NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2014
i
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK
Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga
dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki kelas XI di SMK Tunas Bangsa Sukoharjo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pemilihan responden
penelitian dengan teknik Cluster Random Sampling. Responden penelitian diambil dari
populasi siswa laki-laki di SMK Tunas Bangsa Sukoharjokelas XI Jurusan Teknik Sepeda
Motor I, Teknik Sepeda Motor II, Teknik Sepedan Motor III, dan Teknik Permesinan 1.
Penelitian ini menggunakan skala peran keluarga dan skala perilaku merokok. Hasil
perhitungan product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,486
dengan signifikan p = 0,000 (p<0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara peran keluarga dengan perilaku merokok pada remaaj laki-laki kelas XI di SMK
Tunas Bangsa Sukoharjo. Sumbangan efektif peran keluarga sebesar 23,6%. Hal tersebut
berarti terdapat 76,4% faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
selain peran keluarga.
Masa remaja adalah suatu tahap Disamping itu, masa remaja adalah
kehidupan yang bersifat peralihan atau masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh
tidak menentu. Menurut Daradjat (dalam negatif, salah satunya adalah merokok.
Willis, 2008) remaja merupakan usia Pada tahun 2014 ini banyak ditemukan
transisi, pada masa ini remaja telah fenomena merokok. Kejadian tersebut
meninggalkan masa kanak-kanak yang dapat kita temukan dengan mudah, biasa di
lemah dena penuh kebergantungan, akan tempat umum, kantor, pasar, terminal
tetapi belum mampu bertanggung jawab ataupun tempat umum lainnya. Sebenarnya
1
dampak buruk tentang merokok, tetapi hal misalnya gangguan pada kehamilan dan
tersebut tidak menurunkan jumlah perokok cacat pada bayi saat lahir.
Menurut Levi (1984) bahwa dilakukan oleh Institute for Health Metrics
adalah aktivitas atau tindakan menghisap jumlah pria perokok di Indonesia tercatat
perilaku merokok adalah perilaku yang penyakit sebagai efek dari perokok pasif.
perokok sendiri maupun orang lain dan negara yang menyumbangkan 40% dari
berakibat buruk bagi kesehatan perokok total jumlah perokok dunia. (Hanggara,
jantung koroner, dan hipertensi, stroke, Menurut Wils, Resko, Ainette &
impoten pada pria dan gangguan fungsi Mendoza (dalam Silalahi dan Eko, 2010)
ginjal. Dampak negatif pada orang lain merokok pada umumnya dimulai di usia
2
berhubungan dengan perilaku merokok di Pola asuh permisif orang tua
usia remaja antara lain stress dan efek biasanya memberikan pengawasan yang
negatif, teman sebaya, proses coping, dan sangat longgar. Memberikan kesempatan
dalam membentuk sikap, keyakinan tanpa pengawasan yang cukup. Orang tua
memiliki kecenderungan yang lebih besar memperingatkan anak apabila anak sedang
untuk merokok jika orangtua dan teman- dalam bahaya dan sangat sedikit
teman mereka merokok. Menurut model bimbingan yang diberikan oleh mereka.
pengaruh sosial, perilaku merokok oleh Dalam pemberian pola asuh yang baik
faktor risiko yang terjadi melalui modeling perilaku yang baik dari orang tuanya.
Orang tua adalah contoh dan model mempunyai kebiasaan atau perilaku yang
bagi remaja, namun bagi orangtua yang tidak baik seperti ayah ataupun ibu yang
kurang tahu tentang kesehatan secara tidak juga memiliki kebiasaan merokok, anak
langsung mereka telah mengajarkan pun akan mencontoh dari perilaku orang
perilaku atau pola hidup yang kurang tuanya. Seperti yang di kemukakan dalam
sehat. Banyaknya remaja yang merokok teori belajar sosial menurut Miller dan
salah satu pendorongnya adalah dari pola Dollard (dalam Notoatmodjo, 2007) yang
asuh orang tua mereka yang kurang baik, menyebutkan bahwa tingkah laku manusia
contohnya saja perilaku orang tua yang merupakan hasil belajar. Dalam tingkah
merokok dan perilaku tersebut dicontoh laku sosial, seseorang tinggal meniru
(Susanto, 2013).
3
HIPOTESIS HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan kuantitatif dengan variabel nilai Sig. 0,000 (p<0,01) maka dapat
bebas peran keluarga dan variabel dikatakan ada hubungan yang signifikan.
Subjek penelitian ini adalah siswa diajukan penulis, yaitu ada hubungan
laki-laki kelas XI di SMK Tunas Bangsa positif antara peran keluarga dengan
Sukoharjo sebanyak 112 siswa dari perilaku merokok pada remaja laki-laki
Teknik Sepeda Motor I, Teknik Sepeda kelas XI di SMK Tunas Bangsa Sukoharjo.
Motor II, Teknik Sepeda Motor III, dan Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
digunakan adalah skala peran keluarga orang tua mempengaruhi sikap merokok
yang terdiri dari 40 aitem dan skala pada remaja di Desa Karang Tengah
digunakan dalam penelitian ini adalah ini adalah remaja laki-laki yang berusia 15-
4
Sampling dengan memberikan peluang Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali yang
yang sama untuk semua kelas pada menunjukkan bahwa sikap permisif orang
koefisien determinan ( )= 0,236. Hal bahwa pola asuh orang tua yang permisif
76,4% variabel lain selain peran kluarga bertingkah laku dapat menyebabkan
pada remaja. Variabel yang dapat dan begitu pula sebaliknya. Apabila
mempengaruhi perilaku merokok selain pengawasan atau kontrol dari orang tua
peran keluarga misalnya pengaruh teman yang baik perilaku merokok anak akan
variabel peran keluarga mempunyai rerata (RE) sebesar 67,40 dan rerata hipotetik
empirik (RE) sebesar 48,30 dan rerata (RH) sebesar 87,5 hal tersebut berarti
hipotetik (RH) sebesar 55, hal tersebut perilaku merokok pada remaja pada subjek
penelitian tergolong rendah. Hasil tersebut yang menjelaskan bahwa perilaku merokok
5
(RE) sebesar 67,40 dan rerata hipotetik
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil 1. Mengacu pada hasil penelitian siswa
nilai koefisien korelasi sebesar 0,486 merokok yang tergolong rendah, untuk
ditunjukkan dengan nilai rerata empirik tidak yang dilakukan terutama dalam
(RE) sebesar 48,30 dan rerata hipotetik hal perilaku merokok orang lain
pada subjek tergolong rendah, 2. Saran yang dapat diberikan bagi orang
ditunjukkan dengan nilai rerata empirik tua dan anggota keluarga yaitu
6
mengacu pada hasil peran keluarga tentang bahaya merokok, seperti
rendah, maka orang tua supaya tetap jangka pendek maupun jangka panjang
karena resiko ataupun akibat yang akan pengaruh iklan dan lain sebagainya.
didapat serta dampak yang diperoleh Selain itu juga dapat memperluas
lingkungannya. Selain itu orang tua agar ruang lingkup dan generalisasi
gunakan anaknya.
7
Anne. (2001). Dampak negatif rokok yang mengerikan. (http:// www.anneahira.com/dampak-
negatif-merokok.html ) [online diakses pada 3 Februari 2014 10:34].
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Silalahi, K. dan Eko A.Meinarno. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman.
Jakarta : Rajawali
Subanda, I.B. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta: Sagung Seto.
Sulastri dan Hasanah, A. U. (2011). Hubungan antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya
dan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok pada Sisawa Laki-laki Madrasah
Aliyah Negeri 2 Booyolali. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kesehatan UMS. Vol. 8,
No. 1 (695 - 705)
Susanto, D.N. (2013). Hubungan antara dukungan negatif orang tua dengan perilaku merokok
pada remaja di desa Puro kecamatan Karangmalang kabupaten Sragen. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
Wahyuni, D., dan Sudaryanto, A. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap
merokok pada remaja di desa Karang Tengah kecamatan Sragen. Jurnal
Keperawatan. (120-130)