Anda di halaman 1dari 38

ENTERIKEUANGAN

IEPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 53/PMK. 010/2012

TENTANG

KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI


DAN PERUSAHAAN REASURANSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan industri


perasuransian nasional dan meningkatkan upaya
perlindungan terhadap tertanggung atau pemegang polis
perlu dilakukan penyempurnaan terhadap ketentuan
mengenai kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi baik yang berbentuk perseroan
terbatas maupun yang berbentuk bukan perseroan
terbatas;

b. bahwa dalam rangka menyempurnakan ketentuan


mengenai kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu dilakukan penyesuaian secara keseluruhan
terhadap Keputusan Menteri Keuangan Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008
dan terhadap Keputusan Menteri Keuangan Nomor
504/KMK.06/2004 tentang Kesehatan Keuangan Bagi
Perusahaan Asuransi yang Berbentuk Badan Hukum
Bukan Perseroan Terbatas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha


Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3467);
IP--
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2 -

2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang


Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3506)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemer!ntah Nomor 81 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 212,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4954);

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003


tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.06/2003


tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG KESEHATAN


KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN
REASURANSI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Perusahaan adalah Perusahaan Asuransi atau Perusahaan


Reasuransi baik yang berbentuk badan hukum perseroan
terbatas maupun bukan perseroan terbatas.

2. Perusahaan Asuransi adalah Perusahaan Asuransi Umum


dan Perusahaan Asuransi Jiwa.

3. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan reasuransi


sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai
usaha perasuransian.

4. Perusahaan Asuransi Umum adalah perusahaan asuransi


kerugian sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
mengenai usaha perasuransian.

5. Perusahaan Asuransi Jiwa adalah perusahaan asuransi


jiwa sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
mengenai usaha perasuransian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
6. Aset Y ang Dipe rken ank an ad al ah kek ay aan y ang
diperken ank an y ang dipe rhitungk an d al am perhitung an
Tingk at Solv abilit as seb ag aim an a dim aksud d al am
pe ratu ran perund ang-und ang an di bid ang pe rasur ansi an.
7. Li abilit as ad al ah kew ajib an seb ag aim an a dim aksud d al am
per atur an perund ang-und ang an di bid ang per asu ransi an.
8. Tingk at Solv abilit as ad al ah selisih ant ar a juml ah Aset
Y ang Dipe rke nank an diku rangi deng an juml ah Li abilit as.
9. Ekuit as ad al ah ekuit as be rd as ark an st and ar akunt ansi
keu ang an y ang berl aku di Indonesi a.
10. Premi Neto ad al ah p remi b ruto diku rangi komisi d an
dikur angi p remi re asur ansi dib ay ar y ang tel ah diku rangi
komisi re asur ansi diterim a.
11. P roduk Asur ansi Y ang Dik aitk an Deng an Invest asi ad al ah
produk asu ransi y ang sel ain memberik an proteksi, jug a
memberik an h asil invest asi y ang meng acu p ad a h asil
invest asi p as ar b aik y ang d n
i y at ak an d al am bentuk unit
m aupun buk an unit.
1 2 . D an a Jamin an ad al ah b agi an d ari aset Perus ah aan y ang
dim aksudk an seb ag ai j amin an te rakhir d al am rangk a
melindungi kepenting an p ar apemeg ang polis.
13. M an ajer Invest asi ad al ah m an ajer invest asi seb ag aim an a
dim aksud d al am und ang u - nd ang mengen ai p as armod al.
14. B ank ad al ah b ank umum seb ag aim an a dim aksud d al am
und ang -und ang mengen ai pe rb ank an.
15 . B ank Kustodi an ad al ah b ank umum y ang tel ah
mend ap atk an perset uju an B ad an Peng aw as P as ar Mod al
d an Lemb ag a Keu ang an untuk bertind ak seb ag ai
kustodi an.
16. Afili asi ad al ah afili asi seb ag aim an a dim aksud d al am
und ang-und ang mengen ai us ah aper asur ansi an.
17. Menteri ad al ah Menteri Keu ang an Republik Indonesi a.

BAB II
TIN GKAT S OL VABILITAS
B agi an Kes atu
Mod al Minimum Berb asis Risiko

P as al 2

( 1) Pe rus ah aan seti ap s aat w ajib memenuhi Tingk at


Solv abilit as p aling rend ah 100% (se ratus pe r ser atus ) d ari
mod al minimum berb asis risiko. /4-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-4 -
(2 ) P er usahaan s etiap tah un wajib m en etapkan targ et Tingkat
S olvabilitas.

(3) Targ et Tingkat S olvabilitas s ebagaimana dimaks ud pa da


ayat (2) paling r en dah 120% (s erat us dua p ul uh p er
s erat us ) dari m adill minim um b erbasis r si ik o.

(4 ) M ent eri dapat m em erintahkan k epa da P er usaha an unt uk


m eningkatkan targ et Tingk at S olvabil ti as s ebagaimana
dimaks udpa da ayat (3) dengan m emp ertimbangkan r si ik o
yang . m ungkin timb ul dari r encana p er ubahan strat egi
dan/ ata up eng embangan bisnis P er usahaan.

(5 ) Dal am hal P er usahaan ti dak dapat m em en uhi p erintah


unt uk m eningkatkan targ et Tingkat S olvabilitas
s ebagaimana dimaks udpa da ayat (4 ) , P er usahaan dilarang
m elaksanakan r encana p er ubahan strat egi dan/ ata u
p eng embangan bisnisnya.

Pas al 3

( 1) M odal minim um b erbasis risik o m er up akan j umlah dana


yang dib ut uhkan unt uk m engantisipasi risik o k er ugian
yang m ungkin timb ul s ebagai akibat dari deviasi dalam
p eng el olaan as et dan Liabilitas.

(2) Risik o k er ugian yang m ungkin timb ul s ebaga i akibat dari


deviasi dalam p eng el olaan as et dan Liabilitas s ebagaimana
dimaks udpa da ayat ( 1) t er diri atas :
a . k egagalan p eng el olaan as et;
b. k eti daks eimbangan antara pr oy eksi ar us as et dan
Liabilitas ;
c. k eti daks eimb angan antara nilai as et dan Liabilitas
dalam s etiap j enis mata uang ;
d. p erb edaan antara b eban klaim yang t erja di dan b eban
klaim yang dip erkirakan;
e. k eti dakc uk upan pr emi akibat p erb edaa ri hasilinv estasi
yang dias umsikan dalam p en etapan pr emi dengan hasil
inv estasi yang dip er ol eh;
f. k eti dakmamp uan pihak r eas ura dur unt uk m em en uhi
k ewajiban m emb ayar klaim ; dan/ ata u .
g. . k egagalan dalam pr os es pr oduksi, k eti dakmamp uan
s umb er daya man usia ata u sist em unt uk b erkin erja
baik, ata ua danya k e
j a dian lain yang m er ugikan.
IlL
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-5 -
(3) D alam hal Perusahaan Asuransi Jiwa memasarkan Produk
Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi, modal
minimum berbasis risiko sebaga m i ana dimaksud pada
ayat (1) wajib ditambah sebesar persentase tertentu dari
dana investasi yang bersumber dari Produk Asuransi Yang
Dika tikan Dengan Investasi.

(4 ) Ketentuan lebih lanjut mengen ai perhitungan jumlah


modal minimum berbasis risiko sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) dan ayat (3 ) dia tur dengan Peraturan Ke tua
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Bagian Kedua
Aset Yang Diperkenankan
Dalam Bentuk Investasi

Pasal 4

( 1) Aset Yang Diperkenankan dalam bentuk investasi harus


ditempatkan dalam jenis :
a. deposito berjangka pada Bank, termasuk deposit on call
dan deposito yang be rjangka waktu kurang dari atau
sama dengan 1 (satu ) bulan;
b. serti ifkat deposito yang tidak dapat diperdagangkan
(non negotiable certificate deposit) pada Bank;
c. saham yang diperdagangkan di bursa e ef k;
d. surat utang korporasi;
e. sukuk korporasi;
f. surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik
Indonesia;
g. surat berharga yang diterbitkan o el h negara selain
Negara Republik Indonesia;
h. surat berha rga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
i. surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga
multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi
s alah satu anggota atau pemegang sahamnya;
j. reksa dana;
k. e ef k beragun aset yang diterbitkan berdasarkan
kontrak investasi kolekti fe ef k beragun aset;
1. dana investasi real estat;
m. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat
di bursa e ef k);
n. bang unan dengan hak strata (strata title) atau tanah
dengan bangunan, untuk investasi; JL
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-6 -
l m ekanism e k erja sama d engan
o. p em biayaan m ela ui
pihak ain
l da alm bentuk p em belian piutang
(refinancing);
p. emas murni; danj atau
q. pinjaman yang dijamin d engan hak tanggungan.

(2) As et Yang Dip erk enankan da a lm ben tuk inv estasi


s ebagaimana . dimaksud pada ayat ( 1) yang dapa t
dit empatkan di u
l ar n eg eri ha rus da am
l j enis :
a. saham yang dip erdagangkan di bursa efek ;
b. surat utang korporasi;
c. sukuk korporasi ;
d. surat berharga yang dit er bitkan o leh n egara s elain
N egara Repu blik Indon esia ;
e. surat berharga yang di ter bitkan ol eh lem baga
mu tl inasiona lyang N egara Repu blik Indon esia m enjadi
sa a
l h satu anggo ta atau pem egang sahamnya;
.f r eksa dana ; dan/ atau
g. p eny ertaan a l ngsung (saham yang tidak t ercatat
di bursa efek) .

Pasal 5

( 1) P enilaian a tas As et Yang Dip erk enankan dalam bentuk


inv estasi s ebagaimana dimaksud da a l m Pasa l 4 ayat ( 1)
harus dilakukan d engan k et entuan s ebagai berikut:
a. d eposito bej
r angka pada Bank, termasuk deposit on call
dan d eposito yang berjangka waktu kurang dari atau
sama d engan 1 (sa tu ) bulan, berdasarkan ni a li
nominal;
b. s er ti if ka t d eposito yang tidak dapa t dip erdagangkan
(non negotiable certificate deposit) pada Bank,
berdasarkan nilai tunai ;
c. saham yang dip erdagangkan di bursa efek,
berdasarkan ni ai l pasar d engan m enggunakan
in of rmasi harga p enutupan t erakhir di bursa efek;
d. sura t utang korporasi, berdasarkan nilai pasar yang
dit etapkan o leh l em baga p eni al ian harga efek yang
t elah m emp ero leh izin dari Badan P engawas Pasar
Moda l dan L em baga Keuangan atau lembaga p eni a l ian
harga efek yang t elah diakui s ecara int ernasional;
e. sukuk korporasi, berdasarkan ni a l i pasar yang
dit etapkan ol eh l em baga p eni al ian harga efek yang
t e!ah m emp ero leh izin dari Badan P engawas Pasar
Moda l dan L em baga Keuangan atau lem baga p eni a l ian
harga efek yang t elah diakui s ecara in ternasiona ;l
MENTERI KEUANGAN
REPUBL/ K INDONESIA
- 7-
f. surat berharga yang diterbitkan oleh Negara Republik
Indonesia, berdasarkan nilai pasar yang ditetapkan
oleh lembaga penilaian harga e ef k yang te a lh
memperoleh izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan atau lembaga penilaian harga e ef k
yang diakui se cara internasional ;
g. surat berharga yang diterbitkan oleh negara selain
Negara Republik Indonesia, berdasarkan nilai pasar
yang dite tapkan o el h le :ri:J.baga penilai an harga e ef k
yang diakui secara internasional ;
h. surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia,
berdasarkan nilai pasar ;
i. surat berharga yang diterbitkan o el h lembaga
multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi
salah satu anggota atau pemegang sahamnya,
berdasar kan nila i pasar y ang ditetapkan oleh lembaga
penilaian harga e ef k yang diakui secara internasional ;
j. reksa dana, berdasarkan nilai aktiva bersih ;
k. e ef k beragun aset yang diterbitkan berdasarkan
kontr ak investasi ko el kti f e e
f k . beragun aset,
berdasarkan nilai pasar ;
1. dana investasi real estat, berdasark an nilai pasar ;
m. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat
di bursa e ef k) , berdasarkan ni a
l i ekuitas ;
n. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah
dengan bangunan, untuk investasi, berdasarkan nilai
yang ditetapkan o el h lembaga penilai yang terda tfar
pada instansi yang berwenang atau Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) da a l m hal tidak dilakukan penilaian oleh
lembaga penilai ;
o. pembi ayaan melalui mekanisme ker a j sama dengan
pihak lain dalam bentuk pembel a in piutang
(refinancing), berdasarkan ni a
l i sisa piutang setelah
dikurangi penyisihan untuk piutang tak tertagih
(net performing loan);
p. emas murni, berdasarkan nilai pasar ; dan/ atau
q. pinjaman yang d ij amin dengan hak tanggungan ,
berdasarkan nilai sisa pinjaman.

(2 ) Ketentuan mengenai penilaian atas Aset Yang


Diperkenankan dalam bentuk investasi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1) dapat diubah dengan Peraturan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan hanya da a l m rangka untuk mengantisipasi
ketidakwajaran pasar keuangan dan diberlakukan dalam
j angka waktu terbata s. IL
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Pasa l6

( 1) Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan da a l m bentuk


investasi berupa surat utang korporasi dan sukuk
korporasi sebaga m i ana dimaksud da a
l m Pasa l 4 ayat ( 1)
huru f d dan h uru f e harus pa ilng kurang memi ilki
per n
i gkat BBB atau yang setara dari perusahaan
pemeringkat e ef k yang te lah mempero el h izin dari Badan
Pengawas Pasar Moda ldan Le mbaga Keuangan.
(2) Penempatan atas Aset Y ang Diperkenankan da a l m bentuk
investasi be rupa surat berharga yang diterbitkan o el h
el mbaga mu tl inasiona l yang Negara Repub ilk Indonesia
menjadi sa al h satu anggota atau pemeg ang sahamnya
sebagaimana dimaksud da a l m Pasa l 4 ayat (1) hur uf i
harus memenuhi ketentuan sebagai berik ut :
a . pa ilng kurang memi ilki peringkat BBB atau yang
setara dari perusahaan pemeringkat e ef k yang diakui
secara internasional;
b. dijua lme a
l ui
l penawara n umum; dan
c. in of rmasi mengenai transaksinya dapat diakses
di Indonesia.
(3) Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan da a l m bentuk
investasi berupa reksa dana sebagaimana dimaksud da a lm
Pasa l 4 ayat ( 1) huru f j , harus mem enuhi ketentuan
sebaga iberikut :
a. te a
l h mendapat pe myataan e ef kti f dari Badan
Pengawas Pasar Moda ldan Lembaga Keuangan; dan
b. di a
l kukan me al u
l i penawaran umum sebagaimana
diatur da a
lm peraturan perundang-undangan
di bidang pasar moda l.
( 4) Da al m ha l penempatan atas Aset Yang Diperkenankan
da a
l m bentuk investasi berupa reksa dana sebagaimana
dimaksud da a l m Pasa l 4 ayat ( 1) huru f j da a
l m bentuk
kontrak investasi ko el kti f penyertaan terbatas, reksa dana
penyertaan terbatas tersebut harus memi ilk i underlying
berupa e ef k yang diperdagangkan di bursa e ef k.
(5) Penempatan atas Aset Yang Diperkenankan da a l m bentuk
investasi berupa e ef k beragun aset yang diterbitkan
berdasarkan kontrak investasi ko el kti f e ef k beragun aset
dan dana investasi rea l estat sebaga m i ana dimaksud
da a
l m Pas al 4 ayat (1) huru f k dan huru f 1 harus
memenuhi ketentuan sebaga iberikut :
jl_
MENTERI KEUANGAN
REP.UBLIK INDONESIA
- 9-
a. telah me ndapat per nyataa n e ef kti f dari Bada n
Pe ngawas Pasar Modal da nLembaga Keua nga n;
b. pali ng kur ang memiliki peri ngkat BBB atau ya ng setara
dari perusahaa n pemeri ngkat e ef k ya ng tel ah
memperoleh i zi n dari Bada n Pe ngawas Pasar Modal
da nLembaga Keua nga n; da n
c. dilakuka n melalui pe nawara n umum sebagaima na
diat ur dalam pera tura n peru nda ng-u nda nga n
di bida ng pasar modal.

(6) Pe nempata natas Aset Ya ng Diperke na nka n dalam be ntuk


i nvestasi berupa ba ngu na n de nga nhak strata (strata title)
atau ta nah de nga n ba ng una n, u ntuk i nves tasi,
sebagaima na dimaksud dalam Pasal 4 ayat ( 1) huru f n
harus meme nuhi kete ntua nsebagai berikut:
a. dimiliki da ndikuasai oleh Perusahaa nya ng dibuktika n
de nga n bukti kepemilika n atas nama Perusahaa n dari
i nsta nsi ya ng ber we na ng;
b. member k i a n pe nghasila n sewa da n pe nghasila n
lai nnya melalui tra nsaksi ya ng didasarka n pada harga
pasar y ;mg berlaku; da n
c. tidak ditempatka n pada ba ngu na n de nga n hak strata
(strata title) atau ta nah de nga nba ngu na nya ng seda ng
diag unka n, dalam se ngketa, atau diblokir pihak lai n.

(7) Pe nempat an atas Aset Ya ng Diperke na nka n dalam be ntuk


i nvestasi ber upa pembiayaa n melal ui meka nisme ke rja
sama de nga n pihak lai n dalam be ntuk pembelia n piuta ng
(refinancing) sebagaima na dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
hur uf o ha nya dapat dil akuka natas piuta ng ya ng dimiliki
perusahaa n pembiayaa n da n/ atau Ba nk de nga n
kete ntua nsebaga iberikut :
a. merupaka n perusahaa n pembiayaa n ya ng tel ah
memperoleh i zin usaha dari Me nteri da n/ atau Ba nk
ya ng telah memperoleh i zi nusaha dari .P m
i p ina nBa nk
I ndo nesia ;
b. merupaka n perusa haa n pembiayaa n da n/ atau Ba nk
ya ng tidak tera filiasi de nga nPer usahaa n;
c. perusahaa n pembiayaa n da n/ atau Ba nk dimaksud
tidak seda ng dike nai sa nksi admi nis rt ati f berupa
pembatasa n kegiata nusaha atau pembekua n kegiata n
usaha oleh Me nteri atau Pimpi na n Ba nk I ndo nesia
pada saat dimulai nya kerja sama; da n
iL
,

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
d. meme nuhi kete ntua n ti ngkat kesehata n keua nga n
berdasarka nperatura nperu nda ng-u nda nga ndi b d
i a ng
pembiayaa n da n/ atau perba nka n, pada saat
dimulai nya kerja sama.
(8) Pe nempata n atas Aset Ya ng Diperke na nka n dalam be ntuk
i nvestasi berupa emas mur ni sebagaima na dimaksud
dalam Pasal 4ayat ( 1) huru f p harus meme nuhi kete ntua n
sebagai berikut :
a. meme nuhi persyarata nspes ifikasi ya ng ditetapka noleh
bursa komodit i ya ng telah memperoleh izi n dar i
insta nsi ya ng ber we na ng; da n
b . dis mi pa n di Ba nk Kustodia n komod tii ya ng memiliki
ke rja sama de nga n bursa komoditi sebag aima na
dimaksud dalam huru fa.

( 9) Pe nempata n atas Aset Ya ng Diperke na nka n dalam be ntuk


i nvestasi berupa pi njama n ya ng dijami n de nga n hak
ta nggu nga nsebagaima na dimaksud dalam Pasal 4ayat (1 )
huru f q harus meme nuhi k ete ntua nsebagai ber k
i ut :
a. pi njama ntersebut diberika nkepada perora nga n;
b. pi njama n tersebut dijami n de nga n hak ta nggu nga n
pertama;
c. pi njama n tersebut d liakuka n sesuai de nga n kete ntua n
peratura nperu nda ng-u nda nga n;
d. serti fikat hak atas ta nah ya ng telah dibubuhi catata n
pembeba na n hak ta ng gu nga n disimpa n oleh
Perusahaa n; da n
e. besar nya setiap p injama n pali ng ti nggi 75% (tujuh
puluh lima per seratus) dari nila ijami na nya ng terkecil
dia ntara nilai ya ng ditetapka n oleh lembaga pe nila i
ya ng terda tf ar pada i nsta nsi ya ng ber we na ng da n Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) .

