Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SINKRONISASI PEMBANGKIT KE JARINGAN PADA

PT. INDONESIA POWER UBOH BANTEN 3 LONTAR

Disusun oleh:

Nama : Ragil

NPM : 061530310162

Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/Teknik Listrik

Pembimbing : Bersiap Ginting, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya hingga hari akhir. Tidak lepas atas izin Allah akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik dengan judul Sinkronisasi
Pembangkit ke Jaringan pada PLTU UJP Indonesia Power UBOH Banten 3
Lontar.
Atas semua kasih sayang Allah dan hidayah-Nya serta bantuan dari orang-
orang di sekitar yang terlibat dalam penulisan laporan ini, alhamdulillah laporan ini
dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Tujuan dari kerja praktik ini adalah agar dapat membuka wawasan penulis
mengenai dunia kerja dan memperoleh ilmu lebih dalam dari pengalaman kerja
praktik serta mengetahui implementasi ilmu dari kampus di dunia industri secara
langsung. Laporan ini disusun sebagai syarat penilaian kerja praktik program studi
Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya
Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
memohon maaf dalam keterbatasannya maupun kesalahan dalam penulisan laporan
kerja praktik karena penulis hanya makhluk Allah yang tidak luput dari kesalahan.
Penulis mengharapkan apresiasi dari pembaca berupa kritik dan saran yang
membangun.

Palembang,.......2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR TABEL .....................................................................................

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sumber daya alam
terbesar di dunia, salah satunya sebagai penghasil batu bara nomor tiga di dunia
dengan produksi sebesar 281, ton setelah China dan Amerika Serikat. Pemakaian
batu bara di dunia terus meningkat begitu juga dengan batu bara di Indonesia.
Meningkatnya pemakaian batu bara kiranya tidak terlepas dari meningkatnya
kebutuhan tenaga listrik yang sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan industri.

Untuk mencukupi kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat, Indonesia


menempuh kebijakan menggalakkan pemakaian batu bara sebagai salah satu
diversifikasi energi yang mungkin terdapat di Indonesia. Setelah ada himbauan
dari Presiden RI pada tahun 1976 untuk menggunakan batu bara sebagai prioritas
utama dalam pembangkitan tenaga listrik dan bahan bakar industri berat,
peningkatan kebutuhan batu bara semakin meningkat khususnya pada PLTU.

PT. Indonesia Power sendiri merupakan anak perusahaan PLN yang berdiri
pada tahun 1995 (pada saat itu bernama PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-
Bali I) yang menurut Laporan Statistik Indonesia Tahun 2015 memproduksi
sebesar 9.110,72 MW yang juga menggunakan batu bara sebagai bahan bakar
pada PLTU khususnya pada PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 3 Lontar.

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar yang memiliki kapasitas terpasang
3x315 MW terletak di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang,
Propinsi Banten. PLTU Lontar dioperasikan oleh Unit Jasa Pembangkitan (UJP)
yang berada dibawah pengelolaan PT. Indonesia Power. Sebagai penyedia energi
listrik, PLTU Lontar juga di tuntut untuk menyinkronisasikan produksi listrik
dengan syarat-syarat yang ada pada jaringan PLN itu sendiri yakni menyamakan
frekuensi, beda fasa, tegangan dan sudut fasa.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
1. Mengetahui apa itu sinkronisasi.
2. Mengetahui apa-apa saja instrumentasi dalam sinkronisasi pembangkit ke
jaringan.
3. Mengetahui bagaimana cara menyinkronisasikan energi listrik dari PLTU
ke jaringan PLN.
4. Mengetahui apa-apa saja gangguan yang mungkin terjadi dalam proses
sinkronisasi dan bagaimana menanggulanginya
Manfaat:
1. Mahasiswa dapat memahami lebih dalam proses pembangkit listrik tenaga
uap.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja syarat sinkronisasi.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana cara menyinkronisasi dan
gangguan apa saja yang mungkin terjadi.
4. Mahasiswa dapat memiliki ilmu dan pengalaman dari program kerja
praktek.

