Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Yulia Wardah(8933171480)
Harlina (8933171484)
2015
BAB I
1
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta, dan selaput
janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
repoduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, Helen, 2007).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan keperawatan pada Ibu post partum SC.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengidentifikasi pengkajian post partum spontan.
b. Dapat mengidentifikasi diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
keperawatan yang muncul pada ibu post partum spontan.
c. Dapat mengaplikasikan implementasi dan mengidentifikasi evaluasi
post partum spontan.
BAB II
KONSEP DASAR
4
A. Pengertian
Periode pasca partum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organorgan reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, M. Irene 2004).
Masa nifas terdiri atas periode setelah kelahiran bayi dan plasenta
sampai sekitar 6 minggu post partum (Hacker, Neville F, 2001).
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta, dan selaput
janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus
repoduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, Helen, 2007).
1. Puerpurium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpurium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 8 minggu.
3. Remote puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
C. Etiologi Persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar,
yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain
dikemukakan faktor-faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone mulai terjadi 1
sampai 2 minggu sebelum partus. Progesterone bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskhemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteri plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (Fleksus frankenhouser).
Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus (induction of labour). partus dapat pula ditimbulkan
dengan jelas :
a) Gangang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus franhauser
b) Amniotomi : pemecahan ketuban
c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
(Ujiningtyas B. Sri, 2009 )
6
d. Klitoris
Identik dengan penis pada pria, kira-kira sebesar kacang hijau
sampai cabe rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris. Glan klitoris
7
e. Vulva
Bagian alat kandung luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang
mulai dari klitoris kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang
dibatasi perineum.
g. Introitus vagina
Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Biasanya disebut
sebagai pintu masuk ke vagina.
j. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.
b. Rahim (uterus)
Adalah struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
Ukuran berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit
gepeng ke arah muka belakang.
1) Fundus uteri
2) Korpus uteri
3) Serviks uteri
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi terdiri atas :
2) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta muncul pada hari
ke 7 sampai hari ke 14 post partum.
3) Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum.
e. Perineum
Setelah melahirkan perineum menjadi kendor karena sebelumnya
teregang oleh kepala dan dapat sembuh kembali, latihan penguatan
otot perineal dengan sengaja mengencangkan vagina hingga tingkat
tertentu.
f. Laktasi
11
2. Adaptasi kardiovaskuler
a. Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklampsi
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300 400 cc
Post partum selama 24 jam suhu badan anak naik (37,5oC sampai
dengan 38oC). Jika setelah 24 jam didapatkan peningkatan suhu
diatas 38oC selama 2 hari berturut-turut, dalam 10 hari persalinan
maka perlu dipikirkan kemungkinan adanya infeksi saluran kemih.
(Irene M. Bobak, 2005: 499)
3. Adaptasi gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan. Hal ini
disebabkan karena waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang
berlebihan pada waktu persalinan (Retna Ambarwati, Eny, 2009).
4. Adaptasi urinarius
Kadang-kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil. Karena
sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus
sphingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung
kemih yang terjadi saat persalinan (Irene M. Bobak, 2004: 497).
5. Adaptasi muskuloskeletal
Alat dinding abdomen teregang secara bertahap selama kehamilan
mengakibatkan hilangnya otot. Keadaan ini terlihat jelas setelah
melahirkan (Retna Ambarwati, Eny, 2009: 81).
6. Adaptasi Integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi diareola dan linea alba tidak
menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa wanita
pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang meregang
pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi
tidak hilang seluruhnya.
b. Hormon pituitari
Keadaan prolaktin pada darah meningkat dengan cepat selama
kehamilan. Setelah persalinan, pada wanita yang tidak menyusui,
keadaan prolaktin menurun, mencapai keadaan seperti sebelum
kehamilan dalam waktu 2 minggu.
c. Hormon oksitosin
Keadaan oksitosin juga meningkat dengan cepat selama kehamilan.
Selama tahap ketiga persalinan, oksitoksin menyebabkan pemisahan
plasenta.
F. Adaptasi Psikologis
Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan
gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui.
1. Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
3. Fase letting go
14
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
G. Komplikasi
1. Perdarahan masa nifas
Perdarahan lebih dari 500600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir
2. Mastitis
Infeksi kelenjar mammae merupakan komplikasi antepartum organisme
penyebab tersering adalah Staphylococcus aureus.
3. Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometriasis. Kuman-kuman
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan
dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
4. Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus
lansung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis atau melalui
jaringan diantara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan
parametritis (Sellulitis pelvika).
5. Tromboplebitis
16
Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi
mikroorgenisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang vena
dan cabang cabangnya sehingga terjadi tromboplebitis.
Nifas
H. Fisiologiways
Adaptasi fisiologis Adaptasi psikologis
Kardiovaskuler Reproduksi Gastrointestinal Muskuluskeletal Urinaria Endokrin Fasetaking In Fase taking hold Fase letting go
Tonus otot Regangan otot abdomen Penekanan Masa antara perilaku tergantung
Estrogen Periode ketergantungan Fase menerima
dan mandiri
tanggung jawab peran baru
TD TD Lochea Proses
Abdomen menurun sfingter Dan progesteron
meningkat menurun Involusio Pasif
Diastaksis rekti abdominisuretra
Kuman pantogen Peristaltik Oksitosisn
Peningkatan kontraksi uterus
Hipertensi Hipotensi Menurun Edema dan prolaktin meningkat
Kurang pengetahuan merawat diri dan bayi
Koping individu Resiko
tidak perubahan menjadi ortu
Post partum kandung
efektif
Resti Infeksi Penurunan tonus otot abdomen kemih Produksi ASI meningkat
Konstipasi
Nyeri Retensi - Isapan lemah
Preeklamsii Urin - Cara menyusui
Post
Trauma jaringan - tidak benar
partum
(Episotomi)
Urin Sisa urin Payudara bengkak (Bobak M Irene, 2001)
residual dan trauma 20
Nyeri akut Resiko infeksi Kekurangan kandung kencing
cairan
Infeksi
Perawatan payudara
Nyeri Perawatan Gangguan laktasi
Payudara kurang
I. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pada 4 jam sampai 3 hari post partum
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Hb, Ht
2) Jumlah darah lengkap
3) Urinalisis
Pemeriksaan mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik (Doengoes, 2001)
J. Fokus Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan/persalinan, lukaan episiotomi, invokusia,
uteri, pembengkakan payudara.
Tujuan : klien menunjukkan kenyamanan setelah dilakukan tindakan
keperawatan
Intervensi :
a. Tentukan adanya lokasi, sifat ketidaknyamanan, tinjau ulang persalinan dan catat
kelahiran
b. Inspeksi, perbaiki perineum dan episiotomi, perhatikan oedem, ekimosis, nyeri
tekan local, eksudat purulen, atau kehilangan perlekatan jahitan.
c. Berikan kompres panas lembab
d. Anjurkan duduk dengan otot gluteal terkontraksi diatas perbaiki episiotomi
e. Kaji nyeri tekan uterus, tentukan adanya frekuensi / intensitas afterpain
f. Anjurkan klien berbaring telungkup dengan bantal di bawah abdomen.
g. Inspeksi payudara dan jaringan puting, kaji adanya pembesaran puting
h. Kolaborasi pemberian analgetik.
2. Resiko gangguan laktasi berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan laktasi tidak terjadi
Kriteria hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria hasil : melakukan kembali defekasi yang biasa optimal dalam 4 hari setelah
kelahiran
Intervensi :
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
RESUME KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Klien
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 21 tahun
c. Agama : islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : ibu rumah tangga
f. Suku / bangsa : Indonesia
g. Alamat : pondok raden
h. Tanggal persalinan : 17 April 2015
i. Tanggal masuk : 17 April 2015
2. Penanggungjawab :
a. Nama : Tn. M
b. Pendidikan : SMP
c. Pekerjaan : swasta
d. Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
e. Alamat : pondok raden
f. Hububungan dengan klien : suami
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada perutnya setelah operasi
: Garis pernikahan
I. RIWAYAT MENSTRUASI
Klien mengatakan siklus menstruasi klien teratur. Klien menstruasi sebulan sekali
selama 5-6 hari. Menarche saat usia 14 tahun. HPHT : 10 Juli 2014
J. RIWAYAT KB
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan KB pil/suntik. Selama ini klien
mengatur kehamilannya dengan perhitungan kalender.
