Anda di halaman 1dari 29

Rencana Kerja dan Syarat-

PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO


Syarat

BAB I DATA PROYEK

Pasal 1 : Nama pekerjaan :


PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO

Pasal 2 :Tempat dan lokasi pekerjaan :


KOTA BANDA ACEH

Pasal 3 :Tahun Angaran :


2017

Pasal 4 : Item-Item Pekerjaan yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
ditentukan oleh Owner dalam : Kontrak Kerja Dan Bill of Quantity

Page 1
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 :Penanggung Jawab Pelaksanaan ( Kontraktor Pelaksana )

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi,
maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah
Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan secara seluruhnya sesuai dengan


ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.

3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus
2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.

4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek kepada
Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana dengan posisi
minimal seperti berikut atau sesuai yang diajukan:

1. Project manager
2. Site Manager
3. Quality Engineer
4. Quantity Engineer
5. Arsitek
6. Supervisor Lapangan
7. Surveyor
8. Drafman
9. Administrasi Proyek
10. Operator Computer

5. Jumlah personil atau tenaga ahli yang ditempatkan harus sesuai dengan bobot pekerjaan yang
ditangani dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

6. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.

7. Pengantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.

8. Project Manager harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh Konsultan
Supervisi jika hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

9. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner dan Konsultan Supervisi untuk
pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli
tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

10. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.

Pasal 2 : Sub Pelaksana Pekerjaan / Sub Kontraktor

1. Penunjukan Sub Pelaksana pekerjaan / Sub Kontraktor hanyalah dapat dilakukan dengan
sepengatahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Supervisi serta mendapat persetujuan
dari Owner.

Page 2
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

2. Apabila hasil pekerjaan Sub Pelaksana tidak memenuhi semua persyaratan di dalam kontrak
Kerja ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada suatu tahap pekerjaan,
maka Konsultan Supervisi berhak menginstruksikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk
menganti Sub Pelaksana pekerjaan tersebut dengan yang lain, dan yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Kontraktor Pelaksana harus menjalankan instruksi tersebut.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan untuk meninggalkan kewajibannya dengan cara


menyerahkan Kontrak Kerja sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain (Sub Pelaksana
Pekerjaan) tanpa seijin atau persetujuan Owner.

4. Apabila tidak disebutkan dalam Kontrak Kerja, maka Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan
untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang menjadi kewajibanya tanpa persetujuan Owner dan
Konsultan Supervisi.

5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Owner dan Konsultan Supervisi, maka Kontraktor
Pelaksana tetap bertanggung jawab penuh atas segala kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh Sub Kontraktor, sehingga kesalahan dan kelalaian tersebut merupakan kesalahan
dan kelalaian Kontraktor Pelaksana sendiri.

6. Sub Kontraktor adalah pihak-pihak yang mempunyai Kontrak Kerja langsung dengan Kontraktor
Pelaksana, yaitu dalam menyediakan dan mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai
dengan keahliannya.

7. Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaan Sub Kontraktor.

Pasal 3 : Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )

1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang Gambar
Detailnya tidak dijelaskan dalam Gambar Bestek.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan Shop Drawing ditentukan oleh Konsultan Supervisi dalam
masa konstruksi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan sebelum Shop Drawing yang
menjadi kewajibannya di setujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Shop Drawing tidak boleh merubah/merevisi Gambar Bestek kecuali atas persetujuan Konsultan
Perencana.

5. Shop Drawing tidak boleh merubah, memperbesar dan memperkecil kuantitas maupun kualitas
pekerjaan.

Pasal 4 : Gambar Lapangan Dan Dokumen Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu set Gambar Bestek /Gambar Revisi dalam format
kertas A3, satu set Shop Drawing, satu set Spesifikasi Teknis dan satu set Bill of Quantity dilokasi
pekerjaan pada setiap kantor lapangan.

2. Gambar Bestek, Gambar Revisi, Shop Drawing, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity
ditempatkan pada tempat yang baik dan dalam kedaan yang rapi.

Pasal 5 : Buku Instruksi Dan Buku Tamu

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan satu buah Buku Instruksi dan Buku Tamu dilokasi
pekerjaan pada setiap kantor lapangan dan ditempatkan pada tempat yang baik.

Page 3
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

2. Buku Instruksi berisikan instruksi-instruksi dilokasi pekerjaan yang dikeluarkan oleh Konsultan
Supervisi dan Owner untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

3. Buku Instruksi harus mencantumkan tanggal instruksi, waktu instruksi, nama dan jabatan yang
memberi instruksi, dan tanda tangan yang memberi instruksi.

4. Instruksi Konsultan Supervisi dan Owner yang berada dalam Buku Instruksi harus diketahui dan
ditanda tangani oleh Kontraktor Pelaksana minimal Supervisor Lapangan untuk dilaksanakan.

5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan buku tamu di kantor lapangan yang diletakan
pada tempat yang baik. Semua tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan harus terdata dan
mengisi buku tamu ang telah disediakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 4 : Gambar Hasil Pelaksanaan ( Asbuilt Drawing )


1. Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)
yang sesuai dengan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan sebelum serah terima tahap
pertama dilakukan.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan As Built Drawing adalah Pekerjaan Struktur, Arsitektur,


Mekanikal, Elektrikal, Sanitair, Site Plan, Landscaping dan pekerjaan pekerjaan lain yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

3. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi, Konsultan Perencana dan Owner.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing yang telah disetujui
kepada Konsultan Supervisi, Owner dan Konsultan Perencana kepada Owner.

5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada
bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 5 : Rencana Waktu Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule)
keseluruhan kepada Konsultan Supervisi dan Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan


yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner .

4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan
pada tahap pelaksanaan pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.

5. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

6. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam


menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

7. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena factor cuaca


seperti hujan yang lebih dari 1 hari kerja dan dibuktikan dengan catatan cuaca dalam Laporan

Page 4
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

Harian yang disetujui oleh Konsultan Supervisi harus diperhitungkan untuk penambahan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

8. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena factor-factor non


teknis yang lebih dari 3 hari kerja dan diketahui oleh Konsultan Supervisi seperti permasalahan
dengan tanah/lahan pekerjaan sehingga Kontraktor pelaksanan tidak bisa memasuki dan
memulai pekerjaan, ganguan keamanan dari masyarakat setempat harus diperhitungkan untuk
penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

9. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan karena permasalahan


yang berhubungan dengan Spesifikasi Teknis, Gambar Disain, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja
dimana tidak ada keputusan yang pasti dari Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi, Konsultan
Perencana dan Owner lebih dari 3 hari kerja harus diperhitungkan untuk penambahan waktu
pelaksanaan pekerjaan.

10. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan pekerjaan yang disebabkan oleh hal-
hal selain seperti yang disebutkan dalam point 6, point 7 dan point 8 tidak boleh diperhitungkan
untuk penambahan waktu pelaksanaan kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja dengan
persetujuan Konsultan Manajemen dan Owner.

11. Lamanya penambahan waktu atau jumlah hari kerja tambahan yang diberikan kepada
Kontraktor Pelaksana karena alasan-alasan seperti yang disebutkan pada point 6, point 7 dan
point 8 adalah menurut keputusan Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 6 : Request Material Dan Request Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan semua material bangunan


(request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai dan dimasukan kelokasi
pekerjaan.

2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan diakui
apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang telah
disetujui kepada Konsultan Supervisi.

5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk pekerjaan
yang akan dikerjakan.

7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan tanpa Request Material atau jika
Request Pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi.

9. Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Metode Pelaksanaan

Page 5
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap pekerjaan Pembesian


Plat Lantai, Pengecoran Plat Lantai, Eriction Konstruksi Baja dan Eriction Konstruksi Kuda-Kuda
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukanya.

2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode Pelaksanaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Item-item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan ditentukan oleh Konsultan


Supervisi.

Pasal 8 : Rencana Material Dan Peralatan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 9 : Rencana Tenaga Kerja

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga kerja mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 10 : Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan
alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus diketahui oleh Konsultan Supervisi.

2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk pengawasan
pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan
diluar jam kerja normal atau pada malam hari.

Pasal 11 : Laporan Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan


laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi dan diketahui serta diperiksa oleh Konsultan
Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Page 6
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan


kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan laporan bulanan yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.

4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat). Salah
satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi
pekerjaan. Masing-masing Laporan harian, laporan mingguan dan bulanan harus diserahkan
kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 12 : Surat Menyurat Dan Komunikasi


1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya administratif harus melalui dan ditujukan kepada
Konsultan Supervisi juga diketahui oleh Konsultan Supervisi serta Owner.

2. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya teknis harus melalui dan ditujukan kepada Konsultan
Supervisi juga diketahui oleh Konsultan Supervisi serta Owner.

3. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi lain di luar proyek tidak perlu
melalui dan diketahui oleh Konsultan Supervisi. Kontraktor Pelaksana tetap wajib memberikan
informasi tentang hal tersebut kepada Konsultan Supervisi.

Pasal 13 : Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin


oleh Owner atau Konsultan supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal oleh Site
Manager atau Supervisor Lapangan.

3. Kosumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain
oleh Owner.

4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap minggu,
dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan diwakili minimal oleh
Supervisor lapangan.

6. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain
oleh Owner.

Pasal 14 : Wewenang Owner (Pemberi Tugas) Memasuki Lokasi Pekerjaan

1. Owner (Pemberi Tugas) dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki lokasi
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lain dimana Kontraktor Pelaksana
melaksanakan pekerjaan untuk Kontrak.

2. Jika pekerjaan dilakukan pada tempat-tempat lain yang dilakukan oleh Sub Kontraktor Pelaksana
menurut ketentuan dalam Sub Pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus memberikan
jaminan agar supaya Owner dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel
kerja dan tempat-tempat lain kepunyaan Sub Pelaksana pekerjaan.

3. Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memberikan instruksi langsung dilapangan kepada
Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi untuk suatu perbaikan atau perubahan jika dalam
proses pelaksanaan pekerjaan ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek,
Spesifikasi Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja.

Page 7
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

4. Owner atau Staf Ahli ( Enggineer ) berhak memerintahkan Konsultan Supervisi secara tertulis
untuk menghentikan proses pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
sementara waktu jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis, Bill of Quantity dan Kontrak Kerja.

5. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bertangung jawab penuh akan keselamatan Owner
dan para wakilnya selama berada dilokasi pekerjaan.

Pasal 15 : Progress Payment

1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan Kontraktor Pelaksana di
bayar berdasarkan metode Progress Payment. Artinya Tagihan Kontraktor Pelaksana dibayar
berdasarkan Progress Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan dilapangan.

2. Progress Payment Kontraktor Pelaksana diajukan kepada Konsultan Supervisi dan diperiksa
kebenaran realisasi pekerjaan dilapangannya oleh Konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi dapat menunda atau membatalkan Progress Payment Kontraktor Pelaksana
jika berdasarkan pengamatan sendiri atau laporan/rekomendasi Konsultan Supervisi tentang
adanya pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of
Quantity.

4. Progress Payment Kontraktor Pelaksana baru dapat dibayar oleh Owner jika telah disetujui secara
tertulis oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 16 : Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan pekerjaan dan
cacat pekerjaan baik pada tahap pelaksanaan maupun pada saat sebelum Serah Terima Tahap
Pertama (PHO) dan pekerjaan dinyatakan selesai 100%.

2. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan adalah hasil pemeriksaan bersama antara Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner sebelum Serah Terima Tahap Pertama (PHO) dan
pekerjaan dinyatakan selesai 100%.

3. Kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan dari hasil pemeriksaan oleh Pelaksana, Konsultan
Supervisi dan Owner dicantumkan dalam sebuah Daftar Pekerjaan Cacat yang ditandatangani
oleh ketiga pihak tersebut.

4. Konsultan Manajemen atau Owner harus membuat Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan
untuk ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana, Konsultan Supervisi dan Owner.

5. Semua kesalahan pekerjaan dan cacat pekerjaan yang ada dalam Daftar Pekerjaan Cacat menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana memperbaikinya dengan biaya sendiri.

6. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya sendiri.

7. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana karena lemahnya
pengawasan dan kontrol oleh Konsultan Supervisi dan bukan atas dasar perintah tertulis dari
Konsultan Supervisi tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaikinya.

Page 8
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

8. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-
unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

9. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk


memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat pada masa pelaksanaan.

10. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 17 : Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )

1. Kontraktor Pelaksana bersama dengan Konsultan Perencana harus membuat Buku Petunjuk
Penggunaan atau system operasi (Operation Hand-Biook) sebelum masa Serah Terima Pertama
untuk semua peralatan yang ada dalam bangunan seperti :
a. Instalasi Listrik;
b. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor; dan
c. Instalasi Pemadam Kebakaran (jika ada).

2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan pengguna bangunan dengan
memberikan penjelasan yang diperlukan.

3. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan pada tempat yang ditentukan
oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 18 : Petunjuk Bangunan Dan Nama Ruangan

1. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana, Konsultan
Supervisi, Owner dan Pemilik Bangunan/Pengguna Bangunan harus membuat petunjuk dan
Nama semua ruangan berdasarkan fungsinya masing-masing sebelum masa Serah Terima
Pertama (PHO).

2. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana, Konsultan
Supervisi dan Owner juga harus membuat Petunjuk Pintu Masuk Utama dan Pintu Keluar Utama
untuk semua bangunan dari material yang dapat dilihat dengan mudah pada siang hari maupun
malam hari.

3. Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri bersama dengan Konsultan Perencana, Konsultan
Supervisi dan Owner harus membuat Duplikat Denah Bangunan ukuran 40 x 50 cm untuk
masing-masing lantai dan ditempatkan pada daerah sekitar tangga atau ruang tunggu.

Pasal 19 : Penyelesaian Dan Serah Terima Pekerjaan

1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100% berdasarkan Progress 100% yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi dan
Owner , maka pihak Konsultan Supervisi, Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan Owner
bersama-sama menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama ( PHO ) kecuali ditentukan
lain oleh Owner.

2. Sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani berdasarkan klaim progress 100%
yang diajukan Kontraktor Pelaksana, maka Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana dan
Owner bersama-sama melakukan Pemeriksaan Lapangan.

3. Pekerjaan-pekerjaan cacat, tidak sempurna dan tidak sesuai kualitas maupun kuantitas terutama
dari segi fungsi bangunan yang ditemukan dalam Pemeriksaan Lapangan adalah menjadi
kewajiban Kontraktor Pelaksana memperbaikinya sebelum Serah Terima Pertama

Page 9
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

ditandatangani dan hal ini harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dalam bentuk
Daftar Pekerjaan Cacat.

4. Kontraktor pelaksana juga harus menyerahkan Asbuilt Drawing dan Buku Petunjuk Penggunaan
Bangunan (Hand Book) yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana, Konsultan Supervisi dan
Owner sebelum Berita Acara Serah Terima Pertama ditandatangani.

5. Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis akan realisasi perbaikan dari semua
item dalam Daftar Pekerjaan Cacat dan Asbuilt Drawing yang telah selesai dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana untuk keperluan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pertama
(PHO).

6. Setelah masa pemeliharaan dilampaui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan dilaksanakan


dengan baik, Konsultan Supervisi akan mengeluarkan rekomendasi tertulis mengenai selesainya
pekerjaan dan perbaikan yang berarti Serah Terima Kedua ( FHO ) kedua dari pihak Kontraktor
Pelaksana kepada Owner.

Pasal 20 : Pemanfaatan Bangunan Oleh Pemilik/Pengguna Bangunan


1. Pemafaatan dan penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan hanya boleh dilakukan setelah
Berita Acara Serah Terima antara Owner (Pemberi Tugas) dengan Pemilik/Bangunan ditanda
tangani.

2. Pemilik Bangunan tidak boleh menempati, menggunakan bangunan dan memamfaatkan semua
fasilitas yang ada dalam bangunan selama bangunan masih dalam proses Serah Terima antara
Kontraktor Pelaksana dengan Owner.

3. Pemamfaatan bangunan oleh siapapun sebelum Serah Terima antara Owner dan Pemilik
Bangunan ditandatangani harus dengan persetujuan Owner dan Kontraktor Pelaksana.

4. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap perbaikan dengan biaya sendiri semua
cacat dan kerusakan yang timbul akibat penggunaan bangunan oleh Pemilik Bangunan yang
telah disetujuinya bersama dengan Owner.

