Anda di halaman 1dari 21

KLINIK SANITASI

No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 1/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis

Belawan NIP.197111262003121004

1. Pengertian Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah


kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan
lingkungan pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan
bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai
unit pelayanan yang berdirisendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari
kegiatan Puskesmas, bekerjasama dengan
program yang lain dari sector terkait di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan tersusun secara
terus menerus.
Agar masyarakat mampu menerapkan kebersihan lingkungan baik
didalam rumah maupun dilingkungan sekitar.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas

5. Prosedur / 1. Menerima rujukan dari BP/KIA/Gizi.Mempelajari kartu


Langkah-langkah status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.
2. Menyalin dan mencatat nama penderita atau
keluarganya,karakteristik penderita yang meliputi uur, jenis
kelamin, pekerjaan, alamat serta diagnosis penyakitnya kedalam
buku register.
3. Melakukan konseling dengan penderita/keluarga tentang kejadian
penyakit,keadaan lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan
dengan kejadian penyakit yang mengacu pada buku Pedoan
Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan konseling
bagi petugas Klinik sanitasi di Puskesmas.
4. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau
perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang diderita.
5. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
6. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan
6. Unit Terkait Poli Umum, KIA, GIZI, Klien

PENGAMBILAN SAMPEL DEPOT AIR MINUM (DAM)


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 2/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Pengambilan sampel air adalah kegiatan pengambilan sampel air yang
digunakan oleh masyarakat, baik pemeriksaan secara mikrobiologis,fisika
maupun kimia sesuai dengan Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Depot Air Minum (DAM) adalah tempat penjualan air minum isi ulang,
yang bahan bakunya berasal dari mata air, yang kemudian diolah dalam
suatu unit pengolahan air dengan hasil olahan yang sesuai dengan baku
mutu air minum..
2. Tujuan 1. Mengetahui kualitas air isi ulang yang digunakan oleh masyarakat
2. Memantau kualitas air minum isi ulang agar sesuai dengan baku
mutu yang telah disyaratkan.
3. Memberi rasa aman akan kesehatan kepada masyarakat pengguna
air isi ulang
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ____________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi
1. Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.
2. Permenkes RI No. 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas

5. Prosedur / 1. Menentukan Lokasi pengambilan sampel.


Langkah-langkah 2. Menentukan titik pengambialn sampel.
3. Mempersiapkan peralatan
a. Alat dan bahan
1. Botol sampel steril
2. Lampu spritus
3. Korek api
4. Alkohol 70 %
5. Kertas Label dan Alat tulis
6. Wadah penyimpanan sampel
Melakukan Pengambilan Sampel :
a.Bakteriologi
1. Sterilkan tangan dengan alcohol 70 %
2. Buka kran pengisian, alirkan 2-3 menit kemudian tutup
kembali Flambir mulut kran
3. Buka tutup botol sampel steril, flambir diatas api.
4. Isi botol dengan air kran sampai penuh.
5. Buang kembali air didalam botol sisakan botol.
6. Flambir kembali mulut botol,kemudian ditutup.
7. Tuliskan etiket dengan:
Tanggal dan jam pengambilan sampel.
Jenis sampel/pemeriksaan sampel
Lokasi pengambilan sampel
Nama pengambil sampel
Nama dan alamat pengirim
Tempel dibotol sampel
Sampel siap dikirim
Masukkan cool box jika sampel yang dikirim
memerlukan waktu lebih dari 12 jam.

b.Fisika dan Kimia


1. Siapkan botol sampel
2. Bilas dengan air sampel
3. Alirkan air kedalam botol dengan hati-hati
4. Hindari terjadinya aerasi atau gelembung udara saat
pengisian.
5. Tutup botol dan tulis etiket dengan :
Tanggal dan jam pengambilan sampel
Jenis sampel/pemeriksaan sampel
Lokasi pengambilan sampel
Nama engambil sampel
Nama dan alamat pengirimSampel siap dikirim
6. Unit Terkait 1. Petugas Sanitasi Puskesmas Patilanggio
2. Seksi Kesling Dinas Kesehatan Kota Medan
3. Pemilik Depot Air Minum (DAM)
4. Petugas Laboratorium Kesehatan Lingkungan
5. Laboratorium Lingkungan yang terakreditasi KAN

PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN VAKSIN HB O


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 2/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Pemberian imunisasi HB-Ject/Hb0 adalah suatu upaya sedini mungkin


memberikan perlindungan pada bayi baru lahir / usia 0 7 hari terhadap
penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan imunisasi
Hb0 agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Hepatitis B
(VHB) yang dapat berkembang menjadi penyakit kronis,sehingga terjadi
pengerasan hati /liver cirrhosis dan dapat pula berkembang menjadi kanker
hati/carcinoma hepatocelluler.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ____________________ tentang


Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
PMK No 12. Thn 2017
5. Persiapan sasaran Ibu memegang bayi dengan kepala disanggah,tangan kiri memeluk ibu,
tangan kanan ibu memegang tangan kanan bayi,tangan kiri ibu
memegang kaki bayi.
Bila perlu ambil kapas DTT, desinfeksi dengan melingkar seperti anti
nyamuk pada lokasi 1/3 tengah paha kanan luar,buang kapas ketempat
sampah
6. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis Vaksin HB 0
Langkah-langkah Buka vaccine carier dan busa penutup dengan tangan kiri
Ambil vaccine
Pastikan vaksin aman dengan memastikan kemasan masih bagus, VVM
A/B , belum melewati tanggal kadaluarsa, memeriksa dan mencatat no
batch
Membuka kemasan pada tanda yang tersedia.
Pegang leher (jangan pada balon ) kemasan seperti posisi menyuntik
dengan tangan kanan, hubungan jarum dengan tabung.
Buka tutup jarum dengan tangan kiri dan buang ketempat sampah
Siapkan kapas kering pada tangan kiri.
Buang udara hingga ada gelembung diujung jarum.
Pastikan posisi suntikan, masukan jarum satu gerakan tegak lurus
terhadap permukaan kulit, pindahkan tangan kebalon dan tekan pelan-
pelan hingga vaksin habis
Tahan sekitar suntikan dengan kapas, Tarik jarum satu gerakan.
Bila ada darah atau cairan keluar, cukup letakkan kapas kering (tidak
perlu ditekan) hingga kering.
Buang kemasan kedalam safety box
.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN VAKSIN CAMPAK


No. Dokumen :
Terbitan :
Revisi :
SOP Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 3/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksincampak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap


dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus
strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erythromycin.
untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyuntikan Campak.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ____________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan.
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes tahun 2012.
PMK no 12 thn 2017
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis Vaksin Campak :
Langkah-langkah Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri
atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 2-3 tahun
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
Vaksin yang usdah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 6 jam.
Cara Penyuntikan Vaksin Campak :
1. Suntikan diberikan pada lengan kiri atas, pertengahan M.Deltoideus
secara subkutan dengan dosis 0,5 cc.
2. Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan seluruh
lengan telanjang.
3. Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari kiri anda
untuk menekan ke atas lengan bayi.
4. Pegang lengan seperti mencubit menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
Kemudian jarum suntik disuntikkan dengan sudut 45o.
5. Terhadap permukaan kulit, dengan kedalaman jarum tidak lebih dari
inchi. (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah).
6. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN VAKSIN DPT HB HIB


