Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

diperhatikan oleh Pemerintah. Di samping itu kesehatan juga merupakan salah

satu indikator kesejahteraan masyarakat negara tersebut di samping ekonomi dan

sosial. Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat

adalah dengan mendirikan rumah sakit di setiap daerah. Rumah sakit merupakan

sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi untuk menyediakan dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan

pasien. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasien

juga dapat dipandang sebagai pelayanan yang diberikan antara pelaku usaha

(rumah sakit) dengan pasien (konsumen). Pelayanan kesehatan yang diberikan

haruslah pelayanan yang tidak membeda-bedakan status sosial seseorang dalam

masyarakat, baik orang kaya, orang miskin, orang yang berkuasa, orang biasa,

orang pintar maupun orang bodoh.

Pemenuhan kesehatan yang merata dan tidak membeda-bedakan golongan

sosial juga sejalan dengan nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila terutama sila

ke-5 yang menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keadilan sosial dalam hal ini juga termasuk di dalamnya keadilan dalam

mendapatkan akses kesehatan yang baik dan bermutu.

Universitas Sumatera Utara


Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga

menegaskan bahwa:

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.

Hak setiap rakyat tersebut tentunya harus dibarengi dengan pelaksanaan

dari Pemerintah agar hak tersebut dapat diperoleh oleh setiap orang. Mengenai

tanggung jawab negara tersebut tercantum dalam Pasal 34 ayat (3) UUD Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara bertanggung

jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum

yang layak.

Hak yang sama ini harus diberikan kepada semua masyarakat Indonesia,

termasuk masyarakat miskin. Masyarakat miskin yang kemudian juga tergolong

ke dalam fakir miskin harus dipelihara oleh negara sebagaimana tertuang dalam

Pasal 34 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945. Maka dari itu peran pemerintah dalam

pemeliharaan masyarakat miskin ini juga termasuk pemeliharaan kesehatan

mereka.

Kelompok miskin pada umumnya mempunyai status kesehatan yang lebih

rendah dibandingkan dengan status kesehatan rata-rata penduduk. Rendahnya

status kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan oleh terbatasnya akses

terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan kendala biaya (cost

barrier). Data SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa sebagian besar (48,7 %)

masalah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena kendala biaya,

Universitas Sumatera Utara


jarak dan transportasi. 1 Selain mengenai masalah kendala, masyarakat miskin

biasanya lebih rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit

karena berbagai kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan

yang saling berhimpitan, perilaku hidup bersih masyarakat yang belum

membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan dan pendidikan yang umumnya

masih rendah.

Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

dilakukan oleh pemerintah dengan melaksanakan Program Jaminan Kesehatan

Sosial, yang dimulai dengan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi

Masyarakat Miskin (JPK-MM) atau yang lebih dikenal dengan ASKESKIN.

Cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan kurang mampu melalui

program jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau ASKESKIN

terus meningkat yaitu dari 36,4 juta orang (2005) menjadi 76,4 juta orang (2007).2

Program ASKESKIN ini kemudian pada tahun 2008 berubah nama menjadi

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Lahirnya Jamkesmas ini selain merupakan bentuk pertanggungjawaban

Pemerintah terhadap kesehatan masyarakat miskin, juga sebagai upaya

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN). Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini

1
http://www.bappenas.go.id/node/0/2518/buku-rpjmn-2010-2014/, diakses tanggal 2
Februari 2012.
2
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka

mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. 3

Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan

untuk menjamin setiap peserta program Jamkesmas ini. Peserta Program

Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu yang terdaftar dan

memiliki kartu dan berhak mendapat pelayanan kesehatan. 4 Para peserta

Jamkesmas ini mendapat keringanan yaitu iuran kesehatan mereka dibayar oleh

Pemerintah yaitu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dari Mata Anggran Kegiatan (MAK) belanja bantuan sosial. Hal ini

berbeda dengan ASKES bagi PNS ataupun pejabat negara, dimana iuran

kesehatan mereka sebanarnya sudah dipotong dari gaji yang seharusnya mereka

terima.

Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan

meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat

Inap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

(RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) Kelas III dan pelayanan gawat

darurat. Disamping hak-hak khusus tersebut, pasien pengguna Jamkesmas juga

mempunyai hak sama dengan pasien rumah sakit pada umumnya dan juga sebagai

konsumen jasa rumah sakit yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

3
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) Tahun 2008, (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008), hal.5.
4
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien pengguna Jamkesmas

di beberapa rumah sakit ataupun Puskesmas ternyata tidak membuahkan hasil

yang maksimal. Banyak terdengar keluhan dari pasien Jamkesmas dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan di beberapa rumah sakit, salah satunya di Kota

Medan. Di Kota Medan ternyata tak jarang terjadi berbagai kasus yang menimpa

beberapa pasien Jamkesmas, seperti contoh Khatijah Musa (64 tahun) warga

miskin di Meunasah Blang, Kota Juang, Bireuen pasien kanker mulut (CA) yang

disuruh pulang oleh pihak R.S.U.P. H. Adam Malik Medan dengan alasan tak ada

ruangan 5, atau Dimas Prayoga (3,4 tahun), balita penderita kanker mata atau

retino blastoma, yang dipulangkan oleh pihak R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

dengan alasan sudah tidak sanggup menangani pasien sehingga kemudian bocah

tersebut meninggal dunia. 6

Rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan

program Jamkesmas ini, karena apabila PUSKESMAS setempat tidak memadai

untuk pengobatan pasien tersebut, maka pihak PUSKESMAS akan mengajurkan

kepada pasien untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai untuk kesehatan

si pasien. Rumah Sakit Umum Pusat (R.S.U.P) H. Adam Malik Medan merupakan

sebuah rumah sakit pemerintah tipe A yang dikelola pemerintah pusat dengan

Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. 7 R.S.U.P H. Adam Malik Medan ini

sangat banyak sekali menangani pasien Jamkesmas baik itu dari daerah Kota

5
http://www.tgj.co.id/pasien-miskin-kanker-mulut-terlantar-di-medan.php,diakses tanggal
20 Februari 2012
6
http://www.okezone.com/balita-kanker-mata-di-medan-akhirnya-meninggaldunia,diakses
tanggal 20 Februari 2012
7
http://www.wikipedia.com/rsup_adam malik, diakses tanggal 3 Februari 2012.

Universitas Sumatera Utara


Medan sendiri, maupun dari luar kota. Rumah Sakit ini adalah termasuk rumah

sakit terbesar di wilayah Sumatera Utara dan memiliki fasilitas pelayanan yang

lengkap. Sehingga tidak jarang pasien Jamkesmas dari luar wilayah Kota Medan

kemudian dirujuk ke Rumah Sakit ini.

Perlindungan hukum pasien pengguna Jamkesmas adalah segala upaya

yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

pasien pengguna Jamkesmas tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

pelayanan kesehatan termasuk di dalamnya pelaksanaan hak dan kewajiban

pasien, pertanggung jawaban rumah sakit sebagai penyelenggara Jamkesmas

dalam pelayanan kesehatan bagi pasien serta upaya hukum yang dapat dilakukan

oleh pasien pengguna Jamkesmas. Pasien secara umum dilindungi dalam Undang-

Undang Kesehatan dan juga Undang-Undang Perlindungan Konsumen, sedangkan

Pasien pengguna Jamkesmas, selain diberikan perlindungan hukum berdasarkan

Undang-Undang Kesehatan dan juga Undang-Undang Perlindungan Konsumen

juga mengacu pada Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan

Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Pasien dalam hal ini selaku konsumen, yaitu diartikan setiap pemakai

atau pengguna barang dan/atau jasa baik untuk kepentingan sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan 8

haruslah diperhatikan hak-haknya oleh para pihak penyelenggara kesehatan

terutama pihak rumah sakit dan pemerintah apalagi mereka yang tergolong pasien

8
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.

Universitas Sumatera Utara


dari masyarakat ekonomi lemah (pengguna Jamkesmas). Ketika pasien pengguna

Jamkesmas merasa dirugikan seperti beberapa kasus di atas, mengenai

administrasi yang panjang, pelayanan yang kurang memuaskan atau merasa

didiskriminasikan maka pasien pengguna Jamkesmas tersebut dapat meminta hak-

hak yang telah diatur secara hukum. Hak pasien adalah memperoleh pelayanan

yang aman, bermutu, dan terjangkau 9, disamping itu pasien juga mendapatkan

ganti rugi apabila pelayanan yang diterima tidak sebagaimana mestinya.

Masyarakat pengguna Jamkesmas dapat menyampaikan keluhannya kepada

rumah sakit sebagai upaya perbaikan intern rumah sakit dalam pelayanannya atau

kepada lembaga yang memberi perhatian kepada konsumen.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, beberapa permasalahan pokok

yang akan dibahas oleh penulis dirumuskan antara lain sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi pasien pengguna

Jamkesmas di R.S.U.P Adam Malik Medan?

b. Bagaimana tanggung jawab hukum R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

dalam pelayanan ksehatan bagi pasien pengguna Jamkesmas?

c. Upaya hukum apakah yang dapat dilakukan oleh pasien pengguna

Jamkesmas di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan?

9
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka untuk mengarahkan suatu penulisan diperlukan adanya tujuan, adapun yang

menjadi tujuan penulis dalam menyusun tulisan ini yaitu:

1) Untuk mengetahui pelaksanaan Jamkesmas dalam hal pelayanan

kesehatan di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan.

