Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGERTIAN KONFLIK
1. Menurut Soerjono Soekanto
Konflik adalah pertentangan atau pertikaian yaitu suatu proses sosial individu atau
kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan, disertai dengan ancaman atau kekerasan.

2. Menurut Collin
Konflik adalah proses sentral dalam kehidupan dalam kehidupan sosial karena
setiap orang memiliki sifat sosial (sosiable) tetap dalam hubungan sosial tersebut
terkadang menggunakan kekerasan karena setiap orang mempunyai kepentingan
sendiri. Konflik sangat mungkin terjadi karena adanya kepentingan saling
bertentangan.

3. Menurut Robbins
Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara
negatif pihak lain.

Dari beberapa pendapat dapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik


berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang
saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik
dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi.
Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok
lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.

Meskipun banyak menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif dalam interaksi


sosial, akan tetapi konflik sekaligus mempunyai fungsi yang positif bagi
kehidupan bersama. Dengan demikian, konflik dalam masyarakat, setiap anggota
masyarakat akan menilai dirinya sendiri, intropeksi diri, dan disusul dengan
perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Di samping itu, terjadinya konflik
dengan kelompok luar menyebabkan solidaritas di dalam kelompok sosial akan
semakin kuat.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK SOSIAL


1. Perbedaan kepentingan
Setiap orang atau kelompok mempunyai kepentingan yang berbedauntuk setiap
pekerjaan yang dilakukan maupun yang akan dituju. Oleh sebab itu konflik social
sering kali terjadi dimasyarakat karena perbedaan kepentingan

2. Perbedaan Latar Belakang Budaya


Masing-masing kelompok kebudayaan mempunyai nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berbeda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial sebab kriteria tentang
baik buruk, sopan tidak, pantas tidak pantas bahkan berguna tidak berguna
sesuatu, baik itu benda fisik maupun nonfisik berbeda-beda menurut pola
pemikiran masing-masing yang berdasarkan pada latar belakang kebudayaan
masing-masing.

3. Perubahan Nilai-nilai yang Cepat


Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi. Namun bila perubahan
tersebut berlangsung cepat bahkan mendadak akan menyebabkan terjadinya
konflik sosial.

C. 3 PANDANGAN MENGENAI KONFLIK


1. Pandangan Tradisional
menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan menimbulkan kerugian.
Dalam aliran ini memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan,
sesuatu yang buruk dan selalu merugikan dalam organisasi. Oleh karenanya,
konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar
permasalahannya.

2. Pandangan Hubungan Kemanusiaan


menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang alamiah, wajar dan tidak
terelakkan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu dipandang buruk
karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja
kelompok. Konflik ini tidak selamanya bersifat merugikan, bahkan bisa
menguntungkan, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.

3. Pandangan Interaksionis
menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif dalam suatu
kelompok, akan tetapi mutlak diperlukan untuk suatu kelompok agar dapat
berkinerja positif, dengan demikian konflik harus diciptakan. Pandangan ini
didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi yang harmonis, tenang dan damai ini
justru akan membuat organisasi itu menjadi statis dan tidak inovatif. Hal ini
kemudian berdampak pada kinerja organisasi yang menjadi rendah.

D. BENTUK-BENTUK KONFLIK SOSIAL


1. Macam macam konflik dalam beberapa perspektif
(a) Konflik Intraindividu.
Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya
tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau
harapannya.

(b) Konflik Antarindividu.


Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau
antarindividu pada kelompok yang berbeda.

(c) Konflik Antarkelompok.


Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
(d) Konflik Organisasi.
Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun
fungsional.
2. Ditinjau dari fungsinya
(a) Konflik Konstruktif
merupakan konflik yang memiliki nilai positif bagi pengembangan organisasi.

(b) Konflik Destruktif


ialah konflik yang berdampak negatif bagi pengembangan organisasi.

3. Ditinjau dari segi instansionalnya


(a) Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan dalam organisasi.
Tidak jarang keinginan dan kebutuhan karyawan bertentangan atau tidak
sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan organisasi. Hal ini yang bisa
memunculkan konflik.

(b) Konflik peranan dengan peranan.