No. Dokumen :
Terbitan :
Revisi :
SOP Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 4/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis
B Rekombinaan, Haemophilus influenza tipe B, berupa suspensi homogen
yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk
rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak
infeksius, dan komponen HiB sebagai vaksin bakteri.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian
dan Penyuntikan Vaksin DPT/HB/HiB.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. __________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes 2012
PMK RI no 12 Thn 2017
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis Vaksin DPT/HB/Hib :
Langkah-langkah Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular.
Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas.
Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf
siatik dan tidak dianjurkan.
Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml.
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
Cara Penyuntikan Vaksin DPT/HB/Hib :.
1. Ambil ADS 0.5 pastikan aman, bukan kemasan dan buang ketempat
sampah, buka tutup dengan tangan kiri dan buang ketempat sampah.
2. Ambil vial dengan tangan kiri, tusuk lingkaran karet tengah vial,
balikkan vial hingga ujung jarum berada di dalam cairan.
3. Aspirasi cairan selambat mungkin, hingga udara tidak tersedot masuk
kedalam tabung.
4. Bila udara ada keluarkan selagi jarum masih di dalam vial.
5. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
6. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90o terhadap permukaan
kulit (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah).
7. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk
ke dalam otot.
8. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurang rasa sakit.
9. Bila ada darah atau cairan keluar dari bekas tusukan, cukup letakkan
kapas kering (tidak perlu ditekan) hingga kering
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN VAKSIN POLIO TETES (BOPV)


No. Dokumen :
SOP Terbitan :
Revisi :
Tgl. Mulai berlaku
:
Halaman : 5/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin Oral Polio hidup (Oral Polio Vaccine =BOPV) adalah Vaksin Polio
Bivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, dan 3 (Strain
Sabin) yang sudah dilemahkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian dan Penyuntikan Vaksin Polio.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No.____________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
PMK RI NO 17 Tahun 2017
5. Persiapan Ibu memegang bayi dengan kepala di sangga dan di miringkan
sasaran kebelakang, tangan kiri memeluk ibu,tangan kanan ibu memegang tangan
kanan bayi, tangan kiri ibu memegang kaki bayi.
6. Persiapan dosis buka termos dan busa penutup dengan tangan kiri
Ambil vaksin, pastikan vaksin aman dengan melihat fisik warna pink
jernih,VVM A/B, belum lewat kadarluarsa.
Masukan busa dan tutup termos dengan tangan kiri.
Membuka seluruh tutup vial dengan pinset chirugis atau
gunting,pastikan tidak menyentuh leher bagian dalam vial.
Buka kemasan dropper,lepaskan tutupnya,pasang dan isi dropper.
7. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis :
Langkah-langkah Buka mulut bayi secara hati hati,baik dengan ibu jari anda pada dagu
(untuk bayi kecil) atau dengan menekan pipi bayi dengan jari-jari anda
Teteskan 2 tetes vaksin dari pipet kedalam lidah,jangan biarkan pipet
tersentuh mulut bayi.
Apabila vaksin masih tersisa pasang tutup dropper,masukan kembali
vaksin kedalam busa dan atau vaksin carrier.
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN VAKSIN IPV (INACTIVATED POLIO VACCINE)


No. Dokumen :
Terbitan :
Revisi :
SOP Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 6/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3 yang
sudah mati
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian dan Penyuntikan Vaksin IPV
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No.____________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
PMK RI No 17 Tahun 2017
5. Persiapan Membuka pakaian bawah bayi
sasaran Mengatur posisi bayi : salah satu tangan bayi memeluk ibu tangan
yang lain didada ibu sambil di pegang tangan kiri ibu .
Ukur lokasi suntikan 1/3 medio lateral paha.
6. Persiapan dosis buka termos dan busa penutup dengan tangan kiri
Ambil vaksin, pastikan vaksin dan pelarut masih bagus ,VVM A/B,
belum lewat kadarluarsa.
Masukan busa dan tutup termos dengan tangan kiri.
Membuka seluruh tutup vial dengan pinset chirugis atau
gunting,pastikan tidak menyentuh leher bagian dalam vial.
7. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis :
Langkah-langkah Berikan informasi pada orangtua/pengasuh tentang vaksin yang akan
diberikan, kemungkinan efek simpang yang akan terjadi dan apa yang
harus dilakukan bila muncul efek simpang tersebut.
Ambil 0.5 ml vaksin dari vial menggunakan auto disable syring (ADS).
IPV tidak dapat dicampur dengan vaksin lain di dalam satu syringe.
Sintikan vaksin IPV secara intramuscular (IM) pada anterolateral paha
kiri.
Penyuntikan IPV dilakukan sebelum penyuntikan DPT HB HIB3,DPT-
HB-HIB3 diberikan pada anterolateral paha kanan
Semua peralatan suntikan harus dibuang kedalam safety box.
Catat hasil imunisasi pada kohort bayi, buku KIA dan format pencatatan
dan pelaporan imunisasi.
Ingatkan orangtua untuk kembali pada kunjungan imunisasi berikutnya.
8. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN VAKSIN TETANUS DIFTERI (Td)


No. Dokumen :
SOP Terbitan :
Revisi :
Tgl. Mulai berlaku
:
Halaman : 7/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin Td merupakan suspense kolodial homogen berwarna putih susu


dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus murni dan toksoid
difteri,dengan komponen difteri rendah,yang telah dimurnikan dan
teradsorbsi ke dalam alumunium fosfat.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Pemberian Vaksin Td.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ____________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK RI No.12 Tahun 2017
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis :
Langkah-langkah Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen.
Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer
yang disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan
dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan
dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan
kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan
diberikan 5 dosis. Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval
minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ketiga dan keempat. Imunisasi
Td dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada
periode trimester pertama.
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN VAKSIN DT


No. Dokumen :
SOP Terbitan :
Revisi :
Tgl. Mulai berlaku
:
Halaman : 8/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin DT merupakan suspensi kolodial homogen berwarna putih susu


dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni
yang teradsorbsi kedalam alumunium fosfat.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Pemberian dan Penyuntikan Vaksin DT.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan_______________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK No 12 Tahun 2017
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis :
Langkah-langkah
Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen.
Disuntikkan secara intra muskular atau subkutan dalam, dengan dosis
pemberian 0,5 ml. dianjurkan untuk anak usia di bawah 7 tahun. Untuk
usia 7 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td.
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
6. Unit Terkait Puskesmas, sekolah dasar

PERAWATAN LEMARI ES
No. Dokumen :
Terbitan :
Revisi :
SOP Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 9/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Lemari es atau peralatan rantai dingin adalah peralatan yang digunakan
dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin
pada suhu yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Perawatan
Lemari Es.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ____________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK No.12 Tahun 2017
5. Prosedur / a. Prosedur Harian :
Langkah-langkah 1. Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat pemantau suhu
digital setiap hari pada pagi dan sore.
2. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan
bunga es).
3. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatn suhu setelah
selesai pengecekan suhu dan defrosting.
b. Prosedur Mingguan :
1. Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut
dengan obeng.
2. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru.
3. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker terlebih dahulu
agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah,
kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5. Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari es.
6. Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 oC.
7. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali steker.
8. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan mingguan.

PERAWATAN LEMARI ES
No. Dokumen :
SOP Terbitan :
Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 10/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

5. Prosedur / c. Prosedur Bulanan :


Langkah-langkah 1. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan penghitungan vaksin
yang akan dipindahkan dan kondisikan cool pack (kotak dingin
cair), vaksin carrier atau cold box sesuai dengan kebutuhan.
2. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair).
3. Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.
4. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat
yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup tidak
perlu dilakukan pembersihan.
5. Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model yang mudah
dibuka gunakan kain atau busa yang lembut untuk mencucinya dan
pasang kembali setelah kering, pada model tertutup pembersihan
dilakukan dengan menggunakan lap basah atau dengan tekanan
udara.
6. Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengeras, beri bedak untuk
sementara dan rencanakan untuk diganti.
7. Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng.
8. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
9. Setelah suhu lemari es mencapai 2 s/d 8 oC, susun kembali vaksin.
10. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan bulanan.
6. Unit Terkait Puskesmas