Pasal 21 : Penanggung Jawab Pengawasan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka
Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah
Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan Menteri
Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002
Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika ada kecuali
ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek kepada
Konsultan Supervisi dan Owner dimana didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan
Supervisi dengan posisi minimal seperti berikut atau seperti yang diajukan :
1. Site Enggineer/Leader;
2. Chief Inspector;
3. Inspector;
4. Tenaga Administrasi; dan
5. Operator Computer.

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam


struktur organisasi pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus
berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.

Page 10
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek yang
telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner kepada Kontraktor Pelaksana.

6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner.

7. Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada Owner dan diketahui oleh Konsultan Supervisi jika
hendak meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.

8. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Konsultan Supervisi dan Owner untuk
pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli
tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

9. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.

10. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan kepada Konsultan
Supervisi dan diketahui oleh Owner atas segala hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan
oleh Kontraktor pelaksana.

11. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Supervisi adalah berdasarkan hasil diskusi dan
konsultasi dengan Konsultan Supervisi dan Owner.

Pasal 22 : Instruksi Konsultan Supervisi

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang
dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk tulisan.

3. Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh Kontraktor
Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
4. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini :

a) Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi konstruksi,
atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Spesifikasi
Teknis dan Gambar Bestek.

b) Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan Spesifikasi
Teknis.

c) Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang dianggap
kurang mampu.

d) Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat proses
pelaksanaan pekerjaan.

e) Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan Kontraktor


Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan memperlambat
proses penyelesaian pekerjaan.

Pasal 23 : Perubahan-Perubahan Disain Dan Perbedaan-Perbedaan

1. Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Supervisi serta
Owner berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan
Bill of Quantity yang wajib dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Page 11
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

2. Kontraktor Pelaksana dengan alasan apapun tidak boleh melakukan perubahan pada Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity tanpa persetujuan Konsultan Supervisi atau
Konsultan Perencana.

3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis harus disampaikan secara
tertulis kepada Kontraktor Pelaksana untuk dilaksanakan.

4. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib
untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi tidak
tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

5. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh menambah biaya
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Owner.

6. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar Bestek dan
Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana diketahui oleh Konsultan Supervisi dan
disetujui oleh Owner.

7. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya
yang dilakukan oleh Konsultan Perencana.

8. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak sesuaian antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara
sepihak tetapi harus melaporkannya kepada Konsultan Supervisi untuk tindakan selanjutnya.

9. Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Owner berhak menentukan
acuan mana yang harus dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi
Teknis, dan Bill of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan Supervisi, jika terjadi
perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan
yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
a) Kontrak Kerja;
b) Bill of Quantity;
c) Gambar Bestek dan Gambar Revisi; dan
d) Spesifikasi Teknis.

Pasal 24 : Struktur Organisasi Proyek

1. Struktur Organisasi Proyek dibuat oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Owner.

2. Struktur Organisasi Proyek harus dapat menjelaskan secara umum hubungan antara semua
pihak yang terlibat dalam proyek.

3. Struktur Organisasi Proyek adalah pedoman administratif yang harus diikuti oleh semua pihak
yang terlibat dalam proyek.

4. Perubahan-perubahan pada Struktur Organisasi Proyek harus segera diberitahukan secara


tertulis kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek.

5. Struktur Organisai Proyek dibuat dalam format kertas A3 dan diletakan pada posisi yang mudah
dilihat dan dibaca pada Direksi Keet ( Kantor Konsultan Supervisi ) dan Kantor Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 25 : Ketentuan Lain

Page 12
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

1. Spesifikasi Teknis ini adalah ketentuan yang mengikat bagi Kontraktor Pelaksana dan
merupakan bagian dari Kontrak Kerja yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.

2. Semua aturan dan persyaratan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana walaupun hal tersebut tidak disebutkan dalam Gambar
Bestek dan Bill of Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan
Supervisi dengan Persetujuan Owner.

3. Jika terjadi perbedaan antara aturan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis dan aturan dalam
Kontrak Kerja maka aturan yang menjadi acuan adalah aturan yang terdapat dalam Kontrak
Kerja.

4. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Supervisi bersama dengan Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner dalam
proses pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang mengikat serta wajib diikuti
oleh Kontraktor Pelaksana.

5. Hal-hal yang ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi tersebut harus tetap mengacu pada
Kontrak Kerja yang telah ada.

6. Konsultan Supervisi bersama Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner dapat mengubah
sebagian besar atau sebagian kecil aturan yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis dan Kontraktor
Pelaksana wajib mengikuti aturan perubahan tersebut.

Pasal 26 : Quality Kontrol


1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan-percobaan dan
pengujian-pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan-pemeriksaan terhadap
hasil kerja Kontraktor Pelaksana.

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas dalam Proyek ini
adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini :
a. Pemeriksaan dan Pembuatan Job Mix Disain Beton;
b. Pemeriksaan Kualitas Material Beton;
c. Pemeriksaan Mutu Beton;
d. Pemeriksaan Kuat Tarik Baja Tulangan;
e. Pemeriksaan Kualitas Material Baja Profil;
f. Pemeriksaan Kuat Tarik/Tekan Sambungan Las Listrik;
h. Pemeriksaan Kuat Tarik/Tekan Sambungan Baut;
i. Pemeriksaan Kuat Tekan Batu Bata;
j. Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisik Material Timbunan; dan
k. Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta oleh Konsultan Perencana,
Kosultan Supervisi dan Owner.

3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya sendiri oleh
Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui,
dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana serta Owner.

5. Semua biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan Quality Kontrol seperti yang disebutkan
dalam Pasal 26 adalah menjadi tanggungan dan dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana
walaupun tidak disebutkan dalam Bill of Quantity.

Page 13
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

6. Biaya Penginapan, Transportasi dan Kosumsi Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan
Owner yang turut hadir dalam Pekerjaan Quality Kontrol menjadi tanggungan dan dibebankan
kepada Kontraktor Pelaksana.

BAB III. SYARAT-SYARAT TEKNIS

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bangunan yang dilaksanakan adalah Perencanaan PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO,
dengan perincian pekerjaan sebagai berikut :
1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1.2 PEKERJAAN TANAH

2. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di bawan
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1 Peraturan Pumbling Indonesia.
2.2 Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagai mana ketentuan dan syarat
dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutan diatas.

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di bawan
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
Persyaratan Umum Peralatan, bahan pendukung dan mesin untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan
1. Generator
2. Stamper

Page 14
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

3. Beton Mixer
4. Mesin Molen
5. Vibrator
6. Pompa Air
7. Cren dan Hammer
8. Excafator
9. Mesin Pemadat (Vibro)
10. Shovel
11. Dump Truk
12. Peralatan Ukur (Theodelid dan Waterpas
13. Peralatan Tukang

4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi :
4.1.1. Lapangan Pekerjaan
4.1.1.1. Pekerjaan Persiapan, Kontraktor harus menyediakan gudang, bangsal-
bangsal kerja kecuali tempat kerja yang akan ditetapkan pada waktu
penunjukan setempat (BUILDING PLOT).
4.1.1.2. Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang
dan lain-lain harus dibersihkan/disingkar dari lapangan dan apabila perlu
dengan menggalinya.
4.1.1.3. Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan
disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi
duga yang dikehendaki.
4.1.1.4. Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka Kontraktor
diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan
persetujuan pengawas
4.1.1.5. Kontraktor harus menutup, memagar lapangan kerja, pagar penutup harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pemerintah setempat,
Kontraktor diwajibkan untuk membuat pintu masuk sendiri.

4.1.2. Pengukur dan Opname


4.1.2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan
pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjan pengukuran antara lain :
- Penentuan lokasi bangunan, jalan, land scaping dan lain-lain.
- Penentuan duga

4.1.2.2. Syarat-syarat
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam
bidangnya dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada konsultan
Pengawas dan dimintai persetujuan Konsultan.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Instansi yang
berwenang dalam pengurusan IMB

4.1.2.3. Bahan-bahan dan peralatan : Theodolit, water pass serta peralatan dan
patok-patok yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua
peralatan ini harus dimiliki Pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

4.1.2.4. Tata Kerja :

Page 15
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pimpinan Proyek,


Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pengukuran dan
opname pada setiap pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan
yang telah direncanakan.
b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Direksi
sebelum pekerja pengukuran berikutnya dilanjutkan, setiap
kesalahan/ keraguan hasil pengukuran harus diluangkan kembali.
c. Dalam hal Direksi tidak dapat hadir pada saat pengukuran, Direksi
dapat menunjuk/menguasakan wakilnya secara tertulis dan
mempunyai hak yang sama dengan Direksi. Pelaksanaan pengukuran
dan opname dianggap benar dan setelah dibuat berita acara serta
ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak
Proyek.
d. Sesudah perkejaan pemerataan tanah selesai dikerjakan, pemborong
diharuskan melakukan pengukuran situasi tanah lokasi lengkap.
Untuk diplotkan tata letak bangunan sesuai dengan gambar rencana.
e. Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan ukuran-ukuran
pada rencana, akan tetapi apabila ada. Selisih/perbedaan maka
perletakan dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi
tanah yang ada berdarkan petunjuk-petunjuk serta persetujuan
Bouwheer/Direksi.
f. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya
harus diterapkan pada gambar rencana yang ada lengkap dengan
tanda-tandanya serta harus di legalisir oleh Direksi dan disetujui oleh
Bouwheer/Pemberi Tugas.

4. PEKERJAAN TANAH GALIAN


6.1 Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan galian dan
urugan untuk konstruksi seperti tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar rencana
yang terdiri dari
Galian Tanah IPAL
6.2 Galian Tanah Pondasi Sumuran:
6.2.1 Dasar Ipal secara keseluruhan harus di gali sesuai dengan gambar.
6.2.2 Dalam dan bentuk galian Ipal dan letaknya sesuai dengan gambar, tanah galian harus
ditempatkan pada kondisi tertentu, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan.
6.2.3 Setelah dilakukan Pengalian dilakukan pengurukan kembali dengan mengunakan
tanah bekas galian dilaksanakan lapis demi lapis dengan Vibrator atau Stamper.

6.3 Pedoman Pelaksanaan


6.3.1 Galian Ipal boleh dilaksanakan setelah bawplank dengan penandaan sumbu ke sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tertata dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa
pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kotraktor bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.

Page 16
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor


wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian tanah dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan
gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang
turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar
setelah Ipal selesai.
6.3.2 Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga
ketebelan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan
untuk ditumbuk dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan
pada tiap-tiap lapis tersebut.
6.3.3 Dibawah lantai urug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan
pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk
dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan
Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan.

7. PEKERJAAN TANAH URUGAN


7.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan
jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah
liat dan lain sebagainya, yaitu :
1.1.1. Timbunan tanah tapak bangunan.
1.1.2. Timbunan kembali galian tanah pondasi.
1.1.3. Urugan tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil yang disyaratkan.

7.2 Persyaratan Bahan


7.2.1 Untuk timbunan Tanah tapak bangunan digunakan tanah urugan pilihan.
7.2.2 Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar
kayu, serta sampah lainnya.

