Disusun oleh:
Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
2017
1. Hacker
Awal mulanya hacker merupakan sebutan untuk seseorang yang
memiliki kemampuan lebih dalam ilmu komputer sehingga bisa
mengoperasikan computer lebih dari orang-orang biasa pada umumnya.
Seiring berjalannya waktu, hacking seringkali dianggap sebagai tindak
kejahatan, namun dalam sudut pandang tertentu hacking merupakan salah satu
aktifitas pengisi waktu luang yang produktif. Meminjam istilah dari Stebbins,
hacking termasuk dalam serious leisure yaitu aktifitas pengisi waktu luang
yang membutuhkan kemampuan dan keterampilan khusus untuk dapat
menikmatinya. Aktifitas ini mulai dilirik oleh banyak orang sehingga
mengalami perkembangan pesat. Hacker-hacker baru muncul baik secara
perseorangan maupun membentuk komunitas. Ketika menikmati hacking,
hacker tentu membutuhkan informasi untuk terus mengasah kemampuan.
Kebutuhan informasi perlu untuk dipenuhi, dari sinilah berkembang perilaku
penemuan informasi hacker.
Seringkali hacker diidentikkan dengan kriminalitas yang
menimbulkan banyak kerugian mulai dari pencurian data penting,
pembobolan rekening bank, hingga merusak website individu maupun
lembaga penting pemerintahan.Terlepas dari hal -hal negatif yang sering
ditemukan oleh masyarakat tersebut masih jarang ditemukan hal menarik
yang patut ditelusuri dari seorang hacker. Kesalahan informasi dan
ketidaktahuan media serta penyedia informasi keamanan menyebabkan
masyarakat memiliki stereotype bahwa hacker pasti seorang kriminal,
padahal tidak semua hacker dapat dikategorikan sebagai kriminal. Di balik
pandangan negatif khalayak tersebut sebenarnya terdapat hal lain yang bisa
ditelusur lebih lanjut, salah satu yang menarik adalah aktivitas yang
dikembangkan oleh hacker itu sendiri.
Terdapat beberapa bukti mengenai sisi kelam hackers telah
diidentifikasi sebagai ancaman utama terhadap sistem komputer dan
pengguna. Institusi finansial merugi jutaan dolar setiap tahunnya
dikarenakan pencurian identitas dan penipuan finansial yang disebabkan
oleh hacker.
2. Cyberwarfare
Richard A. Clark, seorang ahli dibidang kemamanan pemerintahan dalam
bukunya Cyber War (Mei 2010), mendefinisikan Cyber War sebagai aksi
penetrasi suatu negara terhadap jaringan komputer lain dengan tujuan
menyebabkan kerusakan dan gangguan.
Cyber warfare juga dikenal sebagai perang cyber mengacu pada penggunaan
world wide web dan komputer untuk melakukan perang di dunia maya. Walaupun
terkadang relatif minimal dan ringan, sejauh ini perang cyber berpotensi
menyebabkan kehilangan secara serius dalam sistem data dan informasi, kegiatan
militer dan gangguan layanan lainnya, cyber warfare berarti dapat menimbulkan
seperti risiko bencana di seluruh dunia.
2.1 Metode penyerangan Cyber Warfare
a. Spionase Cyber
merupakan bentuk aksi pengumpulan informasi bersifat rahasia
dan sensitif dari individu, pesaing, rival, kelompok lain pemerintah
dan musuh baik dibidang militer, politik, maupun ekonomi. metode
yang digunakan dengacn cara eksploitasi secara ilegal melalui
internet, jaringan, perangkat lunak dan atau computer negara lain.
informasi rahasia yang tidak ditangani dengan keamaman menjadi
sasaran untu dicegat dan bahkan diubah.
b. Vandalism
Serangan yang dilakukan sering dimaksudkan untuk merusak
halaman web (Deface), atau menggunakan serangan denial-of-
service yaitu merusak sumberdaya dari komputer lain . Dalam banyak
kasus hal ini dapat dengan mudah dikembalikan. Deface sering dalam
bentuk propaganda. Selain penargetan situs dengan propaganda, pesan
politik dapat didistribusikan melalui internet via email, instant
messges, atau pesan teks.
c. Sabotase
Merupakan kegiatan Militer yang menggunakan komputer dan
satelit untuk mengetahui koordinat lokasi dari peralatan musuh yang
memiliki resiko tinggi jika mengalami gangguan. Sabotase dapat
berupa penyadapan Informasi dan gangguan peralatan komunikasi
sehingga sumber energi, air, bahan bakar, komunikasi, dan
infrastruktur transportasi semua menjadi rentan terhadap gangguan.
Sabotase dapat berupa software berbahaya yang tersembunyi dalam
hardware komputer.
d. Serangan pada jaringan listrik
Bentuk serangan dapat berupa pemadaman jaringan listrik
sehingga bisa mengganggu perekonomian, mengalihkan perhatian
terhadap serangan militer lawan yang berlangsung secara simultan,
atau mengakibat trauma nasional. Serangan dilakukan menggunkan
program sejenis trojaan horse untuk mengendalikan infrastruktur
kelistrikan.
Clarke, R. A., & Knake, R. (2010). Cyber War: The Next Threat to National Security and
What to Do About It. New York: Harper Collins.