1.3 Rumusan Masalah

Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu pembangkit yang


menggunakan uap sebagai pemutar turbin untuk menghasilkan energi listrik.
Namun PLTU tidak bisa melakukan proses konversi energi secara sembarang,
karena PLTU sendiri akan memproduksi energi listrik yang sesuai permintaan dari
jaringan PLN yang dibutuhkan. Ketika PLTU sudah menyinkronkan produksi
energi listrik sesuai dengan jaringan, maka energi listrik tersebut barulah dapat
dimanfaatkan oleh khalayak ramai.
1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas pada laporan ini adalah mengenai bagaimana cara
sinkronisasi pembangkit ke jaringan, gangguan apa yang mungkin terjadi dan
bagaimana cara menanggulanginya.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan (UJP) Banten 3 Lontar yang terletak di Desa Lontar, Kecamatan
Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada tanggal 1 Agustus sampai
dengan 31 Agustus 2017.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menyusun laporan


kerja praktik adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap peralatan dan
operasi yang dijadikan objek permasalahan agar diperoleh data-data.
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab maupun diskusi dengan tenaga ahli dengan bidang
yang berkaitan.
3. Studi Literatur
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku-buku referensi,
jurnal, manual book, dan buku pendukung lainnya.
4. Metode Browsing Internet
Mengumpulkan data materi untuk kebutuhan laporan yang diambil dari
internet.
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah singkat PT. Indonesia Power

Sejarah PT. Indonesia Power berawal pada akhir abad ke 19, sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari riwayat perkembangan kelistrikan di Indonesia. Saat itu
sejumlah perusahaan Belanda yang bergerak di bidang perkebunan, pabrik gula dan
pabrik the membangun pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri. Selanjut,
sebuah perusahaan gas swasta Belanda, bernama NV NIGM (Naamloze
Vennootschap Nederlandsche Indische Gas Maatschappij) memperluas usahanya
di bidang kelistrikan untuk kepentingan umum dan memperoleh ijin konsesi
berdasarkan Ordonansi 1890 No. 190, tanggal 18 September 1890.
Seiring dengan peningkatan manfaat listrik bagi masyarakat, Pemerintah
pada tahun 1927 membentuk Lands Waterkracht Bedrijven atau Perusahaan Listrik
Negara yang mengelola Pusat Listri Tenaga Air (PLTA) Plengan, Lamajan,
Bengkok Dago, Ubruk dan Kracak di Jawa Barat. Pembangkit- pembangkit inilah
yang di kemudian hari diserahkan dan dikelola oleh PLN PJB I, di tahun 1995,
disampimg beberapa pembangkit lain yang berkapasitas lebih besar. PLN pun terus
berupaya membangun bidang ketenagalistrikan, sedangkan tugas pembangkitan
dan penyaluran tenaga listrik di Jawa dan Bali pada waktu itu ditangani oleh PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (KJB) dan PLN Pembangkitan
dan Penyaluran Jawa Bagian Timur (KJT).
Pada tahun 1994, status PLN yang semula berbentuk Perusahaan Umum
beralih menjadi Persero. Pada tahun 1995 status baru tersebut diikuti dengan
perubahan struktur PT PLN (Persero), yang kemudian ditindak-lanjuti dengan
peningkatan fungsi PLN P2B dengan tambahan tugas Penyaluran, menjadi PLN
P3B. Dengan perubahan fungsi ini maka KJB dan KJT hanya berfokus pada fungsi
Pembangkitan. Dua organisasi inilah yang menjadi cikal bakal anak Perusahaan
PLN, yakni Pembangkit Tenaga Listrik Jawa bali I (PJB I) dan Pembangkit Listrik
Jawa Bali II (PJB II). PLN PJB I mempunyai organisasi sendiri dengan tugas
mengelola delapan Unit Pembangkit, masing- masing Suralaya, Saguling, Mrica,
Priok, Perak dan Grati, Bali, Semarang, Kamojang dan satu Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan.
Didirikan pada 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PT Pembangkitan
Jawa Bali I (PT PJB I) merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) yang
bergerak dalam usaha pembangkitan tenaga listrik didirikan pada 3 oktober 1995.
Nama itu kemudian berubah menjadi PT Indonesia Power pada tangaal 3 Oktober
2000. Perubahan nama tersebut mengukuhkan penetapan tujuan Perusahaan untuk
sepenuhnya berorientasi pada bisnis dan mengantisipasi kecenderungan pasar yang
senantiasa berkembang. Dalam kurun waktu belasan tahun, Indonesai Power telah
berkembang dengan cepat melalui kinerja usaha yang meyakinkan.
Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisinis Pembangkitan
(UBP) yang tersebar di UBH lokasi- lokai strategis Jawa- Bali, dan Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan, dengan total akapsitas terpasang sebesar 8.996 MW dari 133 unit
pembangkit listriknya. Selanjutnya Perseroan mengembangkan sayap dengan
pendirian empat anak perusahaan, yaitu PT Cogindo Daya Bersama (CDB) pada
tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing dan kajian energy,
serta PT Artha daya Coalindo (ADC) pada 1998 yang bergerak di bidang
manajemen dan perdagangan batubara serta bahan bakar lainnya. Sebagai
perusahaan terbesar di bidang pembangkitan tenaga listrik di Indonesia, Indonesia
Power siap memasuki era pertumbuhan baru seiring prospek bisnis yang
menjanjikan dan penuh tantangan di masa depan.
2.1.1. Profil singkat perusahaan.

PT. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik


dengan daya terbesar di Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu
anak perusahaan BUMN PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal
3 Oktober 1995. Awalnya PT. Indonesia Power bernama PT PLN
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PT PLN PJB I), namun pada
tahun 2000 berganti nama menjadi PT Indonesia Power sekaligus
pencanangan visi dan misi.

Makna Logo:
a. Bentuk:
Karena nama yang kuat, Indonesia dan Power ditampilkan dengan
menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura
book/regular dan futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan
Tenaga Listrik yang merupakan ruang lingkup utama
perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) diujung kilat petir merupakan
simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PJB
PLN 1. Titik ini merupakan simbol yang digunakan sebagian besar
materi komunikasi perusahaan dengan simbol kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan langsung terwakili.
b. Warna:
Merah diapplikasikan pada kata Indonesia, menunjukkan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk
memproduksi tenaga listrik guna dimanfaatkan di Indonesia dan
juga luar negeri.
Biru diapplikasikan pada kata Power, pada dasarnya warna ini
menggambarkan pada sifat pintar dan bijaksana. Dengan
diapplikasikan pada kata Power, makna warna ini menunjukkan
produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri:
- Perteknologian tinggi
- Effisien,
- Aman dan
- Ramah Lingkungan
Visi : Menjadi perusahaan energi tepercaya yang tumbuh berkelanjutan.
Misi : Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa
terkait yang bersahabat dengan lingkungan.
Tujuan : Untuk menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan
prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip
perseroan terbatas.
Motto : Trust Us for Power Excellent
Indonesia Power memiliki kapasitas total kurang lebih sebesar 13.797 MW
yang beroperasi pada:
Unit Pembangkitan (UP), diantaranya :
- UP Suralaya
- UP Saguling
- UP Mrica
- UP Semarang
- UP Perak Grati
Unit Jasa Pembangkitan (UJP), diantaranya :
- UJP Lontar
- UJP Suralaya
- UJP Labuan
Unit Jasa Pemeliharaan (UJH) sebagai penyedia jasa engineering dan
technical services dalam berbagai aspek pembangunan pembangkit listrik
dan juga pengoperasian serta pemeliharaannya dilingkup pembangkitan
listrik, baik UP maupun UJP.
2.2 Struktur Organisasi PT Indonesia Power Banten 3 Lontar

GENERAL MANAGER

AHLI TATA KELOLA


PEMBANGKIT

MANAJER MANAJER MANAJER ENJINIRING MANAJER

OPERASI PEMELIHARAAN DAN MANAJEMEN ASET ADMINISTRASI


N
Gambar 1.1 Bagan susunan jabatan PT. Indonesia Power UJP Banten 3 Lontar
MANAJER

ENJINIRING

SUPERVISOR SUPERVISOR SENIOR AHLI MADYA


SENIOR SUPERVISOR CONDITION BASED ENJINIRING KONTROL
RELIABILITY SENIOR MAINTENANCE DAN INSTRUMEN
EFFICIENCY,
TEKNOLOGI
INFORMASI
DAN KINERJA AHLI MADYA
AHLI MUDA ENJINIRING BOILER
PELAKSANA CONDITION BASED DAN AUXILIARY
SENIOR MAINTENANCE
RELIABILITY