3. Pola Eliminasi
BAB
a. Sebelum dirawat :
Klien mengatakan sebelu di rawat BAB 1-2 x dalam sehari dengan
konsistensi lunak berbentuk, bau khas, dan tidak ada keluhan diare atau
konstipasi.
b. Selama dirawat :
Klien mengatakan selama dirawat di Ruangan Dewi Kunthi klien belum
BAB.
BAK
a. Sebelum di rawat :
Klien mengatakan sebelum dirawat BAK 5 6 kali dalam sehari, warna
kuning jernih, dan tidak ada keluhan dalam BAK.
b. Setelah dirawat :
Klien terpasang kateter dengan jumlah urin saat ini 200 cc dengan warna
urin kuning jernih.
4. Pola aktivitas dan latihan
1. Sebelum dirawat :
Klien mengatakan sebelum di rawat selalu melakukan aktivitas, seperti :
memasak, membersihkan rumah, dank lien juga sering jalan- jalan di
depan rumah tanpa memakai sandal dipagi hari dan Tidak ada kesulitan
dalam beraktivitas.
2. Selama dirawat :
Klien mengatakan klien hanya berbaring di tempat tidur karena post SC,
gerakan yang bisa dilakukan klien saat ini klien bisa miring kanan , miring
kiri dan klien bisa duduk sendiri tanpa bantuan dari keluarga maupun
perawat. Dan kesulitan yang dialami klien saat ini adalah klien belum bisa
ke WC atau kamar mandi tanpa bantuan dari keluarga maupun perawat,
karna klien masih mudah merasa lelah dan capek karna perutnya masih
terasa sakit.
M. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 124/59 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3oc
Respiratory Rate : 22 x/menit
3. Kepala
a. Rambut dan kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut bersih dan berwarna hitam, tidak
terdapat luka atau benjolan dikepala klien, serta tidak ditemukan nyeri
tekan.
b. Mata
Bersih, konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik
c. Hidung
Simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat flu dan
sinusitis
d. Telinga
Bersih, simetris, tidak sedang menderita infeksi atau peradangan pada
telinga
e. Mulut dan gigi
Mukosa bibir klien lembab, lidah cukup bersih dan tidak terdapat
sariawan, gigi klien berwarna putih dan terdapat karang gigi.
f. Leher
Klien tidak mengalami pembengkakan pada kelenjar limfe dan tiroid.
Tidak ditemukan luka, benjolan, maupun nyeri tekan.
4. Payudara
a. Payudara : ukuran normal, bentuk bulat, simetris antara yang kanan
dan kiri, kontur lunak, warna kulit kecoklatan, terdapat colostrums.
b. Areola : melebar, bentuknya bulat, simetris kanan dan kiri, warna hitam
c. Putting : bentuknya menonjol, ukuran normal, simetris, tidak terdapat
luka/lecet.
5. Abdomen
Terdapat luka bekas SC, tidak ada tanda-tanda infeksi, terdapat striae dan linea
alba, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uterus 3 jari dibawah umbilicus,
kandung kemih datar dank eras.
6. Genitalia
Terpasang kateter, lochea rubra, ukuran small, tidak terdapat luka
episiotomy/laserasi, terdapat perdarahan pervaginam.
7. Ekstremitas
Kemampuan gerak ekstremitas atas baik, kaki tampak lemah. Tangan kiri
terpasang infuse RL + oxytocin 20 tpm. Capillary refill time <2 detik. Turgor
kulit baik.
N. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 17 April 2015
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Golongan Darah AB
Hemoglobin 10.9 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 32.30 37-47
Jumlah Lekosit 8.6 /uL 4.8-10.8
Jumlah Trombosit 264 10^3/uL 150-400
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 109 Mg/dL 70-115
Ureum 17.8 Mg/dL 15.0-43.0
Creatinin 0.8 Mg/dL 0.6-0.9
IMUNOLOGI
HbSAg Negatif Negatif
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN
NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.5 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 36.10 37-47
Jumlah Lekosit 12.7 /uL 4.8-10.8
Jumlah Trombosit 235 10^3/uL 150-400
Do : terdapat luka
post-op SC di
daerah perut
bawah
Tgl / jam Dx. Kep Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi TTD
17 April 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
2. Lakukan
2015 keperawatan selama 3x24
pengkajian nyeri
jam, masalah nyeri dapat
secara
teratasi dengan kriteria hasil :
a. Melaporkan bahwa komprehensif
3. Ajarkan teknik
nyeri berkurang atau
non
hilang
b. Skala nyeri 0-2 farmakologis
c. Klien mengatakan
(distraksi dan
rasa nyaman setelah
relaksasi)
nyeri berkurang. 4. Berikan posisi
yang nyaman
5. Berikan
analgetik sesuai
anjuran dokter.
