Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Anak dengan Diare Akut Dehidrasi Ringan


di Ruang Anak RSUD
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian
GEA adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat.dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya di tandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari tiga
kali sehari dan pada neonates lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.

(Hidayat,A2006).

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi
cair) dengan atau tanpa darah.
(WHO,1999)

Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau
bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relative terhadap
kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila
diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang
berkepanjangan
(Soegijanto, 2002).

1.2 Etiologi

Infeksi merupakan penyebab utama diare akut,baik oleh bakteri,parasit maupun


virus.Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat,nutrisi.
1) Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis
infeksi yang umumnya menyerang antara lain:
a) Infeksi oleh bakteri: Escherichia colin, Salmonella thyposa, Vibrio cholerae (kolera), dan
serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik seperti pseudomonas.
Infeksi basil (disentri),
b) Infeksi virus Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus
c) parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis,
protozoa, Entamoeba histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto
d) Infeksi jamur (Candida albicans).
e) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis dan radang tenggorokan, dan
f) Keracunan makanan

2) Faktor malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan lemak.
Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula
dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit
di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak
yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak
menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan
mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.

3) Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi
jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak dan balita.

4) Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
Tetapi jarang terjadi pada balita, umumnya terjadi pada anak yang lebih besar.
(Widjaja,2002)

1.3 Patofisiologi
proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan, diantaranya:
1) Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroba atau kuman yang masuk dalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerah permukaan usus selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit
atau juga dikatakan bakteri akan menyebabkan sistem transporaktif dalam usus sehingga
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
2) Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.
3) Faktor makanan
Dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.

4) Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi kecepatan gerakan peristaltik usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare.
(Depkes,2010)

1.4 Jenis Diare

Dibagi menjadi empat yaitu :


1) Diare Akut
Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7
hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama
kematian bagi penderita diare.
2) Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia,
penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya komplikasi pada
mukosa.
3) Diare persisten
Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
4) Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan
penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan: (1) kehilangan air dan elektrolit serta gangguan
asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia, (2) Gangguan
sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa
disertai muntah, (3) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena
diare dan muntah

(Soegijanto, 2002).

Diare mengakibatkan terjadinya:


a) Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
dan asidosis metabolik.

b) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan sebagai
akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi jaringan berkurang
sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran menurun dan bila
tak cepat diobati penderita dapat meninggal.

Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah,
kadang-kadang orang tuanya menghentikan pemberian makanan karena takut
bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila makanan tetap diberikan dalam
bentuk diencerkan. Hipoglikemia akan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya
telah menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal bertambah berat badan. Sebagai akibat
hipoglikemia dapat terjadi edema otak yang dapat mengakibatkan kejang dan koma

(Suharyono, 2008).

1.5 Gejala Diare

Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit, terutama
natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik. Dehidrasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap
kehilangan berat badan yang melampaui 1% dalam sehari merupakan hilangnya air dari
tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan apabila defisit melampaui 15%.
(Soegijanto, 2002).

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu
makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului
diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare,
muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula
mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak
demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-
kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi .
(Amiruddin, 2007).

Gejala diare yang sering ditemukan mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, nafsu makan berkurang, tinja mungkin disertai lendir atau darah, gejala muntah
dapat timbul sebelum dan sesudah diare. Bila penderita benyak kehilangan cairan dan
elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang, mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
(Ngastisyah.2005)

Dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang
berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang melebihi
pemasukannya Kehilangan cairan akibat diare menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat
ringan, sedang atau berat.

1.6 Penatalaksanaan

Pemeriksaan etiologi diare secara rutin di laboratorium tidak praktis dan gejala
kliniknya juga tidak sfecifik. Oleh kaarena nya pengobatan penderita diare harus berdasarkan
pada gejala utama penyakit dan pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya. Prinsip
utama pengobatannya adalah sebagai berikut :
1) Diare membutuhkan pergantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya
2) Makanan di haruskan bahwa harus di tingkatkan selama diare menghindarkan efek
buruk pada gizi. Antibiotic boleh di gunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas kecuali pada disentri
yang harus di obati dengan dengan antimikroba yang aktif untuk singgela. Penderita-
pendrita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini harus di teliti terlebih dahulu
atau di obati untuk kemungkinan ameobiasis.

1.7 Pencegahan Diare


Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah agar anak-anak tidak terjangkit
penyakit diare, hal-hal tersebut adalah:
1) Memberikan ASI
ASI turut memberikan perlindungan terhadap terjadinya diare pada balita karena antibodi
dan zat-zat lain yang terkandung di dalamnya memberikan perlindungan secara imunologi.
2) Memperbaiki makanan pendamping ASI
Perilaku yang salah dalam pemberian makanan pendamping ASI dapat menyebabkan
resiko terjadinya diare sehingga dalam pemberiannya harus memperhatikan waktu dan jenis
makanan yang diberikan. Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai dengan
memberikan makanan lunak ketika anak berumur 6 bulan dan dapat diteruskan pemberian
ASI, setelah anak berumur 9 bulan atau lebih, tambahkan macam makanan lain dan frekwensi
pemberikan makan lebih sering (4 kali sehari). Saat anak berumur 11 tahun berikan semua
makanan yang dimasak dengan baik, frekwensi pemberiannya 4-6 kali sehari.
3) Menggunakan air bersih yang cukup
Resiko untuk menderita diare dapat dikurangi dengan menggunakan air yang bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanannya di
rumah.
4) Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
5) Menggunakan jamban
Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko
penularan diare karena penularan kuman penyebab diare melalui tinja dapat dihindari.
6) Membuang tinja bayi dengan benar
Membuang tinja bayi ke dalam jamban sesegera mungkin sehingga penularan kuman
penyebab diare melalui tinja bayi dapat dicegah.
7) Memberikan imunisasi campak
Anak yang sakit campak sering disertai diare sehingga imunisasi campak dapat mencegah
terjadinya diare yang lebih parah lagi.
(Depkes, 2010).
BAB II
TINJAUAN KASUS

