Jurnal Kefarmasian Indonesia
Jurnal Kefarmasian Indonesia
ABSTRACT
Co-crystallization of trimethoprim with nicotinamide had been done using solvent (methanol
as a solvent) and melted technique. Koflers hot contact methode was used to identify the
solid state interaction between these two components. The solid phase was characterized by
microscopic, powder X-ray diffraction, thermal DTA and FT-IR spectroscopy analysis.
Dissolution rate profile was performed by paddle methode (Type II USP), distilled water as a
medium. Solid state interaction between trimethoprim and nicotinamide show a formation of
0
conglomerate (simple eutectic) at eutectical point 125 C. Dissolution rate of co-
crystallization product of trimethoprim and nicotinamide increase significantly compare to
physical mixture and intact trimethoprim.
Keywords: co-crystallization, trimethoprim, nicotinamide, eutectic
ABSTRAK
Telah dilakukan ko-kristalisasi trimetoprim dengan bahan tambahan nikotinamida dengan
metode pelarutan (menggunakan pelarut metanol) dan peleburan. Metode kontak panas
Kofler digunakan untuk identifikasi awal pembentukan interaksi antar kedua komponen.
Padatan hasil ko-kristalisasi dikarakterisasi dengan analisis mikroskopik, difraksi sinar-X,
termal DTA dan spektrofotometer FT-IR. Uji laju pelarutan dilakukan dengan metode dayung
(tipe II USP) dengan medium air. Hasil interaksi menunjukkan pembentukan konglomerat
(eutektikal) antara kedua fase kristalin dalam keadaan padat, dengan titik eutektik pada
0
temperatur 125 C. Laju pelarutan trimetoprim hasil ko-kristalisasi meningkat secara
signifikan dibandingkan dengan campuran fisika dan senyawa tunggal trimetprim.
Kata kunci: ko-kristalisasi, trimetoprim, nikotinamida, eutektik
diperkenalkan oleh Lehman dan Kofler komponen (TMP dan NCT) memadat,
(9). Metode ini merupakan teknik yang zona kontak diamati kembali pada
sederhana untuk mengidentifikasi mikroskop polarisasi. Pada Gambar
perilaku fase dalam suatu sistem biner 2.A-D, sisi A.1 merupakan hasil
(dua komponen). Pada metode ini, rekristalisasi leburan NCT dan sisi A.3
salah satu komponen (yang memiliki adalah rekristalisasi leburan TMP.
titik lebur yang lebih tinggi yaitu Kedua komponen menunjukkan habit
trimetoprim dilebur, lalu dibiarkan kristal yang khas. Zona A.2 adalah
memadat kembali (rekristalisasi), zona kontak antara padatan TMP dan
komponen kedua nikotinamida (titik NCT. Pada awal pembentukan zona
lebur lebih rendah) ditempatkan pada kontak, belum teramati adanya habit
sisi lainnya pada gelas objek, kristal baru, melainkan masih dalam
dipanaskan dengan menggunakan alat keadaan fase cair (amorf) (Gambar
pemanas (hot stage) yang dihubungkan 2A). Setelah didiamkan beberapa saat,
dengan mikroskop polarisasi. Pada mulai terbentuk pertumbuhan habit
saat komponen kedua nikotinamida kristal baru pada zona B.2, yang
(NCT) melebur, fase leburan komponen berbeda dari kedua habit TMP dan
NCT akan berdifusi kedalam komponen NCT (Gambar 2B). Preparat sampel
padatan trimetoprim (TMP) dan metode kontak dipanaskan kembali,
melarutkan sebagian padatan TMP fase padatan NCT melebur kembali
pada zona kontak antara sistem biner pada 131 0C, zona kontak melebur
TMP dan NCT. Davis et al, (10), pada 124 0C dan diikuti oleh padatan
menyebutnya sebagai zona TMP pada 199 0C (Gambar 2C dan
pencampuran (mixing zone), yang 2D). Perbedaan habit kristal dan
paling menarik untuk diamati. Sampel perilaku termal, mengindikasikan
dibiarkan memadat (rekristalisasi) pada adanya interaksi padatan antara kedua
temperatur ruang. Setelah kedua komponen NCT dan TMP (9,10).
Gambar 2. Mikrofoto habit kristal hasil interaksi TMP dan NCT dengan metode
kontak panas Kofler A) setelah kontak leburan NCT dan padatan TMP,
B) setelah terbentuk zona kontak, C) peleburan padatan NCT dan
zona kontak dan D) peleburan TMP.
208
Peningkatan laju pelarutan trimetoprim melalui metode ko-kristalisasi
(Erizal Zaini dan kawan-kawan)
210
Peningkatan laju pelarutan trimetoprim melalui metode ko-kristalisasi
(Erizal Zaini dan kawan-kawan)
100
90
80
70 A
% terdisolusi
60
50
B
40
30
C
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Ko-kristal NCT-TMP CF-NCT-TMP TMP tunggal
211
Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 4 Juli 2011: 205 -212
212
All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.