Anda di halaman 1dari 6

ACARA IV

PENGENALAN POLA PANTULAN/SPEKTRAL DAN MENYUSUN CITRA


KOMPOSIT

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami pola pantulan spektral beberapa objek di permukaan
bumi
2. Mahasiswa mampu menampilkan dan menyusun citra komposit warna
II. ALAT DAN BAHAN
1. Seperangkat komputer dengan software ENVI 5.1
2. Modul praktikum Pemrosesan Citra Digital
3. Tabel isian
4. Citra Landsat 8
5. Alat tulis
III. DASAR TEORI
Pengenalan pola spektral objek bermanfaat dalam mengenali objek pada citra. Kurva
pantulan spektral gambar berikut menunjukkan beberapa pantulan objek pada julat panjang
gelombang antar 0,4 hingga 2,3m. Pantulan spektral air dicirikan oleh grafik yang terus
menurun dari saluran biru hingga inframerah dekat. Nilai pantulan air pada saluran
inframerah hampir mendekati nol karena hampir seluruh energi pada saluran tersebut terserap
oleh air. Nilai pantulan spektral dipengaruhi oleh kedalaman air serta keberadaan dan tingkat
konsentrasi kandungan suspensi material organik dan anorganik pada air. Gelombang
elektromagnetik pada saluran tampak dan inframerah secara alamiah terserap oleh tubuh air.
Pada kedalaman 20 m, seluruh unsur saluran inframerah dekat telah terserap habis. Saluran
yang dapat terpantulkan hanyalah sebagian dari saluran biru (Mather, 2004 dalam Budiyanto,
2014).
Karakteristik pantulan spektral dari vegetasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
pada bagian saluran tampak (0,4 0,7m) dan pada bagian saluran inframerah dekat / Near
Infra Red (,.7 1,1m). Pada bagian saluran tampak, vegetasi memiliki nilai pantulan relatif
rendah pada saluran biru dan merah dengan puncak minor pada saluran hijau. Pantulan
spektral yang rendah pada saluran biru dan merah disebabkan karena vegetasi menyerap
banyak energi pada kedua saluran tersebut. Energi pada saluran tersebut digunakan untuk
aktifitas fotosintesis pada daun. Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada saluran biru
dan merah dibandingkan pada saluran hijau, memberi efek visualisasi warna hijau pada daun
tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena kemampuan mata dalam
menangkap saluran elektromagnetis berada pada saluran tampak saja (Song, 2011 dalam
Budiyanto, 2014).
Karakteristik dari pantulan spektral tanah memiliki bentuk yang berbalik dengan
pantulan spektral air. Kurva pantulan tanah selalu naik dari saluran biru hingga saluran infra
merah. Reflektivitas dari tanah disebabkan oleh keberadaan material organik, tingkat
kelembaban, dan oksida besi pada tanah. Serapan oksida besi banyak terjadi pada saluran
ultraviolet, sehingga nilai pantulan tanah pada saluran tersebut sangat rendah. Kandungan
oksida besi juga memberikan pengaruh terhadap reflektivitas tanah berupa serapan pada
rentangan 0,85 hingga 0,93m. Sementara serapan oleh kandungan air terjadi pada rentang
spektral 1.35 hingga 1,5 m dan 1,75 hingga 0,95m. Pantulan spektral tanah ini cenderung
turun pada rentang spektral di atas 2m yang diakibatkan biasanya oleh adanya lempung
(Budiyanto, 2014).

Gambar Kurva Pantulan Spektral beberapa Objek


IV. LANGKAH KERJA
1. Buka file citra acara sebelumnya pada ENVI Classic pilih File klik Open
Image File pilih citra acara sebelumnya klik Ok
2. Kemudian mengkompositkan citra dengan cara pada jendela Available band list
klik RGB Color klik pada 3 saluran yang dikompositkan secara berurutan
misalnya 325 klik saluran 3 lalu saluran 2 lalu saluran 5 klik Load Data
muncul citra komposit
3. Identifikasi 15 jenis penggunaanlahan (pada tabel 2) berdasarkan unsur interpretasi
kemudian amati pantulan jenis penutup lahan (warna)
4. Isikan hasil pengamatan pada tabel 2
5. Lakukan hal yang sama yaitu komposit 457, 653, 563, 432, dan 321
6. Tampilkan citra per saluran klik Grayscale pada jendela Available band list
pilih saluran 1 klik Load Data
7. Lakukan hal yang sama untuk menampilkan saluran lainya secara berurutan pada
jendela yang baru klik saluran selanjutnya klik New Display klik Load Data
8. Setelah ke-tujuh saluran ditampilkan bersama klik kanan pada citra pilih Link
Display atau pilih Tools, klik Link, klik Link Display
9. Pilih jenis penggunaanlahan yang diamati (pada tabel 2)
10. Tampilkan nilai piksel objek tersebut dengan cara klik kanan pada citra, klik Cursor
Location/Value atau klik Tools, klik Cursor Location/Value
11. Isikan nilai piksel masing-masing saluran dari objek yang sama ke dalam Microsoft
Excel atau tabel 3
12. Lakukan hal yang sama pada jenis penutup lahan yang lainya
13. Buatlah grafik kurva pantulan untuk masing-masing penutup lahan (sumbu x =
saluran, sumbu y = nili piksel)
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Printscreen Citra Komposit 325, 457, 653, 563, 432, dan 321
2. Tabel Perbandingan Pantulan Penutup Lahan
No Penutup Lahan Komposit
325 457 653 563 432 321
1 Laut dalam
2 Laut dangkal
3 Vegetasi kerapatan tinggi
4 Vegetasi kerapatan sedang
5 Lahan terbangun kpdt
tinggi
6 Lahan terbangun kpdt
sedang
7 Lahan terbangun kpdt
rendah
8 Jalan
9 Waduk
10 Tanah terbuka
11 Lahan basah
12 Tanah sedimentasi
13 Awan
14 Bayangan
3. Tabel Nilai Spektral Jenis penutup Lahan
No Penutup Lahan Nilai Piksel
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
1 Air
2 Vegetasi
3 Tanah lembab
4 Awan
5 Tanah kering
6 Permukiman
7 Jalan aspal
8 Sungai
9 Sawah
10 Laut dangkal
11 Laut dalam

4. Grafik Nilai Spektral Objek per Saluran (sumbu x = saluran, sumbu y = nilai piksel)

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Budiyanto, Eko. (2014). Kurva Pantulan Vegetasi, [Online], dari:
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/81-kurva-pantulan-
spektral-tanah [28 Maret 2016].
Danoedoro, Projo. 2002. Pedoman Praktikum Pemrosesan Citra Digital. Yogyakarta:
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai