Anda di halaman 1dari 4

KARION DAN AMNION

Keduanya, amnion dan korion merupakan membran embrio ekstra yang melindungi embrio
dan memberikan dengan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup
intrauterin. Amnion adalah lapisan dalam yang mengelilingi rongga ketuban sementara
korion adalah lapisan luar yang meliputi amnion, disebut kantung yolk (kuning telur) dan
alantois.

Artikel ini menunjukkan perbedaan antara amnion dan korion yang berkaitan dengan
perkembangan mereka, lokasi dan fungsi.

Amnion
Seperti disebutkan di atas, amnion merupakan membran ekstra embrio yang melapisi rongga
ketuban. Ini terdiri dari dua lapisan, dimana lapisan paling luar terbentuk dari mesoderm, dan
lapisan terdalam terbentuk dari ektoderm. Setelah itu terbentuk pada awal kehamilan, berada
dalam kontak dengan tubuh embrio, tetapi 4-5 minggu kemudian cairan ketuban mulai
menumpuk di antara dua lapisan membentuk kantung ketuban. Amnion tidak mengandung
pembuluh atau saraf tetapi memang mengandung sejumlah besar fosfolipid serta enzim yang
terlibat dalam hidrolisis fosfolipid.

Awalnya cairan ketuban terutama disekresikan dari amnion, tetapi sekitar 10 minggu usia
kehamilan, hal ini terutama transudat dari serum janin melalui kulit dan tali pusat. Ketuban
meningkatkan volume cairan secara progresif, tetapi menjelang akhir kehamilan, terjadi
penurunan cepat dalam volume. Fungsi utama dari cairan ketuban yang melindungi janin dari
cedera mekanik, memungkinkan gerakan janin dan mencegah kontraktur, bantuan dalam
pengembangan paru-paru janin dan mencegah pembentukan adhesi antara janin dan amnion.
Amnion hadir pada burung, reptil dan mamalia.

Korion
[adsense1]Korion adalah membran embrio ekstra yang mencakup embrio dan membran
lainnya. Hal ini terbentuk dari mesoderm ekstra embrionik dengan dua lapisan trofoblas.
Seperti dalam amnion itu tidak mengandung pembuluh atau saraf tetapi mengandung
sejumlah besar fosfolipid dan enzim yang terlibat dalam hidrolisis fosfolipid.

Vili korionik, yang seperti jari merupakan proses yang muncul dari korion, menyerang
endometrium dan dipercayakan dengan tugas mentransfer nutrisi dari ibu ke janin. Vili
korionik terdiri dari dua lapisan, dimana lapisan luar terbentuk dari trofoblas, dan lapisan
dalam terbentuk dari mesoderm somatik. Disini villi korionik mendapatkan vaskularisasi dari
mesoderm yang membawa cabang pembuluh pusar. Sampai akhir trimester kedua, villi
meliputi korion dengan ukuran yang seragam tetapi kemudian mereka berkembang merata.
Ini memberikan kontribusi dalam pembentukan plasenta.

Apa perbedaan antara amnion dan Korion?

1. amnion adalah membran dalam yang mengelilingi rongga ketuban sementara korion
adalah membran luar yang mengelilingi amnion, disebut yolk sac dan alantois.
2. Amnion diisi dengan cairan ketuban, yang membantu dalam pertumbuhan dan
perkembangan embrio, sementara korion bertindak sebagai pelindung.
3. amnion terdiri mesoderm dan ektoderm sementara korion terbuat dari trofoblas dan
mesoderm.
4. Korion memiliki struktur seperti jari yang disebut Vili korionik.

Korion
Korion terbentuk dari trofoblast yang diliputi oleh mesoderm. Korion yang hanya terdiri satu
lapisan, menjadi dua lapisan yaitu:

1. Lapisan langhans atau cytotrofoblast


2. Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast

Lapisan langhans atau cytotrofoblast

Lapisan langhans atau cytotrofoblast yaitu lapisan dalam yang berhubungan dengan
mesoderm dan terdiri sel-sel yang batasnya jelas.

Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast

Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast yaitu lapisan luar yang berhubungan dengan
lapisan desidua yang terdiri dari protoplasma sel dan inti sel tanpa batas-batas sel.