PEMBUANGAN KOTAK PENGAMAN /SAFETY BOX


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 11/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan
1. Pengertian Kotak pengaman merupakan kotak / tempat pembuangan sementara
sampah limbah tajam dan limbah imunisasi lainnya.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Pembuangan Kotak Pengaman.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No._____________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK No.12 Tahun 2017
5. Prosedur / Ada lima cara yang biasa digunakan untuk memusnahkan kotak pengaman
Langkah-langkah yang telah berisi penuh atau untuk menjauhkannya dari jangkaun orang-
orang :
1. Insinerasi.
Incinerator dapat memusnahkan alat suntik dan jarum dengan
sempurna. Api yang membakar pada suhu lebih tinggi dari 800 C
membunuh mikro organisme dan mengurangi volume
sampah.insinerator ini berfungsi dengan baik menjamin pemusnahan
alat suntik dan jarum yang paling sempurna. Alat ini menimbulkan
lebih sedikit polusi udara ketimbang api yang membakar pada
temperatur yang lebih rendah.
2. Membakar dalam drum logam.
Untuk membakar dalam sebuah drum atau wadah logam
a. Tentukan tempat pembakaran di area yang tidak digunakan sejauh
mungkin dari gedung. Area tersebut harus diberi pagar dan bersih.
b. Letakkan empat batu bata di atas tanah dengan berbentuk segi
empat.
c. Letakkan layar logam atau panggangan di atas batu bata.
d. Lepaskan kedua sisi drum baja 210 liter (55 galon US). Ini
memungkinkan udara mengalir melalui drum dan isinya akan
terbakar lebih sempurna. Jika tidak ada drum logam, anda bisa
membuat silender dari pelat logam, batu bata atau tanah liat. Bagian
atas drum atau wadah yang dapat dilepas bisa diberi cerobong asap.

PEMBUANGAN KOTAK PENGAMAN /SAFETY BOX


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 12/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

5. Prosedur / 3. Bakaran terbuka dalam sebuah lubang


Langkah-langkah
Pembakaran terbuka dalma sebuah lubang tidak selalu
direkomendasikan karena pembakaran palstik tidak baik bagi
lingkungan. Jika anda membakar sampah dalam lubang terbuak maka
sebaiknya :
a) Pilih area yang tidak digunakan untuk tempat pembakaran, sejauh
mungkin dari bangunan. Area ini harus diberi pagar dan bersih.
b) Ada petugas untuk mengawasi pembakaran.
c) Gali lubang paling sedikit sedalam satu meter, tetapi pastikan
bahwa lubang ini tidak begitu dalam sehingga anda punya akses
untuk menyalakan api.
d) Masukkan kotak pengaman yang sudah terisi penuh ke dalam
lubang. Campurlah kertas, daun atau bahan-bahan yang mudah
terbakar di antara kotak agar mudah terbakar.
e) Jika tersedia, siram dengan sedikit minyak tanah dan bakar benda-
benda tersebut.
f) Peringatkan orang-orang agar tetap manjauh dan menghindari asap,
uap dan abu pembakaran.
g) Bakar sampai semua kotak musnah dan kemudian ikuti petunjuk di
atas untuk menimbun sisa pembakaran.
4. Lubang pembuangan
Lubang pengaman yang dibuat secara khusus merupakan pilihan lain
untuk membuang alat suntik dan jarum bekas. Lubang pengaman
biasanya mempunyai kedalaman 2 meter dan diameter satu meter
sehingga bisa ditutupi dengan pipa beton buatan lokal. Lubang ini
memiliki tutup beton dengan pipa logam yang diletakkan didalamnya.
Alat suntik dan jarum bekas dimasukkan ke dalam lubang melalui pipa
logam ini.
5. Ditimbun di dalam lubang pembuangan
Alat suntik bekas dapat ditimbun di dalam lubang pembuangan.
Tentukan tempat secara hati-hati dan gali sebuah lubang yang cukup
lebar dan dalam untuk kotak yang besar. Jika alat suntik AD yang
terkontaminasi entah bagaimana caranya keluar dari kotak dan terbawa
ke dalam sungai atau tanah lapang, orang bisa menginjak atau anak-
anak dapat bermain dengan benda-benda ini.
6. Dikirim ke dinas kesehatan bersama dengan sampah medis lainnya
untuk di musnahkan dalam incerator dinas kesehatan.

Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PENANGANAN VAKSIN
No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 13/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan kehilangan
potensi bila tidak dikelola dengan benar.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Vaksin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No.____________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan.
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyeanggaran Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
5. Prosedur / 1. Penyimpanan Vaksin
Langkah-langkah a) Semua vaksin disimpan pada suhu 2 s/d 8 C
b) Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan
dingin dan menjaga kestabilan suhu.
c) Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan
d) Vaksin HS (BCG, Campak, Polio) diletakkan dekat dengan
evaporator.
e) Vaksin FS (Hep. B, DPT/HB/Hib, DT, Td, TT dan IPV) diletakkan
jauh dengan evaporator.
f) Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin
2. Penanganan Vaksin di Unit Pelayanan
Tempat pelayanan imunisasi baik di komponen statis maupun di
posyandu adalah merupakan mata rantai paling akhir dari system rantai
vaksin. Oleh karena itu perlakuan vaksin di unit ini sangat penting.
a) Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik
Bersalin, Dokter/Bidan Praktek Swasta).
1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak dingin
cair.
2) Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas spon/busa yang
berada di dalam vaccine carrier.
4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri lain.

b) Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya.


Pada prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya vaksin
tetap berada pada suhu 2 C s/d 8 C. beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1) Sepulang darti lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka diberi
tanda khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik.
2) Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan lapangan
misalnya pada posyandu, sekolah, atau pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh digunakan lagi.
6. Unit Terkait Puskesmas , Posyandu

PEMBUANGAN SAMPAH LIMBAH TAJAM DAN LIMBAH


IMUNISASI LAINNYA
No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 14/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Semua alat suntik pada akhirnya harus dimusnahkan. Alat suntik dan
jarum untuk mencampur yang sekali digunakan rusak atau dibuang (auto-
disable atau disposable) sebaiknya digunakan sekali dan kemudian
dimusnahkan. Limbah imunisasi yang lain seperti vial/flacon vaksin, tutup
vial, kapas bekas suntikan dan lain-lain, sebaiknya tidak dibuang bersama
dengan jenis-jenis sampah lainnya, karena dapat mencemari dan
membahayakan lingkungan. Maka harus ditangani sama seperti menangani
limbah tajam imunisasi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Pembuangan Sampah Limbah Tajam dan Limbah Imunisasi Lainnya.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. ___________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK RI No.12 Tahun 2017
5. Prosedur / 1. Letakkan kotak pengaman di tempat yang terjangkau oleh petugas
Langkah-langkah kesehatan. Setiap kali selesai melakukan penyuntikan, segera
masukkan alat suntik dan jarum ke dalam kotak pengaman atau wadah
untuk benda-benda tajam.
Jika tersedia pencabut atau pemotong jarum, segera pisahkan jarum
dan alat suntik bekas stiap kali setelah digunakan untuk menyuntik.
Setelah mencabut jarum dengan sebuah alat, segera masukkan ke
dalam kotak pengaman.
2. Setelah pelayanan imunisasi atau ketika isi kotak pengaman sudah
penuh, tutup kotak tesebut.
Jangan memindahkan alat suntik dan jarum bekas dari kotak pengaman
ke wadah lain. Kotak pengaman dengan kapasitas lima liter dapat
menampung kurang lebih dari 100 alat suntik dan jarum. Selain itu
terdapat juga safety box ukuran 0,25 ml yang dapat menampung 10
HB PID bekas.
3. Kirim ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemusnahan sampah
medis.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 15/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Keberhasilan program imunisasi sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan


imunisasi oleh petugas imunisasi di Puskesmas, mulai dari persiapan
pelayanan imunisasi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penyiapan
Pelayanan Imunisasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. _________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK RI No.12 Tahun 2017
5. Prosedur / 1. Logistik
Langkah-langkah Jenis peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imunisasi :
a. Vaksin carrier
b. Cool pack / kotak dingin cair
c. Vaksin, pelarut dan penetes (dropper)
d. Alat suntik
e. Safety box
f. Pemotong / kikir ampul pelarut
g. Formulir KIPI
h. Kapas dan wadah
i. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dll)
j. Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)
k. Catatan imunisasi (buku KIA, KMS, kartu TT)
l. Buku register (kohort) bayi dan ibu
m. Tempat samah
n. Sabun dan wadah air mengalir untuk cuci tangan
o. Anafilaktik kit
p. Pingset
2. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari es
a. Sebelum membuka pintu lemari es, tentukan berapa banyak vial
vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan.
b. Buku lemari es, periksa freeze tag atau fridge tag dan termometer
untuk mengetahui keadaan vaksin sebelumnya.
c. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai kondisi VVM, tanggal
kadaluarsa/early expired first out (EEFO), yang masuk duluan
dikeluarkan lebih dulu/first in first out (FIFO). Prioritas dalam
mengeluarkan mengacu kepada kondisi VVM.
3. Memeriksa apakah vaksin aman diberikan
Sebelum memberikan vaksin, harus dipastikan bahwa vaksin yang akan
diberikan masih baik, dengan melakukan langkah-langkah berikut :
a. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan
gunakan vaksin atau pelarut tersebut.
b. Periksa alat pemantau vaksin (VVM).
c. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika
telah melewati tanggal kadaluarsa.
d. Periksa alat pemantau suhu beku (freeze tag) dalam lemari es. Jika
freeze tag menunjukkan tanda silang, berarti pernah terjadi
penyimpangan suhu (dibawah 2o C) selama lebih dari 60 menit.

PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 16/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis

Belawan NIP.197111262003121004

5. Prosedur / e. Pada kondisi tersebut, diduga pernah terjadi pembekuan pada vaksin
Langkah-langkah yang sensitif beku seperti DT, TT, Td, Hepatitis B, DPT/HB,
DPT/HB/Hib dan IPV. Untuk memastikan vaksin dalam kondisi baik
atau rusak, maka sebaiknya dilakukan shake test (uji kocok).
Langkah-langkah uji kocok :
a) Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah
beku, utamakan yang dekat dengan evaporator atau bagian lemari
es yang paling dingin. Beri label Tersangka Beku. Bandingkan
dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang sengaja
dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
Dibekukan.
b) Biarkan contoh vaksin Dibekukan dan vaksin Tersangka beku
sampai mencair seluruhnya.
c) Kocok contoh vaksin Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku
secara bersamaan.
d) Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan.
e) Amati contoh vaksin Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku,
utk membandingkan lamanya waktu pengendapan (5 30 mnt).
f) Jika :
Pengendapan vaksin Tersangka Beku lebih lambat dari contoh
vaksin Dibekukan, maka vaksin boleh digunakan.
Pengendapan vaksin Tersangka Beku sama atau lebih cepat dari
pada contoh vaksin Dibekukan, maka vaksin tidak boleh
digunakan (vaksin sudah rusak).
g) Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda batch
dan jenis vaksinnya dengan kontrol Dibekukan yang sesuai.
4. Pemeliharaan vaksin & rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi
a. Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari
langsung.
b. Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat.
c. Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan
jenis pelarut yang sesuai.
d. Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
e. Vaksin yang sudah dilarutkan diberi label yang berisikan waktu
pelarutan. Setelah dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan
selama 3 jam, dan vaksin campak selama 6 jam.
f. Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi label yang ditulis
tanggal dan waktu vaksin dibuka. Penggunaannya mengikuti standar
penggunaan vaksin multidose.
g. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan
pelarut tetap terjaga.
h. Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah
dibuka habis.
i. Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yg sudah dilarutkan
harus diletakkan di lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine
carrier, dan dilindungi agar tidak terkena sinar matahari langsung.
j. Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dgn empat buah cool pack
k. Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan jika sasaran berikutnya telah datang.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI


No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 17/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Berdasarkan tempat palayanan, imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu


Pelayanan imunisasi di dalam gedung (komponen statis) seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, klinik, bidan praktek,
dokter praktik dan Pelayanan imunisasi di luar gedung (komponen
dinamis) seperti posyandu, di sekolah, atau melalui kunjungan rumah.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Penyiapan
Tempat Pelayanan Imunisasi.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. _____________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan.
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelanggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
5. Prosedur / 1. Pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan :
Langkah-langkah Ruangan yang ditetapkan untuk pelayanan imunisasi harus :
Mudah dijangkau oleh sasaran.
Tidak terkena sinar matahari, hujan atau debu.
Cukup luas, terang, cukup ventilasi dan tenang.

2. Pelayanan imunisasi di lapangan :


Mudah dijangkau oleh sasaran
Jika di dalam gedung maka harus cukup luas, terang, cukup ventilasi
dan tenang.
Jika di tempat terbuka, upayakan tempat itu terlindung sinar
matahari langsung.

Dalam mengatur tempat imunisasi, pastikan bahwa :


Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat
masuk dan keluar tempat pelayanan dengan lebih cepat dan mudah.
Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman.
Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan.
Melaksanakan kegiatan dengan sistem 5 meja yaitu pelayanan
terpadu yang lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB,
KIA, Diare, Imunisasi, dan Gizi).
Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur
sehinnga tidak penuh sesak.
Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau
dekat dengan meja imunisasi.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

SCREENING TT WUS
No. Dokumen :
Terbitan :
SOP Revisi :
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 18/1
Puskesmas Tanda tangan kepala Puskesmas Belawan Dr.Adi Raja brando lubis
NIP.197111262003121004
Belawan

1. Pengertian Skrining TT WUS adalah kegiatan untuk menentukan status Imunisasi TT


pada WUS (Wanita Usia Subur)
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Skrining
TT WUS
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Belawan No. _______________________ tentang
Standar Pelayanan Publik Puskesmas Belawan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
PMK.RI No 12 Tahun 2017
5. Prosedur / Mencatat Identitas WUS / ibu hamil pada register dan pada kartu
Langkah-langkah Imunisasi TT WUS.
Menanyakan riwayat imunisasi sebelumnya, dengan pedoman sebagai
berikut :
Lahir Setelah Tahun 1987 :
Riwayat Skrining Lengkap Skrining Sedehana
DPT* + T0 Pernah 0
DPT* + T1 Pernah 1
DPT* + T2 Pernah 1
BIAS Kls 1 + T3 Pernah 1
BIAS Kls 2 + T4 Pernah 1
BIAS Kls 3 + T5 Pernah 1
Hamil ? 1+1+1+1+1 = 5

Lahir Setelah Tahun 1977 :


Riwayat Skrining Lengkap Skrining Sedehana
BIAS + T1 Pernah 1
BIAS + T2 Pernah 1
BIAS + T3 Pernah 1
CATIN + T4 Pernah 1
Hamil I + T5 Pernah 1
Hamil II ? 1+1+1+1+1 = 5

Lahir Sebelum Tahun 1977 :


Riwayat Skrining Lengkap Skrining Sedehana
CATIN + T1 Pernah 1
Hamil I + T2 Pernah 1
Hamil II + T3 Pernah 1
Hamil III ? T4 1+1+1+1+1 = 5
(Sekarang) Diimunisasi TT T4 Diimunisasi TT

Mencatat Hasil Skrining pada register dan kartu Imunisasi TT WUS.

6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

Anda mungkin juga menyukai