DISUSUN OLEH
041311333207
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang sesuai dengan
UndangUndangRINo.17Tahun2003tentangKeuanganNegaradalamPasal11
menyebutkan bahwa Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan
bukan pajak, dan hibah.Jadipajakmerupakansalahsatukomponenpentingdalam
penerimaan kasnegara.KarenaitusetiaptahunPemerintah Indonesiamenaikkan
target penerimaan pajak agar dapat melakukan pembiayaan pebangunan negeri
ini.Perbandingan Pendapatan Pajak dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
yangtermasukpendapatandalamnegeridapatdilihatdigambarbawahini
2
diketahui pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak ingin penerimaan pajak yang
besar. Sedangkan dari pihak wajib pajak dalam arti perusahaan ingin membayar pajak
seringan mungkin.Hal ini lumrah karena sebagai perusahaan yang berorientasi pada
keuntungan,perusahaan harus mengeluarkan biaya seminimal mungkin yang salah
satunya adalah biaya pajak. Strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
meminimalkan biaya pajak salah satunya perencanaan pajak (tax planning).
Persoalan tentang penghindaran pajak ini nampak agak rumit disebabkan oleh
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak melanggar aturan koridor
hukum perpajakan yang berlaku, tetapi di satu sisi hal ini dapat mengurangi
pendapatan negara dari sektor pajak. Para pegawai pajak sudah berusaha semaksimal
mungkin agar para wajib pajak tidak masuk ke dalam celah ambiguitas peraturan
perpajakan, sehingga resiko yang diakibatkan seperti denda yang harus dibayarkan
3
lebih besar dari beban pajak yang seharusnya tidak terjadi karena akan membuat citra
perusahaan malu apabila di publikasikan di khalayak umum.
4
Karena, jumlah penerimaan negara dari pajak sangat besar maka pemerintah
harus memiliki masukan dan informasi yang dapat dipakai untuk membuat regulasi
dan peraturan perpajakan yang dapat mencegah perusahaan untuk melakukan
penghindaran pajak. Masyarakat juga membutuhkan suatu standar agar dapat
mengetahui dari kepatuhan perusahaan dalam membayar pajak, karena pajak adalah
indikator pembangunan nasional. Masyarakat juga berhak menilai dan menjadikan
referensi untuk berkonsumsi atau berinvestasi terhadap suatu perusahaan. Oleh karena
itu meskipun penghindaran pajak tidak dilarang di peraturan perpajakan tetapi
reputasi dari suatu perusahaan itu sendiri dapat dinilai oleh masyarakat dan salah satu
indikatornya adalah kepatuhan membayar pajak.
5
Dengan semakin banyaknya komisaris independen diharapkan dapat mengawasi
pihak eksekutif dan juga mereduksi masalah agensi. Hasil yang diperoleh dengan
tingkat presentase komisaris independen dengan tax avoidance hasilnya juga
beragam. Dalam pengujian yang dilakukan oleh Lanis dan Richardson (2011), mereka
menyimpulkan bahwa semakin tinggi proporsi jumlah anggota dari luar lingkup
perusahaan pada jajaran dewan komisaris maka tax aggressiveness yang dilakukan
oleh perusahaan akan cenderung berkurang. Namun demikian, hasil pengujian yang
berbeda didapatkan oleh Timothy (2010), bahwa persentase anggota dewan komisaris
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat penghindaran pajak.
Penghidaran pajak juga dapat disebabkan oleh kepentingan yang dimililki oleh
pemegang saham. Kepentingan ini dapat dilihat dari dua sisi , yaitu kepentingan
mayoritas dan kepentingan minoritas . Dan penelitian yang meneliti kepemilikan
perusahaan dan penghindaran pajak juga cenderung memiliki hasil yang berbeda.
Perbedaan kepentingan masing masing para pemilik modal perusahaan juga harus
diketahui tujuannya. Demikian dengan kepemilikan eksekutif agar bisa menyesuaikan
kepentingan pemilik saham dan manajemen, hal ini akan menambah motivasi
manajemen untuk meningkatkan kinerja dan melakukan efesiensi dalam perusahaan
menurut Irawan dan Farahmita (2012)
6
perusahaan dalam menentukan strategi perpajakannya dengan contoh tax avoidance.
Dengan sampel perusahaan yang memasuki kategori LQ 45 Bursa Efek Indonesia.
1.2RumusanMasalah
1.3TujuanPenelitian
1. Untukmenganalisispengaruhcorporategovernanceyangdiproksikandengan
presentasedewankomisarisindependenterhadaptaxavoidance
2. Untukmenganalisispengaruhcorporategovernanceyangdiproksikandengan
kepemilikaninstitusionalterhadaptaxavoidance
3. Untukmenganalisispengaruhcorporategovernanceyangdiproksikandengan
komiteauditterhadaptaxavoidance
4. Untukmenganalisispengaruhcorporategovernanceyangdiproksikandengan
presentasedewankomisarisindependen,kepemilikaninstutisionaldankomite
auditterhadaptaxavoidance
7
2. Akademisi : Jadi bahan referensi dan juga agar dapat dikembangkan lagi buat
penelitiannya berikutnya di perusahaan perusahaan sejenis.
8
9