Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana cara memperbaharui iman?

Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai


berikut.
1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia.
Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman. (Al-Isra: 82).
Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan
hatinya melalui Al-Quran, Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan
hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau
harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Quran, memikirkan dan
memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua
ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu
pun akan sembuh.

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Quran dan Sunnah


Al-Quran dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang
ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk.
Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.
Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-
nama yang baik (asmaul husna). Dialah Al-Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-
Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muthali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya
kepada-Nya lah kita kembali.
Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, Dan mereka tidak mengagungkan
Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-
Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. (Az-Zumar: 67)
3. Carilah ilmu syari
Sebab, Al-Quran berkata, Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya
ialah orang-orang yang berilmu. (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang
mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.
Allah berfirman, Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu
tentang syariat yang diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan
akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam
aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.
Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang
yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk.
Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu
untuk meraihnya.
4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?
Hanzhalah menjawab, Hanzhalah telah berbuat munafik. Abu Bakar menanyakan apa
sebabnya. Kata Hanzhalah, Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami
tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu
setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak,
dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.
Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, Demi jiwaku
yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku
dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu
dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, saatah, saatan, saatan. (Shahih Muslim no. 2750)
Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat
bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. Duduklah besama kami untuk mengimani
hari kiamat, begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang
diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Quran, membaca hadits, atau mengkaji ilmu
pengetahuan lainnya.
5. Perbanyaklah amal shalih
Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini? Abu
Bakar menjawab, Saya. Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, Siapa di antara kalian yang hari ini
menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab, Saya. Lalu Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah
amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga. (Muslim)
Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap
kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan
surga. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid: 21)
Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., Mereka
sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan
(kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian. (Adz-Dzariyat: 17-19)
Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih,
Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa
Allah berfirman, Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah
sehingga Aku mencintainya. (Shahih Bukhari no. 6137)
6. Lakukan berbagai macam ibadah
Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat,
ibadah lisan seperti doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti
haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.
Puasa membuat kita khusyu dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah).
Shalat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya.
Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.
Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru
dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga.
Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan
dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, ini adalah baik. Lalu barangsiapa yang
menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa
menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi
orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa
menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah.
(Bukhari no. 1798)
7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan suul khatimah
Rasa takut suul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita.
Penyebab suul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang
kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu
mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.
8. Banyak-banyaklah ingat mati
Rasulullah saw. bersabda, Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang
ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan
hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor. (Shahihul Jami no. 4584)
Rasulullah saw. juga bersabda, Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan,
yakni kematian. (Tirmidzi no. 230)
Mengingat-ingat mati bisa mendorong kita untuk menghindari diri dari berbuat durhaka kepada
Allah; dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada
kita, Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari
akhirat. (Shahihul Jami no. 4109)
Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur,
bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rusak membusuk. Ulat memakan
daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.
Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat,
membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.
9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat
Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-
Waqiah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadits-
hadits Rasulullah saw.
Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu
dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari
kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafaat Rasulullah saw., hisab, pahala,
qishas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di surga atau neraka; semua itu
menambah tebal iman kita.
10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
Aisyah pernah berkata, Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan,
maka mereka gembira karena berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau
melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu. Rasulullah saw. menjawab, Wahai Aisyah,
aku tidak merasa aman jika di situ ada adzab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diadzab
dikarenakan angin, dan ada suatu kaum yang melihat adzab seraya berkata, Ini adalah awan
yang akan menurunkan hujan kepada kami. (Muslim no. 899)
Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana,
terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah
saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut karena gerhana itu merupakan tanda
kiamat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/04/18/523/20-cara-menguatkan-iman-
anda/#ixzz4PhRoITnO
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai