolah baik, sering
mendapat juara dikelas dan tidak pernah ada masalah dengan guru maupun teman-
temannya. Di rumah pasien merasa diperlakukan berbeda dengan saudaranya yang
lain, pasien merasa sering dimarahi, kurang dipehatikan dan menganggap
orangtuanya tidak sayang pada pasien dari pada saudaranya yang lain.
4. Masa Masa kanak-kanak akhir (pubertas hingga remaja)
Setelah lulus SD, pasien melanjutkan ke SMP, pasien merupakan anak yang ceria
dan banyak teman. Tamat SMP, pasien melanjukan pendidikan ke SMA, saat kelas
2 SMA ayah pasien berhenti bekerja sebagai kepala desa. Sejak itu keadaan
ekonomi keluarga pasien menjadi sangat kurang dan pasien mulai sering rendah
diri, namun masih dapat berintraksi dengan teman-teman sekolahnya, dan pasien
masih dapat menyelesaikan pendidikan SMAnya dengan prestasi yang cukup
lumayan tetapi pasien tidak dapat melanjudkan pendidikannya keperguruan tinggi
karena orangtua tidak mampu.
5. Masa dewasa
6
a. Riwayat Pekerjaan
Setelah tamat SMA pasien diatar oleh ayahnya ke Jakarta untuk melamar
pekerjaan dan pasien mendapat pekerjaan, bekerja sebagai states disalah
satu perusahaan elektronik. Karena merasa sangat lelah akhirnya pasien
berhenti bekerja dan mengangur selama 1 bulan. Setelah menganggur,
pasien mendapat pekerjaan kembali sebagai states di supermarket
ternama dan bekerja selama 4 tahun. berhenti bekerja karena di PHK
perusaahan dimana perusahaan tempat pasien bekerja bangrut. Kemudian
pasien berusaha mencari pekerjaan dan pasien bekerja di salon kecantikan
dan berhenti bekerja setelah menikah karena pasien tidak diperbolehkan
lagi bekerja oleh suaminya. Selama bekerja di Jakarta, pasien hanya
berintraksi dengan orang dilingkungan kerjanya saja karena pulang bekerja
sudah larut malam. Pasien kadang-kadang pulang ke Cirebon saat hari libur
atau cuti, sekali-kali pasien berintraksi dengan teman tempat kamar
kontrakannya.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pada saat umur 24 tahun dengan pria pilihannya setelah
berpacaran selama 3 bulan. Pasien menikah dengan pria yang sebelumnya
berpacaran dengan sahabatnya. Kebahagiaan hanya dirasakan pasien selama
2 bulan saja, setelah itu pasien mulai sering cekcok dengan suaminya
karena dia sering dihina oleh suaminya tersebut. Pasien juga dilarang
bekerja oleh suaminya dengan alasan suaminya masih mampu
menafkahinya. Keluarga pasien juga sering merendahkan pasien dengan
kata-kata kasar seperti kata-kata orang miskin, kelas bawah, tidak punya
adat dan lain-lain. Pada tahun 2004 suami pasien pergi dari rumah setelah
pasien mengalami perubahan prilaku dan emosi dan dirawat dirumah sakit
jiwa.
c. Riwayat Pendidikan
7
Setelah tamat SMA, pasien tidak dapat melanjudkan pendidikan
keperguruan tinggi karena kondisi ekonomi keluarga pasien yang sangat
kurang.
d. Kehidupan beragama pasien cukup baik dan dalam kehidupannya pasien
kurang taat beragama.
e. Riwayat militer, urusan dengan polisi, pengadilan atau penjara
Tidak mempunyai pengalaman militer, berurusan dengan polisi maupun
pengadilan.
11
pada tanggal : 12/5/2010, 13/5/2010, dan 17/5/2010
Dengan diagnose kerja : Hipotensi e.c dehidrasi sedang
Terapi dari IPD : - Diet 1500 kkal
Protein 1 gr/gbb,
Cairan Via NGT 6x250cc
IVFD larutan 2A 3000cc/24 jam
Curcuma 3x1 tab/NGT
Monitor intake dan output cairan / 24 jam
12
V. DIANOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F.31.5 Ganguan afektif bipolar episode kini depresi berat dengan
gejala psikotik
DD : F.20.2 Skizoprenia katatonik
F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Hipotensi ec dehidrasi sedang
Aksis IV : Masalah dengan primary support group (keluarga) dan masalah pekerjaan
Aksis V : GAF Scale 1 tahun terakhir 70 61
GAF Scale saat masuk RS 30 21
VI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
13
Umur 18 tahun pasien diatar oleh ayahnya ke Jakarta untuk melamar pekerjaan
dan pasien mendapat pekerjaan dan bekerja sebagai states disalah satu perusahaan
elektronik. Karena merasa sangat lelah akhirnya pasien berhenti bekerja selama 1
bulan. Setelah menganggur, pasien mendapat pekerjaan kembali sebagai states di
supermarket ternama dan bekerja selama 4 tahun dan berhenti bekerja karena di PHK
perusaahan karena bangrut (object loss). Kemudian pasien berusaha mencari pekerjaan
dan pasien bekerja di salon kecantikan dan pasien disuruh berhenti bekerja oleh
suaminya setelah menikah. Pasien menikah dengan pria yang sebelumnya berpacaran
dengan sahabatnya. Kebahagiaan hanya dirasakan pasien selama 2 bulan saja, setelah
itu pasien mulai sering cekcok dengan suaminya karena dia sering dihina oleh
suaminya tersebut. Pasien juga dilarang bekerja oleh suaminya dengan alasan
suaminya masih mampu menafkahinya sedangkan pasien masih ingin bekerja.
Keluarga pasien juga sering merendahkan pasien dengan kata-kata kasar seperti kata-
kata orang miskin, kelas bawah, tidak punya adat dan lain-lain. Pada tahun 2004 pasien
cerai dengan suaminya (object loss). Kekecewaan yang bertubi-tubi membuat ego
pasien runtuh dan mekanisme mental pasien tidak dapat berjalan dengan baik sehinga
pasien merasa dalam penderitaan yang berat dan berkepanjangan. Mental mekanisme
yang selama ini digunakan untuk bertahan, kini tidak efektif lagi sehingga menghantar
penderita jatuh dalam ganguan jiwa.
1. Umum
14
- Perhatikan higiene pribadi
- Awasi kemungkinan adanya perilaku membahaya diri sendiri dan orang lain.
2. Farmakologi : - Risperidon 2x2 mg
- Flouxetin 10 mg
- B.complek 3x1 tab
3. Non farmakologik
- Edukasi Penderita
- Edukasi keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami pasien
agar keluarga mengerti dan memahami sehingga keluarga dapat mengerti
tentang kondisi yang dialami pasien, menerangkan kepada keluarga tentang
keadaan penyakit pasien, berobat secara teratur dan memberikan penjelasan
pada keluarga jika terdapat perubahan perilaku atau perburukan gejala dari
pasien, agar keluarga segera membawa berobat. Selain itu tujuannya untuk
memahami masalah yang disajikan oleh pasien. membangun dan memelihara
sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu dari banyak alasan bagi
para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita tentang pengobatan. Seiring
perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang yang peduli membantu
15
mempertahnkan gejala penderita dalam keadaan minimum dan membantu
penderita tinggal dan diterima di masyarakat. Dukungan kelompok bagi
penderita dan keluarga memiliki arti penting yang sangat luar biasa.
- Aktivitas
IX. PEMBAHASAN
2. Diagnosis
16
Pasien ini didiagnosis dengan Gangguan afektif bipolar karena tersifat oleh
episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat
aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek
disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Pada
pasien ini, yang khas adalah bahwa pasien mengalami penyembuhan sempurna antar
episode. Sedangkan untuk episode kini berat dengan gejala psikotik dikarenakan
pada pasien ini mengalami halusinasi pendengaran dan adanya waham dosa.
3. Psikofarmakologi
Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami
penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala
psikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal meningkat
penggunaannya untuk kedua hal yaitu manic akut dan mood stabilization.
Rentang yang luas dari antidepresan dan ECT digunakan untuk episode depresi
akut (contoh, depresi berat). Pada pasien ini diberikan Risperidon karena
golongan ini efektif untuk mengurangi gejala psikotik aku. Fluksetin adalah
obat golongan SSRI yang merupakan obat anti depresan pada populasi umum
dan untuk derajat depresi yang peling tepat dimulai dengan golongan SSRI.
Dosis awal fluoksetin adalah 10-20mg/hari peroral, diberikan bersamaan
dengan makanan untuk menimalkan efek samping seperti mual. Sedangkan
Vitamin B Complex sangat diperlukan untuk menjaga metabolisme tubuh,
sistem kekebalan tubuh dan saraf. Membangun sistem kekebalan tubuh dan
saraf. Baik untuk pertumbuhan masa remaja dimana asupan makanan dengan
gizi tidak seimbang.
X. DAFTAR PUSTAKA
17
1. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders. 4th ed-text revision. Washington : American Psychiatric Association;
2000.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatric : Behaviour
Sciences / Clinical Psychiatric. 10th ed. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins;2007.
