1.1 Pengertian
GEA adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat.dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya di tandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari tiga
kali sehari dan pada neonates lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir darah.
(Hidayat,A2006).
Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi
cair) dengan atau tanpa darah.
(WHO,1999)
Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau
bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relative terhadap
kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila
diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang
berkepanjangan
(Soegijanto, 2002).
1.2 Etiologi
2) Faktor malabsorpsi
Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan lemak.
Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula
dapat menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, dan sakit
di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak
yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak
menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan
mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap dengan baik.
3) Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi
jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak dan balita.
4) Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
Tetapi jarang terjadi pada balita, umumnya terjadi pada anak yang lebih besar.
(Widjaja,2002)
1.3 Patofisiologi
proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan, diantaranya:
1) Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroba atau kuman yang masuk dalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang
dapat menurunkan daerah permukaan usus selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus
yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit
atau juga dikatakan bakteri akan menyebabkan sistem transporaktif dalam usus sehingga
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
2) Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.
3) Faktor makanan
Dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
4) Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi kecepatan gerakan peristaltik usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare.
(Depkes,2010)
(Soegijanto, 2002).
b) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan sebagai
akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi jaringan berkurang
sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran menurun dan bila
tak cepat diobati penderita dapat meninggal.
Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah,
kadang-kadang orang tuanya menghentikan pemberian makanan karena takut
bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila makanan tetap diberikan dalam
bentuk diencerkan. Hipoglikemia akan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya
telah menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal bertambah berat badan. Sebagai akibat
hipoglikemia dapat terjadi edema otak yang dapat mengakibatkan kejang dan koma
(Suharyono, 2008).
Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit, terutama
natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik. Dehidrasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap
kehilangan berat badan yang melampaui 1% dalam sehari merupakan hilangnya air dari
tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan apabila defisit melampaui 15%.
(Soegijanto, 2002).
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu
makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului
diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare,
muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula
mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak
demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-
kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi .
(Amiruddin, 2007).
Gejala diare yang sering ditemukan mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, nafsu makan berkurang, tinja mungkin disertai lendir atau darah, gejala muntah
dapat timbul sebelum dan sesudah diare. Bila penderita benyak kehilangan cairan dan
elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang, mata
dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
(Ngastisyah.2005)
Dehidrasi merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang
berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang melebihi
pemasukannya Kehilangan cairan akibat diare menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat
ringan, sedang atau berat.
1.6 Penatalaksanaan
Pemeriksaan etiologi diare secara rutin di laboratorium tidak praktis dan gejala
kliniknya juga tidak sfecifik. Oleh kaarena nya pengobatan penderita diare harus berdasarkan
pada gejala utama penyakit dan pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya. Prinsip
utama pengobatannya adalah sebagai berikut :
1) Diare membutuhkan pergantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya
2) Makanan di haruskan bahwa harus di tingkatkan selama diare menghindarkan efek
buruk pada gizi. Antibiotic boleh di gunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk
kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas kecuali pada disentri
yang harus di obati dengan dengan antimikroba yang aktif untuk singgela. Penderita-
pendrita yang tidak memberi respon dengan pengobatan ini harus di teliti terlebih dahulu
atau di obati untuk kemungkinan ameobiasis.
No.Register : 1705-621
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2013 Jam : 16.00 wib
Tempat Pengkajian : Ruang Anak RSUD
Oleh :-
Data Subjektif
Nama Anak : An. R
Usia : 18 bln
Jenis Kelamin : laki-laki
Nama Orang Tua : Tn.A Umur : 25 thn
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pandean Rembang
Data Objektif
1.Pemeriksaan Umum
k/u : lemah
kesadaraan :comp,
N :118x/menit
RR :45x/menit
S :38c
BB :10,1kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : lonjong,kelainan kepala(-),ubun-ubun cekung(-)
Muka : pucat(+),oedem(-)
Mata : konjungtiva(-),sclera putih (+),cowong(+)
Hidung : pernafasan cuping hidung (-)
Leher : pembesaran kelenjar tyroid & vena jugularis (-)
Dada : retraksi dinding dada (-),wheezing dan ronchi (-),nyeri tekan (-)
Abdomen : nyeri tekan (-),turgor kulit menurun,kembung (+),bising usus (+), kelainan
pada perut (-)
Ekstremitas : simetris,oedem (-)
Analisa
An.R usia 18 bulan dengan diare akut dehidrasi ringan
Penatalaksanaan
4. Bila anak disertai muntahtunggu 10 menit kemudian lanjutkan dengan pemberian oralit
sedikit demi sedikit
5. Jangan berikan obat untuk hentikan diare apapun kecuali dari dokter
k/u:lemah,kesadaran:comp,N:107x/menit,RR:38x/menit,S:36,2c
8. Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian terapi dan tindakan
selanjutnya
- Infus kaen 3B 1000cc/24 jam
- Injeksi cefo 3x300 mg
- Injeksi invomit 3x1 mg
- tx = lacidofil 1x1
zinc 1x1
vit.A 1x5000 iu
smecta 3x1/3 cth
Catatan Perkembangan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An.R usia 18 bulan dengan diare akut
dehidrasi ringan di ruang anak RSUD Bangil tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik sesungguhnya dilapangan.Pembahasan ini dilakukan sesuai langkah-langkah
manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian,data subjektif,data objektif,diagnosa
masalah,penatalaksanaan.Menurut tinjauan pustaka dan data subjektif yang dikaji pada
An.R usia 18 bulan,anak tidak mengalami komplikasi baik sebelum dilakukan pemeriksaan
maupun sesudah dilakukan tindakan pemeriksaan.Jadi dalam pengkajian tidak ada
kesenjanganantara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengambilan data pada pemeriksaan GEA meliputi data subjektif dan data objektif
data yang terkumpul dilakukan analisa terhadap kondisi agar dapat dilakukan
penatalaksanaan yang baik dan tepat sesuai teori yang diperoleh
4.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Perlu meningkatkan pengetahuan mengenai tanda gejala GEA pada anak dehidrasi
ringan
3. Bagi Mahasiswi