Korion berdiferensiasi dan tumbuh pesat antara hari ke-9 dan 20. Korion mengeluarkan
cairan enzim yang mencairkan sel-sel desidua dan pembuluh darah, mengeluarkan cabang-
cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis.

Korion yang melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum.
Sebaliknya villi yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan
oleh desidua kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang
makanan , yang berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.

Amnion
Amnion membentuk dinding ruang amnion. Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin
(amnion dan korion) berisi air ketuban (liquor amnii). Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel
dinding amnion. Cairan amnion berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis.
Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008. Volume cairan amnion
mencapai 1000-1500 cc (99% air dan 1% glukosa, protein, garam mineral) pada akhir
kehamilan. Cairan amnion terus bersirkulasi dan 1/3 volumenya tiap jam mengalir, sehingga
urin ibu hamil meningkat.

Pertumbuhan janin menyebabkan ruangan amnion semakin membesar, amnion dan korion
menjadi lisut, tali penghubung bersama dengan yolk sac membentuk tali pusat. Bila tidak ada
cairan amnion yang memadai selama hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan
kematian.
Kandungan cairan amnion antara lain: prolaktin, Alpha-feto protein, lesitin-sphingomielin,
sitokin, Interleukin-1-beta, prostaglandin dan Platelet-activing factor (PAF).
Fungsi amnion antara lain:

1. Melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda di luar uterus
2. Sebagai pembersih/pelicin jalan lahir
3. Menahan tekanan uterus
4. Menstabilkan suhu tubuh janin agar tetap hangat
5. Memungkinkan janin bergerak bebas
6. Tempat perkembangan muskuloskeletal
7. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan normal dari paru-paru dan traktus gastro
intestinal

Cairan amnion dapat diketahui dengan menggunakan kertas lakmus, secara makroskopis
(berbau amis, terdapat lanugo, verniks caseosa dan mekonium), secara mikroskopis (terdapat
lanugo dan rambut) dan secara laboratorium (kadar ureum rendah bila dibandingkan dengan
air kemih).

5. Selaput Ketuban & Cairan Amnion

KORION : membran bagian paling luar dan menempel pada dinding uterus serta menempel
pada tepi plasenta
Histologi Korion : terdiri dari 4 lapisan

1. Lapisan seluler
2. Lapisan retikuler padat
3. Pseudo-basement membrane
4. Trofoblas

AMNION : membran transparant berwarna abu-abu yang melapisi korion. Selaput ini menutup
pars fetal plasenta dan talipusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada dalam
cairan tersebut.
Histologi : Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan

1. Lapisan seluler
2. Membrana basalis
3. Stratum kompaktum
4. Stratum fibroblas
5. Stratum spongiosum di bagian paling luar dan melekat dengan lapisan seluler korion
CAIRAN AMNION
Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2 )
Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada kehamilan 36 38 minggu
mencapai 1000 ml setelah itu volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai
kehamilan postmatur

Komposisi :
1. Air ( 98 99% )
2. Karbohidrat ( glukosa dan fruktora ), protein ( albumin dan globulin ), lemak, hormon
(sterogen dan progesteron ) , enzym ( alkali fosfatase )
3. Mineral ( natrium, kalium dan klorida )
4. Material lain ( vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium )

Sirkulasi :
Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya

Asal :
1. Janin ( produksi utama )
o Sekresi aktif dari epiteo amnion
o Transudasi sirkulasi janin
o Air seni janin
2. Maternal
o Transudasi dari sirkulasi maternal

Cairan amnion diabsorbsi melalui amnion kedalam sirkulasi maternal dan melalui gastrointestinal
janin (proses menelan pada janin )

Fungsi :
Selama kehamilan

1. Melindungi janin terhadap trauma


2. Medium bagi gerakan janin
3. Mempertahankan suhu tubuh janin
4. Sumber nutrisi janin
5. Medium eksresi janin

Selama persalinan

1. Fore water ( cairan ketuban yang berada di depan bagian terendah janin )
membantu proses dilatasi servik
2. Antiseptik jalan lahir setelah ketuban pecah.

Anda mungkin juga menyukai