Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Dasar Nyeri


1.1 Defenisi
International Association for Study of Pain (1979) mendefinisikan
nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
bersifat aktual maupun potensial yang dirasakan dalam kejadian
dimana terjadi kerusakan, sedangkan menurut Curton (1983), nyeri
merupakan suatu produksi mekanisme bagi tubuh, timbul ketika
jaringan rusak yang menyebabkan individu bereaksi untuk
menghilangkan nyeri (Prasetyo, 2010).

Mahon menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri yaitu,


bersifat subjektif, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan
yang mendominasi, dan bersifat tidak berkesudahan (Prasetyo, 2010).

Nyeri merupakan apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh


individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya (Smeltzer & Bare, 2002). Definisi ini menempatkan
seorang pasien sebagai seorang yang ahli di bidang nyeri, karena
hanya pasien yang tahu seperti apa nyeri yang dirasakan (Prasetyo,
2010).

1.2 Fisiologi Nyeri


Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Stimulus
penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-
abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri yang dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak
mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan korteks serebral.
Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang
pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan
dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter & Perry, 2005; McNair,
1990).

1.3 Klasifikasi Nyeri

1
Menurut Hidayat 2009, nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan
waktu lamanya serangan.

1. Nyeri berdasarkan tempatnya:


Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
misalnya pada kulit, mukosa.

Deep pain, yaitu nyeri yang tersa pada permukaan tubuh yang
lebih dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.

Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena


penyakit organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke
bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena pemasangan pada


sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus.
2. Nyeri berdasarkan sifatnya:

Incedental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu


menghilang.

Steady pain, yaitu nyeri yang timbul akan menetap serta


dirasakan dalam waktu yang lama.

Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi


dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap 10-15 menit,
lalu menghilang, kemudian timbul lagi.

3. Nyeri berdasarkan berat ringannya: a. Nyeri ringan, yaitu nyeri


dengan intensitas rendah

Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi

Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi

4. Nyeri berdasarkan waktu lamamnya serangan :


Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang
singkat dan berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan
daerah nyeri diketahui dengan jelas.
Karakteristik : Nyeri akut.
Tujuan : Memperingatkan klien terhadap adanya cedera /
masalah.
Awitan : Mendadak.

2
Durasi dan intensitas : Durasi singkat (dari beberapa detik
sampai 6 bulan), ringan sampai berat.
Respon otonom : Frekuensi jantung meningkat, volume
sekuncup meningkat, tekanan darah meningkat, dilatasi
pupil meningkat, tegangan otot meningkat, motilitas
gastrointestinal meningkat, respon otonom, respon
psikologis.
Nyeri Kronis
nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini
polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun
Karakteristik : Nyeri kronik
Tujuan : Memberikan alasan pada klien untuk mencari
informasi berkaitan dengan perawatan dirinya
Awitan : Terus menerus
Durasi dan intensitas : Durasi lama (6 bulan / lebih),
ringan sampai berat
Respon otonom : Tidak terdapat respon otonom, vital
sign dalam batas normal
Respon psikologis : Depresi, keputusasaan, mudah
tersinggung dan menarik diri
Contoh : Nyeri kanker, arthritis, neuralgia terminal
1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kebudayaan
4. Makna Nyeri
5. Lokasi Nyeri
6. Perhatian
7. Ansietas
8. Keletihan
9. Pengalaman sebelumnya

II. Rencana asuhan klien dengan Nyeri


2.1 Anamnesis
Pengkajian terdiri dari Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Alamat, Agama, Suku.

3
2.2 Karakteristik nyeri ( Metode P, Q, R, S, T)

Faktor pencetus ( P : Provocate)


Mengakaji tentang penyebab atau stimulus- stimulus nyeri pada klien, dalam
hal ini juga dapat melakukan observasi bagian- bagian tubuh yang
mengalami cedera. Menanyakan pada klien perasaan-perasaan apa yang
dapat mencetuskan nyeri.
Kualitas (Q : Quality)
Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh
klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam,
tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih tertusuk dimana
tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang
dirasakan.
Lokasi (R: Region)
Untuk mengakji lokasi nyeri maka meminta klien untuk menunjukkan semua
bagian / daerah dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri
lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah
nyeri dan titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila
nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
Keparahan (S: Severe)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling
subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri
yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat.

Skala Nyeri Analog Visual

4
Skala Nyeri wajah

Durasi (T: Time)


Menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, danrangkaiian nyeri.
Menanyakan Kapan nyeri mulai dirasakan?, Sudah berapa lama nyeri
dirasakan? (Prasetyo, 2010).

2.3 Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera kimia ditandai


dengan skala nyeri 6, klien tampak meringis, perubahan selera makan,
gelisah, mengurangi interaksi dengan orang lain, TD : 110/80 mmHg,
Temp: 37.50c, HR: 80 kali / menit, RR : 22 kali / menit.

2.4 Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Hasil
1. Mempertahankan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk
mencapai kenyamanan.
2. Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 2 atau kurang
( dengan skala 0-10).
3. Melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis.
4. Melaporkan nyeri kepada penyedia pelayanan kesehatan.
5. Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan
anlgetik dan nonanalgetik dengan tepat.
6. Tanda- tanda vital dalam batas normal.
Intervensi dan rasional
Manajemen nyeri; dengan aktivitas;
Untuk mengetahui tingkat nyeri
Lakukan pengkajian nyeri yang
pasien
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan
nyeri, dan faktor prespitasinya.

Lakukan perubahan posisi dan Untuk mengurangi tingkat nyeri


relaksasi
pasien, memperlancar sirkulasi darah

5
dan merileksasikan otot-otot yang
kaku

Bantu pasien untuk lebih berfokus Suhu, lingkungan dan pencahayaan


pada aktivitas, bukan pada nyeri dan yang kurang baik dapat menjadi
rasa tidak nyaman dengan faktor predisposisi terjadinya nyeri.
melakukan pengalihan melalui
televisi, radio, tape, dan interaksi
dengan pengunjung.

Aktifitas kolaboratif;
Membantu mempercepat meredanya
Kolaborasi dalam pemberian
nyeri secara farmakologi.
analgetik.

III. Daftar Pustaka


Herdman, T. Heather, 2014. Diagnosa Keperawatan : Difinisi dan Klasifikasi
2012-2014, Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M, 2013. Buku Saku Keperawatan : Diagnosa Nanda,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Edisi 9, Jakarta : EGC.
Prasetyo,. 2010. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien . Jakarta :
Salemba Medika

Banjarmasin, 18-November-2016
Preceptor Akademik Preseptor Klinik

..

Anda mungkin juga menyukai