7.3 Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak yang ditawarkan oleh
Kontraktor.
Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan, membuang hasil bongkaran atau
tanah bekas yang tidak diperlukan keluar lokasi pekerjaan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala akibat yang timbul atas kesalahan
Kontaktor sehingga mengakibatkan penambahan volume dan biaya pekerjaan diperhitungkan
sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali Kegiatan.

8. SYARAT-SYARAT UMUM STRUKTUR BETON


8.1 Bekisting (Cetakan Beton)
a. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
b. Bahan Bekisting yang dipakai kayu kelas II dan Plywood 9 mm yang cukup kering dan
keras serta untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan.
c. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh pihak perencana.
b. Cetakan harus sedemikian rupa, kokoh dan kaku untuk menghasilkan muka Benton yang
rata dan tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk.
c. Celah-celah antara sambungan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak merembes
keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
d. Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
e. Sebelum pemasangan bekisting, pastikan sudah terpasang beton tahu / penahan setebal
selimut beton yang disyaratkan.

Page 17
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

f. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan yang dapat menyebabkan
menurunnya daya lekat besi dan beton tersebut.

8.1.1 Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Perhitungan Struktur Beton
Bertulang disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
b. Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang
dapat merusak beton dan tulangan. Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis
BJTD 40 dengan Kuat Tarik minimal 4000 kg/cm2 atau 400 Mpa, Baja Tulangan
Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan Kuat Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300
Mpa dan hanya dipakai untuk Begel atau Sengkang dengan diameter minimal 8
mm dan maksimal 10 mm, kecuali ditentukan lain dalam gambar bestek.
c. Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan dalam Perhitungan Struktur Beton Bertulang
Indonesia disesuaikan dengan SKSNI-T-5-1991-0.-3.
d. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of Quantiti dan
Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton adalah seperti berikut ini :

Komponen Beton yang Tidak Langsung Berhubungan Dengan Beton yang Berhubungan Dengan Tanah
Struktur Tanah Atau Cuaca Atau Cuaca

Lantai D 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Lantai > D 36 : 40 mm > D 36 : 50

Dinding D 36 Dan Lebih Kecil : 20 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Dinding > D 36 : 40 mm > D 36 : 50

Balok Seluruh Diameter : 40 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Balok > D 16 : 50 mm

Kolom Seluruh Diameter : 40 mm D 16 Dan Lebih Kecil : 40 mm

Kolom > D 16 : 50 mm

8.1.2 Semen
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen Portland
dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-
1994 dan ASTM C-150-84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada
tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen
terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1

Page 18
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

(satu) merk semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk


mengindari mengerasnya semen yang datang lebih awal.

8.1.3 Agregrat Beton


a. Batu alam hasil disintegrasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari
mesin pemecah batu (stone crusher).
b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1997.
c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat
dengan ukuran butir lebih besar 5 mm (PBI-1997).
d. System penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan
sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan
tanah.

8.1.4 Agregat Kasar


a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak
boleh melebihi 20% dari jumlah berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut test.

8.1.5 Agregat
a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organic, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut
lebih dari 5 % (PBI-1997).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak
bercampuran dengan tanah.

8.1.6 Air.
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak,
garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.

8.1.7 Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-
syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian
dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Perhitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

8.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


8.2.1 Persiapan Pengecoran
a. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu
perbandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik (sesuai
dengan kekuatan design).
b. Perlengkapan Mengaduk
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari

Page 19
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan


tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan.
2. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diadukkan dalam mesin
pengaduk beton, yaitu Batch Mixer atau Portable Continious Mixer selama
sedikitnya 1,5 menit sesudah semuanya bahan dan air dicampur sekaligus
dalam mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari kapasitas
yang telah ditetapkan.
3. Setiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengukur
waktu dan menghitung jumlah adukan. Waktu pengadukan ditambah bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar 1,5 m. Direksi Lapangan
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adaukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam
komposisi dan konsisten dari adukan ke adukan. Air harus diatuang lebih
dahulu dan selama pekerjaan mencampur Pengadukan yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsisten beton yang dikehendaki tidak dibenarkan
4. Pengangkutan Adukan.
Pengangkutan adukan dengan truck pengaduk (truck mixer) dari tempat
pengadukan (Batching Plant) ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian
rupa sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1
jam dan tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah di cor dengan yang akan di cor.

8.2.2 Pengecoran Beton


a. Memberitahukan Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu
pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor
beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi
serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
b. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
Lapangan mengaggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
c. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregagation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan
alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dsb, harus mendapat persetujuan
Direksi Lapangan.
d. Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute, dsb harus selalu bersih dan bebas
dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan
secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 m. selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang berisi penuh, aduk dengan pangkalnya yang terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
e. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial
set atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
f. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk
menghindar penyerapan air semen oleh tanah.
g. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedan beton sudah menjadi
keras, dan tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup
sampai tercapai beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini
maka adukan yang melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
h. Pemadatan Beton
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut dan menuangkan
beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa
menggetarkan secara berlebihan.

Page 20
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

2. Pelaksanaan penulangan dan penggentaran beton adalah sangat penting.


Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pemotongan beton-beton tidak
akan diterima.
3. Pada daerah pembensian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan
penggetar berfrekwensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
4. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan
terlatih.
5. Suhu.
Suhu beton waktu di cor tidak boleh lebih dari 32 C, (ACI 1971) bila suhu
berada antara 17 C dan 32 C , beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung di cor. Bila beton di cor pada waktu iklim
sedemikian sehingga suhu beton melebihi 32 C , kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat,
mengecor pada waktu malam hari.