No.Register : 1705-621
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2013 Jam : 16.00 wib
Tempat Pengkajian : Ruang Anak RSUD
Oleh :-

Data Subjektif
Nama Anak : An. R
Usia : 18 bln
Jenis Kelamin : laki-laki
Nama Orang Tua : Tn.A Umur : 25 thn
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pandean Rembang

Keluarga mengatakan anaknya mencret 10x,muntah10x,BAB cair + ampas (+) ,lendir


(+),panas(+),BAK(+),mulai panas sejak kemarin

Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
k/u : lemah
kesadaraan :comp,
N :118x/menit
RR :45x/menit
S :38c
BB :10,1kg

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : lonjong,kelainan kepala(-),ubun-ubun cekung(-)
Muka : pucat(+),oedem(-)
Mata : konjungtiva(-),sclera putih (+),cowong(+)
Hidung : pernafasan cuping hidung (-)
Leher : pembesaran kelenjar tyroid & vena jugularis (-)
Dada : retraksi dinding dada (-),wheezing dan ronchi (-),nyeri tekan (-)
Abdomen : nyeri tekan (-),turgor kulit menurun,kembung (+),bising usus (+), kelainan
pada perut (-)
Ekstremitas : simetris,oedem (-)
Analisa
An.R usia 18 bulan dengan diare akut dehidrasi ringan

Penatalaksanaan

1. Memberitahukan pada ibu keadaan anaknya,ibu memahami

2. Memberitahukan pada ibu anaknya untuk makan/minum sedikit tapi sering

3.Memberikan cairan yang mengandung elektrolit (oralit) setiap 3x1 sehari

4. Bila anak disertai muntahtunggu 10 menit kemudian lanjutkan dengan pemberian oralit
sedikit demi sedikit

5. Jangan berikan obat untuk hentikan diare apapun kecuali dari dokter

6. Memberitahu pada ibu untuk mengompres anaknya

7. Melakukan TTV dan mencatat

k/u:lemah,kesadaran:comp,N:107x/menit,RR:38x/menit,S:36,2c

8. Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian terapi dan tindakan
selanjutnya
- Infus kaen 3B 1000cc/24 jam
- Injeksi cefo 3x300 mg
- Injeksi invomit 3x1 mg
- tx = lacidofil 1x1
zinc 1x1
vit.A 1x5000 iu
smecta 3x1/3 cth

Catatan Perkembangan

Tanggal 11 januari 2013


S : Ibu mengerti dan mau melakukannya
Ibu mengatakan anaknya masih muntah dan BAB cait + ampas
O : k/u:lemah,ma/mi(+),BAB(+),BAK(+)
A : An.R usia 18 bulan dengan diare akut dehidrasi ringan hari ke-2
P : 1. Memberitahukan kondisi pasien kepada keluarganya
2. Mengobservasi TTV:
S: 36,2C,N:107x/menit,RR:38x/menit
3. Memberi terapi sesuai advis dokter :
- Infus kaen 3B 1000cc/24 jam
- Injeksi cefo 3x300 mg
- Injeksi invomit 3x1 mg
- tx = lacidofil 1x1
zinc 1x1
vit.A 1x5000 iu
smecta 3x1/3 cth
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An.R usia 18 bulan dengan diare akut
dehidrasi ringan di ruang anak RSUD Bangil tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik sesungguhnya dilapangan.Pembahasan ini dilakukan sesuai langkah-langkah
manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian,data subjektif,data objektif,diagnosa
masalah,penatalaksanaan.Menurut tinjauan pustaka dan data subjektif yang dikaji pada
An.R usia 18 bulan,anak tidak mengalami komplikasi baik sebelum dilakukan pemeriksaan
maupun sesudah dilakukan tindakan pemeriksaan.Jadi dalam pengkajian tidak ada
kesenjanganantara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pengambilan data pada pemeriksaan GEA meliputi data subjektif dan data objektif
data yang terkumpul dilakukan analisa terhadap kondisi agar dapat dilakukan
penatalaksanaan yang baik dan tepat sesuai teori yang diperoleh

2. .Pengambilan data objektif terhadap An.R menandakan tidak mengalami hambatan


karena persamaan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan dilapangan

3. Penatalaksanaan yang dilakukan semaksimal mungkin sesuai dengan teori yang


diperoleh baik dari penanganan maupun informasi dari keluarga yang diberikan

4.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan


pada anak

2. Bagi Masyarakat dan Keluarga

Perlu meningkatkan pengetahuan mengenai tanda gejala GEA pada anak dehidrasi
ringan

3. Bagi Mahasiswi

Lebih meningkatkan informasi maupun pengetahuan tentang pemeriksaan pada anak


agar praktik dalam penatalaksanaan bisa bekerja dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Hassan R,Alatas H,ed.Gastroenterologi.Dalam:Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid I


Cetakan ke-9.Jakarta:,Fkul,2000
Soenarto et.al.Burden of Severe Rotavirus Diarrhea in Indonesia The Journal of Infectious
disease 200:S188-94,2009
Suraatmaja Sudaryat.Masalah Rehidrasi Oral dalam Kapita Selekta Gastroenterologi
Anak.Jakarta:Sagung Seto.2007

Anda mungkin juga menyukai