Misalnya setiap karyawan organisasi yang memiliki peran berbeda-beda dan
ada kalanya perbedaan peran tiap individu tersebut memunculkan suatu
konflik, karena setiap individu tersebut berusaha untuk memainkan peran
tersebut dengan sebaik-baiknya.

(c) Konflik individu dengan individu lainnya.


Konflik ini seringkali muncul jika seorang individu berinteraksi dengan
individu lainnya karena latar belakang, pola pikir, pola tindak, minat,
kepribadian, persepsi dan sejumlah karakteristik yang berbeda antara
hubungan yang satu dengan yang lain.

4. Ditinjau dari segi materi atau masalah yang menjadi sumber konflik
(a) Konflik tujuan.
Adanya perbedaan tujuan antarindividu, organisasi atau kelompok dapat
memunculkan konflik.

(b) Konflik peranan.


Setiap manusia memiliki peran lebih dari satu. Peran yang dimainkan ini
seringkali memunculkan konflik.

(c) Konflik nilai.


Nilai yang dianut seseorang seringkali tidak sejalan dengan sistem nilai yang
dianut organisasi atau kelompok. Hal ini juga dapat berpotensi untuk
memunculkan konflik.

(d) Konflik kebijakan.


Konflik ini muncul karena seorang individu atau kelompok tidak sependapat
dengan kebijakan yang ditetapkan organisasi.

5. Macam macam konflik menurut mastenbroek


(a) Instrumen Conflicts
adalah Konflik yang terjadi karena adanya ketidaksepahaman antarkomponen
dalam organisasi dan proses pengoperasiannya.

(b) Socio-emotional Conflicts


yaitu konflik yang berkaitan dengan identitas, kandungan emosi, prasangka,
kepercayaan, citra diri, keterikatan, identifikasi terhadap kelompok, lembaga
dan lambang-lambang tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang
lainnya.

(c) Negotiating Conflicts atau konflik negosiasi


ialah ketegangan-ketegangan yang dirasakan pada waktu proses negosiasi
terjadi, baik antara individu dengan individu maupun kelompok dengan
kelompok.

(d) Power and Dependency Conflicys


adalah konflik kekuasaan dan ketergantungan berkaitan dengan persaingan
dalam
organisasi, misalnya pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.

E. Dampak Konflik Sosial

1. Dampak positif konflik social


a. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum
tuntas ditelaah, misalnya perbedaan pendapat terhadap suatu masalah dalam
suatu diskusi atau seminar.

b. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai


serta hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan
kebutuhan individu dalam kelompok.

c. Merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antara individu dengan


kelompok.

d. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma dan menciptakan


norma-norma baru.

e. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara


kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.

2. Dampak negatif konflik social


a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in group solidarity) yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

b. Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok.


c. Perubahan kepribadian dari individu

d. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.

e. Akomodasi, dominasi dan bahkan penaklukkan salah satu pihak yang terlibat
dalam pertikaian.

F. Contoh konflik yang terjadi

1. Perbedaan antar individu

Konflik yang terjadi: dalam suatu angkutan kendaraan umum ada warga yang
terbiasa merokok, tetapi warga lain tidak terbiasa dengan asap rokok tersebut.
Sehingga ketidaknyamanan merupakan hal yang memicu konflik.

Sebab terjadinya konflik


Penyebab terjadinya konflik tersebut dikarenakan adanya perbedaan diantara kedua
individu, dimana menyangkut pendapat menanggapi sesuatu hal.

Dampak konflik
Dampak positif: dapat meningkatkan kesadaran mengenai bahaya rokok
Dampak negatif: timbulnya percekcokan antara penumpang angkutan umum

Cara penyelesaiannya
Diharapkan agar setiap orang memiliki kesadaran akan bahaya merokok sebab bahaya
merokok mempunyai dampak yang besar bagi diri sendiri dan orang lain.

KONFLIK
TUGAS PERILAKU ORGANISASI
Disusun oleh:

Nurul Hidana Putri


(4111501001)
Dinda Yani Gustirizki
Nurfathonah (4111501007)
Murni Wulandari
(4111501010)
AM 4A

Prodi Akuntansi Manajerial


2017

Anda mungkin juga menyukai