8.2.3 Construction Joint (Sambungan Beton)


a. Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk menyelesaikan
suatu struktur secara menyeluruh. Dalam schedule itu Direksi Lapangan akan
memberikan persetujuan dimana letak Construction Joint tersebut.
b. Permukaan Construction Joint harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2 jam tetapi
kurang dari 4 jam sejak beton dituang.
c. Bila cara tersebut tidak berhasil, maka dapat digunakan cara lain yang disetujui
Direksi Lapangan seperti dipahat.
d. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan grout segera sebelum beton dituang. Grout terdiri dari 1 bagian semen
dan 2 bagian pasir.
e. Construction Joint harus diusahakan semaksimal mungkin berbentuk garis tegak
atau horizontal. Bila Construction Joint tegak diperlukan, tulangan harus
menonjol sedemikian rupa sehingga dipadatkan suatu struktur yang monolit.
Sedapat mungkin dihindarkan pada Construction Joint yang horizontal, walaupun
ada prosedurnya harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

8.2.4 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


a. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainnya yang diperlukan
tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di
cor.
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran
lain pada waktu beton di cor.
c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posis yang akurat dan diikat pada tempat
dengan menggunakan template.

8.2.5 Pengeringan Beton


a. Semua pekerjaan beton harus dirawat dengan baik cara yang disetujui oleh
Direksi Lapangan. Segera setelah beton di cor dan difinis, maka permukaan-
permukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga kehilangan
kelembabannya dengan menjadi agar tetap basah secara terus menerus selama 7
(tujuh) hari.
b. Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya sedang masa perawaran
beton belum melampaui harus dirawat dan dilindungi seperti permukaan-
permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan.
c. Cetakan beton yang dilindungi terhadap penguapan dan tidak dibongkar selama
masa perawatan. Beton harus selalu dibasahi dengan air untuk mengurangi retak,
terjadinya celah-celah pada sambungannya.
d. Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak tersebut diatas harus
dirawat dengan air atau ditutupi dengan membran yang basah.

Page 21
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

e. Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat beton (curring


compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian beton yang tidak
ditonjolkan secara estika. Kecuali dapat dibuktikan pada Direksi Lapangan bahwa
bahan-bahan tersebut tidak memberi pengaruh buruk pada permukaan beton.

8.2.6 Pembukaan Bekisting


a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan atau jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Pelat lantai/atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal
asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang
diberikan oleh Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran
cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam
tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah
kembali
c. Bekisting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya
tidak boleh dibongkar sebelum Benton lantai diatasnya tersebut mencapai 75%
dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 %
dari kekuatan umur 28 hari.
d. Semua baton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam
dan halus dibidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih
relatif segar semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta
lubang-lubang harus diisi dengan adukan semen dan satu pasir. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara menyeluruh. Semua
bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus digosok dengan batu
karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang merata.
Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau
tetesan air semen.
e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan
halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud
menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.

9. MUTU BETON
9.1 Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural dengan mutu K-100
sampai mutu K-250 Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran
Beton (Job Mix Disain).

2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang diperoleh
dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal dengan 20 benda uji.

Page 22
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

3. Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur sesuai dalam Gambar Bestek
dan Bill of Quantity.

4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton yang diakui
oleh Pemerintah.

5. Material Pasir dan Kerikil Beton yang dipakai untuk Job Mix Disain haruslah material
yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan dilapangan dan material tersebut
tersedia dalam jumlah yang cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton
selesai dikerjakan.

6. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Disain
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak dibenarkan.

5. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Disain
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton mengharuskan Kontraktor Pelaksana untuk
membuat Job Mix Disain baru.

6. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal harus
mencantumkan :
1. Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
2. Laporan hasil penelitian Kerikil Beton;
3. Komposisi Pasir Beton;
4. Komposisi Kerikil Beton;.
5. Komposisi Air Beton;
6. Komposisi Zat Additive jika digunakan;
7. Nilai Slump Rencana; dan
8. Nilai Faktor Air semen.

7. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi sebelum dilaksanakan.

8. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi harus diikuti dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

9.2 PEKERJAAN PLAT LANTAI

9.3 Lingkup Pekerjaan :


Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
Lantai Basement, sesuai dengan gambar-gambar denah, gambar-gambar potongan dan gambar
detail yang terdiri dari :

9.4 Persyaratan Bahan


9.4.1 Semen
Digunakan Porland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S
400 Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
(NI 8 tahun 1972).
Semen telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu Zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhidar dari tempat yang
lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpuan paling tinggi 2 m. setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

9.4.2 Pasir Beton

Page 23
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15.1919.03

9.4.3 Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.

9.4.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum

9.4.5 Besi Beton


Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTD 40 dengan Kuat Tarik minimal
4000 kg/cm2 atau 400 Mpa, Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 30 dengan
Kuat Tarik minimal 3000 kg/cm2 atau 300 Mpa dan hanya dipakai untuk Begel atau
Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 10 mm, kecuali ditentukan
lain dalam gambar bestek.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh simpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan.
Harus ada persetujuan Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang adari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi
menjadi tanggung jawab pemboronb.

9.4.6 Cetakan dan Acuan.


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam SK
SNI T-15.1919.03.
9.4.7 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah berdasarkan pada Mix Design dari laboratorium
yang disepakati antara kontraktor dan Pengendali Kegiatan di syaratkan minimal
K.250.

9.4.8 Lapisan Waterstop merek SIKA


Mutu Semen SIKA dan Campurannya yang dipakai berdasarkan standart yang telah
ditentukan.

9.5 Pedoman Pelaksanaan


9.5.1 Kecuali ditentukan lain dalam Renca Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1919.03

Page 24
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

9.5.2 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

9.5.3 Adukan beton


Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi SK SNI T-15.1919.03.

9.5.4 Pengecoran
Pengecoran hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 m.

9.5.5 Perawatan beton


Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan
beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali
sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti
atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

9.6 Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan volume dan harga satuan kontrak yang ditawar oleh
Kontraktor.
Harga ini sudah mencakup harga bahan, upah, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini. Segala akibat yang timbul atas kesalahan Kontraktor
sehingga mengakibatkan penambahan volume dan biaya pekerjaan tidak diperhitungkan
sebagai pembayaran tambahan dari Pengendali Kegiatan.

A. PERKERJAAN PEMIPAAN

Pasal 1 : Umum

a. Ruang Lingkup

1. Spesifikasi ini meruapakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan


pada pekerjaan mekanikal.

b. Standard dan Code

1. Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain adalah :

Page 25
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

- ASTM : American Society of Testing Material.


- ANSI : American National Standard Institute.
- BS : Birmingham Standard.
- JIS : Japan Industrial Standard.
- SII : Standard Industri Indonesia.

Pasal 2 : Persyaratan Material

A. Poly Vinyl Chloride (PVC)

1. Pipa ini digunakan untuk :

a. Pipa Limbah kotor dari saluran pasar.

2. standard Ranting yang digunakan.

a. PVC AW.

Pasal 3 : Persyaratan pemasangan

a. Pipa PVC

1. System sambungan yang dipakai adalah :

a. Sambungan lem (perekat) untuk 6 ke bawah.

b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).

c. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan
elevasi yang tepat.

d. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.

e. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.

e. Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap


ujung pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan
lain-lain.
f. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus
dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan
mempunyai kemiringan minimal 1% dan maksimal 2%.

g. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran utama


diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.

h. Sleeves untuk mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm
dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm masing-masing sisi diluar pipa
atau joint.

i. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.

Page 26
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

j. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau


angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).

k. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah


tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan
harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi
pipa oleh perubahan temperatur.

l. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur


(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.

m. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk


disetujui oleh Konsultan Supervisi. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap
ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.

n. Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi


bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).

o. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.

p. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan


tertutup oeh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih
dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat.

Pasal 4 : Pengujian/Pengetesa

a. Pengujian Pipa PVC

1. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat


ditutup (plugged) agar seluruh system tersebut dapat diisi dengan air sampai
lubang vent tertinggi.

2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas,
minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih
dari 10 cm.

3. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian lain


disamping pengujian diatas, Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 5 : Merk Yang Digunakan

1.PVC : Pralon, Rucika, Polyunggul, Vinilon/Sinar Lucky, Awe

B. IPAL

Pasal 1 : Ruang Lingkup

Spesifikasi Ipal ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Ipal yang digunakan
dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Page 27
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

Pasal 2 : Persyaratan

1. Ipal hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat/cair yang berasal dari
Pembuangan saluran pasar.

2. Dipakai satu type ipal dalam pekerjaan ini

3. Konstruksi utama Ipal adalah pasangan Dinding Beton Bertulang tebal 15cm dengan
mutu beton k-250 sebagai dinding utama dan pasangan Dinding beton bertulang tebal
15cm dengan mutu beton k-250 sebagai dinding pembagi ruangan.

4. pasangan Dinding beton bertulang tebal 15cm dengan mutu beton k-250 sebagai
dinding pembagi ruangan ipal dipasang diatas plat lantai dasar dari mutu beton K-
250.
5. Plat dasar Ipal terbuat dari beton cor K-250 dengan ketebalan minimal 15 cm.
6. Plat atas Ipal terbuat dari plat beton bertulang dengan 2 lapis tulangan diameter 12
mm dengan jarak minimal 120 mm dan tebal 150 mm.
7. Pada bagian di bawah plat atas ipal di pasang saringan kawat loket.

8. Pada bagian atas permukaan Ipal harus diberi lubang control ukuran 30 x 30 cm
untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi diameter 2
yang dicat dengan baik agar tidak berkarat.

9. Posisi permukaan Ipal harus sejajar dengan posisi permukaan plat lantai beton
bertulang pada lantai 1 kecuali lubang control dan pipa hawa yang harus muncul
kepermukaan dan disembunyikan sedemikian rupa dibawah plat meja jualan sehingga
tidak menggangu mobilitas pedagang dan pembeli.

10. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi Ipal sesuai dengan Gambar Bestek kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana
karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.

11. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas Ipal tanpa
persetujuan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.

12. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan Ipal benar-benar kedap air
dan hal ini harus dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam.

13. Jika air dalam Ipal berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada kebocoran
pada bangunan tersebut dan Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban
untuk memperbaikinya.

Page 28
Rencana Kerja dan Syarat-
PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR TERPADU LAMPULO
Syarat

BAB XV. ATURAN KHUSUS

Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana bersama Konsultan Supervisdalam masa pelaksanaan konstruksi
dengan persetujuan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta harus
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut
harus didasarkan pada Kontrak Kerja.

Pasal 2 : Jika ada item-item pekerjaan dimana tidak ada penjelasan dalam Gambar Bestek, Bill of
Quantity dan Spesifikasi Teknis maka penjelasan teknis terhadap item pekerjaan tersebut
adalah berdasarkan keputusan Konsultan Supervisdengan persetujuan Konsultan
Perencana dan Owner.

Pasal 3 : Maksud dan tujuan setiap aturan dalam Spesifikasi Teknis ini adalah menurut penjelasan
Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana dan Owner.

Banda Aceh, 08 Maret 2017


Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. AKRAM DESIGN CONSULTANT GROUP

( AFRIAN)
Direktur

Page 29

Anda mungkin juga menyukai