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
2. Kaji
keperawatan selama 3x24
kemampuan
jam, masalah hambatan
klien dalam
mobilitas fisik dapat teratasi
mobilitasi
dengan criteria hasil :
3. Latih klien
a. Klien meningkat
dalam
dalam aktifitas fisik
b. Klien mampu pemenuhan
17 April
2 berpindah posisi kebutuhan
2015
dengan mudah. ADLs secara
mandiri
sesuai
kemampuan
4. Damping dan
bantu klien
saat
mobilisasi.
17 April 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
2015 keperawatan selama 3x24 kondisiluka
2. Pantau tanda
jam, masalah keperawatan
dan gejala
resiko infeksi tidak terjadi
infeksi
dengan criteria hasil :
3. Anjurkan
a. Luka tetap kering
b. Lekosit tetap dalam klien untuk
batas normal memakai BH
c. Tidak muncul tanda 4. Ganti balut
tanda infeksi (color, luka SC
dolor, rubor, tumor). setelah 3
hari.
5. Anjurkan
kepada
klien /
keluarga
untuk tidak
memegang
luka
operasinya
6. Beri tahu
pentingnya
asupan
nutrisi yang
adekuat
7. Beri injeksi
anti biotic
sesuai saran
dokter.
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl / Dx. Implementasi Respon klien TTD
jam Kep.
Jumat 1 1. Memonitor TTV DS :
Klien mengatakan bersedia
17 April
dilakukan pengukuran TTV
2014
DO :
21.25 TD : 124/59 mmHg
WIB Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3oc
RR : 22 x/menit
21.30 2. Melakukan DS :
Klien mengatakan nyeri pada
WIB pengkajian nyeri
perutnya. Persepsi klien terhadap
secara komprehensif
nyeri :
P : nyeri karena post-op SC
Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri pada area SC, yakni
perut bagian bawah
S : skala nyeri 4
T : nyeri terus menerus terutama
saat di buat bergerak
DO :
-Klien tampak menahan nyeri
-Klien kooperatif menceritakan
pengalaman nyeri yang
dirasakannya.
21.35 4. Mengajarkan teknik DS :
Klien mengatakan melupakan rasa
WIB non
nyerinya ketika diajak bercerita
farmakologis(menga
DO : klien tampak melupakan
jak klien berbicara)
nyerinya dan terkadang tertawa
ketika bercerita tentang
keluarganya.
21.40 5. Memberikan posisi DS : klien mengatakan merasa
WIB yang nyaman nyaman ketika posisi tidur
terlentang.
DO : klien sudah berada dalam
posisi tidur terlentang.
21.45 6. Memberikan DS : klien mengatakan bersedia
WIB analgetik sesuai diberi injeksi
DO : klien mengulurkan tangannya
anjuran dokter.
saat diberi injeksi ketorolac 30 mg
21.55 2 1. Memonitor TTV DS : klien mengatakan bersedia
WIB dilakukan pengukuran TTV
DO :
TD : 124/59 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3oc
RR : 22 x/menit
22.00 2. Mengkaji DS :
WIB kemampuan klien -Klien mengatakan belum bebas
dalam mobilisasi berganti posisi karena merasa nyeri
pada perutnya bekas operasi
-Klien mengatakan sudah bisa
duduk tetapi masih perlu bantuan
DO :
Klien tampak sudah bisa duduk
dengan sedikit bantuan
22.05 3. Melatih klien dalam DS :
WIB pemenuhan Klien mengatakan sudah dapat
kebutuhan ADLs makan dan minum sendiri. Tetapi
secara mandiri klien masih memerlukan sedikit
sesuai kemampuan bantuan untuk bisa duduk
DO :
Klien terlihat mampu makan dan
minum sendiri
22.10 4. Mendampingi dan DS :
Klien mengatakan sudah bisa
WIB membantu klien saat
miring ke kanan dan ke kiri sendiri,
mobilisasi.
tetapi masih memerlukan sedikit
bantuan untuk bisa duduk.
DO :
Klien sudah mampu miring ke
kanan dan ke kiri sendiri
22.20 3 1. Mengobservasi DS :
Klien mengatakan nyeri pada luka
WIB kondisi luka
post-op sc nya
DO :
Tidak ada rembesan dari luka
22.25 2. Memantau tanda- DS :
Klien mengatakan nyeri pada luka
WIB tanda infeksi
post-op SC nya
DO :
luka post SC terdapat dolor, dan
tidak terdapat tumor,color, dan
rubor.
22.35 5. Menganjurkan DS :
Klien menatakan tidak akan
WIB klien /keluarga
memegang luka post SC nya.
untuk tidak
DO :
memegang luka post Klien tampak kooperatif
SC
22.40 6. Memberitahu DS :
Klien mengatakan tidak memiliki
WIB pentingnya asupan
pantangan makanan. Klien
nutrisi yang adekuat
mengatakan tidak akan
menghindari telur dan ikan.
DO :
Klien mengahabiskan makanan
yang diberikan dari RS.
22.45 7. Memberikan injeksi DS :
Klien mengatakan nyeri saat
WIB cefotaxime 3x1 amp
disuntik
DO :
Klien mengulurkan tangannya dan
bersedia diberi injeksi
Sabtu 1 1. Memonitor TTV DS : klien mengatakan bersedia
18 April
dilakukan pengukuran TTV
2015 DO :
TD : 120/70 mmHg
21.30
Nadi : 90 x/menit
WIB
Suhu : 36oc
RR : 24 x/menit
21.35 2. Melakukan DS :
Klien mengatakan nyeri pada
WIB pengkajian nyeri
perutnya mulai berkurang setelah
secara komprehensif
diberi obat. Persepsi klien terhadap
nyeri :
P : nyeri karena post-op SC
Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri pada perut bagian bawah
S : skala nyeri 3
T : nyeri saat dibuat bergerak
DO :
-Klien sudah tidak begitu menahan
nyeri
-Klien kooperatif menceritakan
pengalaman nyeri yang
dirasakannya.
21.40 3. Mengajarkan teknik DS :
Klien mengatakan melupakan rasa
WIB non farmakologis
nyerinya ketika diajak bercerita
(mengajak klien
DO :
bercerita) Klien tampak melupakan rasa
nyerinya dan tertawa di tengah
obrolan
21.45 5. Memberikan DS :
Klien mengatakan bersedia diberi
WIB analgetik sesuai
injeksi
anjuran dokter
DO :
Klien mengulurkan tangannya saat
diberi injeksi ketorolac 30 mg
21.55 2 1. Memonitor TTV DS : klien mengatakan bersedia
WIB dilakukan pengukuran TTV
DO :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36oc
RR : 24 x/menit
22.00 2. Mengkaji DS :
Klien mengatakan sudah bisa
WIB kemampuan klien
duduk sendiri, klien mengatakan
dalam mobilisasi
ingin berlatih turun dari tempat
tidur
DO :
Klien sudah bisa duduk sendiri
tanpa bantuan
22.05 3. Melatih klien dalam DS :
- Klien mengatakan sudah
WIB pemenuhan
makan, minum, dan duduk
kebutuhan ADLs
sendiri.
secara mandir sesuai
- Klien mengatakan
kemampuan.
memerlukan bantuan untuk
mengambil bayinya dari
boks
DO :
Klien sudah mampu memenuhi
kebutuhanya sendiri, klien
hanya butuh bantuan untuk
mengambil bayinya dari
boks.
4. Mendampingi dan DS :
22.10 membantu klien saat - Klien mengatakan sudah
WIB mobilisasi bisa duduk sendiri
- Klien minta batuan dari
kasur dan duduk di kursi
menyusui bayinya
DO :
- Klien sudah dapat duduk
sendiri
- Klien dapat turun dari kasur
dan duduk di kursi dengan
sedikit bantuan.