AHLI MUDA
EFFICIENCY AHLI MADYA
AHLI MUDA ENJINIRING TURBIN
RELIABILITY PELAKSANA SENIOR DAN AUXILIARY
DAN CONDITION BASED
MANAJEMEN MAINTENANCE
RESIKO
AHLI MADYA
AHLI MUDA
ENJINIRING COAL AND
KINERJA
ASH HANDLING

AHLI MADYA
PELAKSANA
TEKNOLOGI ENJINIRING LISTRIK
INFORMASI

AHLI MADYA
PELAKSANA ENJINIRING
SENIOR MANAJEMEN RESIKO
KINERJA

PELAKSANA
SENIOR
EFFICIENCY

Gambar 1.2 Bagan susunan Manager Engineering dan Management Asset PT.
Indonesia Power PLTU UJP Banten 3 Lontar
2.3 Ruang Lingkup Perusahaan

Indonesia Power mengoperasikan dan memelihara pembangkit Program


Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW dengan total kapasitas
terpasang sebesar 4.280 MW melalui 6 Unit Jasa Pembangkitan (UJP).
Indonesia Power per 1 Januari 2016 mendapatkan penugasan dari PT PLN
mengelola PLTU Program Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW
sebagai Asset Operator dan Asset Manajer untuk unit Jasa Pembangkitan (UJP)
BLB, BSR, BLT, JPR dan ADP. Sedangkan untuk PLTGU yaitu PLTGU Blok
3 Tanjung Priok dan PLTGU Cilegon.

Menurut Keputusan Direksi Indonesia Power No: 62.K/010/IP/2013


pada tanggal 20 Maret 2013, tabel berikut adalah beberapa pembangkit yang
masuk dalam program diversifikasi energi 10.000 MW tahap pertama yang
sudah diterima PLN kepada Indonesai Power sebagai salah satu Unit Bisnis
Operasi dan Pemeliharan.

Tabel 2.1 Daftar Pembangkit UBOH/UJP PT. Indonesia Power

Unit Bisnis Operasi dan Pemeliharaan Kapasitas Jenis Pembangkit Lokasi


OBOH PLTU Banten 1 Suralaya 600,00 MW PLTU Merak
UBOH PLTU Banten 2 Labuan 625,00 MW PLTU Pandeglang
UBOH PLTU Banten 3 Lontar 945,00 MW PLTU Tangerang
UBOH PLTU Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu 1.050,00 MW PLTU Sukabumi
UBOH PLTU 2 Jawa Tengah Adipala 660,00 MW PLTU Cilacap

2.4.1 PT. Indonesia Power PLTU Banten 3 Lontar

Tabel 1.1 Deskripsi PLTU Banten 3 Lontar


DESCRIPTION
Lontar Village, Kemiri
Geographic Coordinate Border:
Location
North Rice field
East Fishpond
Fishpond and rice
South
field
West Fishpond
724,818 m2 PLN territory + 21,54 Ha
Territory Width
Government Forestry Company
Capacity 3 x 315 MW
Specification of Coal with Low Rank Coal (4200 kCal/kg) and
Coal Medium Rank Coal
Coal Necessary 4.273.391 ton/year
Lontar Power Plant-Teluk Naga 150 Kv Sub
Electric Station (22 Km)
Transmittion 150 kV Lontar Power Pant-New Tangerang 150 Kv
Sub Station (22 Km)
Berdasarkan kontrak PLTU Banten 3 berlokasi di Teluk Naga, namun
Departemen Perhubungan menyarankan untuk dipindahkan karena lokasinya
terlalu dekat dengan bandara. Oleh karena itu, PLTU ini dipindahkan ke Desa
Lontar dan tinggi cerobongnya pun direndahkan menjadi 127 meter dari
rencana awal yang setinggi 160 meter. PLTU banten 3 Lontar ditujukan untuk
mendistribusikan pasokan tenaga listrik di area Jakarta, Tangerang dan
sekitarnya pada sistem kelistrikan Jawa-Bali. Boiler yang digunakan adalah tipe
vertical water tube. PLTU Banten 3 Lontar merupakan salah satu proyek
percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW.

2.4 Fasilitas Perusahaan


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Prinsip Kerja PLTU Secara Umum.

Secara umum ada 4 komponen utama sebuah PLTU yakni sistem bahan bakar,
sistem fluida kerja, sistem drain dan ekstrasi uap dan sistem air.

3.1.1 Sistem Bahan Bakar


Pada sistem bahan bakar terdapat 4 sistem penting, yakni:
a Sistem Pembakaran Batu Bara
Pada sistem ini ada 3 komponen yang memiliki peran utama, yakni:
Coal Bunker

Setelah batu bara di ambil dengan claimer dan melewati belt


conveyor, batu bara selanjutnya akan menuju Coal Bunker. Coal
bunker adalah sarana penampung (storage) sementara untuk
memasok batu bara untuk memasok kebutuhan ketel.

Coal Feeder

Setelah keluar dari Coal Bunker, batu bara akan melewati Coal
Feeder yang berfungsi memberikan pasokan batu bara secara
kontinyu ketika Pulverizer/MIll bekerja dan mengatur aliran batu
bara dengan mode gravimetric (mengontrol aliran batu bara dalam
satuan berat) dan mode volumetric (mengontrol aliran batu bara
dalam satuan volume).

Pulverizer/Mill

Kemudian batu bara akan di hancurkan di Pulverizer/Mill dari


bongkahan menjadi serbuk halus untuk mudah bercampur dengan
udara pembakaran dalam Boiler sehingga proses pembakaran akan
lebih sempurna dan cepat.
b Sistem Udara Pembakaran

Sistem ini berfungsi untuk menyediakan udara yang cukup untuk


kebutuhan proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar
Boiler. Secara simultan gas hasil pembakaran juga harus dikeluarkan
melalui cerobong (Stack). PLTU UJP Banten 3 Lontar menggunakan
Balanced Draft System yang mempunyai Induced Draft Fan (IDF)
untuk menghisap gas bekas hasil pembakaran pada ruang bakar Boiler
dan Forced Draft Fan (FDF) untuk menghembuskan udara
pembakaran.Terdapat juga Primary Air Fan (PAF) yang berfungsi
menyediakan Primary Air.

Sistem udara pada Boiler batu bara terdiri dari dau macam udara
yaitu:

Udara Primer (Primary Air): sebagai sarana transfer serbuk batu


bara, mengatur suhu pada Pulverizer/Mill dan juga dapat digunakan
sebagai seal.
Udara Sekunder (Secondary Air): berfungsi sebagai pemasok
kebutuhan udara untuk proses pembakaran yang sempurna didalam
ruang bakar.
c Sistem Gas Bekas.
Gas bekas (Flue Gas) merupakan hasil proses pembakaran diruang
bakar Boiler. Mengalir sambil menyerahkan panas ke dinding ruang
bakar, Secondary Super Heat, Primary Super Heat, yang kemudian
akan dihisap oleh IDF melewati Economizer, Air Pre Heater (APH),
kemudian abu-abu fly ash akan dihisap oleh Electrostatic Prescipitator
(ESP) kemudian dibuang ke atmosfer melalui cerobong (Stack).
Semakin putih warna asap menunjukkan bahwa terdapat banyak
oksigen pada ruang bakar, semakin hitam warna asap menunjukkan
bahwa ruang bakar kekurangan oksigen. Semakin tidak berwarna asap
akan semakin bagus limbah udaranya.
d Sistem Bahan Bakar Minyak
Sistem ini berfungsi untuk menyediakan pasokan bahan bakar minyak
bagi kebutuhan Boiler. Komponen utama sistem ini adalah:
Tangki Penyimpanan: berfungsi sebagai sarana penampung bahan
bakar minyak.
Pompa Minyak: transfer pump, supply pump dan booster pump
semuanya berfungsi untuk mengalirkan minyak.
Fuel Oil Heater: untuk memanaskan minyak hingga mencapai
temperatur yang cukup tinggi sehingga viskositaas minyak
memenuhi kriteria untuk kebutuhan atomisasi (Atomizing Range)
Saringan Minyak (Strainer): untuk menahan partikel-partikel padat
atau semi padat dari minyak.
3.1.2 Sistem Fluida Kerja
Untuk merealisir terjadinya transformasi energi pada berbagai
komponen utama PLTU, diperlukan fluida perantara yang disebut
juga fluida kerja. Fluida kerja mengalami perubahan wujud dari air
menjadi uap kemudian menjadi air kembali. Ada 3 sistem utama di
fluida kerja yaitu:
a Sistem Uap
Merupakan bagian dimana siklus fluida kerja berada dalam wujud uap
dan dikelompokkan menjadi:
Sistem uap utama (Main Steam System): mengalirkan uap yang
mengalir dari Boiler ke Turbine.
Sistem Uap Panas Ulang (Reheat Steam System): menyalurkan uap
bekas dari Turbine tekanan tinggi kembali ke Boiler (cold reheat)
dan dari Boiler ke Turbine tekanan menengah dan rendah (hot
reheat).
Sistem Ekstraksi Uap (Extratcion /Bled Steam System):
mengalirkan uap di beberapa titik Turbine ke pemanas awal air
pengisi (Feed Water) untuk memanaskan air kondensat/air pengisi.
Sistem Uap Bantu (Auxiliary Steam System): memasok uap untuk
alat bantu (Air Pre Heater, BFPT, Oil Heater, Steam Automizing,
Seal Steam, Desalination Plant). Saat start dibantu unit lain dan saat
normal operasi diambil oleh Boiler.
b Sistem Air Kondensat
Merupakan sumber pasokan utama untuk sistem air pengisi Boiler.
Mayoritas air kondensat adalah hasil dari kondensasi uap bekas di
dalam Condensor. Sistem air kondensat ini mulai dari Hotwell sampai
Daerator. Disini air akan mengalami 3 proses utama yakni pemanasan,
mengalami pemurnian dan mengalami daerasi.
Hotwell: terletka di bagian bawah Condensor dan berfungsi untuk
menampung air hasil kondensasi uap bekas didalam Condensor
sebagai pemasok utama sistem air kondensat.
Pompa Kondensat (Condensate Pump): mengalirkan air kondensat
dari Hotwell melintasi sistem air kondensat menuju daerator.
Gland Steam Condensor: penukar panas untuk mengondensasikan
uap bekas dari perapat poros Turbine.
Condensate Polisher: untuk menjaga kualitas air kondensat.
Priming Vacuum Pump: untuk mempertahankan kondisi vakum
Condensor.
Saluran Resirkulasi: sebagai proteksi komponen utama sistem air
kondensat, juga disebut Saluran Minimum Flow karena berfungsi
untuk menjamin selalu tercapainya aliran minimum air kondensat
sesuai kebutuhan.
Katup Pengontrol Level Daerator: terdapat dua macam katup
pengontrol untuk kondisi normal operasi dan katup pengontrol
untuk kondisi start up/beban rendah.
Low Pressure Heater (Pemanas Awal Air Tekanan Rendah): untuk
meningkatkan efisiensi siklus dengan cara memanaskan air
kondensat yang melewatinya.
Daerator: pemanas tipe kontak langsung (direct contact heater).
Memiliki dua fungsi yakni untuk memanaskan air kondensat dan
sekaligus menghilangkan gas gas non-condensable dari air
kondensat.
c Sistem Air Pengisi
Merupakan kelanjutan dari sistem air kondensat. Perbedaan mencolok
terlihat pada tekanan air. Pada sistem ini tekanan air pengisi akan naik
hingga lebih tinggi dari tekanan Boiler. Fungsi sistem ini untuk
memurnikan dan menaikkan temperatur air pengisi (Feed Water).
Pemanasan untuk meminimalkan pemakaian bahan bakar dan untuk
menghindari thermal stress sedangkan pemurnian untuk
menghilangkan zat-zat pencemar padat dari air pengisi melalui cara
kimia.
Pompa Air Pengisi (BFP): kebanyakan berjenis pompa sentrifugal
bertingkat dengan putaran tetap ataupun putaran variabel. Pola
operasi ada 2 pompa dimana satu beroperasi satu standby dan ada
juga yang 3 pompa, 2 beroperasi satu standby. Penggerak air
pengisi ada yang digerakkan oleh motor listrik (MBFPT) dan ada
juga dengan Turbine uap (BFPT).
Pemanas Awal Air Pengisi (High Pressure Heater): untuk
menaikkan temperatur air pengisi guna menghemat pemakaian
bahan bakar dan menaikkan efisiensi siklus.

Anda mungkin juga menyukai