Pasal 7

( 1) Pe nempata n atas Aset Ya ng Diperke na nka n dalam be ntuk


i nvestasi d i luar negeri berupa saham ya ng
diperdaga ngka n d i bursa e ef k sebagaima na dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2) huru fa harus meme nuhi kete ntua n
sebaga iber k
i ut:
a. termasuk dalam kategor i saham ya ng akti f
dpi erdaga ngka n pada bursa e ef k di tempat saham
tersebut dicatatka n berdasarka n kriteria ya ng
ditetapka noleh bursa e ef k d m
i aksud; da n
b. i nformas i me nge na i emite n da n tra nsaksi saham
tersebut dapat di akses di I ndo nesia. /11...
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
(2) Penempa a t n a tas Ase tYang Diperkenank an dalam ben u tk
inves a
t si di luar negeri be rupa sura t u tang korporasi,
sukuk korporasi , dan sura tberharga yang di terbi tkan oleh
negara selain Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 aya t (2) huru f b , huru f c, dan
huru fd harus memenuhi ke ten u t an sebagai beriku t:
a. paling kurang memiliki peringka tBBB a at u yang se tara
dari perusahaan pemeringka t e ef k yang diakui secara
in et rnasio nal;
b. d ijual melalui penawaran umum; dan
c. in of rmasi mengenai rt ansa ksinya dapa t diakses
di Indonesia.
(3) Penempa tan a tas Ase tYang Diperkenankan dalam ben u tk
inves tasi di luar negeri berupa reksa dana sebagaimana
dima ksud dalam Pasal 4 aya t (2) hu ru f f harus memenuhi
ke e
tn ut an sebagai beriku t:
a. di e
t rbi k
t an oleh manajer inves tasi di luar negeri yang
memiliki hubungan A i f liasi dengan Manajer Inves a t si
di Indonesia yang memperoleh i zin dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; dan
b. dica ta tkan di bursa e ef k di nega ra e
t mpa t manajer
inves tasi dimaksud berdomisili.

Pasal 8

(1) Penempa tan a tas Ase tYang Diperkenankan dalam ben u tk


inves tasi berupa saham yang diperdagangkan di bursa
e ef k , sura t u tang korporasi , dan sukuk korporasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 aya t (2) huru f a,
huru fb, dan huru fc yang diperdagangkan di bursa e ef k di
dalam negeri maupun di luar l).egeri dan emi tennya
merupakan badan hukum asing, dika e t gorikan sebagai
inves tasi di h.iar negeri.

(2) Penempa a t n a tas Ase tYang Diperkenankan dalam ben u tk


inves a
t si be rupa sura t u tang yang di et rbi tkan di luar
negeri oleh badan hukum Indonesia melalui badan hukum
asing yang khusus didirikan dalam rangka penerbi tan
sura t u tang dimaksud, dika tegorikan sebagai inves a t si
dalam negeri.
(3) Penempa a t n a tas Ase tYang Diper kenanka n dalam ben utk
inves tasi berupa sura t berharga yang di terbi k t an oleh
lembaga mul itnasional yang Nega ra Republik Indonesia
menjadi salah sa u t . anggo ta a tau pemegang sahamnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 aya t ( 1 ) huru fi dan
Pasal 4 aya t (2) huru f e yang berdenominasi rupiah ,
dika tegorikan sebagai inves tasi dalam negeri.
/IL
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK IND()NESIA
- 12 -
Pasal 9

( 1) Pembatasa n atas Aset Ya ng D p i erke na nka n dalam be ntuk


investas i sebaga mi a na d m
i aksud dalam Pasal 4 adalah
sebaga iber k i ut:
a. investas i berupa depos tio berja ngka termasuk deposit
on call da ndepos tio ya ng be rja ngka waktu kura ng dar i
atau sama de nga n 1 (satu) bula n da n sert ifikat
depos ti o ya ng t d i ak dapat d p i erdaga ngka n (non
negotiable certificate deposit) pada Ba nk, u ntuk set aip
Ba nk pal ing t ingg i 15% (l m
i a belas per seratus) dar i
jumlah invest as i;
b. investas iberupa saham y ang d p i erdaga ngka n d ibursa
e ef k, u ntuk set a
i p em ti e n pal ing t ingg i 10% (sepuluh
per seratus) dar i jumlah investas i d an seluruh nya
pal ing ti ngg i 40% (empat pu u l h per seratus) dar i
jumlah investas ;i
c. investas i berupa sura t uta ng korporas ,i sukuk
korporas ,i da n surat berharga ya ng d tierb ti ka n oleh
lembaga mult inas oi nal ya ng Negara Republ k i I ndo nes a
i
me njad i salah satu a nggota atau pemega ng saham nya,
u ntuk set a i p em ti e n pal ing t ingg i 1 5% (l m
i a belas per
seratus) d ar i jumlah investas i da n seluruh nya pal ing
t ingg i 50% (l m i a puluh per seratus) dar i jumlah
investas ;i
d. investas i berupa surat berharga ya ng d ti erb ti ka n oleh
negara sela in Negara Republ k i I ndo nes a
i u ntuk set a
ip
pe nerb ti pal ing t ingg i 10% (sepuluh per seratus) dar i
jumlah investas ;i
e. investas i berupa reksa da na, u ntuk set a i p Ma najer
ll).vestas ipal ing ti ngg i 15% (l m
i a belas per seratus) dar i
jumlah investas i d an seluruh nya pal ing t ingg i 50%
(l m
i a puluh per seratus) dar ijumlah investas ;i
.f investas i berupa e ef k beragu n aset ya ng d tierb tika n
berdasarka n ko ntrak investas i kolekt if e ef k beragu n
aset u ntuk set ai p Ma najer I nvestas i p al ing ti ngg i 10%
(sepuluh per seratus) dar i jumlah investas i da n
seluruh nya pal ing t ingg i 20% (dua puluh per seratus)
dar ijumlah investas ;i
g. investas iberupa da na investas ireal estat , u ntuk set a
ip
Ma najer I nvestas i pal ing t ingg i 10% (sepuluh per
seratus) dar i jumlah n i vestas i da n seluruh nya pal ing
ti ngg i 20% (dua p uluh per seratus) dar i jumlah
investas ;i 1/L

- - -- - - -------
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
h. investas i berupa pe nyertaa n la ngsu ng (saham ya ng
tdi ak tercatat d i bursa e ef k) , seluruh nya pal ing t ingg i
1 0% (sepuluh per seratus) d ar ijumlah investas ;i
.i investas i berupa ba ng una n de nga n hak strata (strata
title) atau ta nah de nga n ba ngu na n, u ntuk investas i,
seluruh nya pal ing t ingg i 10% (sepuluh per seratus)
dar ijumlah investas ;i
J. investas iberupa pemb a i yaa nmelalu i meka nisme kerja
sama de nga n p hak i la in dalam be ntuk pembel a i n
p uta
i ng (refinancing) u ntuk set aip p hi ak pal ing t ingg i
1 0% (sepuluh per seratus) dar i jumlah investas i d an
selu ruh nya pal ing t ingg i 20% (dua puluh per seratus)
dar ijumlah investas ;i
k. investas i berupa emas mur ni seluruh nya pal ing t ingg i
1 0% (sepuluh per seratus) dar i jumlah investas ;i
da njatau
I. investas i berupa p injama n ya ng d ijam in de nga n hak
ta ngg unga n, selur uh nya pal ing t ingg i 1 0% (sepu u
lh
per seratus) dar ijumlah investas .i

( 2) Pe nempata n atas Aset Ya ng D perke


i na nka n dalam be ntuk
investas i sebaga m
i a na d m
i aksud pada ayat (1) huru f b ,
huru f c, da nhuru fe , jumlah seluruh nya pal ing t ingg i80%
(delapa npuluh per seratus) dar ijumlah investas .i

(3) Dalam hal pe nempata n atas Aset Ya ng D p i erke na nka n


dalam be ntuk investas i sebaga m i a na d mi aksud pada
ayat (1) huru f b, huru f c , huru f d, huru f e , da n huru f h
d liakuk anpada instrume n investas i d iluar neger i, jumlah
seluruh nya pal ing t ingg i 20% (dua puluh per seratus) dar i
jumlah investas i.

Pasal 1 0

(1) Jumlah seluruh investas i Perusahaa n ya ng d ti empatka n


pada p h i ak ya ng terafil a
i s i de nga n Perusahaa n pal ing
t ingg i 10% (sepuluh per seratus) dar ijumlah investas .i

( 2) Je nis investas i Perusahaa n ya ng d tiempatka n pada p h i ak


ya ng tera fil a
i s i sebaga m
i a na d m
i aksud pada ayat (1) t d
i ak
termasuk pe nyertaa nla ngsu ng (saham ya ng t d i ak tercatat
pada bursa e ef k) .

(3) Jumlah seluruh investas i Perusahaa n ya ng d tiempatka n


pada satu p h i ak ya ng tera fil a i s i namu n satu p h i ak
tersebut t d
i ak tera fil a
i s i de nga n Perusahaa n, pal ing t ingg i
20% (dua puluh per seratus) dar ijumlah investas .i
1/L
,

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESI,A.
- 14 -
(4) Satu piha k ya ng tida k terafiliasi de nga n Perusahaa n
sebagaima na dima ksud pada ayat (3) adalah se kelompo k
perusahaa nya ng memili ki hubu nga n afiliasi satu de nga n
ya ng lai n.
(5) Piha k sebagaima na dima ksud pada ayat ( 1 ) da n ayat (4)
termasu k pula piha k ya ng bai k secara se ndiri maupu n
bersama mempu nyai hubu nga n Afiliasi da n/ atau
hubu nga nhu kum lai nnya de nga npiha klai nyaitu :
a. hubu nga n keluarga kare na per kawi na n da n keturu na n
sampai derajat kedua bai k secara horizo ntal maupu n
verti kal ;
b . hubu nga n a ntara piha k de nga n pegawai satu ti ng kat
di bawah dire ksi , a nggota dire ksi , atau a nggota dewa n
komisaris dari piha ktersebut;
c . hubu nga n a ntara 2 (dua ) perusaha an atau lebih
di tna na terdapat satu atau lebih a nggota dire ksi atau
a nggota dewa n komisaris ya ng sama; da n/ atau
d . hubu nga n a ntara pe tusahaa n de nga n pemega ng
saham utama.

(6) Hubu nga n A if liasi da njatau hubu nga n hu kum lai nnya
de nga n piha k lai n sebagaima na dima ksud pada ayat (5)
tida k termasu k hubu nga n kare na kepemili ka n atau
pe nyertaa nmodal oleh Negara Republi kI ndo nesia.

Pasal 1 1

Jumlah i nvestasi ya ng digu na ka n sebagai dasar perhitu nga n


pembatasa n atas Aset Ya ng Diper ke na nka n dal ain be ntu k
i nvestasi sebagaima na dima ksud dalam Pasal 9 , Pasal 1 0
ayat ( 1 ) da nayat (3) merupa ka n nilai seluruh be ntu ki nvestasi
sebagaima na dima ksud dalam Pasal 4 per ta nggal lapora n
pos s1 1 keua nga n ya ng pe nilaia nnya didasar ka n pada
kete ntua nsebagaima na dima ksud dalam Pasal 5 .

Bagia nKetiga
Aset Ya ng Diper ke na nka n
Dalam Be ntu kBu ka nI nvestasi

Pasal 12

Aset Ya ng Diper ke na nka n dalam be ntu k bu ka n i nvestasi


harus dalam je nis :
a. kas da nba nk;
b. tagiha npremi pe nutupa nla ngsu ng, termasu ktagiha n
premi koasura nsi ya ng me njadi bagia nPerusahaa n;
\

MENTER! KEUAi'!GAN
REPUBLIK INGQESIA
- 15 -
c. tagihan klaim koasuransi ;
d. tagihan reasuransi ;
e. tagihan investasi ;
f. tagihan hasil investasi ;
g. pinj aman polis ; danj atau
h. bangunan dengan ha k strata (strata title) atau tanah
dengan bang linan, untu kdipa kai sendiri.

Pasal 13

Peni al ian atas Aset Yang Diper kenan kan da a


l m bentu kbu kan
investasi sebagaimana dima ksud dalam Pasal 12 harus
dila ku kan dengan ketentuan sebagai beri kut:
a. kas dan ban k, berdasar kan nilai nominal, dengan
ketentuan kas dan ban k di u
l ar negeri yang
diper kenan kan seluruhnya paling tinggi 1% (satu per
seratus) dari E kuitas period e be ljalan ;
b. tagihan premi penutupan langsung termasu k tagihan
premi koasuransi yang menjadi bagian Perusahaan,
berdasar kan nilai sisa tagihan dengan umur tagihan
paling lama 2 (dua) bulan dihitung seja ktanggal :
1) pertanggungan dimulai bagi polis dengan
pembayaran premi tunggal ; atau
2) jatuh tempo pembayaran premi bagi polis dengan
pembayaran premi ci cilan.
c. tagihan klaim koasuransi , berdasar kan nilai sisa tagihan
dengan umur tagihan paling lama 2 (dua) bulan dihitung
seja ktanggal pembayaran klaim kepada tertanggung ;
d. tagihan reasuransi , berdasar kan nilai sisa tagihan dengan
umur tagihan paling lama 2 (dua) bulan dihitung sej a k
tanggal jatuh tempo pembayaran ;
e. tagihan investasi, berdasar kan ni a
l i tagihan dengan umur
tagihan paling lama 1 (satu) bulan dihitung seja k tanggal
jatuh tempo pembayaran ;
f. tagihan hasil investasi , berdas ar kan nilai sisa tagihan
dengan umur tagihan paling lama 1 (satu) bulan dihitung
seja ktanggal jatuh tempo pembay aran ;
g. pinjaman polis, berdasar kan nilai sisa pinjam an dengan
besarnya pinjaman polis paling tinggi 80% (delapan puluh
per seratus) dari nilai tunai polis yang bersang kutan ;
dan/ atau IJ_
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONES!A
- 1 6-
h. bangunan dengan hak s tra a t (strata title) a tau tanah
dengan bangunan , yang dipakai sen diri, ber dasarkan nilai
yang di te tapkan oleh le mbaga penilai yang ter da f tar pa da
ins tansi yang ber wenang a tau ber dasarkan Nilai Jual
Objek Paj ak (NJOP) dala m hal it dak dilakukan penilaian
oleh le mbaga pe nilai dengan nilai seluruhn ya paling itnggi
1 5% (li ma belas per sera u t s) dari Ekui tas perio de
be tjalan.

Bagian Kee mpa t


S ta u
t s Ase tYang Diperkenankan

Pa sal 1 4

Ase t Yang Diperkenankan dala m ben u tk inves tasi


sebagai mana di maksu d dala m Pasal 4 dan Ase t Yang
Diperkenankan dala m ben u t k bukan inves tasi sebagai mana
di maksu d dala mPasa 11 2 harus :
a. di miliki dan dikuasai oleh Perusahaan, yang dibuk itkan
dengan buk it kepe milikan a tas na ma Perusahaan dari
ins tansi yang ber wenang;
b. it dak dala msengke a
t;
c. ti dak se dang dija dikan ja minan; dan
d. it dak se dang diblokir oleh pihak yang ber wenang .

Bagian Keli ma
Liabili tas

Pasa 1 1 5

Liabili tas yang diperhi tungkan dala m perhi u t ngan Tingka t


Solvabili at s wajib melipu it se mua Liabili tas Perusahaan,
ter masuk ca dangan e
t knis.

Pasa 11 6

( 1 ) Liabili tas dala m ben u


t k ca dangan teknis sebagai mana
di maksu d dala mPasal 1 5 melipu it :
a. ca dangan pre mi untuk pro duk yang berjangka wak u t
lebih dari 1 (sa ut ) tahun yang s yara t dan kon disi
polisn ya it dak dapa t diperbaharui ke mbali (non
renewable) pa da setiap ulang tahun poli s;
b. ca dangan a tas pre mi yang belu m merupakan
pen dapa tan un u t k pro duk yang berjangka wak tu
sa mpai dengan 1 (sa u t) at hun a tau berjangka wak u t
lebih dari 1 (satu) a t hun yang s yara t dan kon disi
polisn ya dapa t diperb aharui ke mbali (renewable) pa da
se itap ulang tahun polis; 1/L
c

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
c. ca dangan aku mulasi dana untuk pro duk atau bagian
dari pro duk yang me mberikan man af at berupa
aku mulasi dana ; dan
d. ca dangan klai m.

(2) Pe mbentukan ca dangan pre mi sebag aimana di maksu d


pa da a yat (1) huru f a wajib me mperhitungkan peneri maan
dan pengeluaran yang dapat te rja di di masa yang akan

datang dengan menggunak an asu msi esti masi sentral


dita mbah dengan ma rjin risiko.

(3) Pe mbentukan ca dangan atas pre mi yang belu m


merupakan pen dapatan sebagai mana di maksu d pa da a yat
(1) huru f b wajib me mperhitungkan ca dangan atas seluruh
risiko yang belu m dijalani (unexpired risk reserve)
ter masuk ca dangan atas risiko bencana (catastrophic
reserve).

(4) Ca dangan aku mulasi dan a sebagai mana di maksu d pa da


a yat (1) huru f c merupakan ca dangan aku mulasi dana
pro duk yang digaransi.

(5) Ca dangan klai m sebag aimana di maksu d pa da a yat ( 1)


huru f d meliputi ca dangan klai m dala m proses
pen yelesaian dan ca dangan klai m yang su dah terja di
na mun belu m dilaporkan (incurred but not reported atau
IBNR).

Pasal 1 7

( 1) Penilaian terha dap Liabilitas dala m bentuk ca dangan


teknis sebagai mana di maksu d dala m Pasal 1 6 a yat ( 1 )
wajib dilakukan oleh aktuaris Perusahaan.

(2) Penilaian terha dap Liabilitas dala m bentuk ca dangan


teknis sebagai mana di maksu d pa da a yat (1) bagi
Perusahaan Asuransi U mu m dapat dilakukan oleh
aktuaris dari perusahaan konsultan aktu aria yang ti dak
tera filiasi dengan Perusahaan paling la mbat sa mpa i
dengan tanggal 3 1 Dese mber 2014.

Pasal 18

(1) Dala m hal dite mukan keti dakwajaran ca dangan teknis


atau bagian dari ca dangan teknis yang dibentuk oleh
Perusahaan, Ketua Ba dan Pengawas Pasar Mo dal dan
Le mbaga Keuangan dapat : 1/J-.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
a. me minta Perusahaan untuk me a 1 kukan valuasi ul ang
atas ju mlah ca dangan teknis atau atas bagian dari
ca dangan teknis yang dianggap ti dak wajar; atau
b. me minta dilakukan penelaahan (review) atas ca dangan
teknis atau atas bagian dari ca dang an teknis tersebut
oleh pihak in depen den atas beban Perusahaan.

(2) Perusahaan wajib menunjuk pihak in depen den paling


la ma 1 (satu) bulan setelah per mintaan untuk dilakukan
penelaahan (review) sebagai mana di maksu d pa da a yat ( 1 )
huru fb.

Pasal 1 9

Ketentuan lebih lanjut mengenai pe mbentukan ca dangan


teknis sebagai mana di maksu d dala m Pasal 1 6 diatur dengan
Peraturan Ketua Ba dan Pengawas Pasar Mo dal dan Le mbaga
Keuangan.

Bagian Keen am
Pinja man Sub or dinasi

Pasal 20

Dala m rangka perhitungan Tingkat Solvabilitas, pinja man


subor dinasi ti dak diperlakukan sebagai unsur Liabilitas
apabila pinja man tersebut me menuhi ketentuan sebagai
berikut:

a. digunakan untuk me menuhi ketentuan batas Tingkat


Solvabilitas; dan

b. dituangkan dala m perjanjian notariil yang paling kurang


me muat :
1) pe mba yaran pokok pinj aman tersebut han ya dapat
dilakukan apabila ti dak men yebabkan Perusahaan
menja di ti dak dapat me menuhi ketentu an sebagai mana
di maksu d dala mPasal 2 a yat (3);
2) jangka waktu pelunasan pinja man ti dak dibatasi ; dan
3) tingkat bunga yang dijanjikan paling tinggi 1 j 5 (satu
per li ma) dari tingkat suku bunga Bank In donesia pa da
saat ditan datanganin ya perjanjian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 19-
Bagi an K etujuh
K ecukupan Inv estasi

Pasal 2 1

(1) P erusahaan waji b memiliki as et dala m b entuk inv estasi


yang t elah memenuhi k et entuan meng enai j enis , p enilaian,
dan p embatasan As et Yang Dip erk enankan dita mbah As et
Yang Dip erk enankan da a l m b entuk kas dan bank , paling
s edikit s eb esar ju mlah ca dangan t eknis dita mbah
Liabilitas p emba yaran klai m r et ensi s en diri dan Liabilitas
lain k epa da t ertan ggung.
(2) Liabilitas p emba yaran klai m r et ensi s en diri s ebagai mana
di maksu d pa da a yat (1) merupakan Lia bilitas p emba yaran
atas kla im yang t elah dis epakati t etapi b elu m diba yar
dikurangi dengan b eban klai m yang men a j di bag a
i n dari
r easura dur.

BAB III
DUKUNGAN REASURANSI DAN RETENSI SENDIRI

Bagian K esatu
Dukungan R easuransi

Pasal 22

(1) P erusahaan wajib memp erol eh dukungan r easur ansi


oto matis untuk s etiap lini usaha asuransi yang dipasarkan
t er masuk dukungan r easuransi oto matis untuk risiko
b encana (catastrophic risks).
(2) Dukungan r easuransi oto matis s ebagai mana di maksu d
pa da a yat (1) bagi P erusahaan Asur ansi U mu m wajib
dip erol eh paling s edikit dari 2 ( dua) r easura dur di dala m
n eg eri, yang salah satun ya a dalah P erusahaan R easuransi.
(3 ) Dukungan r easuransi oto matis s ebagai mana di maksu d
pa da a yat ( 1 ) bagi P erusahaan Asuransi Jiwa wajib
dip erol eh paling s edikit dari 1 (sat u) P erusahaan
R easuransi di dala mn eg eri.
(4 ) Dala m hal dukungan r easuransi oto matis di dala m n eg eri
s ebagai mana di maksu d pa da a yat (2) dan a yat (3) ti dak
dip erol eh, dukungan r easuransi oto matis dapat dip ero leh
dari r easura dur di luar n eg eri.
(5) Dukungan r easuransi oto matis dari luar n eg en
s ebagai mana di maksu d pa da a yat (4) han ya dapat
dilakukan s et elah P erusahaan ti dak memp erol eh
dukungan r easuransi oto matis dari s eluruh P erusahaan
Reasuransi dala mn eg eri. JL
''

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -

( 6) Dala m hal dukungan re asu ransi oto matis sebagai mana


di maksu d pa da a yat ( 1 ) diperoleh da ri reasu ra du r di lua r
nege ri , Perusahaan wajib me mpe roleh dukungan
reasu ra du r lu ar nege ri yang paling ku rang me miliki
peringkat BBB .atau yang setara da ri perusahaan
pe meringkat yang diakui seca ra inte rnasional.

(7) Dala m hal pe ringkat reasu ra du r di lua r nege ri


sebagai mana di maksu dpa da a yat ( 6) dite rbitkan oleh lebih
da ri satu perusah aan pe me ringkat , pe ringkat yang
digunakan a dalah pe ringkat yang paling ren dah.

(8 ) Perusahaan Asu ransi wajib mela mpi rkan bukti ti dak


dipe rolehn ya dukungan reasu ransi oto mat si di dala m
nege ri sebaga imana di maksu d pa da a yat (4 ) dan bukti
pe ringkat reasu ra du r di luar nege ri sebagai mana
di maksu d pa da a yat ( 6) dala m lapo ran p rog ra m
re asu ransi.

Pasal 23

D ala m hal Perusahaan Reasu ransi menolak me mbe rikan


dukungan reasu ransi oto matis kepa da Pe rusahaan Asu ransi
sebagai mana di maksu d dala m Pasal 22 a yat (2 ) dan a yat (3 ),
Pe rusahaan Reasu ransi di maksu d wajib men ya mpaikan
te mbusan su rat penolakan te rsebut kepa da Ketua Ba dan
Pengawas Pasa r Mo dal dan Le mbaga Keuangan dengan
dilengkapi alasan penolakann ya paling la ma 1 5 (li ma belas )
ha ri setelah tanggal penolakan.

Pasal 24

(1) Dukungan reasu ransi oto matis sebagai mana di maksu d


dala mPasal 22 a yat (1 ) dapat dikecualikan dala mhal :
a. ti dak a da reasu ra du r yang be rs e dia me mbe rikan
dukungan reasu ransi oto matis ka rena ka rakte ristik
risiko yang khusus da ri lini usaha asu ransi;
b. Pe rusahaan akan me mulai me masarkan lini usaha
asu ransi yang b aru;
c. Perusahaan me masa rkan p ro duk asu ransi han ya
untuk me menuhi pe rmintaan pe megang polis atas
paket asu ransi yang ko mp rehensi f dan ti dak
me masa rkan secara te rsen di ri; atau
d. risiko yang dikelola ti dak melebihi kapasitas retensi
sen di ri.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 21 -
(2) P erusahaan w ajib m elam pirkan buk ti p eny ebab tid ak
dip erol eh a tau itdak dip erlukannya dukungan r easuransi
o toma its s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) dalam
laporan program r easuransi.

Pasal 25

( 1) P erusahaan wajib m emp erol eh dukungan r easuransi


af kul ta ti fdala n
i hal :
a. P erusahaan tidak m emp erol eh dukungan r easuransi
o toma tis kar ena alasan s ebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 aya t(1) huru fa sampai d engan huru fc; a tau
b. dukungan r easuransi o toma tis tidak m encukupi un tuk
risiko yang di terima ol eh P erusahaan.

(2) Dukung an r easuransi faku lta it f s ebagaimana dimaksud


pada aya t (1) bagi P erusahaan Asur ansi Umum wajib
dip erol eh paling s ediki t dari 2 (dua) r easuradur di dalam
n eg en.

(3) Dukungan r easuransi a f kul a


t it f s ebagaimana dimaksud
pada aya t ( 1) bagi P erusahaan Asuransi Jiwa wajib
dip ero leh paling s ediki t dari 1 (sa tu) r easuradur di dalam
n eg eri.

(4) Da al m h al dukungan r easuransi af kul ta it fdi dalam n eg eri


s ebagaimana dimaksud pada aya t (2) dan aya t (3) itdak
dip erol eh, dukungan r easuransi fakul ta tif dapa t dip erol eh

dari r easuradur di luar n eg eri.

(5) Dalam hal dukungan r easuransi a f kul ta it f s ebagaimana


dimaksud pada aya t ( 1) dip erol eh dari r easuradur di luar
n eg eri , P erusahaan wajib m emp erol eh dukungan
r easuradur u l ar n eg eri yang pa ilng kurang m emiliki
p eringka t BBB a tau yang s etara dari p erusahaan
p em eringka tyang diakui s ecara in ternasional.

(6) Dalam hal p eringka t r easuradur di luar n eg eri


s ebagaim ana dimaksud pada aya t(5) di terbi kt an o leh lebih
dari sa ut p erusahaan p em eringka t, p eringka t yang
dig unakan adalah p eringka ty ang paling r endah.

Pasa l26

( 1) Da a l m hal dukungan r easuransi o toma tis s ebagaimana


dimaksud da lam Pasal 22 aya t ( 1) dan fa tau dukungan
r easuransi a
f ku lta it f s ebagaimana dimaksud da a lm
Pasal 25 aya t (1) dinilai ol eh K epala Biro P erasuransian,
B adan
. P engawas Pasar Moda l dan L embaga K euangant_
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
dapa t m embahayakan dan/ a tau m emp erburuk kondisi
k es eha tan k euangan P erusahaan a tau dapa t m enjadikan
P erusahaan tidak m elaksanakan u
f ngsi s ebagai
P erusahaan Asuransi a tau s ebagai P erusahaan
R easuransi , K etua Badan P engawas Pasar Modal dan
Lembaga K euang an dapa t m em erin a t hkan P erusahaan
un tuk m engubah program dukungan r easuransi yang
dimilikinya agar l ebih s esuai d engan kondisi P erusahaan,
b erupa :
a. p erubahan r easuransi a f k ul a
t ti f m enjadi r easuransi
o toma tis , a tau s eba ilkny a;
b. p erubahan r easuransi nonproporsional m enjadi
r easuransi proporsional , a tau s ebaliknya ; dan/ a a
tu
c. p erubahan lainnya.

(2) P erusahaan wajib m elaksanakan p erin tah K etua Badan


P engawas Pas ar Modal dan Lembaga K euangan
s ebagaimana dimaksud pada . aya t(1).

Pasa l27

K eten ut an l ebih lanju t m eng enai dukungan r easuransi


o toma its s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan
r easuransi a f kul a
t it f s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
dia ut r d engan P era u t ran K etua Badan P engawas Pasar Modal
dan Lembaga K euangan.

Bagian K edua
R etensi S endiri

Pasal 28

(1) P erusahaan wajib m emiliki r etensi s endiri un u t k s etiap


risiko yang dik elola s esuai d engan ba tas r etensi s endiri
minimum dan ba tas r etensi s endiri maksimum yang
di tetapkan.
(2 ) P en etapan ba tas r etensi s endiri minimum dan ba tas
r etensi s endiri maksim U:m s ebagaimana dimaksud pada
aya t (1) wajib didasarkan pada pro fil risiko dan k erugian
(risk and loss profile) yang dibua t s ecara ter itb, tera u
tr,
r el evan , dan akura t.
(3 ) K eten tuan l ebih lanju t m eng enai ba a
t s r etensi s endiri
s ebagaimana dimaksud pada aya t (1) dan aya t (2 ) dia u tr
d engan P era u
t ran K etua Badan P engawas Pasar Modal dan
Lembaga K euangan. 1/L.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLI K INDONESIA
- 23 -
BAB N
PR ODUK ASURANS IYANG D K
IAT
I KAN
DENGAN NI VESTAS I

Pasal 2 9
(1) P erusahaan Asuransi Jiwa yang m emasarkan Produk
Asuransi Yang Dikai tkan D engan Inv es tasi wajib
m emisahkan penca ta tan dana inv es tasi dan Liabili tas yang
b ersumb er dari Produk Asu ransi Yang Dikai k t an D engan
Inv es tasi d engan as et d an Liabili tas yang b ersumb er dari
produk asuransi jiwa lainnya.
(2 ) As etyang b ersumb er dari Produk Asuransi yang Dikai tkan
D engan n I v es tasi itdak dip erhi u
t ngkan s ebagai As et Yang
Dip erk enankan.

Pasal 30

(1) P en empa tan a tas dana inv es tasi yang b ersumb er dari
Produk Asuransi Yang Dikai k t an D engan nI v es tasi wajib
dilakukan pada :
a. d eposi to b erjangka pada Bank, termasuk deposit on call
da n d eposi to yang b erjangka wak u t kurang dari a tau
sama d engan 1 (sa tu ) bulan;
b. s er itfika t d eposi o
t yang itdak dapa t dip erdagangkan
(non negotiable certificate deposit) pada Bank;
c. saham yang dip erdagangkan di bursa efek;
d. sura tu tang korporasi;
e. sukuk korporasi;
f. sura t b erharga yang di terbi k t an ol eh N egara R epublik
n
I don esia;
g. sura t b erharga yang di terbi k t an ol eh n egara s elain
N egara R epubl k
i n
I don esia ;
h. sura tb erharga yang di terbi k t an ol eh Bank n I don esia;
i. sura t b erh arga yang di terbi k t an ol eh l embaga
multinasional yang N egara R epublik Indon esia m enjadi
salah sa u
t anggo ta a tau p em egang sahamnya;
J. r eksa dana;
k. efek b eragun as et yang di terbi k t an b erdasarkan
kon rt ak inv es tasi kol ek ti f efek b eragun a,s et; dan/ a tau
I. emas murni.

(2 ) Jenis inv es tasi yang b ersumb er dari Produk Asuransi Yang


Dikai tkan D engan n I v es tasi s ebagaimana dimaksud pada
aya t (1 ) wajib dis esuaikan d engan d eskripsi produk yang
dilaporkan k epada M en teri dan yang dijanjikan k epada
c ruon p em egang polis . 1/L
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
Pasal 3 1

P en empa tan a tas dana inv es tasi yang b ersumb er dari Produk
Asuransi Yang Dikai k t an D engan n I v es tasi s ebagaimana
dimaksud dalam Pa sal 30 aya t ( 1) wajib m em enuhi k eten u t an
s ebagaimana dimaksud dalam Pasa 16 dan Pasal 7.

Pasal 32

( 1) P en empa tan inv es tasi di luar n eg eri a tas dana inv es tasi
yang b ersumb er dari Produk Asuransi Yang Dikai k t an
D engan Inv es tasi un tuk masing-masing subdana (fund )
wajib paling itnggi 20% (dua puluh p er s era u t s) dari
b esarnya masing -masing subdana (fund ) .

(2 ) Subdana (fund ) s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1)


m erupakan p eng elompokan Produk Asuransi Yang
Dika itkan D engan n
I v es tasi b erdasarkan s tra tegi
inv es tasinya.

BAB V
TRANSAKS IDER IVAT IF

Pasa l33

(1) P erusahaan dil arang m elakukan transaksi d eriva ti f a tau


m em liiki ins rt um en d eriva ti f, k ecuali :
a. un tuk k ep erluan lindung nilai ; dan
b. dilakukan d engan pihak lain ( counterpart ) yang paling
kurang m emiliki p eringka t BBB a tau yang s etara dari
p er usaha an p em eringka t yang telah m emp erol eh izin
dari Badan P engawas Pasar Modal dan L embaga
K euangan a tau dari p erusahaan p em eringka t yang
diakui s ecara in ternasional.

(2) Transaksi d eriva it f un u t k k ep erluan lindung nilai


s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) huru f a w ajib
m endapa tp ers etujuan dir eksi.

(3) nI s trum en d eriva tif un tuk k ep erluan lindung nilai


s ebagaimana dimaks ud pada aya t( 1) huru fa , b erupa :
a. kon rt ak opsi jual saham a tas saham ya ng dimiliki ;
b. kon rt ak lindung nilai ma ta uang ; dan/ a tau
c. kon rt ak lindung nilai tingka tbunga.
'-

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
Pasal 34

( 1) P erusahaan wajib m elaporkan s etiap transaksi d eriva it f


s ebagaimana dimaksud da a l m Pasal 33 k epada K etua
Badan P engawa s Pasar Modal dan Lembaga K euangan
paling lama 7 ( u
t juh ) hari k erja s e
jak a
t nggal rt ansaksi.

(2 ) Lapor an rt ansaksi d eriva it f s ebagaimana dimaksud pada


aya t( 1) palin g kur ang dilamp ri i d engan :
a. hasil kajian ten a
t ng p erlunya lindung nilai;
b. p erjanjian rt ansaksi d eriva tif;
c. buk it p eringka t pihak lain (counte7part) s ebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 aya t( 1) huru fb; dan
d. buk it p ers ettDUan dir eksi.

BAB VI
DANA JAMINAN

Bagian K esa u
t
P emb en u
t kan Dana Jaminan

Pasa l35

( 1) P erusahaan wajib m emb en u t k Dana Jaminan paling


r endah 20% (dua puluh p ers en ) dari modal s endiri
minimum yang dip ersyara k t an s ebagaimana dimaksud
dalam p era u
t ran p erundang -unda ng an di bida ng
p erasuransian.

(2 ) Jumlah Dana Jaminan s ebagaimana dimaksud pada aya t


( 1) wajib dis esuaikan d engan p erk emba ngan volum eusaha
P erusahaan d engan k eten u t an s ebagai b eriku t:
a. bagi P erus ahaan Asuransi Jiwa wajib m emb en u tk
Dana Jaminan s eb esar 2% (dua p er s era u t s ) dari
cadangan pr emi un u t k Produk Asuransi Yang
Dikai tkan D engan Inv es tasi di a
t mba h 5% (lima p er
s era u
t s ) dari cadangan pr emi un tuk produk s elain
Produk Asuransi Yang Dikai tkan D eng an Inv es at si dan
cadangan a tas pr emi yang b elum m erupakan
p endapa tan.
b. bagi P erusahaan Asuransi Umum d an P erusahaan
R easuransi wajib m emb en u t k Dana Jaminan s eb esar
1% (sa u
t p er s era tus ) dari Pr emi N eto di tambah 0 ,2 5%
(nol koma dua lima p er s era u t s ) dari pr emi r easuransi.
It-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
(3) Dalam hal Dana Jaminan s ebagaimana dimaksud pada
aya t ( 1) l ebih b esar daripada jumlah Dana Jaminan
s ebagaimana dimaksud pada aya t (2), Dana Jaminan
ters ebu t wajib dib en tuk s e jumlah Dana Jaminan
s ebag aim ana dimaksud pada aya t(1) .

(4) D alam hal jum a


l h Dana Jaminan s ebagaimana dim aksud
pada aya t ( 1) sama d engan a tau l ebih k ecil daripada
jumlah Dan a Jaminan s ebagaimana dimaksud pada aya t
(2), Dana Jaminan ters ebu twajib dib en u
tkse
jumlah Dana
Jaminan s ebagaimana dimaksud pada aya t(2) .

Pasa l36

(1) Jumlah cad angan pr emi termasuk cadangan a tas pr em 1


yang b elum m erupakan p endapa tan s ebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 5 aya t (2) huru fa s er ta Pr emi N eto
dan pr emi r easuransi s ebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 aya t (2) huru f b, dip erol eh dari laporan k euangan
p er 3 1 D es emb er terakhir yang telah diaudi t ol eh audi tor
ind ep end en.

(2) Dalam hal Dana Jaminan kurang daripada jum a lh


s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 aya t ( 1) a tau
aya t(2), P erus ahaan wajib m enambah Dana Jaminan yang
dimilikinya pa ilng a l ma 5 (lima) hari k erja s etelah tanggal
30 April at hun b erjalan.

(3) Da a
l m ha l Dana Jaminan y ang telah dimiliki l ebih b esar
daripada jumlah s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 5
aya t ( 1) dan aya t (2), P erusahaan dapa t m engurangi Dana
Jaminan yang dimil k i inya s etelah terl ebih dahulu
m endapa t p ers etujuan dari K etua Badan P engawas Pasar
Modal dan Lembaga K euangan.

(4) Dana Jaminan s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 5


aya t( 1) dan aya t(2) wajib di tempa tkan dalam j enis:
a. d eposi o
t , d engan p erpanjangan o tom atis pada Bank
yang bukan m erupakan A filiasi dari P erusahaan ;
danja tau
b. sura t b erharga yang di terbi k
t an ol eh N egara R epublik
Indon esia, yang pada saa t p en empa a t n s ebagai Dana
Jaminan m emiliki sisa jangka wak u t sampai d engan
ja u
t h tempo paling singka t 1(sa ut ) tahun.
MENTEAIKEUANGAN
AEPUBUK INDONESIA
- 27 -
Bagian kedua
P ena tausahaan Dana Jaminan

Pasal 37

( 1) S eluruh Dana Ja:minan wajib di ta tausahakan pada Bank


Kus to dian.

(2) Bank Kus to dian s ebagaimana dimaksud pada aya t (1)


bukan m erup akan Afiliasi dari P erusahaan , k ecuali

hubungan A ifliasi ters ebu t terjadi kar ena k ep emilikan a tau


p eny er taan modal N egara R epublik Indon esia.

Pasal 38

P ena a
t usahaan Dana Jaminan pada Bank Kus o t dian
s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 aya t ( 1) wajib
didasarkan pada p erjanjian an a t ra P erusahaan dan Bank
Kus todian yang paling kurang m emua t:

a. p end el egasian a tau p emb erian kuasa ol eh P erusahaan


k epada Bank Kus todian un tuk m encairkan,
m emindahkan, a tau m eny erahkan Dana Jaminan s etelah
m emp erol eh p ers etujuan M en teri a tau p ejaba t yang
m endapa tp end el egasian;

b. k ewajiban Bank Kus todian un u t k m en empa k


t an dana
yang dip erol eh dari p encairan Dana Jamin an dalam
b en u
t k sura t b erharga yang di terbi tkan ol eh N egara
R epublik Indon esia yang telah ja u t h tempo k e dalam
b en u
t k d eposi to b erjangka 1 (sa u
t ) bulan pada Bank a tas
nama P erusahaan, da a l m h al P erusahaan b elum
m elakukan p enggan itan Dana Jaminan yang telah ja u th
tempo dimaksud;

c. k eten ut an bahwa Bank Kus todi an itdak dapa t .


m enjalankan ins rt uksi dari P erusahaan maupun pihak
lain un tuk m elakukan p encairan, p emindahan, dan
p eny erahan d eposi to a tau sura tb erharga yang di terbi k
t an
ol eh N egara R epublik Indon esia yang digunakan s ebagai
Dana Jaminan k ecua il telah m endapa t p ers etujuan
M en teri a tau p e
jaba tyang m endapa tp end el egasian; dan

d. k eten u
t an bahwa Bank Kus to dian wajib .m enyampaikan
laporan bulanan p ena a t usahaan Dana Jaminan yang
dimiliki ol eh P erusahaan k epada K etua Badan P engawas
Pasar Modal dan Lembaga K euangan u.p. K epala Biro
P erasuransian paling lamba t a t nggal 1 5 bulan b eriku n
t ya
yang paling kurang m emua t:
1/L
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
1) nama Pe i:usaha an pemilik Dana Jaminan;
2 ) jenis Dana Jaminan;
3 ) nomor bilye tdan Bank penerbi tun u
t k deposi to ;
4) seri dari sura t berharga yang di terbi k
t an oleh Negara
Republik Indonesia;
5) nilai nominal Dana Jaminan; dan
6) tanggal ja u
t h tempo.

Bagian Ke tiga
Perubahan Dana Jaminan

Pasal 3 9

(1 ) Pemben ut kan a tau penambahan Dana Jaminan dapa t


dilakukan dengan ke ten u
t an sebagai beriku t:
a. penempa tan baru deposi to dan/ a tau sura t berharga
yang di terb itkan oleh Negara Republik Indonesia

sebagai Dana Jaminan;

b. penempa a
t n deposi to yang semula bukan Dana
Jaminan menjadi Dana Jaminan; dan/ a tau
c. penempa tan sura t berharga yang di terbi tkan o el h
Negara Repub ilk Indonesia yang semula bukan Dana
Jaminan menjadi Dana Jaminan.

(2 ) Perusahaan dapa t melakukan penggan tian Dana Jaminan


dengan ke e
t n tuan sebagai beriku t:
a. dari deposi to menjadi sura t berharga y ang di terbi k
t an
oleh Negara Republik Indonesia a tau sebaliknya;
b. meng ubah jangka wak u
t deposi to pada Bank;
c. mengubah Bank e
t mpa t penempa tan deposi to ;
dan/a tau
d. menukarkan sura t berharga y ang di terbi tkan oleh
Negara Republik Indonesia dengan sura tberharga yang
di e
t rbi k
t an o el h Negara Republik Indonesia lainnya.

(3 ) Dalam ha lPerusahaan akan melak ukan penggan tian Dana


Jaminan sebagaimana dimaksud pada aya t (2 ) ,
Perusahaan wajib menempa tkan ter el bi h dahulu Dana
Jaminan penggan it paling sediki t sebesar nilai Dana
Jaminan yang akan digan ti.
ME NTERIK E
REPUBUK IN
-29-
(4) Dalam hal terdapa t Dana Jaminan dalam b en u t k sura t
b erharga yang di terbi tkan ol eh N egara R epublik n I don esia
yang akan ja u t h tempo , P erusahaan wajib m en empa tkan
terl ebih dahulu Dana Jaminan baru paling s ediki ts eb esar
nilai sura tb erhar ga yang di terbi k t an ol eh N egara R epublik
n
I don esia yang akan ja u t h tempo dimaksud , paling lama
1 (sa u t ) hari s eb elum tanggal ja u
t h tempo.

Pasal 40

(1) M en teri dapa t m em erin tahkan P erusahaan un tuk


m enambah jumlah Dana Jaminan pal n i g tinggi s eb esar
jumlah cadangan teknis , dalam hal :
a. P erusahaan itdak dapa t m em enuhi k eten u t an
m eng enai Tingka t Solvabili tas dan s edang dik enai
sanksi p emba tasan k egia tan usaha; a tau
b. P erusahaan m emiliki Tingka t Solvabili tas kurang dari
40% ( empa tpuluh p er s era ut s) .

(2) P erusahaan wajib m enambah juml ah Dana Jaminan


s ebagaimana dimaksud pada aya t (1) paling lama 1 (sa ut)
bulan s e
j ak dip erin a
t hkan un tuk m en ambah jumlah Dana
Jaminan.

BAB VII
PELAP ORAN

Bagian K esa u
t
P enyusunan Lapo ran

Pasal 4 1

( 1 ) P erusahaan wajib m enyusun :


a. laporan k euangan a t hunan nonkonsolidasi un u
tk
p eriod e 1 Januari sampai d engan 3 1 D es emb er
b erdasarkan s tandar akun a t nsi k euangan yang
b erlak udi n
I don esia ;
b. laporan k euangan a t hunan nonkonsolidasi un tuk
p eriod e 1 Januari sampai d engan 3 1 D es emb er
b erdasarkan p era ut ran p erundang-undangan di
bidang p erasuransian;
c. laporan k euangan rt iwulanan nonk onsolidasi yang
b erakhir pada 3 1 Mar et, 30 Juni, 30 S ep temb er , dan
3 1 D es emb er b erdasa rkan p era tur an p erundang
undangan di bidang p erasuransian;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
.
- 30 -
d. laporan program r easuransi un u
t k k egia tan tahun
b erjalan;
e. a
l poran Dana Jaminan s ecara rt iw ulanan yang
b erakhir pada 3 1 Mar et, 30 Juni, 30 S ep temb er, dan
3 1D es emb er; dan
f. laporan ak ut aris tahunan un ut k p eriod e 1 Januari
sampai d engan 3 1D es emb er.
(2} Dalam ha lP eiusahaan Asurahsi Jiwa m emasarkan Produk
Asuransi Yang Dikai k t an D engan Inv es tasi, laporan
s ebagaimana dimaksud pada aya t (1} wajib di tambah
d engan:
a. laporan dana inv es tasi a tas Produk Asur ansi Yang
Dikai kt an D engan Inv es tasi s ecara at hunan un tuk
p eriod e 1Januari sampai d engan 3 1 D es emb er;
b. laporan dana inv es tasi a tas Produk Asuransi Yang
Dikai tkan D engan nI v es tasi s ecara rt iwu a
l nan yang
b erakhir pada 3 1 Mar et, 30 Juni, 30 S ep temb er, dan
3 1 D es emb er.

(3} Laporan k euangan tahunan s ebagaim ana dimaksud pada


aya t (1} huru f a dan aya t (2} huru f a wajib diaudi t ol eh
audi tor ind ep end en.

(4} Laporan k euangan tahunan s ebagaimana dimaksud pada


aya t (1} huru f b wajib m endapa t p ernya taan audi tor
ind ep end en m eng enai k es esuaian laporan dimaksud
d engan p era turan p erundang-undangan di bidang
p erasuransiari..

(5} Bagi P erusahaan yang m eny el enggarakan s ebagian


usahanya d engan prinsip syariah, laporan s ebagaimana
dimaksud pada aya t (1} huruf b sampai d engan huru f e
tidak termasuk laporan yang terkai t d engan uni t syariah
dari P erusahaan dimaksud.

(6} Laporan ak ut aris s ebagaimana dimaksud pada aya t (1}


huruf f m erupakan laporan yang m enggambarkan
p erkiraan k emampuan P erusahaan un tuk m em enuhi
k ewajibannya di masa d epan.

(7} Laporan s ebagaimana dimaksud pada aya t (1} huru f f


harus di tanda tangani ol eh ak u
t aris P erusa:haan.
(8} Bagi P erusahaan Asuransi Umum, p enanda a t nganan
laporan s ebagaimana dimaksud pada aya t (7} dapa t
di a
l kukan ol eh akt uaris dari p erusahaan konsul tan
ak ut aria yang itdak terafi ilasi d engan P erusahaan paling
lama un u t k laporan ak u
t aris tahun 20 14.
'

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -

(9) Laporan ak u t aris tahunan s ebagaimana dimaksud pada


aya t ( 1) huru f f wajib di telaah (di- r evi ew ) dan dinilai
k ewajaran p enyajiannya o leh ak u t aris dari p erusahaan
konsul tan ak u t aria yang itdak terafiliasi d engan
p erusahaan paling kurang 1 (sa tu ) k ali da a l m 3 ( itga )
tahun.

( 10) K eten u
t an m eng enai b en tuk s er ta susunan laporan
s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) huru f b sampai
d engan huru f f dia u
t r d engan P era u
t ran K etua Badan
P engawas Pasar Modal dan Lembaga K euangan.

Pasal 42

Da al m laporan s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 1


aya t ( 1) , s etiap as et dan Liabili a
t s da a
l m sa u
t an ma ta uang
asing wajib disajikan dalam ma ta uang rupiah b erdasarkan
nilai kurs tengah yang di tetapkan ol eh Bank n I don esia pada
tanggal laporan.

Bagian K edua
P eng umuman Laporan

Pasa l43

(1) P erusahaan wajib m eng umumkan ringkasan a a


t s laporan
k euangan a t hunan yang telah diaudi t s ebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 1 aya t (3 ) dan aya t (4 ) pada
w ebsit e P erusahaan p aling lamba t a
t nggal 30 April tahun
b eriku tnya.

(2 ) P erusahaan wajib m eng umumkan a l poran k euangan


rt iwulanan s ebagaimima dimaksud dalam Pasal 4 1 aya t( 1)
huru f c pada w ebsite P erusahaan paling lama 1 (sa u t )
bulan s etelah b erakhirnya rt iwu a
l n yang b ersangku tan.

(3 ) Jangka wak u t p engumuman s ebagaimana dimaksud pada


aya t ( 1) dan aya t (2 ) wajib dilakuk an sampai d engan
terbi tnya laporan a t hunan a tau laporan rt iwulanan
b eriku tnya.

(4 ) K eten ut an m eng enai b en ut k s er ta susunan ringkasan a tas


laporan k euangan tahunan s ebagaimana d . imaksud pada
aya t (1) dan aya t(2 ) dia u
t r d engan P era turan K etua Badan
P engawas Pasar Moda ldan Lembaga K euangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -
Pasal 44

Dalam hal terdapa tbagian yang p erlu dikor eksi da a l m laporan


yang telah diumumkan s ebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 aya t ( 1 ) dan aya t (2 ), P erusahaan wajib m engor eksi
laporan ters ebu t dan m engumumkan k embali pada website
P erusahaan.

Pasal 45

(1 ) P erusahaan wajib m engumumkan ringkasan a tas laporan


k euangan tahunan yang telah diaudi t s ebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 1 aya t (3 ) dan aya t (4 ) paling
s ediki tpada 1 (sa ut ) sura tkabar hari an di n
I don esia yang
m emiliki p er edaran nasional paling lamba t tanggal 30 April
a
t hun b eriku tnya.

(2 ) Buk ti p engumuman s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1 )


wajib disampaikan k epada K epa a l Biro P erasuransian ,
Badan P engawas Pasar Modal dan L embaga K euangan
paling l amba t a
t nggal 30 April.

(3 ) Da al m hal tanggal 30 April adalah hari libur , ba tas akhir


p enyampaian buk it p engumuman s ebagaimana dimaksud
pada aya t (2 ) adalah hari k erja p er tama s etelah tanggal
30 April dimaksud.

(4 ) K eten u
t an m eng enai b en ut k s er ta susunan ringkasan a tas
laponi.n k euangan tahunan s ebagaimana dimaksud pada
aya t (1 ) dia u
t r d engan P era u
t ran K etua Badan P engawas
Pasar Modal dan L embaga K euangan.

Bagian K etiga
P enyampaian Laporan

Pasal 46

(1 ) P erusahaan wajib m enyampaikan :


a. laporan s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 1
aya t ( 1 ) huru f a, huru f b , dan huru f f paling lamba t
tanggal 30 April tahun b eriku n t ya;
b. laporan s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 1
aya t ( 1 ) huru f c dan huru f epaling lama 1 (sa u
t ) bulan
s etelah b erakhirnya rt iwulan yang b ersangku tan; dan
c. laporan program r easuransi s ebagaimana dimaksud
d alam Pasal 4 1 aya t (1 ) huru f d paling lamba t tanggal
1 5 Januari tahun b eriku n t ya,
k epada M en teri. /L
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 33 -
(2 ) Laporan s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) huru f a dan
huru f b wajib dil engkapi d engan sura t p ernya taan dir eksi
yang m enya a t kan b er tanggung j awab a tas k eb enaran
laporan yang disampaikan.

(3 ) Dalam hal ba tas wak u t terakhir p enyampaian laporan


s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) adalah hari libur,
ba tas akhir p enyampaian laporan adalah hari k erja
p er tama s etelah ba tas wak u
t t erakhir dimaksud.

BAB VIII
RENCANA PENYEHATAN KEUANGAN
Pasal 47
P erusahaan yang itdak m em enuhi targ et Tingka t Solvabili tas
minimum s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 aya t(3 ) :
a. wajib m enyampaikan r encana p eny eha a
t n k euangan; dan
b. dilarang m embagikan divid en a tau m emb erikan imbalan
dalam b en tuk apapun k epada p em egang saham.

Pasal 48

Dalam hal Tingka t Solvabili tas P erusahaan kurang dari 40%


( empa tpuluh p er s era u
t s ), P erusahaan:
a. d k
i enakan sanksi p eringa a
t n p er tama dan terakhir;
b. wajib m enyampaikan r encana p eny eha a
tn k euangan;
danj a tau
c. dilarang m embagikan divid en a tau m emb erikan imbalan
dalam b en u
t k apapun k epada p em egang saham.

Pasal 4 9

(1) R encana p eny eha tan k euangan s ebagaimana dimaksud


dalam Pasal 47 huru f a wajib disampaikan k epada M en teri
paling lama 1 (sa u t ) bulan s ejak kondisi k euangan
P erusahaan itdak m em enuhi kri teria s ebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 aya t(3 ).

(2) R encana p eny eha tan k euangan s ebagaimana dimaksud


pada aya t ( 1), paling kurang m emua t langkah p eny eha tan
k euangan yang dis er tai d engan jangka wak u t ter ten tu
yang dibu tuhkan un u t k m em enuhi k eten tuan targ et
Tingka t Solvabili a t s minimum s ebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 aya t(3 ). 1/L
MENTER! KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
- 34 -
(3) Langkah p eny eha tan k euangan s ebaga m i ana d mi aksud
pada aya t (2 ) , p al n
i g kurang m emua t r encana tindak
s ebaga ib er k
i u t:
a. r es rt uk u
t risas ias etdan/ a a
tu L a
i b li itas;
b. p enambahan modal d si etor;
c . p emb er a
i n pinjaman subord n
i as ;i
d. p en n i gka tan a
t r ifpr em ;i
e. p enga lihan s ebag a in a tau
s eluruh por to of l oi
p er tanggungan; dan/ a tau
f. p e nggabungan badan usaha.

(4) R encana p eny eha tan k euangan s ebaga m i ana d mi aksud


pada aya t ( 1) harus d itanda a
t ngan i ol eh s eluruh d ri eks i
dan d ewan kom si aris .

(5 ) R encana p eny eha a t n k euangan s ebaga m i ana d m i aksud


pada aya t ( 1) harus terl eb h i dahulu d si etqj u i ol eh rapa t
umum p em egang saham da a l m ha l r encana p eny eha tan
dm i aksud m emua t r encana tindak p enambahan modal
d si etor a tau r encana tindak p enggabungan badan usaha.

(6 ) R encana p eny eha tan k euangan s ebaga m i ana d m i aksud


pada aya t (1) waj b i m emp erol eh p ernya a
t an tidak
k eb era tan dar iM en teri.

(7) Dalam ha l r encana p eny eha tan k euangan s ebaga m i ana


dmi aksud pada aya t (2 ) d ni lia i M en ter i tidak cukup un utk
m enga at si p ermasalahan , P erusahaan waj b i m elakukan
p erbaikan a tas r encana p eny eha tan k euangan ters ebu t.

(8 ) M en teri m emb erikan p ernya a t an tid ak k eb era tan a tas


r encana p eny eha a t n k euangan yang d si ampa k i an ol eh
P erusahaan d engan m emp erha tikan kond si ip ermasalahan
yang d h i adap i ol eh P erusahaan pal n i g lama 14 ( empa t
b elas ) hari k erja terh itung s e j ak tanggal d iter m
i anya
r encana p eny eha at n k euangan s ecara l engkap.

(9 ) Apab lai da al m jangka wak u t s ebaga mi ana d mi aksud pada


aya t (8 ) M en ter i tidak m emb er kani p ernya taan itdak
k eb era tan a tau tanggapan, P erusahaan dapa t
m elaksanakan r encana p eny eha tan k e
u angan
s ebagaimana dimaksud pada aya t( 1) .

Pasal 50

(1) P erusahaan waj bi m enyampa kan


i k epada M en ter i laporan
p elaksanaan r encana p eny eha a
t n k euangan dan laporan
k euangan bulanan pal n i g lamba t tanggal 15 bulan
b er k
iunt ya.
1/J..,
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 35 -
(2 ) Dalam hal a t nggal 15 . ada a
l h hari libur , ba tas akhir
p enyampaian laporan p elaksanaan r encana p eny eha tan
s ebagaimana dimaksud pada aya t ( 1) adalah hari k erja
p er tama s etelah at nggal 15.

Pasal 5 1

( 1) Dalam hal P erusahaan m emp erkirakan Tingka t


Solvabili tas P erusahaan itdak akan terp enuhi dalam
jangka wak u t s ebagaimana telah di tetapkan di dalam
r encana p eny eha a t n k euangan, P erusahaan dapa t
m elakukan p erubahan a tas r encana p eny eha tan
k euangan.

(2 ) P erubahan a tas r encana p eny eha tan k euangan


s ebagaimana dimaksud pada aya t( 1) wajib terl ebih dahulu
m emp erol eh p ernya taan itdak k eb era a
t n dari M en teri.

(3 ) M en teri m emb erikan p ernya taan tid ak k eb era a t n a tas


p erubahan r encana p eny eha a tn k euangan yang
disampaikan ol eh P erusahaan. paling lama 14 ( empa t
b elas ) hari k erja terhi u
t ng s e j ak at nggal di terimanya
p erubahan r encana p eny eha at n k euangan s ecara l engkap.

(4 ) Apabi a l dalam jangka wak u t s ebagaimana dimaksud pada


aya t (3) M en teri itdak m emb erikan p ernya taan itdak
k eb era tan a tau tanggapan, P erusahaan dapa t
m elaksanakan p erubahan r encana p eny eha tan k euangan
s ebagaimana dimaksud pada aya t( 1) .

Pasal 52

M en teri dapa t m em erin a


t hkan k epada P erusahaan un utk
m elakukan p emindahan s ebagian a tau s eluruh por o t o
f lio
p er tanggungan k epada P erusahaan lain, dalam hal :
a. P erusahaan itdak dapa t m em enuhi k eten u t an m eng enai
Tingka t Solvabili tas s ebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
aya t ( 1) dan s edang dik enai sanksi p emba tasan k egia a
tn
usaha; a tau
b. P erusahaan m emiliki Tingka t Solvabili tas kurang dari 40%
( empa t puluh p er s era u
t s ) dan s edang dik ena i sanksi
p eringa tan. 1/l-
MENTERI KEUANGAN
REUBLIK INDONESIA
- 36 -
BAB IX
LARANGAN

Pasal 53

(1) Perusahaan dilarang mengembalikan pinjaman


subordinasi atau membayar dividen kepada pemegang
saham apabila hal tersebut akan menyebabkan tidak
terpenuhinya. ketentuan target Tingkat Solvabilitas
minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) .

(2) Perusahaan dilarang membayar dividen kepada pemegang


saham apabila hal tersebut akan menyebabkan
berkurangnya jumlah modal sendiri di bawah ketentuan
modal sendiri yang dipersyaratkan.
(3) Perusahaan dilarang melakukan segala bentuk pengalihan
aset kepada pemegang saham atau pihak terafiliasi dengan
Perusahaan kecuali melalui transaksi yang wajar
(ann's length transaction).

Pasal 54

( 1 ) Perusahaan dilarang menempatkan:


a. investasi pada pihak yang terafiliasi dengan
Perusahaan melebihi batasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1);
b. investasi pada satu pihak yang terafiliasi namun satu
pihak tersebut tidak terafiliasi dengan Perusahaan
melebihi batasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 0 ayat (3); dan
c. investasi di luar negeri atas dana investasi yang
bersumber dari Produk Asuransi Yang Dikaitkan
Dengan Investasi melebihi batasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat ( 1 ) .
(2) Dalam hal jumlah investasi melebihi batasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disebabkan adanya kenaikan nilai
investasi tersebut, Perusahaan wajib menyesuaikan
kembali jumlah investasi sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (3) serta
Pasal 32 ayat ( 1 ) dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan sejak diketahui adanya kenaikan nilai investasi
dimaksud.

Pasal 55

(1) Perusahaan dilarang memiliki investasi di luar negeri,


kecuali dalam jenis investasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2). 1/l.._
MENTER I KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-37 -
(2) Perusahaan dilarang menempatkan investasi di luar negeri
melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah
investasi.

(3) Dalam hal jumlah investasi di luar negeri melebihi batasan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disebabkan
adanya kenaikan nilai investasi tersebut, Perusahaan
wajib menyesuaikan kembali jumlah investasi sesuai
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak diketahui
adanya kenaikan nilai investasi dimaksud.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Pasal 2 1 , Pasal 22, Pasal 28, dan Pasal 3 1 Keputusan
Menteri Keuangan Nomor. 422/KMK.06/2003 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06J2003
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 1 58/PMK. 0 1 0/2008;


c. Pasal 18 Keputusan Menteri Keuangan Nomor
426/ KMK.06j2003 tentang . Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi; dan
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 504/KMK.06/2004
tentang Kesehatan Keuangan bagi Perusahaan Asuransi
yang Berbentuk Badan Hukum Bukan Perseroan Terbatas,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 57
( 1 ) Peraturan Menteri ini tidak berlaku bagi Perusahaan yang
menyelenggarakan seluruh usahanya dengan prinsip
syariah atau bagi unit syariah dari Perusahaan yang
menyelenggarakan sebagian usahanya dengan prinsip
syariah.

(2) Ketentuan kesehatan keuangan bagi Perusahaan yang


menyelenggarakan seluruh usahanya dengan prinsip
syariah atau bagi unit syariah dari Perusahaan yang
menyelenggarakan sebagian usahanya dengan prinsip
syariah diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 38 -
Pasal 58

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari


20 13.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerin tahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempa at nnya
dalam Berita Negara Republik n
I donesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Apri1 2 0 1 2
MENTER! KEUANGAN,
ttd.
AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 3 April 20 12
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSlA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2 0 1 2 NOMOR 375
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO UMUM

Anda mungkin juga menyukai