-
07.35 2. Melakukan DS :
Klien mengatakan sudah tidak
WIB pengkajian nyeri
terlalu merasakan nyeri diperutnya
secara komprehensif
P : nyeri karena post-op SC
Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri post SC pada perut
bagian bawah
S : skala nyeri 2
T : nyeri bila dibuat bergerak
terlalu banyak
DO :
-Klien tenang dan tampak tidak
menahan nyeri
07.40 6. Memberikan DS :
- Klien mengatakan bersedia
WIB analgetik sesuai
diberi injeksi
anjuran dokter
- Klien mengatakan sedikit
nyeri ketika di suntik
DO :
Klien mengulurkan tanganya saat
diberi injeksi ketorolac 30 mg
VI. EVALUASI
Tgl / Dx. Evaluasi TTD
jam Kep
Jumat 1 S : klien mengatakan nyeri pada perutnya
P : nyeri karena post op SC
17 April Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri pada bagian post op SC, yakni perut bagian
2015
21.50 bawah
S : skala nyeri 4
WIB
T : nyeri terus menerus terutama saat di buat
bergerak
- Klien mengatakan melupakan rasa nyerinya
ketika diajak bercerita
- Klien mengatakan merasa nyaman berada dalam
posisi tidur terlentan
O:
TD : 124/59 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3oc
RR : 22 x/menit
- Klien tampak menahan nyeri
- Klien tampak melupakan nyerinya dan terkadang
tertawa ketika bercerita tentang keluarganya.
A : tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : no. 1, 2, 3, dan 5
22.15 2 S : - klien mengatakan belum bebas berganti posisi
WIB karena merasa nyeri pada perutnya.
- Klien mengatakan sudah bisa makan dan minum
sendiri, tetapi memerlukan bantuan untuk duduk.
O : TD : 124/59 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3oc
RR : 22 x/menit
- Klien sudah bisa duduk dengan sedikit bantuan
- Klien terlihat mampu makan dan minum sendiri
A : tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : no. 1, 2, 3, dan 4
22.50 3 S : - klien mengatakan nyeri pada luka post op SC nya
- Klien mengatakan tidak memiliki pantangan
WIB
makan. Klien mengatakan tidak akan
menghindari telur dan ikan
O : - tidak ada rembesan dari luka
- Luka post SC terdapat dolor, dan tidak terdapat
tumor, color, maupun rubor.
- Klien menghabiskan makanan yang diberikan
dari RS
A : tujuan tercapai, masalah tercapai
P : pertahankan intervensi : no. 1, 2, 4 dan 7
Sabtu 1 S:
18 April Klien mengatakan nyeri pada perutnya mulai berkurang
2015 setelah diberi obat. Persepsi klien terhadap nyeri :
P : nyeri karena post-op SC
21.50 Q : nyeri seperti di tusuk tusuk
R : nyeri pada perut bagian bawah
WIB
S : skala nyeri 3
T : nyeri saat dibuat bergerak
- Klien mengatakan melupakan rasa nyerinya
ketika diajak bercerita
O : TD : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36oc
RR : 24 x/menit
- Klien terlihat tidak terlalu Manahan nyeri
- Klien tampak melupakan rasa nyerinya dan
tertawa ditengah obrolan
A : tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi : no. 1, 2, dan 5
22.15 2 S : - klien mengatakan sudah bisa duduk sendiri dan
WIB ingin berlatih turun dari tempat tidur
- Klien mengatakan sudah bisa makan, minum,
dan duduk sendiri
O : - TD : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36oc
RR : 24 x/menit
- Klien sudah bisa duduk sendiri tanpa bantuan
- Klien sudah mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, klien hanya butuh bantuan untuk
mengambil bayinya dari box
- Klien dapat turun dari kasur dan duduk dari
kursi dengan sedikit bantuan
A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P : pertahankan intervensi : no. 1, 2, 3, dan 4
O : - TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5 oc
RR : 24 x/menit
- Klien tenang dan tampak tidak menahan nyeri
- Klien diberi injeksi ketorolac 30 mg
A : tujuan tercapai, masalah teratasi
P : pertahankan intervensi : no. 1, 2, dan 5
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Dasar Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medikal
Bobak M. Irene, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall, 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10,
Jakarta: EGC
Doengoes, E. Marylinn, 2001, Rencana Perawatan Maternal/bayi, Edisi 4, Jakarta:
EGC
Ambarwati, Eny Retna, 2009. Asuhan Masa Nifas. Cet. 3, Yogyakarta : Mitra Cendikia
Press.
Helen, Varney, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Jakarta: EGC
Potter, Patricia A, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Edisi 1, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa, 2002. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Ujiningtyas, Sri Hari, 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta : Salemba
Medika.