3. Gabbard GO, Psychodynamic Psychiatry In Clinical Practice, 3th ed, American
Psychiatry Publishing, 2000.
4. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia. Ed III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI ; 1993.
5. Schatzberg, AF, Cole, JO, DeBattista, C : Manual Clinical Psychopharmacology. 6 th
ed, American Psychiatry Publishing, 2007
LAMPIRAN 2 : FOLLOW Up
18
Hari ke 1 Hari ke 7 Hari ke 12 Hari ke 23
PEMERIKSAAN (10 Mei 2010) ( 16 Mei 2010 ) ( 21 Mei 2010 ) (31 Mei 2010)
Keadaan umum Sakit sedang Sakit sedang Sakit sedang, sudah mau makan Tenang
sendiri, minum obat harus disuap
Kesadaran kompos mentis kompos mentis kompos mentis kompos mentis
Roman muka murung murung murung agak murung
Kontak/Rapport ada/tidak adekuat ada/tidak adekuat ada/kurang adekuat ada/cukup adekuat
Orientasi T.W.O sulit dinilai sulit dinilai sulit dinilai baik
Pikiran
bentuk kesan austistik kesan austistik kesan austistik austistik
isi sulit dinilai sulit dinilai sulit dinilai waham dosa (+)
Perhatian kurang kurang kurang cukup
Persepsi
Ilusi sulit dinilai sulit dinilai sulit dinilai disangkal
Halusinasi sulit dinilai sulit dinilai sulit dinilai Hal. dengar (+)
Tingkah
laku/Bicara hipoaktif,/Mutisme hipoaktif,/Mutisme hipoaktif,/Mutisme hipoaktif,/kurang
spontan,lemah,
relevan
19
Pemeriksaan tanggal 31 Mei 2010, jam 7.45wib
T : Selamat pagi Ibu E, perkenalkan saya dr.T, boleh bicara sebentar?
J : (kepala pasien tampak agak menunduk, lesu mata melirik kedokter, menerima uluran
tangan pemeriksa)
T : Siapa namanya ibu?
J : E dok
T : Bagaimana kabar E hari ini?
J : Baik dok (menundukan wajah)
T :Tadi sudah makan ibu E?
J : Sudah
T :Pakai lauk apa?
J : Ikan
T :Ibu tau sekarang dimana?
J : Rumah sakit hasan sadikin
T :Sudah berapa hari disini?
J :Tiga mingguan dok
T :Kalau boleh tau, kenapa ibu dibawa kemari?
J :katanya saya aya depresi dok.
T : Ibu depresi kenapa?
J :(Diam, dan kepala agak menunduk) saya sangat berdosa dok
T :berdosa kenapa ibu?
J : saya tidak tahu dok, mungkin ini semua karena kesalahan saya dok
T : ibu melakukan kesalahan apa?
J : dulu saya pernah mencuri uang ibu saya
T :lalu?
J :saya sering dimarahi dan dipukul
T :terus..
J :Saya juga berpacaran dengan pacar teman saya dan kami menikah. Saya sangat berdosa
terhadap teman saya dok.
T :apa ibu mendengar suara-suara yang mengatakan hal tersebut?
J :ia dok, saya sering mendengar suara-suara yang mengatakan saya jahat, dan menyuruh
saya untuk berubah
T :Ibu mengenal suara tersebut?
J :tidak dok
T : selain hal tersebut, apalagi yang ibu rasakan?
T : saya sering merasa lelah, capek
T : Apakah jantung ibu suka berdebar-debar, disertai keringat dingin dan gemetar?
J : Ada dok
T : Bagaimana dengan tidur, ada masalah?
J : Saya susah tidur dok
T : Susahnya waktu masuk tidur atau sesudah tidur terbangun dan tidak bisa tidur lagi?
J : sudahmau tidur dan sering terbangun dan tidak bisa tidur lagi dok
T : Apakah kalau tidur sering disertai mimpi-mimpi buruk bu?
J : Ia dok
T : Bisa ibu ceritakan mimpi apa?
20
J :Saya lupa dok
T :Sekarang suda bagaimana nafsu makan ibu?
J: Sudah agak lumayan dok
T: sudah lumayan maksudnya bagaimana?
J: Saya sudah mau makan dok.
T :Syukurlah kalau begitu, ibu memeng kelihatannya sudah jauh leih baikyah
J :Ia dok
T :Yah sudah, Ibu boleh istrahat., besok kita saambung lagiyah. tadi sudah makan obatkan?
J : sudah dok
T : Terima kasih Ibu E, saya permisi dulu. Selamat pagi
J : Ya dok
21