2) Untuk mengetahui tanggung jawab hukum R.S.U.P. H. Adam Malik

Medan dalam pelayanan kesehatan bagi pasien pengguna Jamkesmas.

3) Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pasien

pengguna Jamkesmas di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang

bertalian dengan pengembangan ilmu hukum. Manfaat teoritis dari

penulisan ini yaitu:

1) Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada

umumnya serta Hukum Perdata mengenai perlindungan hukum

pasien pengguna Jamkesmas.

2) Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan tentang perlindungan hukum

Universitas Sumatera Utara


pasien pengguna Jamkesmas dalam hal pelaksanaan pelayanan

kesehatan.

3) Hasil penulisan ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penulisan-

penulisan sejenis untuk tahap berikutnya.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini

berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari penulisan

ini yaitu:

1) Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

pemerintah dalam membuat regulasi mengenai perlindungan

hukum bagi pasien pengguna Jamkesmas.

2) Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

masyarakat, khususnya pasien pengguna Jamkemas mengenai

pelindungan hukum pasien.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pengelompokkan jenis-jenis penelitian tergantung pada

pedoman dari sudut pandang mana pengelompokkan itu ditinjau.

Ditinjau dari jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang langsung bertujuan untuk memberikan data seteliti

mungkin tentang perlindungan hukum pasien pengguna Jamkesmas

Universitas Sumatera Utara


dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di R.S.U.P. H. Adam Malik

Medan

2. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan

yuridis-empiris. Dalam perspektif yuridis dimaksudkan untuk

menjelaskan dan memahami makna dan legalitas peraturan perundang-

undangan yang mengatur penegakan hukum terhadap masalah jaminan

kesehatan masyarakat. Sedangkan dalam perspektif empiris

dimaksudkan untuk melihat fakta di lapangan (dalam hal ini di

R.S.U.P. Adam Malik Medan) dalam hal perlindungan hukum

terhadap pasien pengguna Jamkesmas.

3. Lokasi Penelitian

R.S.U.P. H. Adam Malik Medan sebagai rumah sakit terbesar

di wilayah Kota Medan dan paling banyak melayanai pasien

Jamkesmas. Selain itu melihat banyaknya kasus-kasus yang menimpa

pasien Jamkesmas di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan dalam hal

pelayanan maka peneliti memilih lokasi R.S.U.P. H. Adam Malik

Medan untuk dijadikan lokasi penelitian.

4. Sumber Data

Data yang kemudian diharapkan dapat diperoleh di tempat

penelitian maupun di luar penelitian adalah sebagai berikut :

a. Sumber Data Primer

Universitas Sumatera Utara


Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang

berasal dari pihak-pihak atau instansi-instansi yang terkait dengan

objek yang diteliti secara langsung, yang dimaksudkan untuk lebih

memahami maksud, tujuan dan arti dari data sekunder yang ada.

Data primer ini dapat diperoleh dari :

- Kuesioner yang disebarkan peneliti ke 50 sampel pasien

pengguna Jamkesmas di R.S.U.P. Adam Malik.

- Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti dengan para pihak yang terkait

dengan objek penelitian tersebut yaitu Pihak Rumah Sakit

Umum Pusat Adam Malik Medan selaku penyelenggara

program Jamkesmas, pihak Dinas Kesehatan Kota Medan, dan

ahli perlindungan konsumen.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang

di dapat melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan

mempelajari literatur-literatur, peraturan perundang-undangan,

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

dalam skripsi ini.

5. Teknik Penentuan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil beberapa sampel

pasien pengguna Jamkesmas di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan.

Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan adalah data yang valid

Universitas Sumatera Utara


dan dapat menemukan masalah secara tepat. Dalam penentuan

sampel ini, peneliti menggunakan teknik non random sampling.

Hal ini dilakukan karena tidak ada jumlah yang pasti dan tetap

mengenai jumlah pasien pengguna Jamkesmas. Jadi teknik

sampling sulit untuk dilakukan. Dalam teknik non random

sampling ini tidak ada ketentuan pasti mengenai berapa sampel

yang harus diambil agar dapat mewakili populasinya sebagaimana

halnya dengan teknik random sampling. Pengambilan sampel

dilakukan dalam bentuk purposive sampling, artinya orang-orang

tertentu yang memiliki kualifikasi saja yang menjadi sampel

penelitian ini. Pemilihan penggunaan teknik ini didasarkan kepada

pertimbangan bahwa sampel yang akan diteliti memiliki

karakteristik yang hampir sama untuk dipilih menjadi sampel

responden. Purposive sampling dipilih agar benar-benar dapat

menjamin bahwa responden adalah unsur-unsur yang hendak

diteliti dan yakin masuk ke dalam sampel yang dipilih. 10

Untuk sampel ini, peneliti mengklasifikasikannya

berdasarkan pelayanan yang didapat, kategori jenis kelamin, usia,

serta tempat tinggal. Berdasarkan pelayanan, pasien dibedakan

menjadi:

a. Pasien Instalasi Rawat Jalan (20 orang)

b. Pasien Instalasi Rawat Inap Rindu A (10 orang)

