Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Palangkaraya adalah ibukota Kalimantan tengah dengan jumlah penduduk


259.900 jiwa pada tahun 2015. Sebagai kota yang berkembang, kota palangkaraya
mampu menyerap para pelaku investor untuk berinvestasi khususnya di sektor
perkebunan seperti kelapa, kelapa sawit dan karet. Perkembangan kota palangkaraya
di bidang perkebunan mampu menyerap tenaga kerja baru dari luar Kalimantan yang
menjadikan salah satu penduduk palangkaraya mengalami kenaikan sebesar 9.4%
pada tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2014). Pertambahan jumlah penduduk yang
tinggi di satu sisi menuntut pelayanan jasa angkutan kota ataupun antar kota yang
memadai. Hal ini tentunya menambah beban pada sistem transportasi kota maupun
antar kota yang tersedia.
Dengan adanya isu dipindahkannya ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke
Palangkaraya, akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk kota yang semakin tinggi.
Keberadaan kota palangkaraya yang jauh dari laut, akses yang yang ditempuh dengan
jalur darat dari palangkaraya ke kabupaten yang berada Kalimantan Tengah maupun
di luar Kalimantan Tengah akan banyak memakan waktu. Faktor ini lah yang kan
mempengaruhi jalur transportasi udara sebagai jalur tercepat untuk menempuh jalur
antar kota maupun antar provinsi.
Transportasi udara yang ada di kota Palangkaraya hanya ada Bandara Tjilik
Riwut. Saat ini terminal terseebut hanya melakukan penerbangan domestic,
sedangkan rencana Kota yang akan dijadikan Ibukota Negara perlu adanya kapasitas
yang dapat menampung penumpang dari mancanegara atau Internasional. Untuk
keadaan bandara Tjilik Riwut sekarang pada kapasitas penumpang sudah masuk
kategori overload untuk 20 tahun yang akan datang, dari Badan Pusat Statistik
Palangkaraya menunjukkan pertumbuhan 29 % untuk tahun 2015. Sedangkan standar
kapasaitas untuk terminal penumpang yaitu 600 m2 untuk kapasitas penumpang
200.000 orang/tahun internasional. Pada tahun 2015 penumpang pesawat yaitu sudah
mecapai 682.307 orang/ tahun dan luas terminal penumpang saat ini yaitu 3.865 m2 .
Peningkatan jumlah penumpang juga mengakibatkan terminal menjadi sangat
padat pada jam jam tertentu, misalnya saat terdapat dua flight yang akan take off
pada jam yang berdekatan, hal ini akan mengakibatkan jumlah penumpang meningkat
dan ruang terminal menjadi sangat padat sehingga terkadang terjadi ketidaknyamanan
saat berada di dalam gedung terminal baik terminal kedatangan maupun terminal
keberangkatan. Ketidaknyamanan ini membuat sejumlah penumpang memilih untuk
menunggu di luar gedung atau area di luar ruang tunggu karena area ruang tunggu
terminal yang sempit. Demikian pula halnya pada terminal kedatangan yang luasan
ruangnya tidak memadai bagi penggunanya disaat jam jam padat.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa kapasitas di bandara Tjilik


Riwut perlu adanya luasan terminal yang disesuaikan dengan jumlah peningkatan
penumpang dari tahun ke tahun dauntuk menunjang penignkatan dari terminal
bandara Domestik ke Intrnasional. Maka dari itu bandar udara Tjilik Riwut harus di
redesin sehingga dapat memenuhi kapasitas penumpang yang semakin meningkat
penyambutan palangkaraya sebagai ibukota Negara.

1.2 Identifikasi Masalah

Bandar udara merupakan gerbang utama masuk ke suatu kota, sarana


penerbangan sipil dan barang, bandara juga membentuk persepsi mengenai kawasan
tersebut sehingga bandara terkait kuat dengan citra daerah atau kota tersebut.
Meningkatnya jumlah penumpang dari tahun 2010 sampai 2015, yang diprediksi akan
semakin meningkat pada tahun tahun berikutnya yang disertai dengan perkembangan
perekonomian Kalimantan Tengah. Dengan daya tampung yang sudah tidak
memenuhi standar dimana dalam setahun jumlah penumpang mencapai 352.791
orang, maka perlu dilakukannya redesain untuk mengikuti peningkatan jumlah
penumpang dari tahun ke tahun sehingga bandara Tjilik Riwut mempunyai daya
tampung yang dapat memenuhi jumlah penumpang, semakin meningkat dari tahun ke
tahun. (sumber: Badan Pusat Statistik Palangkaraya)

Terminal bandara udara dituntut untuk memberikan kenyamanan dan sirkulasi


yang jelas kepada pengunjung, pegawai bandara, penumpang, dan kargo penerbangan
domestik. Beberapa permasalahan meruang pada gedung terminal penumpang udara
Tjilik Riwut yang antara lain seperti terbatasnya ruang gerak di beberapa area yakni
ruang kedatangan dan ruang tunggu keberangkatan, pada saat landing, penumpang
memasuki gedung terminal kedatangan, aktivitas yang berlansung pada ruangan ini
beragam, yakni beberapa diantara penumpang yang ada menuju ke tempat pemesanan
taksi, ada pula yang, menuju ke toilet, duduk di kursi, dan sisanya adalah menunggu
barang barangnya masuk ke gedung kedatangan.

Beberapa aktivitas ini berlangsung dalam satu area, seperti tempat pemesanan
hotel, taksi dan tempat menunggu barang, sehingga setiap penumpang yang memiliki
kepentingan masing masing akan berdesakan serta terjadi penggunaan area yang
bersamaan dengan kepentingan yang berbeda. Hal ini menjadikan ruang terminal
kedatangan ini menjadi terlihat sangat penuh dan setiap penumpang harus berdesakan
untuk dapat melakukan kepentingannya masing masing. Dan ditambah lagi
pemesanan taksi ini berada di satu area dengan ruang lost and found, sehingga terlihat
sangat padat di area ini.

Sementara pada terminal keberangkatan, terdapat beberapa permasalahan


yang ditemui, yakni pada ruang check in tiket, space yang ada berdekatan dengan
souvenir boutique, sehingga pada saat calon penumpang memasuki area ini dan
mengantri untuk check in tiket, maka penumpang harus berbelok arah atri karena
bertabrakan dengan souvenir boutique tersebut. Ruang tunggu di terminal
keberangkatan ini juga kurang memadai untuk menampung calon penumpang yang
akan boarding, sehingga sebagian dari penumpang lebih memilih menunggu di luar
ruang tunggu utama. Selain itu, setiap penumpang yang baru pertama kali masuk ke
terminal udara ini mengalami kebingungan saat mengakses ke beberapa bagian ruang
yang berada di dalam ruang terminal . Untuk mengawali prosedur penebangan ini,
penumpang harus berjalan mencari pusat informasi terlebih dahulu, dan kerap kali
menuju terminal kedatangan karena pintu masuk terminal kedatangan yang berjejeran
dengan pintuk keberangkatan. Walaupun jarak kedua pintu ini terpisah cukup jauh
namun tetap membuat beberapa penumpang terminal khususnya yang baru pertama
kali berada di bandara ini menjadi kebingungan.

Dari permasalahan tersebut, maka perlu dikaji secara rinci bagaimana sifat
sifat pengguna ruang terminal penumpang agar dapat memahami kebutuhan
kebutuhan dari setiap pengguna mulai dari kebutuhan pelaku itu sendiri terhadap
ruang yang ditinjau dari Perilaku Manusia terhadap lingkungannya guna menemukan
titik nyaman yang mampu mewadahi kebutuhan setiap pemakai dalam sebuah gedung
terminal udara.

Hal yang ingin ditekankan pada bangunan ini adalah bahwa bangunan
terminal Penumpang Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya haruslah mampu
memecahkan permasalahan pada pengolahan ruang luar dan ruang dalam yang
memberikan kejelasan dan kenyamanan sirkulasi bagi para penumpang dan barang.
Dan juga kejelasan zona ruang serta sirkulasi tersebut harus dirancang sedemikian
rupa supaya tidak terjadi penumpukan sirkulasi antara penumpang yang datang
dengan penumpang yang pergi. Hal ini karena para penumpang yang datang dan
pergi dari terminal Tjilik Riwut ini terbagi dari berbagai suku bangsa dan kalangan.
Di tinjau dari pemasalahan di atas bahwa bangunan ini harus mampu memberikan
orientasi yang jelas bagi pengunjung untuk dapat mencapai bangunan terminal,
dengan arus sirkulasi dan petunjuk arah yang jelas. Untuk itu bangunan yang akan di
desain yaitu harus mengikuti fungsi, karena permasalahan yang ada pada ruang, akan
jadi bahan pertimbangan dalam meredesain terminal.

Jika dilihat dari penekanan diatas pendekatan arsitektur yang mampu


menyelesaikannya mengarah kepada arsitektur Modern. Frank Lloyd Wright
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih
memikirkan bagaimana cara mengolah facade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang
sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang
lebih dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan
sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa,
hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara
nyata.

Arsitektur modern adalah pedekatan yang cocok di gunakan untuk masalah


perluasan bandara tjilik riwut tersebut. Bangunan Arsitektur Modern menganut
paham form follow function dimana bentuk yang dihasilkan mengikuti fungsi dari
bangunan. Dengan arsitektur modern di harapkan mampu menghubungkan satu sama
lain melalui fungsi, kedekatan atau jalur pergerakannya. Dua buah ruang bisa
terhubung satu sama lain dengan beberapa cara yang mendasar sebagai berikut :
Ruang dalam ruang, Ruang bersebelahan (ruang yang berdekatan), Ruang yang
dihubungkan dengan ruang bersama.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana wujud bangunan Terminal Penumpang Bandara Udara Tjilik


Riwut di Palangkaraya sebagai bandara Internasional dan melalui pengolahan ruang
luar dan ruang dalam yang memberikan kejelasan dan kenyamanan sirkulasi bagi para
penumpang dan barang dengan arsitektur modern.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan/ lingkup pembahasan untuk judul studi Redesain


Terminal Penumpang Bandar Udara diPalangka Raya ini meliputi lingkup
pembahasan dan batasan di antaranya :

a. Pembahasan tentang terminal bandara Lama


b. Pembahasan tentang Terminal Penumpang Bandara Domestik ke
Internasioanal.
c. Pendekatan arsitektur yang di pilih adalah pendekatan
ArsitekturModern.
d. Lokasi bangunan berada di Baadar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya.

1.5. Tujuan Dan Sasaran


Tujuan :
Terwujudnya Bandara Tjillik Riwut yang dapat memenuhi standar bandara

yang baik dari segi daya tampung dan fasilitas penujuang yang melayani

penerbangan Internasional.
Terwujudnya sistem sirkulasi pergerakan manusia dari ruang dalam dan ruang

luar yang jelas dengan pendekatan Arsitektur Modern.

Sasaran

Ketersediaan ruang sesuai dengan banyaknya jumlah pelaku kegiatan di

Bandara.

Membawa pergerakan manusia dengan penekanan Arsitektur modern yang

baik dari penggunaan tekstur, material, penataan pola dan element pengisi

ruang dalam dan ruang luar yang keseluruhan memberikan dalam kenikmatan

visual.

1.6. Metodologi

1.6.1. Metodologi Penulisan


Metode yang digunakan dalam Meredesain Terminal Bandar Udara
Tjilik Riwut diPalangka Raya adalah :

1. Metode pengumpulan data

a. Studi literatur

Pengumpulan data pustaka dan kasus sejenis untuk


mendapatkan data teoritis, data teoritis yang dimaksud adalah
data tentang Bandar Udara (Badar Udara secara umum dan
Redesain). Kajian pustaka dari literatur diperoleh dari
perpustakaan-perpustakaan dan situs-situs internet mengenai
pemahaman Bandar Udara.

b. Studi Lapangan

Digunakan untuk mengamati kondisi di lapangan secara


langsung melalui pengamatan studi banding Bandar Udara
Tjilik Riwut diPalangka Raya, melalui objek studi banding yang
sejenis yaitu Bandar udara Soekarno-Hatta serta melakukan
observasi pada rencana site.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang dianggap lebih


mengetahui permasalahan dan dapat memberikan masukan-
masukan dalam penyusunan laporan nantinya. Dalam
melakukan wawancara ini metode yang digunakan adalah
wawancara terbuka. Wawancara juga dilakukan kepada pemilik
pengelola Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya.

d. Studi Kasus
Di dalam meredesain bangunan Badar Udara Tjilik Riwut di
Palangka Raya ini nantinya diperlukan studi banding terhadap
objek serupa sebagai bahan pertimbangan dan perancangan.
Objek studi banding yaitu :

Bandar Udara Soekarno-Hatta

2. Metode analisa dan sintesa

Pengkajian atau analisa melalui data-data yang diperoleh dari


data obyek studi banding dan kajian literatur untuk mendapatkan
sebuah kerangka pendekatan rancangan sebagai kerangka pemikiran
awal untuk mendapatkan sebuah konsep perencanaan dan perancangan
Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangka Raya.

1.6.2. Metodologi Perancangan

a. Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan pada tugas akhir ini adalah
Perancangan Tiga Langkah, yaitu Rekognisi, Fase Kreatif dan
Implementasi.(Sumber : Jones, 1992)
1. Rekognisi
Rekognisi adalah proses awal pada metode ini. Rekognisi
adalah tahap pengenalan terhadap hal yang akan
dirancang dan mengenal aliran yang akan digunakan,
kemudian mengenali kawasan dan area site yang akan
dibangun, lalu mengenal proses pembentukan bangunan.
Tahap rekognisis dalam Redesain Bandar Udara Tjilik
Riwut adalah mengenal aliran Semiotika lalu mengenali
kawasan yang menjadi rencana site.
2. Fase Kreatif
Fase kreatif adalah proses kedua pada metode ini. Fase
kreatif adalah proses berpikir menemukan bentuk,
memecahkan permasalahan yang ada di dalam site dan
menemukan berbagai alternatif ide kreatif yang akan
diterapkan kepada site dan bangunan. Fase kreatif didapat
dengan menemukan permasalahan site untuk kemudian
dianalisa, dan dikaitkan dengan kajian literatur, sehingga
didapatkan sintesa yang dapat diterapkan ke dalam
bangunan Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya .
3. Implementasi
Implementasi adalah proses terakhir pada metode ini.
Implementasi adalah proses penerapan ide kreatif pada
bangunan Bandar Udara Tjilik Riwut yang direncanakan,
dan pada penerapan tidak jarang ditemukan kesalahan-
kesalahan kecil. Pada tahap ini konsep dan hasil
rancangan akan dilakukan feed back terhadap tujuan dan
sasaran apakah sudah sesuai apa tidak, jika tidak akan
dilakukan perbaikan penyesuaian konsep dan desain.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam Landasan Teori dan Program ini meliputi


beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pemilihan judul, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran,lingkup pembahasan, metodelogi,
kerangka pikir dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi studi literatur tentang batik Benang Bintik dan definisi sentra
batik, tentang pengertian serta aktivitas yang umumnya berlangsung
di Bandar Udara. Selanjutnya, Arsitektur Semiotika dan prinsip-
prinsip dalam perancangan arsitektur Semiotika.
BAB III STUDI BANDING dan TINJAUAN LOKASI
Penjabaran tentang informasi objek studi banding yang telah
dilakukan. Kemudian penyajian data lokasi di Bandar Udara Tjilik
Riwut diPalangkaraya.
BAB IV ANALISIS dan PROGRAM
Mengemukan tentang kriteria dan variabel desain. Analisis preseden,
program tapak, program ruang, analisis tapak, analisis ruang, serta
skematik tapak, dan skematik bangunan, sintesis konsep desain tapak
dan sintesis konsep desain bangunan.
BAB V LAPORAN PERANCANGAN
Terdiri dari hasil akhir dari desain tapak (konsep desain tapak) serta
hasil akhir desain bangunan (konsep desain bangunan), yang
dilanjutkan dengan memasukkan seluruh konsep baik konsep tapak
dan bangunan dalam detail desain.

1.8. Kerangka Pemikiran


LATAR BELAKANG

Pengenalan Bandar Udara Tjilik Riwut di kota Palangka Raya


Perbandingan penggunaan sarana transportasi darat dan udara.
Pengenalan tentang Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya dari fasilitas dan daya tampung
setiap ruangan.
PERMASALAHAN

Bagaimana wujud bangunan terminal Bandara Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya melalui pengolahan ruang luar dan
ruang dalam yang memberikan kejelasan dan kenyamanan sirkulasi bagi para penumpang dan barang dengan penekanan?
Arsitektur modern?.

Tujuan
Terwujudnya Bandara Tjillik Riwut yang dapat memenuhi standar bandara yang baik dari segi daya tampung dan
fasilitas penujuang yang melayani penerbangan domestik.
Terwujudnya sistem sirkulasi pergerakan manusia dari ruang dalam dan ruang luar yang jelas dengan pendekatan
arsitektur modern.
Sasaran

Ketersediaan ruang sesuai dengan banyaknya jumlah pelaku kegiatan di Bandara.


Membawa pergerakan manusia dengan penekanan semiotika baik dari penggunaan tekstur, material, penataan pola dan
element pengisi ruang dalam dan ruang luar yang keseluruhan memberikan dalam kenikmatan visual.

PENGUMPULAN DATA

TINJAUAN PUSTAKA STUDI BANDING STUDI OBSERVASI

Tinjauan khusus : Tinjauan umum :


Pengertian Menggali
Analisa Analisa
semiotika informasi F
Analisa tentangRedesai Analisa kebutuhan ruang - Lokasi E
prinsip-prinsip n Bandar - Aksesbilitas (SE, ME) E
yang ada pada Udara Tjilik Analisa sirkulasi - Matahari D
arsitektur Riwut - Angin
- Utilitas
semiotika Mengetahui
Analisa hubungan ruang - Kebisingan
B
fasilitas apa A
- View to site C
saja yang ada
- View from site
di sentra K
- Sirkulasi
- Zonning site

Analisa
Analisa preseden karya arsitektur
Semiotika

sintesa sintesa sintesa

Konsep Dasar Arsitektural

Redesain Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangka Raya

Skema 1.1 Skema Pola Pikir


Sumber : Skema Pribadi (2015)

Anda mungkin juga menyukai