BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) telah terjadi penurunan sekitar 25% menjadi 334/100.000
kelahiran hidup (SDKI, 1997) dalam dekade 1986-1997. Sedangkan angka kematian bayi
(AKB) menurun cukup tajam melalui berbagai intervensi namun hasilnya belum sesuai
dengan harapan (dari 145/1000 kh pada 1967 menjadi 52/1000 kh pada 1997). Data tersebut
menunjukan AKI dan AKB masih tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup. Bila mengacu pada ektrapolasi biro
pusat statistik maka kecenderungan penurunan AKI telah mengarah jalur yang di inginkan
yaitu 265 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 2007 walaupun interpretasi
secara global menyebutkan bahwa perjalanan menuju target MDG 2015 masih di luar
jalurnya.
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama
disebabkan oleh pendarahan pasca persalinan, eklampsi, sepsis dan komplikasi keguguran.
Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat
dicegah.
Masalah kesakitan dan kematian ibu dapat diminimalisirkan dengan melakukan tanggap
darurat pada ibu yang mengalami masalah kegawatdaruratan. Makalah ini akan membahas
cara penangganan kegawatdaruratan sebelum dirujuk dengan memberikan obat emergensy
sesuai dengan kasus yang terjadi.
1. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya, tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam
keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien.hal ini semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Pemebrian obat adalah suatu tindakan yang dilakukan
pemberian subtansi kepada pasien dengan tujuan pemyembuhan dan pencegahan.
Pemeberian obat emergency adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan saat
kondisi darurat dengan cara pemberian obat dengan tujuan meminimalisirkan keadaan darurat
pada pasien.
1. Uterus Tonika
1.
2. Nama Generic : Methylergometrine
3. Nama Dagang :
Methergin (Sandoz)
Metilat (Metiska Farme)
Methovin (Kimia Farma)
1. Indikasi
1. Cara kerja
2. Efek Samping
o T/D naik terutama penderita tekanan hypertensi kronis/preeklamsi
o Mual, Muntah
o Penglihatan Kabur
o Sakit Kepala
o Kejang
o Diare
o Gatal
o Kulit Dingin
3. Kontra Indikasi
Piton S.
Syntocinon
Hypophysin
Piroglandol
1. Kerja oksitoksin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, oksitoksin memainkan peranan yang sangat penting
dalam persalinan dan injeksi ASI. Oksitoksin bekerja pada reseptor oksitoksik untuk
menyebabkan :
Kontraksi uterus kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos
maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
Konstriksi pembuluh darah umbilicus
Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi ASI) Oksitoksin bekerja pada reseptor hormone
antidiuretik (ADH)*untuk menyebakan:
Kerja oksitoksin yang meliputi: kontraksi tuba uterine (fallopi) untuk membantu
pengangkutan sperma; luteolisis (involusi korpus). luteum); perana neurotransmitter yang lain
dalam system saraf pusat. Oksitoksin disintesis I dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta
danuterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitoksin dan
demikian pula aktivitas uterus akan lebih tinggi padamalam harinya. Pelepasan oksitoksin
endogenus di tingkatkan oleh:
(pelepasan endogenus oksitoksin bersifat pulsatil, control umpan balik yang positif
dari persalinan akan mencapai puncaknya pada saat terjadi gelombang pelepasan
oksitoksin
Stimulasi serviks, vagina atau payudara
strogen yang beredar dalam darah
Peningkatan osmolalitas/ konsentrasi plasma (glosarium)
volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah
o Solusio placenta
o perdarahan postpartum
o Trauma
o System kardiovaskuler
o Kolaps kardiovaskuler
o Hipotensi
o Stroke
o intoksikasi air
o Hipertensi
o Asidosisdistrimia jantung
o Asfiksiahipoksia
o Trauma lahir
o ikterus neonatale
1. Efek Samping :
Kadang terjadi kontraksi uteri yang menetap dan mengganggu sirkulasi plasenta.
0,2 0,3 mg IM atau dapat pula diberikan IV dengan dosis 0,2 mg untuk mendapatkan efek
lebih cepat.
1. Kontra Indikasi :
o Penyakit radang pelvis
2. Uji Oksitosin
Bila terjadi pengurangan denyut jantung ketus yang terlambat (late de celaration) pada setiap
kontraksi dengan kekuatan yang sama. ( hasil Positif ).
Kontra indikasi
Mal presentasi
Placenta previa
Jaringan ikat akibat SC
Robekan rahim mengancam
Dosis dan cara pemberian: Intra nasal 2-3- mnenit sebelum menyusu.
Pemberian oksitoksin merupakan kontraindikasi jika uterus sudah berkontraksi dengan kuat
atau bila terdapat obstruksi mekanis yang menghalangi kelahiran anak seperti plasenta previa
atau disproporsi sefalopelvik. Jika keadaan servik masih belum siap, pematangan servik harus
dilakukan sebelum pemberian oksitoksin.
Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik bersalin atau bagian obstetric rumah sakit,
namun potensi oksitoksin dalam mengganggu keseimbangan cairan dan tekana darah
membuat obat ini tidak tepat untuk digunakan pada ibuhamil dengan pre-eklamsia atau
penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun.
Pemberian infuse oksitoksin merupakan kontraindikasi pada ibu hamil yang menghadapi
resiko karena melahirkan pervaginam, misalnya kasus dengan melpresentasi atau solosio
plasenta atau denagn resiko rupture uteri yang tinggi. Pemberian infuse oksitoksin yang terus-
menerus pada kasus dengan resistensi dan inersia uterus merupakan kontraindikasi.
Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa maupun oksigen. Jika
pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi tersebut dan keadaan ini
mungkin terjadi karena starvasi atau pemberian oksitoksin tidak akan adekuat sehingga
pemberian oksitoksin secara sedikit demi sedikit tidak akan efektif.
Situasi ini lebih cenderung dijumpai pada persalinan yang lama. Farmakokinetik Oksitosin
diabsorsi denagn cepat melalui mukosa mulut sehingga memungknkan oksitosin diberkan
secara tablet hisap. Cara pemberian nasal atau tablet hisap did / cadangan untuk penggunaan
pasca persalinan, selama kehamilan kadar amino peptidase dalam plama ( oksitosin atau
vasopresinase ) meningkat 10x dan menurun setelah persalinan. Enzim mengaktifkan
oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida enzim meregulasi kosentrasi oksitosin
lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn ya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma.
3. Prostaglandin
Hormon yang disekresikan oleh berbagai jaringan tubuh, misalnya otot uterus.
1. Efek Samping
Gastrointestinal
Nyeri abdomen
Diare
mual,muntah
Hiperstimulasi uterus
Gangguan pada janin
Rupture uteri
Nyeri
Kardiovaskuler
Distrimia jantung-hipoksia
Diuresis-edema paru
Flushing
pireksia/ menggigil
Hipertensi
Perspirasi
Hipotensi
Takikardia
System respirasi
Spasme bronkus
Tersedak
System saraf
Nyeri punggung
Tremor
Peningkatan tekanan intraokuler
Serangan epilepsy
1. Kewaspadaan dan Kontra Indikasi
Asma
risiko rupture uteri yang tinggi
Kelainan TD
Penyakit jantung
Hipersensitivitas
Epilepsy
penyakit ginja
Gangguan pada janin
penyakit hepar
Galukoma/ kenaikan tekanan-rupture membrane amnion
Intraokuler
1. Interaksi :
Alcohol
Oksitoksin
Aspirin/NSAID
1. Obat Hemostatid (Anti Perdarahan)
1. Vitamin K
Vitamin k adalah senyawa yang larut dalam lemak, terutama ditemukan dalam sayuran
berwarna hijua. Kebutuhan diet sangat rendah, karena vitamion ditambah oleh sintetis bakteri
yang mengkontaminasi manusia. Ada dua bentuk vitamin K1 yang ditemukan dalam
makanan (fitonodion), dan Vit K2 ditemukan dalam jaringan manusia yang disentesis oleh
bakteri usus ( menakuinan ).
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan warperin atau difesiensi Vit K.
Contoh :
1. Cara kerja
1. Dosis
Diklinik dalam tablet 5 mg dan ampul 50 mg, efeknya tertunda selama6 jam tetapi lengkap
dalam 24 jam sewaktu aktivitas ptotrobin terdepresi oleh kelebihan warperin atau difesiensi
Vit K.
1. Efek samping :
o Nyeri dada.
o Nyeri punggung.
Pemberian oral :
o Depresi fungsi hepar
o Sakit kepala
o Hemolisis pada defisiensi G6PD atauVitamin E (menadiol)
o Mual
Pemberian intramoskuler :
o Perubahn viskositas darah
o Dispenia
o Reaksi hipersensitivitas
o Hipertensi
o Hipotermia
1. Kontra indikasi:
Kegagalan Hepar parah: Sebab biasanya menyebabkan kehilangan sintesis protein dan
diatesis hemorlogika yang tidak terespson Vit. K.
2. Asam Tranexamat
Asam tranexamat adalah amstat suatu analog asam aminoka proat dan suatu penghambat
fiebenolitik.
Terapi batu pada hemoilia Terapi perdarahan karena fibrinolitik Propilaksis perdarahan ulang
dari anuerisma intrakranial. Perdarahan gastro intestinal pasca bedah. Perdarahan pasca
prostat ektomid.
1. DosisAsam tranexamat lebih kuat EACA sehingga di perlukan dosis yang lebih
rendah. Yang biasa bertanggung jawab bagi penurunan efek sampingnya. Diberikan
peroral dengan dosis pembebanan 15 mg / kgkemudian 30 mg / kg setiap 6 jam.
2. Efek samping.
o Trombosis intravaskuler akibat penghambatan aktifitas plasminogen.
o Impotensi
o Miopati
o Diare
o Hidung tersumbat.
o Inhibisi gakulasif
3. Kontra indikasi :
o Kehamilan trimester I dan II ( kecuali bila sangat perlu )
o Bekuan darah ada pos operasi daerah jandung kemih dan menghambat
desolusinya
o Penderita koagulasi intravaskuler desiminata( DIC).
3. Adonan AC
1. Dosis :
o 5-10 mg karbosokrom secara im 2-4 jam.
Pengobatan Medisinal
Primperon Metaklopramida
NovabevitThiamin ( B1 )Vitamin
Suplemen vitamin dan mineral untuk anemia misalnya anemia pada masa kehamilan
dan laktasi.
Premaston Allilestrenol 5mg
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemberian obat emergency adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan saat
kondisi darurat dengan cara pemeberian obat dengan tujuan meminimalisirkan keadaan
darurat pada pasien.
1. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di
dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai
penyempurna dari makalah asuhan kebidanan komunitas yang kami susun.