10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hal. 196

Universitas Sumatera Utara


c. Pasien Instalasi Rawat Inap Rindu B (10 orang)

d. Pasien Instalasi Perawatan Instensif (5 orang)

e. Pasien Instalasi Hemodialisa (5 orang)

Berdasarkan kategori jenis kelamin, pasien dibedakan

antara pasien laki-laki dan perempuan, untuk kategori tempat

tinggal pasien dibedakan menjadi pasien dari kota Medan dan luar

kota Medan. Dan berdasarkan kategori usia dibedakan antara

pasien anak-anak (usia 1 hari - di bawah 18 tahun), pasien dewasa

(usia di atas 18 tahun 50 tahun), dan pasien lanjut usia ( usia di

atas 50 tahun).

Adapun kualifikasinya yaitu:

a) Untuk pasien rawat jalan minimal telah menjadi pasien di

R.S.U.P. H. Adam Malik Medam selama 1 minggu.

b) Untuk pasien rawat inap minimal telah menjadi pasien di

R.S.U.P. H. Adam Malik Medan selama 1 bulan.

Berdasarkan sampel yang diambil tersebut, memang

sebenarnya tidak bisa mewakili dari keseluruhan populasi (pasien

pengguna Jamkesmas) di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan yang

jumlahnya mencapai puluhan ribu jiwa, tetapi dari sampel yang

diambil tersebut, peneliti akan dapat melihat bagaimana pelayanan

kesehatan dan bagaimana perlindungan hukum yang diberikan

kepada pasien.

6. Teknik Analisis Data

Universitas Sumatera Utara


Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis

data kualitatif, dimana keseluruhan data baik primer maupun

sekunder akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data

secara sistematis, dikategorisasikan dan diklasifikasikan,

dihubungkan antara satu data dengan data yang lainnya, dilakukan

interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, serta

dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami

keseluruhan kualitas data. Proses analisis tersebut dilakukan secara

terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus

hingga pada tahap analisis.

F. Keaslian Penulisan

Perlindungan Hukum Pasien Pengguna Jamkesmas dalam Pelaksanaan

Pelayanan Kesehatan di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan sengaja diangkat

sebagai judul skripsi ini karena telah diperiksa dan diteliti melalui penelusuran

kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Tema di atas

didasarkan oleh ide, gagasan, pemikiran, fakta yang terjadi di masyarakat,

referensi, buku-buku dan pihak-pihak lain. Judul tersebut belum pernah

ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya.

Sepengetahuan penulis, skripsi ini belum pernah ada yang membuat.

Dengan demikian maka keaslian penulisan skripsi dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah.

Universitas Sumatera Utara


G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan di dalam memahami isi dan tujuan dari penelitian,

maka penulis memaparkan rancangan dari bentuk dan isi skripsi secara

keseluruhan.

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Permasalahan

C. Tujuan Penulisan

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penelitian

F. Keaslian Penulisan

G. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN

A. Pengertian Pasien sebagai Konsumen Jasa Pelayanan Kesehatan

B. Pengertian Pelaku Usaha dalam Bidang Pelayanan Kesehatan

C. Pengaturan Perlindungan Hukum Pasien dalam Berbagai Peraturan

Perundang-Undangan di Indonesia

BAB III. TINJAUAN UMUM TENTANG JAMKESMAS (JAMINAN

KESEHATAN MASYARAKAT) DAN R.S.U.P. H. ADAM MALIK

MEDAN

A. Tinjauan Umum Tentang Jamkesmas (Jaminan Kesehatan

Masyarakat)

1. Latar Belakang Lahirnya Jamkesmas

Universitas Sumatera Utara


2. Pengertian Jamkesmas

3. Kepesertaan Jamkesmas

4. Proses Penyelenggaraan Jamkesmas

B. Rumah Sakit Umum Pusat (R.S.U.P) H. Adam Malik Medan

1. Sejarah berdirinya R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

2. Visi dan Misi R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

3. Peran dan Fungsi R.S.U.P. H. Adam Malik Medan dalam

Sistem Pelayanan Kesehatan

BAB IV. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN PENGGUNA JAMKESMAS

DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN DI R.S.U.P.H.

ADAM MALIK MEDAN

A. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pengguna

Jamkesmas Di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

B. Tanggung Jawab Hukum Pihak R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

Dalam Pelayanan Kesehatan bagi Pasien Pengguna Jamkesmas

C. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Oleh Pasien Pengguna

Jamkesmas Di R.S.U.P. H. Adam Malik Medan

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai